PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data komponen kimia (Air dan Udara) dalam penyusunan amdal Oleh : Ambo Upe.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Air baku air minum Pawitasari Fransisca
Advertisements

PEMANTAUAN LINGKUNGAN
PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS AIR
Kebutuhan, kualitas, dan pencemaran air
AIR BUANGAN DAN KESEHATAN
Manajemen Kualitas Air
KARAKTERISTIK LIMBAH GAS DAN PARTIKEL
Litosfir Litosfer ,diambil dari bahasa Yunani, yaitu lythos, yang berarti batuan, dan sphere, yang berarti lapisan. Secara definisi litosfer adalah lapisan.
Oksigen Terlarut Kelompok 2 : Aisyah Ayu N Antania Hanjani
Teknologi pengolahan limbah
Pengelompokkan Limbah Berdasarkan:
LIMBAH IPA Created by : Franki Nova H, ST.
SANITASI BAHAN BAKU DAN BAHAN PEMBANTU
DAMPAK PADA KUALITAS UDARA
Air: perpaduan 2 atom H dan 1 atom O  H2O
PENGOLAHAN TERPADU LIMBAH CAIR INTEGRATED WASTEWATER TREATMENT
Pengaruh DO dan mekanisme pencemaran air
Penyediaan air bersih kedalam bangunan
PERATURAN PERUNDANGAN & KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL AIR PERMUKAAN DAN PERPIPAAN
PENCEMARAN LIMBAH PADAT DAN SAMPAH
Pelayanan Publik pada PDAM Tirta Mayang Jambi
Memahami isi PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Rekayasa pengolahan limbah
Eko Suhartono Bag. Kimia/Biokimia Fak. Kedokteran UNLAM
Ekologi dan Analisis Sumberdaya alam
PENGELOLAAN AIR LIMBAH INDUSTRI
DIAGRAM ALIR PROSES INDUSTRI
BOD (Biological Oxygen Demand)
1 Pertemuan > > Matakuliah: >/ > Tahun: > Versi: >
Bahan Pencemar Air Senyawa organik dan senyawa anorganik yang terdapat dalam air dapat menyebabkan pencemaran air minum, meskipun untuk keperluan industri.
Toksikologi Lingkungan
Penanganan limbah Limbah :
Ekologi dan Analisis Sumberdaya alam
KONSEP DASAR PENGOLAHAN LIMBAH
Sanitasi bahan baku dan bahan pembantu
Penggolongan sumber air berdasarkan asal:
PENCEMARAN DAN PENGENDALIAN
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
PENGOLAHAN AIR LIMBAH MENGANDUNG LOGAM BERAT
SEPTIA PRISTI RAHMAH, SKM UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL
AIR – H2O Jagat raya – tidak mungkin ada kehidupan tanpa air
Merkuria Karyantina,SP.,MP.
Air Buangan / limbah dan kesehatan
AIR BUANGAN DAN KESEHATAN
KONSEP DASAR PENGOLAHAN LIMBAH
JENIS DAN KARAKTERISTIK LIMBAH
Ferry Kriswandana, SST. MT.
KOLAM STABILISASI.
Pengamatan Air Larian Tambang (Run Off Water Monitoring) study Kasus Settling Pond Pit 3 Pada PT. Tanjung Alam Jaya Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar.
Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara
Save water supply Fungsi air: Pemakaian domestik Pemakaian industri
Universitas Indo Global Mandiri
Pencemaran Laut Dan Pesisir “Limbah Industri Tahu” Di susun oleh: Mansur Rumata , Juni, 2016.
SUMBER-SUMBER AIR MINUM
Pemeriksaan Kualitas kimia Air PERTEMUAN 9 Nayla Kamilia Fithri
Perencanaan dan Strategi Pengolahan Air Minum dan Air Bersih
AIR LIMBAH KARAKTERISASI Departemen Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya.
SANITASI BAHAN BAKU DAN BAHAN PEMBANTU
FATMA MAHARANI, S.Si.  Air adalah senyawa kimia dengan rumus molekul H 2 O dimana 1 atom O mengikat 2 atom H  Manfaat bagi Manusia memerlukan air berkualitas.
PENGELOLAAN KUALITAS AIR
(SANITASI, HIGIENIS, DAN
PENCEMARAN AIR & UDARA.
Perencanaan Pengambilan Sampel Lingkungan
TUGAS PERANCANGAN IPAL RIVALDI SIDABUTAR / PENGOLAHAN AIR LIMBAH/LUMPUR DENGAN PROSES DIGESTASI ANAEROBIK.
KELOMPOK 3 PENCEMARAN AIR. AMANDA NADIA PUTRI ATHAYA NADA SALSABILA DIAH AYU NASTITI HEFIN FEBRIANTARI MOHAMMAD HIBBAN F.
PEMCEMARA N LINGKUNGA N. Perhatikan gambar dibawah ini.
PARAMETER KUALITAS LINGKUNGAN
PENCEMARAN AIR Ir. Moh Sholichin, MT.
1. BOD (Biochemical Oxygen Demand) BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan.
Transcript presentasi:

PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data komponen kimia (Air dan Udara) dalam penyusunan amdal Oleh : Ambo Upe

Pendahuluan AIR - Merupakan salah satu kebutuhan primer berbagai aspek kehidupan - Sebagai Pelarut, baik senyawa organik maupun anorganik - Media tempat berkembangnya berbagai penyebab penyakit - Kebutuhan Industri dan Pertanian

Lanjutan Kebutuhan air : Tahun 2000 naik 32,7 % dibanding thn 1980 (4.899 x 106 m3), terbesar di Jawa & Madura (3.164 x 106 m3) Kebutuhan air irigasi : Meningkat 57,5 % (tahun2000) dibanding pada tahun 1980 (24.206,3 x 106 m3), terbesar di Jawa dan Madura (8.767,6 x 106 m3) Kebutuhan untuk Industri : Meningkat 70,1 % (2000) dibanding pd tahun 1980 (143,7 x 106 m3) Kondisi aliran air permukaan di Indonesia adalah 2.881.292 106 m3/tahun, aliran yang tersedia rata-rata sebesar 25 -35 % dari jumlah total (702.824 x 106 m3)

Klasifikasi Peruntukan Air Upaya peruntukan disesuaikan dengan rencana pendayagunaan air Klasifikasi mutu air ditetapkan 4 bgn : 1. Kelas I 2. Kelas II 3. Kelas III 4. Kelas IV

Air baku untuk diolah menjadi air minum Prasarana/sarana rekreasi Lanjutan Kelas I : Air baku untuk diolah menjadi air minum Prasarana/sarana rekreasi Pembudidayaan ikan dan peternakan dan atau Irigasi dan atau setara Kelas II : Prasarana/Sarana rekreasi Kelas III : Kelas IV:

Indikator Pencemaran Air BOD, COD Nitrat, Nitrit atau Amonia Warna, bau zat padat tersuspensi, zat padat terlarut, kekeruhan, ikan mati, pertumbuhan tanaman lambat Kandungan logam berat dan anion Parameter baku mutu ditetapkan berdasarkan : PP 82 thn 2001 ttg Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kepmen LH No : Kep-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Industri MenKes RI Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 ttg Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air

Beberapa Parameter yang Berkaitan dengan Baku Mutu Kualitas Air BOD (Biochemical Oxygen Demand) : “Kebutuhan Oksigen Biokimia” dinyatakan sebagai jumlah oksigen yg dibutuhkan oleh bakteri aerobik untuk menguraikan bahan organik dalam air secara biokimia Nilai BOD yg tinggi menunjukkan kemungkinan: - Adanya material dalam air yang bersifat racun, - Banyaknya material organik di perairan atau - Hanya disebabkan oleh pH air yg tidak cocok bagi mikroba

Lanjutan COD (Chemical Oxygen Demand) : Kebutuhan Oksigen Kimia. Menentukan ukuran kekuatan pencemaran dari air limbah domestik dan industri. COD dapat diketahui dengan mengukur oksigen yang dibutuhkan di air untuk mengoksidasi zat-zat organik dan anorganik. Oksigen Terlarut : Banyak berperan dalam tata kehidupan biota air dan pembenahan aerobik terutama dalam proses pembenahan limbah secara bioligis. Nitrat, Nitrit dan Amonia : Bila senyawa ini ditemukan di perairan menujukkan bahwa air tsb telah dicemari oleh bahan organik protein dan bahan buangan industri. Nitrit dalam air merupakan bahan kimia yg beracun.

- Sampah unsur radioaktif - Logam berat - Bahan Organik beracun Lanjutan Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3) : Secara garis besar bahan B-3 yg merusak lingkungan : - Sampah unsur radioaktif - Logam berat - Bahan Organik beracun - Bahan berbahaya dan beracun lainnya Selain itu bahan B-3 yang dapat mencemari sungai : - Arsen - Selenium - Fluorida - Barium - Perak - Sulfida - Kadmium - Tembaga - Seng - Kromium - Besi - Timah hitam - Sianida

Tabel Hasil Tinjauan Kualitas Air Limbah dari 10 Jenis Industri BOD, mg/l COD, mg/l Nitrit, mg/l Mie 5,71 131,34 3,70 Minyak 9,52 715,00 0,20 Roti 16,50 54,94 - Tahu 367,20 671,80 Minuman beralkohol 624,00 1198,00 Baja dan seng 10,35 138,46 Plastik 1,36 133,00 Kulit 788,00 835,46 Kertas 163,20 272,70

Tabel Aktivitas Pengolahan Limbah Cair pada Setiap Tingkatan Proses Pretreatment Primary treatment Secondary treatment Tertiary treatmen KIMIA FISIKA Pemilahan pasir Netralisasi Sedimentasi Lumpur Aktif Koagulasi & sedimen tasi Pemisahan minyak Kolam anaerobik Filtrasi Ekualisasi Flotasi Saringan trickling Pertukaran ion aerasi Absorpsi karbon Tangki stabilitas Bakteri

Tabel Sistem Treatment Limbah Industri, Penggunaan dan Efektivitas Proses Pengolahan Metode Pengurangan Effluent Sedimentasi Primary treament Lemak = 15-20 % BOD5 = 20-30 % SS = 20-50 % Dissolved air floation Lemak = 60 % BOD5 = 30 % SS = 30 % Kolam aerobik dan anaerobik Secondary treatment BOD5 = 95 % Kolam anaerobik dan aerobik aerasi Secondary treament BOD5 = 99 % Lumpur aktif BOD5 =90-95 % Sand filter Secondary and tertiary treatment BOD5 = 5-10 mg/l SS = 3-8 mg/l Ammonia stripping Tertiary treament BOD5 = 90-95 % Carbon absorption BOD5 = 98 % Chemical precipitation Tertiary treatment Phosfor = 85-95 %

DATA KOMPONEN KIMIA BERASAL DARI JENIS KEGIATAN YANG DI AMDAL BAHAN BAKU UTAMA DAN PENOLONG YANG DIGUNAKAN BAHAN PRODUKSI LAYOUT PROSES PRODUKSI LIMBAH YANG DIHASILKAN

Pengambilan contoh AIR Maksud dan Tujuan : adalah untuk mengumpulkan sejumlah volume tertentu dengan jumlah sekecil mungkin tetapi masih mewakili (representatif) semua sifat-sifat dari badan air yang disampel. Tiga langkah kerja utama penelitian contoh air : Pengambilan contoh air yang representatif Pengawetan contoh air dan pengamanan trasnportasi Analisa kimia dan bakteriologisnya

PERTIMBANGAN PENGAMBILAN CONTOH BELUM ADA DATA YANG TERSEDIA DATA TIDAK MENCUKUPI DATA YANG TERSEDIA DIRAGUKAN DATA DIPERLUKAN UNTUK DOKUMENTASI PEMANTAUAN DISYARATKAN PENGAMBILAN CONTOH DISYARATKAN MENURUT HUKUM ATAU IZIN, atau INSPEKSI DISYARATKAN

METODE PENGAMBILAN CONTOH CONTOH SESAAT CONTOH TERPADU CONTOH TITIK CONTOH KONTONYU PENGAMBILAN CONTOH ACAK SISTEMATIS

PENILAIAN KEADAAN BADAN AIR KONSENTRASI mg/L, mmol/L, atau g/m3 BEBAN PENCEMARAN BP = Q X C kg/detik, mol/jam, ton/jam

Pertimbangkan Peralatan pengambilan contoh Pengawet Peralatan pendukung Pengangkutan; dan Peralatan pengaman Gangguam-gangguan - gas, reaksi, lumut/ganggang, - populasi bakteri

LOKASI PENGAMBILAN CONTOH INFORMASI KONDISI LINGKUNGAN DAMPAK UNSUR PENCEMAR DAMPAK KEGIATAN THD LINGKUNGAN

PERTIMBANGAN UNTUK PENGAMBILAN CONTOH PROSES PRODUKSI KONDISI AIR - PASANG SURUT, - KECEPATAN dan ARAH ARUS, - KONDISI AIR TANAH KONDISI CUACA DAN ATMOSFIR - BERAWAN - ARAH DAN KECEPATAN ANGIN VARIASI TOPOGRAFIS - PRESENTASE KELANDAIAN - JENIS DAN STRUKTUR TANAH - JENIS BATUAN, DSB FAKTOR LOGISTIK - KEMUDAHAN AKSES - PERALATAN

LABEL dan DOKUMENTASI JUDUL PROGRAM PENGAMBILAN CONTOH TANGGAL DAN WAKTU PENGAMBILAN CONTOH IDENTIFIKASI LOKASI PENGUJIAN NOMOR DAN LOKASI CONTOH DALAMNYA CONTOH NAMA PENGAMBIL CONTOH, DAN SAKSI-SAKSI

KONDISI CONTOH RANGKING URAIAN LAPANGAN 1 TIDAK ADA BUKTI ABY ATAU BUKTI VISUAL ATAS PENCEMARAN 2 BAU SEDIKIT ATAU BUKTI VISUAL KEMUNGKINAN ADA 3 BAU ATAU BUKTI VISUAL ADANYA PENCEMARAN 4 BUKTI VISYAL YANG JELAS/BAU PENCEMARAN YANG KUAT

PENANGANAN CONTOH CONTOH DITANGANI SESUAI DENGAN PROSEDUR KESELAMATAN CONTOH YANG DIAMBIL HARUS DIAWETKAN SESUAI DENGAN SIFAT LIMBAH WAKTU PENAHANAN CONTOH MAKSIMUM HARUS DIPATUHI PROSEDUR PENANGANAN CONTOH BAHAN BERBAHAYA HARUS DISIAPKAN DIMUKA PROSEDUR PENANGANAN DAN PENGIRIMAN HARUS DICATAT HARUS ADA SALINAN DOKUMEN YANG BERKAITAN DENGAN PENANGANAN DAN PENGIRIMAN CONTOH HARUS DISIMPAN DAN DIANGKUT PADA 4 oC, termasuk penyimpanan selama sampling di lokasi PENCEMARAN DARI SUMBER SEPERTI PERALATAN PENGAMBILAN DAN KEMASAN HARUS DIPERKECIL

PEMBERSIHAN MENCUCI DENGAN AIR PDAM GUNA MENYINGKIRKAN PENCEMARAN BERAT MENCUCI DENGAN LARUTAN EXTRAN (atau deterjen bebas fosfat) MEMBILAS SEPENUHNYA DENGAN AIR PDAM MEMBILAS DENGAN AIR YANG TELAH DIHILANGKAN IONISASINYA

KEMASAN CONTOH CONTOH PADAT DISIMPAN DITEMPAT PENYIMPANAN CONTOH BERMULUT LEBAR CONTOH UNTUK DIANALISIS SENYAWA ORGANIKNYA DISIMPAN DALAM BOTOL/WADAH BERWARNA GELAP CONTOH UNTUK DIANALISIS SENYAWA ANORGANIKNYA DISIMPAN DALAM BOTOL PLASTIK ATAU POLIETILEN

PENGAWETAN CONTOH Ion logam : HNO3 Senyawa Organik : < 4 oC atau lihat Tabel 3

PERALATAN ANALISIS ALAT PEMERIKSA MUTU AIR ATAU KIT PENGUJIAN AIR pH METER PENGUKUR KEKERUHAN/KEJERNIHAN SPEKTROFOTOMETER MANUAL SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM PERALATAN TITRASI GAS KHROMATOGRAFI

Hal-hal yang perlu diperhatikan Pemilihan titik pengambilan contoh Frekwensi pengambilan contoh Pengecekan hasil analisa : sangat ditentukan oleh 2 aturan yaitu : Aturan umum dan Aturan khusus Beberapa petunjuk didalam pengecekan hasil 1. Neraca anion dan kation 2. Hub. zat padat terlarut dgn daya hantar listrik 3. Perbandingan BOD dan COD 4. Perbandingan kesadahan dan alkalinitas 5. Data literatur 6. Keseimbangan massa

DARI SEBUAH PABRIK KITA BERHARAP UNTUK MENGETAHUI : KONSENTRASI BOD ATAU COD JUMLAH BAHAN PADAT MELAYANG KONSENTRASI ION LOGAM pH, dan atau KANDUNGAN MIKROBIOLOGIS FASILITAS IPAL NYA

DARI SEBUAH SUNGAI KITA BERHARAP UNTUK MENGETAHUI KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT TURBIDITAS SUHU KONSENTRASI SENYAWA NITROGEN KONSENTRASI SENNYAWA FOSFOR KONSENTRASI ION LOGAM BERAT JUMLAH KONSENTRASI BENDA PADAT MELAYANG; dan atau KONSENTRASI BOD/COD

PERSIAPAN ANALISIS PENYIAPAN PEREAKSI/PENGAWET UNTUK : ION LOGAM BERAT SIANIDA SENYAWA ORGANIK TERKLORINASI

PENGENDALIAN MUTU ANALISIS METODE BLANGKO LARUTAN BIASA CONTOH YANG DIPERTAJAM CONTOH SALINAN

PENGAWASAN MUTU PENGAMBILAN CONTOH BLANGKO TEMPAT PENYIMPANAN BLANGKO PENGAWET BLANGKO PERLENGKAPAN/ALAT BLANGKO CONTOH BLANGKO PENGANGKUTAN DUPLIKAT

CONTOH LABEL KODE : TANGGAL : JAM : LOKASI : PENGAWET : NAMA PERSONIL : Suhu : Kesadahan : pH : Klorida : Warna : Nitrat sebagai N : TDS : Nitrit sebagai N : TSS : Ammonia : KEKERUHAN : Sianida : DHL : Sulfat : NATRIUM : Sulfida sebagai H2S : BESI : DO : MANGAN : BOD : SENG : COD : KROM VAL 6 : Fecal Coliform : FLUORIDA : Total Coliform :

Sampling senyawa pencemar udara Tujuan sampling dan analisis Sampling udara ambien 1. Untuk mengetahui tingkat pencemaran di suatu daerah (bandingkan dengan baku mutu udara yang berlaku) 2. Untuk menyediakan data base yang diperlukan dalam evaluasi pengaruh pencemaran dan pertimbangan perancangan, seperti pengembangan kota dan tataguna lahan, transportasi, validasi pengembangan modwel dilusi dan dispersi, evaluasi dan peramalan tingkat2 pencemaran episodik, jangka panjang dan jangka pendek. 3. Untuk mengamati kecenderungan tingkat pencemaran yang ada. 4. Untuk mengaktifkan dan menentukan prosedur pengendalian darurat dan menentukan prosedur pengendalian darurat guna mencegah timbulnya episoda pencemaran udara.

Sampling udara ambien dilakukan dengan beberapa cara Sampling menerus (kontinu) pada interval waktu yang regular dan kecil. 2. Sampling semi kontinu, regular, misalnya mingguan, bulanan, tahunan, dst. 3. Sampling sesaat tidak kontinu, hanya dilakukan pada saat-saat tertentu saja. Sampling kontinu merupakan metoda yang paling ideal dalam suatu program pemantauan dan penmgawasan kualitas udara, khususnya di daerah perkotaan.

b. Sampling sumber (emisi) Maksud dan tujuan sampling sumber adalah: Untuk mengetahui dipenuhi atau tidaknya peraturan emisi pencemaran udara yang ada oleh suatu sumber stasioner tertentu. Untuk mengukur tingkat emisi berdasarkan laju produksi industri yang ada (kesetimbangan proses dan emisi), sebagai data yang diperlukan oleh industri sendiri dalam mengevaluasi jalannya proses industri. Untuk mengevaluasi keefektifan metode pengendalian dan peralatan pengendali yang dipasang

Titik pemantauan Titik pemantauan pencemaran udara ditempatkan sesuai dengan maksud dan tujuannya. 1. Pemantauan titik sumber, langsung mengukur kadar emisi pencemar yang dikeluarkan oleh titik sumber (misalnya sumber titik pada ketinggian tertentu (elevated source), stack, dsb). 2. Pemantauan daerah dampak, merupakan pemantauan di sebelah hilir angin (down wind) yang menerima secara langsung pengaruh emisi sumber. 3. Pemantauan daerah referensi, untuk mengetahui keadaan latar belakang kualitas udara, yang umumnya dilakukan di daerah yang tidak dipengaruhi sumber, yaitu daerah sebelah hulu (up wind area). 4. Pemantauan pengaruh sumber yang lain, khusus untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh sumber-sumber pencemar utama lain, selain sumber yang diamati. Informasi ini diperlukan untuk mengetahui secara tepat hingga sejauh mana pengaruh sumber-sumber terhadap konsentrasi pencemar udara yang diamati di daerah pengaruh.

Prosedur dan teknik pengambilan contoh udara Metoda pengambilan contoh (sampel) udara dilakukan berdasarkan jenis pencemar (debu dan atau gas), lokasi (emisi dan atau ambien) dan sampel berdasarkan waktu “intermitent” dan atau kontinu. Dalam pelaksanaannya, pengambilan contoh udara dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu pendekatan statistik untuk mengetahui juml;ah sampel dan perubahan reaksi yang mungkin terjadi di dalam contoh udara sebelum dilakukan analisis.

Teknik-teknik pengambilan contoh udara Sampling unsur yang mudah menguap (volatil) - Metoda yang digunakan - Konsentrasi yang diperlukan - Pemisahan unsur yang mudah menguap - Volume yang besar untuk mendapat kuantitas maksimum B. Sampling unsur debu/partikulat - Pengambilan contoh isokinetik - Pencegahan aglomerasi dan kondensasi C. Sampling emisi - Pengambilan contoh udara di beberapa titik sampling dalam jumlah maksimum - Jumlah rata-rata contoh udara berdasarkan pengenalan sifat D. Sampling abien - Pengenceran pencemar yang sangat tinggi - Volume yang besar - Pengambilan di beberapa titik sampling yang tidak isokinetik akibat pengaruh angin

Metoda analisis pencemaran udara Beberapa metode analisis yang umum digunakan untuk pengukutran pencemaran udara antara lain : Colori metric analyzers (spektrofotometri) Gas dilarutkan dalam pereaksi tertentu sehingga terjadi perubahan warna larutan Contoh spektrofotometri : - Galvanic colorimetric analyzers - Amperometric colorimetric analyzers Conductometric analyzers, banyak digunakan untuk pengambilan contoh gas SO2 dengan menggunakan absorber H2SO4 encer atau air suling. Chemiluminescent analyzers, digunakan untuk analisis O3, NOx dan Oksidan, dengan cara mengukur energi cahaya yang dihasilkan oleh reaksi gas pencemar yang akan diukur dengan pereaksi yang digunakan. Non dispersive infra red analyzers (NDIR) metoda ini digunakan untuk CO dan gas-gas lain yang dapat menyerap sinar infra merah. Gas chromatografi (FID) untuk analisis CO dan CH4. Ultra violet absorption, untuk pengkuran O3, dengan menggunakan prinsip penyerapan ultra violet. Flame fotometric detector, untuk pengukuran senyawa-senyawa yang mengandung belerang. Continous analyzers untuk partikulat - Piezoelectric Particle Analyzer - Nephelometri dengan metode optical.

TERIMA KASIH