INDEPTH INTERVIEW. In depth interview (wawancara mendalam) adalah alat pengumpul data yang diajukan dan dijawab secara lisan mengenai suatu persoalan. In depth interview digunakan dalam penelitian ini dengan pertimbangan alat ini dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan mendalam mengenai pengetahuan, sikap, pandangan responden mengenai masalah
Hasil Indepth interview Hasil dari in depth interview ini akan dianalisa secara kualitatif dan pengumpulan data ini hanya untuk responden yang dipilih (purposive). Dengan demikian kekurangan pada kuesioner kuantitatip diharapkan lebih teratasi dengan menggunakan dua alat pengumpul data tersebut
Contoh Kuesioner dan hasil indepth HASIL INDEPTH INTERVIEW SISWA SMU I KAMAL Pengumpulan data penelitian dengan menggunakan metode wawancara mendalam terhadap siswa SMU : Jumlah : 6 responden Karakter : siswa wanita yang telah menstruasi
Apa yang anda pahami tentang reproduksi ? Ternyata mayoritas responden belum memahami mengenai istilah reproduksi dengan benar, umumnya mereka mengaitkan istilah reproduksi adalah : perilaku seksual ( hubungan suami istri ). ”Maksudnya reproduksi itu hubungan yang dilakukan suami –istri” ( responden A, 16 thn ) Namun ada yang berpendapat bahwa Reproduksi ada hubungannya dengan - buang air kecil dan buang air besar - hubungan badan antara pria dan wanita - orang yang berpacaran dan perilaku seks bebas - hal-hal yang berbau porno ””Reproduksi ada hubungannya dengan yang kita keluarkan setiap hari, seperti : kencing dan buang air besar. ( responden D, 16 thn )
Bagaimana pengalaman anda pada saat haid pertama ? Pada umumnya responden mengaku telah mendapat informasi tentang menstruasi sebelum mengalaminya, baik dari ibu, saudara maupun teman dekat. Namun informasi yang diberikan tidak secara detail, sehingga saat mereka mengalami menstruasi pertama muncul reaksi antara lain : - rasa takut dan stress karena tiba-tiba mengeluarkan darah, khawatir mengidap suatu penyakit - jijik dan kaget melihat darah Saya takut lihat darah, saya nangis karena saya pikir sakit…. ( responden D, 16 thn) Dan setelah menstruasi, responden mengaku telah mendapat nasihat dari orangtua ( khususnya ibu ), antara lain : - hati-hati kalau mencari teman - jangan dekat-dekat teman pria, nanti badan bisa bau, dsb namun nasihat tersebut tidak sesuai dengan harapan para responden yang menginginkan informasi yang lebih detail tentang menstruasi , sebagai contoh : mengapa ada darah yang keluar ? dsb. …jangan dekat-dekat dengan cowok, nanti badannya bisa bau… ( responden E, 16 thn ) Disini terlihat adanya sikap tidak terbuka orangtua terhadap anak-anaknya terhadap permasalahan yang menyangkut reproduksi. Ketidak terbukaan orangtua tersebut karena rasa khawatir apabila mengetahui sesuatu hal yang tidak sesuai dengan perkembangan usianya, missal: pergaulan bebas.