Ciskha Septefani Tri Hapsari 07.51016.0009 Pembuatan Film Dokumenter Tentang Cerita dan Sejarah Tari Langen Kusuma Banjaransari Puro Pakualaman DI Yogyakarta
Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai kota budaya Puro Pakualaman Tari Klasik Puro Pakualaman Film Dokumenter RUMUSAN MASALAH Bagaimana membuat film dokumenter yang berkaitan dengan cerita maupun sejarah Tari Langen Kusuma Banjaransari di lingkungan Puro Pakualaman DI Yogyakarta?
BATASAN Masalah Membuat film dokumenter yang berkaitan dengan cerita maupun sejarah Tari Langen Kusuma Banjaransari di lingkungan Puro Pakualaman DI Yogyakarta. TUJUAN Dengan menggunakan metode wawancara untuk memberi informasi yang lebih akurat serta adanya kesimpulan pada akhir film yang bersifat subyektif, diharapkan mampu memberi informasi yang akurat kepada pemirsa dan masyarakat Yogyakarta bahwa di Yogyakarta masih terdapat sebuah tarian tradisional klasik yang berhubungan dengan Puro Pakualaman yang memang tidak pernah dipertunjukkan setelah tahun 1980-an.
Manfaat 1. Manfaat Keilmuan Temuan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang aplikasi kajian cerita, sejarah maupun hubungan antara tarian dengan Puro Pakualaman D.I Yogyakarta melalui film dokumenter. 2. Manfaat Empiris Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukkan dalam pembuatan film dokumenter dan menjadi bahan untuk kepentingan pendidikan adik-adik yang mendalami dunia multimedia khususnya.
Pengertian Seni Menurut I Made Bandem (2005: 240) seni adalah kegiatan yang terjadi oleh proses cipta, rasa dan karsa. Sedangkan Leo Tolstoy (2006: 124) mendefinisikan seni sebagai sarana komunikasi bagi emosi dan kita tahu bahwa komunikasi selalu memerlukan adanya komunikator, si seniman dan komunikan yaitu masyarakat ramai. PENGERTIAN SENI TARI Seni tari merupakan salah satu bentuk aktivitas kreasi manusia melalui pengalamannya atas sesuatu yang ia lihat tentang keindahan yang ada di alam ini. Tari merupakan kreatifitas universal seseorang dan tari berfungsi sebagai kekuatan sentral dan vital untuk menunjukkan serta membentuk gaya hidup dalam masyarakat tertentu.
Film Menurut Rayya Makarim dalam Askurisal Baksin (2003:1) dijelaskan bahwa film adalah salah satu sarana komunikasi massa, selain jaringan radio, televisi dan telekomunikasi Menurut Himawan Prastita (2008: 1-2) film, secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk yakni, unsur naratif dan unsur sinematik. Adapun jenis-jenis film dapat dikategorikan menjadi dua yaitu film fiksi dan non-fiksi.
Film Dokumenter Dokumenter yang diambil dalam Tugas Akhir ini adalah dokumenter investigasi. Dimana jenis dokumenter ini memang kepanjangan dari investigasi jurnalistik. Biasanya aspek visualnya tetap ditonjolkan. Peristiwa yang diangkat merupakan peristiwa yang ingin diketahui lebih mendalam, baik diketahui oleh publik maupun tidak, terkadang dokumenter seperti ini membutuhkan rekronstruksi untuk membantu memperjelas peristiwa yang sudah terjadi.
Proses Pembuatan Film Dokumenter Pra Produksi Ide/gagasan > riset/survey awal > sinopsis > film statement > treatment/outline script > mencatat shoting > editing script > looging gambar > survey lanjutan > draft naskah > naskah Produksi Kru > teknik produksi (sistem perekaman > teknik pengambilan gambar > susunan pengambilan gambar > Tipe Shot, Pergerakan Kamera dan Kamera Angle > Lighting Pasca Produksi Capturing > Editing > Rendering > Mastering
Metodologi dan Perancangan Karya Tahapan metodologi berdasarkan sistem metodologis diantaranya: merumuskan masalah, mengumpulkan data, analisis data, kesimpulan dari pengumpulan data. Mengumpulkan data Pengamatan > wawancara > dokumentasi foto dan video > Study existing Metode Pembuatan Melalui riset dan observasi di lapangan menyertakan nara sumber penulusuran mengenai tari tradisional klasik Langen Kusuma Banjaransari Konsep Dasar di Lapangan - Menelusuri asal usul tari - Mencari fakta dan data mengenai keberadaan tari - Interview terhadap para nara sumber dan pelaku sejarah serta kerabat kerajaan
Produksi Pendekatan melakukan pendekatan gabungan antara deskriptif dan naratif, yaitu dengan menjelaskan mengenai fakta yang ada di lapangan beserta peranan seorang narasumber yang pernah menarikan tarian ini terdahulu Gaya Film dokumenter yang di tayangkan berfokus pada narator tunggal. Segala yang ditayangkan merupakan subjektifitas dari seorang narator. Bentuk Film dokumenter menggunakan gabungan bentuk antara penuturan potret mengenai seluk beluk tari melalui narasumber terkait serta data-data yang telah dikumpulkan selama riset. Struktur Rancangan bangun cerita yang dibuat berdasarkan tiga tahapan: Pertama, menjelaskan mengenai seluk beluk kota Yogyakarta beserta sistem pemerintahannya Kedua, pengenalan maupun cerita keseluruhan dari tari Langen Kusuma Banjaransari Ketiga, menjelaskan bahwa pada saat ini tari klasik ini sudah bisa untuk dipertontonkan untuk umum namun tidak membuang dari isi naskah asli cerita yang ada
Implementasi Karya Produksi Tahap pengambilan gambar Kamera angle dan teknik shot > Susunan pengambilan gambar > Tipe shot dan pergerakan kamera > Lighting Pasca Produksi Capturing > editing > import file > membuat title > bekerja dengan panel timeline > menghapus dan menggabung beberapa video > editing tata cahaya > editing suara > rendering > mastering.