MULTIKULTURALISME MULTIKULTURALISME MULTIKULTURALISME

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Apakah arti warga negara dan kewarganegaraan?
Advertisements

(Apa Kontribusinya Terhadap Pemahaman Olahraga di Masyarakat)
Bab V Manusia, Keberagaman dan Kesetaraan
Oleh: 1. ASSA MIRIN NIM MUHAMMAD ALI NIM
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DI INDONESIA
Materi kuliah Pemilu dan Perilaku Politik
KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL
KEMAJEMUKAN MASYARAKAT INDONESIA
Pendidikan Kewarganegaraan
MULTIKULTURALISME (Tinjauan Umum dari Berbagai LITERATUR)
TANGGUNG JAWAB MAHASISWA DALAM MENCEGAH PERILAKU KORUPSI DI INDONESIA
 Dua strategi utama namun sangat kontras telah dikembangkan berbagai negara untuk membangun wacana multikultur 1. Pendekatan Interkulturalism  interaksi.
MULTIKULTURALISME DALAM PENDIDIKAN
Struktur sosial masyarakat
Asas Kewarganegaraan Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraan. Dalam asas kewarganegaraan dikenal dua pedoman.
Pengantar Kewarganegaraan
Hak Dan Kewajiban.
Kelompok 7 Erwin Prasetyo Thomas Rico
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
L/O/G/O KONSENSUS DAN KONFLIK.
Pemahaman tentang bangsa, negara, hak dan kewajiban warga negara
KERAGAMAN DAN KESETARAAN
KONSEPSI KEWARGANEGARAAN
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN
MANUSIA KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN
BAB 3 HAK DAN KEWAJIBAN WN
HAM Oleh Kelompok 1.
Perasaan atau ikatan batin yang kuat antarsesama anggota kelompok disebut.... Birokrasi Patriotisme Chauvinisme Konflik sosial In group feeling.
AUDITA NUVRIASARI, SE, MM
BAB IX INTEGRASI NASIONAL
Muktikulturalisme sebagai Basis Integrasi Nasional
HAK DAN KEWAJIBAN WN Apakah arti warga negara dan kewarganegaraan?
Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
KEMAJEMUKAN BANGSA INDONESIA
GLOBALISASI Disampaikan pada Pertemuan Ke-10. Oleh :
GLOBALISASI Disampaikan pada Pertemuan Ke-10. Oleh :
MASYARAKAT MADANI CIVIL SOCIETY INGGRIS) CIVITAS DEI (LATIN)
Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
DISUSUN OLEH KELOMPOK 3B
BUDAYA POLITIK DI I N D O N E S I A
Pendidikan Kewarganegaraan
Pascasarjana Unpad Bandung
Sikap Keterbukaan Dan Keadilan Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
Struktur sosial masyarakat
GLOBALISASI Disampaikan pada Pertemuan Ke-10. Oleh :
Apa dan Mengapa Demokrasi?
Kerukunan Antar Umat Beragama
Prasangka yang tidak didasarkan pada pengetahuan, pengalaman, dan bukti yang memadai tentang seseorang dari daerah atau suku tertentu disebut.... Stereotip.
BUDAYA POLITIK, BUDAYA DEMOKRASI DAN CIVIL SOCIETY
MANUSIA KERAGAMAN dan KESETARAAN.
BIAS BUDAYA DAN AGAMA DALAM “KLAB”
HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA
Permasalahan dalam Keberagaman Masyarakat
Manajemen Konflik Rangkuman: Definisi dan Teori-teori Konflik
Struktur sosial masyarakat
APA DAN BAGAIMANA ANTROPOLOGI
SK2 KD1-2 Part4 Mendeskripsikan pengertian dan prinsip-prinsip budaya demokrasi Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani.
TUJUAN PEMBERIAN MATERI HAM
DIVERSITY DALAM MASYARAKAT
Keadilan dan hak hak minoritas. Negara kita yaitu Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam jenis ras, suku, agama, kebudayaan, dll, hal.
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR IIS DEWI LESTARI, M.Pd
BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BANDUNG. JUMLAH PENDUDUK 237 JUTA JIWA (BPS 2010) DAN SEKARANG JUTA JIWA 700 BAHASA DAERAH 1128 SUKU BANGSA.
HUBUNGAN SOSIAL ANTAR KELOMPOK ETNIK
DEMOKRASI (2) MASYARAKAT MADANI.
Pendidikan Multikultur
KEWARGANEGARAAN Ary Handayani 1. Menggali sumber sosiologis & politis tentang pendidikan kewarganegaraan di Indonesia Membangun argumen tentang dinamika.
Masyarakat Multikultural dan Partikularisme Masyarakat.
1 BABBAB KELOMPOK SOSIAL. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:  Mendeskripsikan pengertian kelompok sosial  Mengidentifikasi.
Transcript presentasi:

MULTIKULTURALISME MULTIKULTURALISME MULTIKULTURALISME

ASUMSI KEANEKARAGAMAN Keanekaragaman identitas budaya (dalam arti luas) merupakan suatu kenyataan. Di sisi yg lain keanekaragaman identitas budaya mengandung potensi kerawanan. Masyarakat Majemuk (Plural Society) menunjukkan keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaan sukubangsa. Pluralisme kebudayaan (Cultural Pluralism) menekankan kesederajatan kebudayaan yang ada dalam sebuah masyarakat.

PERSPEKTIF KEANEKARAGAMAN Menyangkut discourse perihal bagaimana keanekaragaman dipersepsi, diyakini, diteorikan, serta disikapi yang mendasari praksis maupun kebijakan. Perspektif bisa berbeda-beda menurut konteks tempat dan semangat jamannya.

MAKNA MULTIKULTURALISME Ajaran (doktrin) bahwa beberapa ikatan budaya yang berbeda -- seperti ikatan suku, ras, agama, daerah, bahasa, kelompok jender, dsb-nya -- dpt hidup berdampingan secara damai, saling mendukung dlm posisi setara, dan menikmati kehidupan yang makin adil (dlm suatu negara atau wilayah pengorganisasian hidup bersama).

REALITAS GANDA/RAGAM Multikulturalisme menawarkan hadirnya realitas ganda/ragam : differences – similarities, diversity – unity, identity – integration, particularity – universality, nationality – globality, etc. Multikulturalisme tak pernah dimaksud menghilangkan kekhususan (specifity) dari ciri budaya; tak pula dimaksud meleburnya ke dalam keumuman (generality) budaya.

MENGAPA MULTIKULTURALISME? Secara alamiah setiap ikatan budaya cenderung ingin hidup dengan caranya sendiri; dan memang tiap ikatan budaya punya hak hidup serta berkembang. Masyarakat modern dan terbuka meniscayakan adanya interaksi (pertemuan, kerjasama, konflik) di antara manusia yang berbeda latar budaya.

DALIL-DALIL MULTIKULTURALISME Kesadaran dan kebanggaan pada identitas budaya sendiri tak seharusnya menjurus ke sikap dan tindakan yang eksklusif, egois, serta arogan yang dapat mengancam kebersamaan kehidupan dalam keanekaragaman budaya. Kecenderungan “partikular-eksklusif” harus dikontrol dan diimbangi dengan semangat “universal-inklusif”.

PENYEBARAN PAHAM MULTIKULTURALISME di BERBAGAI NEGARA Runtuhnya Uni Soviet dan Eropa Timur yang menandai berakhirnya perang dingin, telah mempercepat dan meningkatkan intensitas globalisasi di berbagai bidang. Sejak itu, AS seolah menjadi penguasa dunia. Sehingga, hampir semua yang berbau AS cepat dan mudah merambah ke berbagai dunia. Termasuk, pengalaman sejarah multikulturalisme di AS.

PERJALANAN MULTIKULTURALISME DI AS Dinamika perspektif keanekaragaman di AS dimulai dengan “melting-pot assimilation” menjadi “salad bowl” berkembang lagi menjadi “cultural pluralism” dan akhirnya “multiculturalism”. Dinamika perspektif itu bermula dari gerakan warga kulit hitam yang menuntut kesetaraan hak sipil dan politik pada 1960-an. Kemudian tahun 1970-an muncul gerakan civil society, yang diikuti gerakan perempuan, lalu muncul gerakan “pribumi Amerika” dan kelompok kulit berwarna. Pada tahun 1980-an hingga 1990-an muncul pemikiran kritis terhadap kurikulum sekolah dasar perihal sejarah, demografi, dan pendidikan kewarganegaraan, yang menggugat perspektif melting-pot assimilation.

1. MELTING-POT ASSIMILATION Konsep ini dipopulerkan melalui drama karya Zangwill. Dalam perspektif melting-pot ditonjolkan perihal lahirnya “manusia baru” yang disebut Amerika, yaitu merupakan idealisasi peleburan beraneka ragam budaya yang berasal dari Eropa dan Afrika. Pemikiran kritis mengungkapkan bahwa melting-pot ternyata bersifat monokultur. Karena, dominasi dan hegemoni WASP (White Anglo-Saxon Protestant) amat mengedepan.

2. SALAD BOWL Untuk mengakomodasi dan mengapresiasi kontribusi non-WASP, dikembangkan perspektif pengganti yang disebut “salad bowl”. Unsur non-WASP memang diakomodasi, tapi ternyata tak mengurangi unsur pokoknya yang dominan, yaitu budaya WASP. Perspektif salad bowl masih tetap dirasakan mengecewakan oleh non-WASP.

3. CULTURAL PLURALISM Horace Kallen (1970) memperkenalkan perspektif “cultural pluralism” untuk menggantikan salad bowl. Perspektif ini membedakan antara ruang publik dan ruang privat. Ruang publik: ruang terbuka tempat bertemunya orang dari berbagai ikatan budaya. Ruang privat: ruang yang disediakan untuk mewadahi dan merawat spesifikasi ikatan budaya di dalam masing-masing keluarga atau komunitas yang berbeda-beda. Ternyata perspektif ini juga rapuh dan tak memuaskan, karena mengandaikan dapat memisahkan sepenuhnya antara ruang publik dan ruang privat. Di samping itu mengandaikan wilayah non-budaya terlepas dari wilayah budaya di dalam ruang publik.

4. MULTICULTURALISM Diperkenalkan tahun 1980-an, sebagai upaya memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi di ruang publik, dan selanjutnya juga mengkritisi jalinan hubungan kekuasaan yang ada agar menjamin hak, keadilan dan kesempatan yang sama bagi semua WN yang dihormati latar belakang ikatan budayanya.

REAKSI TERHADAP MULTIKULTURALISME Bergerak dlm spektrum: mendukung – mengkritisi – menolak. Kelompok mayoritas dan atau yang diuntungkan dengan statusquo, umumnya menolak perspektif multikulturalisme. Kelompok minoritas dan atau yang termarjinalkan, umumnya mendambakan/ mendukung multikulturalisme. Kelompok intelektual sosial, umumnya mengambil sikap kritis terhadap multikulturalisme.

BEBERAPA CONTOH MULTIKULTURALISME di BERBAGAI NEGARA AS: masyarakat aktif melakukan gerakan sosial-budaya memajukan multikulturalisme. Inggris: pemerintah aktif mengadopsi kebijakan promultikulturalisme, antara lain program “pendidikan untuk semua” serta pengakuan keragaman budaya dan agama dlm teks dan kurikulum sekolah. Kanada: pemerintah aktif dgn membentuk “Departemen Multikulturalisme dan Kewarganegaraan”, serta membuat UU Multikultural. Australia: pemerintah aktif dgn membentuk “Kantor Urusan Multikultural”, dan mencanangkan agenda khusus tentang multikulturalisme dlm perwakilan di parlemen.

PREMIS MULTIKULTURALISME (Leonie Sandercock, 2003) 1. Ketertambatan manusia pada kebudayaan memang tak terhindarkan. Setiap kita tumbuh di dunia yang terstruktur secara kultural, dibentuk melalui budaya itu, dan memandang dunia dari sudut budaya spesifik. Kita juga punya kemampuan mengevaluasi secara kritis keyakinan dan tindakan sendiri, serta mampu memahami dan mengapresiasi budaya lain dengan sama kritisnya. Tapi, adanya identitas kultural tertentu dan yang tampak kita miliki, tak terelakkan.

LANJUTAN PREMIS 2. “Budaya” tak boleh dipahami sebagai statis, kodrati, dan esensialis. 3. Keanekaragaman budaya merupakan sesuatu yang positif, dan dialog antarbudaya merupakan unsur penting dari masyarakat dengan beragam budaya. Semua budaya memiliki sesuatu yang dapat disumbangkan dan dipelajari dari budaya lain.

LANJUTAN PREMIS 4. “Hak untuk berbeda” di jantung multikulturalisme harus secara terus menerus dihadaptandingkan dengan hak-hak lain (mis: HAM) dan diredefinisi menurut pertimbangan dan formula baru. 5. Mengurangi ketaktoleranan dan rasa takut hanya bisa dicapai melalui perbaikan (distribusi) material sebagaimana penghargaan pada dimensi-dimensi kultural.

MASALAH POTENSIAL DAN AKTUAL Dapat berupa: clash of civilization, culture war, konflik etnis, perlakuan dan atau kebijakan diskriminatif, hubungan eksploitatif, bias (perlakuan tak adil yang tak disengaja), prasangka negatif, kesalahpahaman, marjinalisasi, kekerasan fisik/simbolik, serta ketimpangan dan kesenjangan yang tajam.

TINDAKAN PRO-MULTIKULTURALISME Menerima, toleran, simpati, empati, dan peduli terhadap keanekaragaman kultural; serta bersedia hidup bersama, saling percaya dan saling mendukung (ko-eksistensi dan pro-eksistensi). Melakukan prakarsa pemajuan kehidupan multikultural yang lebih damai; merumuskan dan menegakkan aturan yang fair-adil; mengurangi kesenjangan dan meningkatkan keadilan secara konsisten berkesinambungan.

TANGGUNG JAWAB BERSAMA Pemajuan multikulturalisme menuntut kepekaan, kepedulian, dan tanggung jawab kemanusiaan bersama untuk memperhatikan yang berbeda dan membantu yang lemah. Masing-masing kita harus menjadi bagian dari solusi, bukan justru menimbulkan masalah. Untuk ini, kadang mengharuskan kesediaan dan keberanian kita melakukan pelintasan batas-batas kultural.

Terimakasih