SPEKTROSKOPI MOLEKULAR
Spektroskopi Spektroskopi molekuler adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara gelombang elektromagnetik dengan materi Metode spektroskopi digunakan untuk menentukan, mengkonfirmasi struktur molekul, dan untuk mengetahui kemurnian suatu senyawa
Spektroskopi Konvensional
Tipe Spektroskopi Spektroskopi Ultraviolet (UV) ---- Keadaan energi elktronik Digunakan untuk ---- molekul konjugasi, gugus karbonil, gugus nitro Spektroskopi Infrared (IR) ---- keadaan energi vibrasi Digunakan untuk ---- gugus fungsional, struktur ikatan Spektroskopi NMR ---- keadaan spin inti Digunakan untuk ---- bilangan, tipe dan posisi relatif dari proton (inti hidrogen dan inti karbon 13) Spektroskopi Massa ---- Penembakan elektron berenergi tinggi Digunakan untuk ---- berat molekul, keberadaan nitrogen, halogen – Nuclear Magnetic Resonance (NMR) – Nuclear Spin States • Use – The number, type, and relative position of protons (Hydrogen nuclei) and Carbon-13 nuclei – Mass Spectrometry (MS) – Hi-Energy Electron Bombardment • Use – Molecular Weight, Presence of Nitrogen, Halogens Spektroskopi Ultraviolet (UV) ---- Keadaan energi elktronik Digunakan untuk ---- molekul konjugasi, gugus karbonil, gugus nitro Spektroskopi Infrared (IR) ---- keadaan energi vibrasi Digunakan untuk ---- gugus fungsional, struktur ikatan Spektroskopi NMR ---- keadaan spin inti Digunakan untuk ---- bilangan, tipe dan posisi relatif dari proton (inti hidrogen dan inti karbon 13) Spektroskopi Massa ---- Penembakan elektron berenergi tinggi Digunakan untuk ---- berat molekul, keberadaan nitrogen, halogen
Bentuk Interaksi Radiasi dengan Materi ABSORPSI REFLEKSI SCATTERING EMISI
Absorpsi Berkas radiasi elektromagnet bila dilewatkan pada sampel kimia maka sebagian akan terabsorpsi Energi elektromagnet yang ditransfer ke molekul sampel akan menaikan tingkat energi (tingkat tereksitasi) Eksitasi energi dapat berupa eksitasi elektronik, vibrasi dan rotasi Molekul akan dieksitasi sesuai dengan panjang gelombang yang diserapnya Hampir semua gugus fungsi organik memiliki bilangan gelombang serapan khas di daerah yang tertentu
Rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya energi yang diserap: E = h.ν = h.C /λ = h.C / v dengan, E = energi yang diserap h = tetapan Planck = 6,626 x 10-34 Joule.det v = frekuensi C = kecepatan cahaya = 2,998 x 108 m/det λ = panjang gelombang ν = bilangan gelombang
Vibrasi molekul Jenis vibrasi: Vibrasi ulur (Stretching Vibration), yaitu vibrasi yang mengakibatkan perubahan panjang ikatan suatu ikatan Vibrasi tekuk (Bending Vibrations), yaitu vibrasi yang mengakibatkan perubahan sudut ikatan antara dua ikatan
Vibrasi tekuk Dibagi menjadi: Scissoring Rocking Wagging Twisting
Vibrasi ulur Dapat terjadi secara: Simetris Asimetris
Spektroskopi IR
Spektroskopi Infra Merah Merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0.75 – 1.000 µm atau pada bilangan gelombang 13.000 – 10 cm-1 Umumnya digunakan dalam penelitian dan industri Menggunakan teknik absorpsi
Spektroskopi UV-VIS Umumnya spektroskopi dengan sinar ultraviolet (UV) dan sinar tampak (VIS) dibahas bersama karena sering kedua pengukuran dilakukan pada waktu yang sama Berkaitan dengan proses berenergi tinggi yakni transisi elektron dalam molekul,maka informasi yang didapat cenderung untuk molekul keseluruhan bukan bagian-bagian molekulnya Sangat cocok untuk tujuan analisis karena metoda ini sangat sensitif Sangat kuantitatif dan jumlah sinar yang diserap oleh sampel diberikan oleh ungkapan hukum Lambert-Beer. Menurut hukum Beer, absorbans larutan sampel sebanding dengan panjang lintasan cahaya d dan konsentrasi larutannya c
Hukum Lambert-Beer Dimana, A= serapan Io = Intensitas sinar yang datang I = Intensitas sinar yang diteruskan ε = absorptivitas molar ι = panjang atau tebal larutan c = konsentrasi larutan
Spektroskopi Fluoresensi Jenis spektroskopi elektromagnetik yang menganalisis fluoresensi dari sampel Fluoresensi adalah lepasnya energi dalam bentuk radiasi dengan energi yang lebih rendah atau panjang gelombang yang lebih tinggi berupa cahaya tampak Spektroskopi fluoresensi digunakan dalam, biokimia, kedokteran, dan bidang penelitian kimia untuk menganalisis senyawa organik
Skema Spektroskopi Flouresensi
Instrumen Pada Spektroskopi Molekuler Spektroskopi IR, Spektrofotometri UV- Vis, dan Spektroskopi Pendar Cahaya
Instrumen Spektroskopi Secara Umum Dengan sumber cahaya apapun, spektrometer terdiri atas sumber sinar, prisma, sel sampel, detektor dan pencatat.
1. Sumber Radiasi Argon 100 – 160 nm Tungsten 350 – 800 nm Deuterium 160 – 360 nm Xenon 200 – 900 nm
2. Kuvet (Sample Container)
3. Monokromator PRISMA Fungsi prisma adalah untuk memisahkan sinar polikromatis di sumber cahaya menjadi sinar monokromatis, dan dengan demikian memainkan peran kunci dalam spektrometer.
GRATING
4. Detektor Photovoltaic Phototube Diode array
Spektroskopi IR Dalam spektrometer modern, sinar yang datang pada sampel diubah panjang gelombangnya secara kontinyu. Hasil percobaan diungkapkan dalam spektrum dengan absisnya menyatakan panjang gelombang (atau bilangan gelombang atau frekuensi) sinar datang dan ordinatnya menyatakan energi yang diserap sampel.
Instrumentasi Spektroskopi IR Sumber Radiasi - Nerst Glower Daerah Cuplikan/Sampel Monokromator Prisma garam batu Detektor - Detektor termal Signal Prosessor dan Readout Globar - Kawat Nikrom - Lampu hidrogen dan deuterium - Lampu filamen Tungsten
Spektrometer dispersif Analisis Fisika Kimia, Dr. Harmita, Universitas Indonesia
Terdiri dari: sumber energi tempat contoh sistem untuk pemilihan panjang gelombang detektor alat pembaca atau pencatat (recorder).
Fourier Transform Infra Red Persembahanku.wordpress.com In FTIR Spectroscopy infrared (760-1000 nm) is passed through sample and Fourier transform equations are used in graphical interpretation.
Fourier Transform Infra Red Bruker Vertex 70
Pada dasarnya Spektrometer FTIR (Fourier Trasform Infra Red) adalah sama dengan Spektrometer IR dispersi, yang membedakannya adalah pengembangan pada sistim optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati contoh. Dasar pemikiran dari Spektrofotometer FTIR adalah dari persamaan gelombang yang dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-1830) seorang ahli matematika dari Perancis. Persembahanku.wordpress.com
Dari deret Fourier tersebut intensitas gelombang dapat digambarkan sebagai daerah waktu atau daerah frekwensi. Perubahan gambaran intensitas gelobang radiasi elektromagnetik dari daerah waktu ke daerah frekwensi atau sebaliknya disebut Transformasi Fourier (Fourier Transform).
Instrumentasi Fourier Persembahanku.wordpress.com
Konfigurasi Optik FTIR FTIR sinar tunggal (single beam) FTIR sinar ganda (double beam).
FTIR Single Beam Energi yang dikeluarkan dari sumbernya (special coated heating element) akan melewati bagian interferometer (Michelson type) sebelum melewati bagian contoh dan dilanjutkan ke detektor, komputer serta bagian pembacaan. Sumber radiasi di dalam inferometer akan dibagi dua oleh beam splitter menuju ke arah cermin diam dan cermin bergerak. Kedua cahaya tersebut kemudian digabungkan kembali oleh beam splitter. Gelombang dari cahaya-cahaya tersebutakan saling mempengaruhi satu dengan lainnya sehingga memperlihatkan variasi-variasi intensitas sesuai dengan pergerakan cermin. Analisis Fisika Kimia, Dr. Harmita, Universitas Indonesia
Keunggulan Spektrofotometer FTIR Dapat digunakan pada semua frekwensi dari sumber cahaya secara simultan sehingga analisis dapat dilakukan lebih cepat daripada menggunakan cara sekuensial atau scanning. Sensitifitas dari metoda Spektrofotometri FTIR lebih besar daripada cara dispersi, sebab radiasi yang masuk ke sistim detektor lebih banyak karena tanpa harus melalui celah (slitless).
Diagram Skematik dari Spektrometer IR
Spektrofotometer UV-Vis Shimadzu UV 2401PC
Komponen Instrumentasi UV-Vis Sumber Radiasi Lampu wolfram Kuvet (Sample Container) Kuarsa atau silika Monokromator Prisma kaca atau kuarsa Detektor Fotolistrik Pencatat
Spektrofotometer UV-Vis
Menurut konfigurasi optiknya, spektrofotometer UV-Vis dibagi menjadi Single Beam Double Beam Multi Channel
Single Beam Teacherworkshops.pdf
Double Beam Teacherworkshops.pdf
Double Beam – In Time Teacherworkshops.pdf
Multi Channel Tanpa monokromator Teacherworkshops.pdf Tanpa monokromator Mendispersikan cahaya dengan panjang gelombang yang sama Mahal Resolusi terbatas
Spektrofotometer Pendar Cahaya In FTIR Spectroscopy infrared (760-1000 nm) is passed through sample and Fourier transform equations are used in graphical interpretation.
Spektrofotometer Pendar Cahaya Terdiri dari: sumber monokromator atau filter sampel detektor penguat pembacaan
fluoreszenz-korrelations-spektrometer-fcs-230762
Bentuk Interaksi Radiasi dengan Materi
Cara Kerja Instrumen
Cara Kerja Spektroskopi Molekular Tampak, UV
Schematic of a Double Beam Spectrophotometer Bauer, H.H., Christian, G.D., and O'Reilly, J.E. 1978 Instrumental Analysis
Cara Kerja Spektroskopi Molekular InfraRed (IR)
Metode Pada Spektroskopi Molekuler IR
Cara Kerja Spektroskopi Pendar Molekular Electronic transition energy level diagram Skoog, Holler and Crouch: Chapter 15, sections 15A-15C
Fluorescence Detector Instrumental Analysis by Bauer, Christian and O'Reilly
Metode Spektrofotometri Molekular Spektrofotometer Metode absorbansi tinggi Metode absorbansi rendah 2. Titrations 3. Analisis senyawa kompleks Metode variasi kontinu Metode perbandingan mol Metode perbandingan slope 4. Analisis Otomatis dengan Flow Injection Analysis (FIA)
Metode Spektroskopi Infrared Analisa Gugus Fungsi Metode Base Line
Spektroskopi pendar molekuler Metode pendar Fluor Metode pendar Fosfor
Spektrofotometer Absorbansi tinggi : Digunakan untuk larutan yang sangat pekat. Skala alat dapat diatur menjadi 100 satuan dengan 1. Memperbesar lebar celah 2. Memperbesar intensitas sumber 3. Memperbesar sensitivitas detektor - Standar dengan konsentrasi lebih rendah dari sample
Spektrofotometer Absorbansi rendah : Digunakan untuk larutan yang sangat encer - Standar dengan konsentrasi lebih tinggi dari sample Perbandingan plot absorbansi terdekat digunakan untuk ketelitian analisis dan kemudahan pengukuran absorbansi sample (kalibrasi) I II III IV V VI VII Konsentrasi ( µg/ml) 5 10 40 80 200 280 Absorbansi 0,025 0,050 0,20 0,40 1,00 1,4 Tabel 1. Absorbansi Tinggi (S.M. Khopkar)
Titrasi Perubahan dalam absorbansi pada larutan dapat digunakan untuk mengikuti perubahan konsentrasi sample selama titrasi Absorbsi berbanding linear dengan konsentasi sample. Sample yang telah dititrasi membuat Plot absorbansi terhadap volume titran akan terdiri dari 2 garis lurus yang saling berpotongan pada satu titik
Skoog, Holler and Crouch
Titrasi Hukum Bouger dalam Titrasi A = €bc = (V+v)/V € : absorpsivitas (M-1cm-1 , L μg-1 cm-1) b : jarak tempuh optik (cm) c : konsentrasi (M, μg L-1)
Analisis senyawa kompleks Metode variasi kontinu : Metode untuk menganalisis komposis kation dan ligan dalam senyawa kompleks dengan mengukur absorbansi yang dibandingkan dengan fraksi salah satu reaktan Xm= Vm/(Vm+VL) : XL = VL (Vm+VL) Vm : volum kation terlarut VL : volum kation terlarut
Metode variasi kontinu Skoog, Holler and Crouch
Analisis senyawa kompleks Metode perbandingan mol Komposisi senyawa kompleks ditentukan dengan perbandingan Absorbansi beberapa konsentrasi salah satu spesi senyawa kompleks, Kation atau ligan. Perbandingan absorbansi sebagai perbandingan mol ion logam dan ligan, maka didapatkan garis lurus melalui (0,0) dan akan berbelok pada titik ekivalen
Metode variasi kontinu Skoog, Holler and Crouch
Analisis senyawa kompleks Metode perbandingan slope Metode ini digunakan untuk senyawa kompleks lemah dengan asumsi Pembentukan senyawa kompleks dapat dibuat dengan salah satu reaktan berlebih Mengikuti Hukum Beer
Analisis senyawa kompleks xM + yL MxLy cm = [M] + x[MxLy] cL = [L] + y [MxLy] cm, cL molar konsentrasi analitikal Pada L berlebih maka, [M] << x[MxLy] Pada L berlebih maka, [L] << y [MxLy] cm = x[MxLy] cL = y [MxLy] Hukum Beer A= €bc = €b[MxLy] = €b cm /x A= €bc = €b[MxLy] = €b cL /y Perbandingan dari kedua absorban pada reaktan €b cm /x : €b cL /y = y/x
Analisis Otomatis dengan Flow Injection Analysis (FIA) Ditemukan oleh Ruzicka dan Hansen di Denmark Secara bersamaan oleh Stewart di US pada 1970 Digunakan untuk penentuan variasi kandungan darah dan urin (sample) dalam klinik Laboratorium
Analisis Otomatis dengan Flow Injection Analysis (FIA) Metode Analisis dimana sample dibawa dalam suatu sistem menuju detektor Sample dibentuk dan dialirkan dalam bentuk gelembung udara baru kemudian direaksikan dengan standar, dianalisis oleh detektor . Gelembung udara untuk : Mencegah penyebaran sample yang berlebih Meningkatkan percampuran sample dan bahan reaksi Menghindari dinding saluran Mencegah kontaminasi silang antara sample yang berturut-turut
Analisis Otomatis dengan Flow Injection Analysis (FIA) Pemisahan dalam (FIA) dengan Dialisis Liquid extraction Difusi Gas
Skoog, Holler and Crouch FIA Dialisis Skoog, Holler and Crouch
Skoog, Holler and Crouch FIA Extraction Skoog, Holler and Crouch
Metode Spektroskopi Infrared Identifikasi Gugus Fungsi Frekuensi dapat dijadikan penentu gugus fungsi dengan persamaan : ð= 1/(2πc)√(K/µ)
Metode Spektroskopi Infrared Identifikasi Gugus Fungsi Frekuensi dapat dijadikan penentu gugus fungsi, dengan klasifikasi seluruh daerah frekuensi IR menjadi 3 atau 4 bagian. Pembagian IR 1. Daerah dekat IR ( 0,2-2,5µ ) 2. Daerah Fundamental (2,5-50µ) 3. Daerah jauh IR (50-500µ) Berdasarkan daerah ulur hidrogen (2,7-3µ), daerah ikatan rangkap 3 (3,7-5,4µ), daerah ikatan rangkap 2 (5,1-6,5µ),daerah sidik jari (6, 7-14µ). Rata-Rata klasifikasi pada daerah fundamental
Metode Spektroskopi Infrared Metode Base Line Pada konsentrasi tinggi, absorbansi tinggi Tidak memenuhi hukum Beer dikarenakan adanya penentuan dengan menyeleksi pita absorbsi yang dianalisis yang tidak terjatuh kembali pada pita komponen yang dianalisis.
Metode Spektroskopi Infrared Po menunjukan intensitas sinar yang didapat dengan cara menarik garis lurus tangensial pada kurva spektrum absorpsi pada posisi pita absorbsi yang dianalisis T untuk Pt diukur dari titik absorbsi maksimum Kurva kaliberasi didapakan dengan log(Po/Pt).konsentasi sample
Spektroskopi pendar molekuler Metode pendar Fluor Radiasi Emisi yang berasal dari konversi internal (IC) S2 ke S1, S1 ke S0 dengan waktu emisi 10-7-10-9 s Berdasarkan pada sifat dan intensitas cahaya teremisi oleh suatu molekul pada transisi tingkat triplet pertama dan tingkat singlet. Analisis senyawa organik dan anorganik dalam jumlah sedikit, dipengaruhi pH, suhu, kadar zat, intensitas cahaya Sifat emisi ditinjau dari frekuensi, waktu hidup, hasil kuantum, dan pola vibrasi untuk analisis kuantitatif.
Spektroskopi pendar molekuler Berdasarkan hukum Beer, fraksi cahaya yang ditransmisikan P/Po = ℮-εbc Fraksi cahaya yang terabsorbsi menjadi 1-(P/Po) = 1- ℮-εbc (Po-P) = Po(1- ℮-εbc ) Dikalikan dengan efisiensi kuantum pendar fluor () maka Intensitas pendar fluor (F) F= (Po-P) = Po(1- ℮-εbc ) Pada larutan encer, cahaya diabsorbsi lemah εbc > 0,05 sehingga F= K Po(2,3 εbc ) Dengan K, tetapan instrumen
Spektroskopi pendar molekuler Metode pendar Fosfor Radiasi Emisi persilangan antar system (ISC), meliputi pembalikan spin elektron, Tingkat triplet ke keadaan dasar (S0) Molekul teridentifikasi pada emisi yang keluar berlangsung dalam waktu cukup lama ( 1-10 s pada medium tegar dan 10-4-10-3 s pada medium fluida. Pendar Fosfor dipengaruhi oleh struktur molekul, ion-ion logam paragmagnetik, molekul-molekul siklik tidak tersubsitusi serta hidrokarbon polisiklik mengandung subsituen –CH3, -NH2, -OH, -COOH, -OCH3 , turuanan benzena dan naftalen
Spektroskopi pendar molekuler Berdasarkan hukum Beer, fraksi cahaya yang ditransmisikan P/Po = ℮-εbc Fraksi cahaya yang terabsorbsi menjadi 1-(P/Po) = 1- ℮-εbc (Po-P) = Po(1- ℮-εbc ) Dikalikan dengan efisiensi kuantum pendar fluor () maka Intensitas pendar fluor (F) I= (Po-P) = Po(1- ℮-εbc ) Pada larutan encer, cahaya diabsorbsi lemah εbc > 0,05 sehingga I= Kc Po(2,3 εbc ) Dengan Kc, tetapan instrumen
Penafsiran hasil spektroskopi INFRAMERAH http://wwwchem.csustan.edu/Tutorials/irunkans.htm http://en.wikipedia.org/wiki/Infrared_spectroscopy http://cnx.org/content/m31896/latest/
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk penafsiran Spektrum harus terselesaikan dan intensitas cukup memadai. Spektrum diperoleh dari senyawa murni. Spektrofotometer harus dikalibrasi sehingga pita yang teramati sesuai dengan frekuensi atau panjang gelombangnya. Metode persiapan sampel harus ditentukan. Jika dalam bentuk larutan, maka konsentrasi larutan dan ketebalan sel harus ditunjukkan. 3. Kalibrasi dapat dilakukan dengan menggunakan standar yang dapat diandalkan, seperti polistirena film. Karena polistirena memiliki stabilitas dimensi yang tinggi dan shrinkage yang rendah
Komponen grafik baseline peak Transmitans % menyatakan banyaknya intensitas cahaya yang kembali ke detektor Wavenumber menyatakan panjang gelombang yang dipancarkan (cm-1)
CH3COOH Vibrasi yang digunakan untuk identifikasi adalah vibrasi tekuk, khususnya vibrasi rocking (goyangan), yaitu yang berada di daerah bilangan gelombang 2000 – 400 cm-1. Karena di daerah antara 4000 – 2000 cm-1 merupakan daerah yang khusus yang berguna untuk identifkasi gugus fungsional. Daerah ini menunjukkan absorbsi yang disebabkan oleh vibrasi regangan. Sedangkan daerah antara 2000 – 400 cm-1 seringkali sangat rumit, karena vibrasi regangan maupun bengkokan mengakibatkan absorbsi pada daerah tersebut.
Analisis Kualitatif dengan Inframerah Daerah ulur hidrogen. (3700-2700 cm-1) Puncak terjadi karena vibrasi ulur antara atom H dengan atom lainnya. Ikatan hidrogen menyebabkan puncak melebar dan terjadi pergeseran gelombang ke arah lebih pendek. Perubahan struktur dari ikatan CH akan menyebabkan puncak bergeser ke arah yang maksimum. Daerah ikatan rangkap dua (1950-1550 cm-1) konjugasi menyebabkan puncak lebih rendah sampai 1700 cm-1. Semakin elektronegatif, uluran akan menyebabkan perubahan besar dalam momen ikatan; oleh karena itu resapannya bersifat kuat. apabila atom hidrogen dari hidrokarbon alifatik diganti oleh gugus OH, maka spektrumnya berubah karena bila ikatan hidrogen lemah akan terlihat peak yang lebih runcing dan smpit
Pengaruh Ikatan Hidrogen
The compound is octanoic acid 3100 -- The broad intense absorption band seen here is characteristic of a carboxylic acid dimer. 2960 -- CH aliphatic assymmetric stretch 2870 -- CH aliphatic symmetic stretching vibrational band. 1415 -- Absorption in this region is due to CH3. Note the weak band just below 1400. This is the methyl bending vibrational band. 1290 -- Due to coupling of the in-plane OH bending and CO stretching of the dimer. 950 -- OH out-of-plane bending of the dimer. The compound is octanoic acid
Senyawa tersebut adalah cyclohexanol. 3350 – frekuensi vibrasi stretching OH 2950 -- frekuensi vibrasi stretching CH alifatik asimetris (intensitas kurang dari 2860 adalah frekuensi vibrasi stretching simetris 1425 -- Karakteristik penyerapan CH2 1065 -- Penyerapan CO frekuensi vibrasi stretching CH alifatik asimetris (intensitas kurang dari 2860 adalah frekuensi vibrasi stretching simetris) Karakteristik penyerapan CH2 Penyerapan CO Senyawa tersebut adalah cyclohexanol.
Analisis kuantitatif pada inframerah Hukum Beer menyatakan bahwa absorbansi cahaya berbanding lurus dengan dengan konsentrasi dan ketebalan bahan/medium. Yakni A = ε c l Dari persamaan tersebut dapat dicari konsentrasi zat.
Penafsiran Spektroskopi ULTRAVIOLET http://www.scienceofspectroscopy.info/edit/index.php?title=Qualitative_UV_Analysis
Komponen Grafik
Contoh Once the spectrometer has collected data from sample exposure to the UV beam, the data is transmitted to an attached computer which processes the intensity/wavelength data to produce an absorbance spectrum. UV-Visible spectra are displayed like the one below for isoprene, with the wavelength increasing from left to right and the intensity of absorption plotted on the vertical axis: lmax shown above at 222 nm indicates the wavelength of maximum absorption of isoprene, caused by the p-p* transition within the conjugated system present in the molecule. lmax can sometimes be used to identify particular organic functionality, i.e. differentiate between dienes and trienes for example. The p-p* transition of isoprene is illustrated below: (next)
Once the spectrometer has collected data from sample exposure to the UV beam, the data is transmitted to an attached computer which processes the intensity/wavelength data to produce an absorbance spectrum. UV-Visible spectra are displayed like the one below for isoprene, with the wavelength increasing from left to right and the intensity of absorption plotted on the vertical axis: lmax shown above at 222 nm indicates the wavelength of maximum absorption of isoprene, caused by the p-p* transition within the conjugated system present in the molecule. lmax can sometimes be used to identify particular organic functionality, i.e. differentiate between dienes and trienes for example. The p-p* transition of isoprene is illustrated below: (next)
Analisis Why do spectra appear as a broad band instead of a sharp, narrow peak? When a molecule is exposed to light of sufficient energy to promote an electron from its ground state to an excited state, the excess energy has to be lost in order for the molecule to return to the ground state (it's preferred state). Instead of a single available energy level for the electron to go into, there are in fact many vibrational/rotational levels that can accomodate the electron. This large number of available levels produces broad bands, rather than narrow peaks. See below:
Why do spectra appear as a broad band instead of a sharp, narrow peak? When a molecule is exposed to light of sufficient energy to promote an electron from its ground state to an excited state, the excess energy has to be lost in order for the molecule to return to the ground state (it's preferred state). Instead of a single available energy level for the electron to go into, there are in fact many vibrational/rotational levels that can accomodate the electron. This large number of available levels produces broad bands, rather than narrow peaks. See below:
Penafsiran Spektroskopi PENDAR-FLUOR
Fluorescence Spectra A fluorescence molecule can be irradiated with different wavelengths within its excitation spectrum and, accordingly, will emit light with a characteristic emission spectrum. Its amplitude is determined by the intensity of radiation and the excitation efficiency, which is a function of the excitation wavelength.
Adakah kemungkinan pertukaran pendar fluor dan fosforensi? (Indrianti P.) Sensitivitas spektrokopi uv? (Nindya S.W.) Bagaimana penafsiran bentuk dari gugus fungsi pada spektroskopi IR dan UV-Vis? (Kenny L.) Apakah yang membuat g