Manajemen Produksi Dan Operasi Dalam Perusahaan Agribisnis
Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi dalam Agribisnis Produksi adalah seperangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam penciptaan produk atau jasa. Operasi adalah kegiatan untuk mengubah input menjadi output sehingga lebih berdaya guna daripada bentuk aslinya. Operasi merupakan salah satu dari fungsi-fungsi yang ada dalam suatu lembaga. Fungsi lain selain operasi adalah keuangan, personalia, pemasaran, dan lain-lain. Operasi inilah yang menentukan kemampuan suatu lembaga melayani pihak luar. Jadi manajemen operasi merupakan penerapan ilmu manajemen untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi agar dapat dilakukan secara efisien. Pada agribisnis, prinsip manajemen produksi terbukti telah bermanfaat dalam memperbaiki metode pengumpulan, penyortiran dan pengelompokan mutu, pemrosesan dan pabrikasi, pengepakan serta pengiriman produk pertanian.
Proses penguraian, peramuan, usaha ekstraktif dan pengolahan Penguraian : Menciptakan banyak jenis produk dari 1 jenis bahan Jagung Minyak Jagung Tepung Jagung Jagung Ongseng & Kalengan Peramuan : Menciptakan suatu jenis produk dari banyak jenis bahan Gelas Alat Pemanen Karet Baja Usaha Ekstraktif : Memindahkan produk dari lingkungan alaminya Pohon Balok Kayu Pengolahan : Mengubah bentuk bahan agar lebih mudah dipasarkan Babi Dendeng Babi
SISTEM PRODUKSI Produksi sering diartikan sebagai aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan nilai masukan (input) menjadi keluaran (output).
MPO berkaitan dgn : Perencanaan output Desain proses transformasi Perencanaan kapasitas Perencanaan bangunan pabrik Perencanaan tata letak fasilitas Desain aliran kerja Manajemen persediaan Manajemen proyek Skeduling Pengendalian kualitas Keandalan kualitas & pemeliharaan
Peranan Manajer Operasi Menentukan & mengatur letak gudang persediaan & mesin yg efisien Melakukan pemeliharaan utk menjamin keandalan & kontinuitas operasi Mengurangi/memperbaiki bag. produk yg rusak u/menghslkan produk yg berkualitas Menentukan komponen yg akan dibuat/dibeli dr suplier Menentukan skedul kerja Mengevaluasi biaya TK jika ada penambahan jam kerja Memperbaiki sistem informasi produk dgn suplier Memperbaiki manajemen persediaan Memperbaiki produktivitas Mengurangi pemborosan Memperpendek waktu persiapan u/ mengurangi waktu proses
Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) Adalah : integrasi berbagai aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir serta pengiriman ke pelanggan. Seluruh aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan pengalihdayaan (outsourcing) serta fungsi lain yang penting bagi hubungan antara pemasok dan distributor. Manajemen rantai pasok meliputi : 1) penyedia transportasi, 2) transfer uang secara tunai dan kredit, 3) para pemasok, 4) distributor, 5) utang dan piutang usaha, 6) pergudangan dan persediaan, 7) pemenuhan pesanan, 8) berbagi informasi pelanggan, prediksi dan produksi. Tujuannya adalah : membangun sebuah rantai pemasok yang memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan.