DRAFT JAKSTRANAS 2010-2014 Jakarta, 15 Desember 2009.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Teori Graf.
Advertisements

Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
KEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMP
(Matematika Al-Quran)
SUBBIDANG DATA DAN INFORMASI
STANDAR DAN SISTEM AKUNTANSI
Jakarta, 7 – 8 November 2013 Seminar Insentif Riset SINas, Kementerian Riset dan Teknologi “Membangun Sinergi Riset Nasional untuk Kemandirian.
START.
Data produksi ( ) • Produksi padi, pada tahun 2007 mencapai 57,05 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
KARAKTERISTIK KEMISKINAN NASIONAL KEBIJAKAN NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN KEMISKINAN JAWA BARAT DALAM KONSTALASI KEMISKINAN NASIONAl KELEMBAGAAN TKPK.
Wido Hanggoro ` Research and Development Department Indonesia Meteorological Climatological and Geophysical Agency.
Bulan maret 2012, nilai pewarnaan :

1 Diagram berikut menyatakan jenis ekstrakurikuler di suatu SMK yang diikuti oleh 400 siswa. Persentase siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler.
Bab 11A Nonparametrik: Data Frekuensi Bab 11A.
BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK DISAJIKAN PADA RADALGRAM JAKARTA, 4 AGUSTUS 2009.
Sosialisasi EQA BAN-PT – Dikti, Juli-Agustus 2009.
Bab 11B
KEBIJAKAN BAN-PT KEBIJAKAN BAN-PT BAN-PT BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2009.
PENCAPAIAN KKP PROGRAM KB NASIONAL PROV RIAU BULAN : JUNI 2010.
BOROBUDUR (4) FAHMI BASYA
Mari Kita Lihat Video Berikut ini.
Statistika Deskriptif
Bab 6B Distribusi Probabilitas Pensampelan
WORKSHOP INTERNAL SIM BOK
Makalah Kunci (Keynote Speech)
PENGENALAN SNP, SPM DAN IMPLEMENTASI SPM
PENGORGANISASIAN DAN PEMBINAAN POKJANAL POSYANDU
Kebijakan pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia.
DISTRIBUSI FREKUENSI oleh Ratu Ilma Indra Putri. DEFINISI Pengelompokkan data menjadi tabulasi data dengan memakai kelas- kelas data dan dikaitkan dengan.
Pengolahan Citra Digital: Konsep Dasar Representasi Citra
Tabel Yang harus Dilihat Sebelum Menilai
Rabu 23 Maret 2011Matematika Teknik 2 Pu Barisan Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat – sifat barisan Barisan Monoton.
Jakarta Convention Centre, 29 Januari 2010
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN PEMAHAMAN PERANCANGAN PERCOBAAN MAHASISWA SEMESTER VI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA PENANGGUNG.
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UNDIP TAHUN 2014 Fakultas Sains dan Matematika.
: : Sisa Waktu.
Nonparametrik: Data Peringkat 2
PERKEMBANGAN KELULUSAN SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK KOTA SEMARANG DUA TAHUN TERAKHIR T.P DAN 2013.
Pengujian Hipotesis Parametrik 2
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UNDIP TAHUN 2014 dan Usulan Kegiatan 2015
PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
ANALISIS / REVIU SEKTOR PENDIDIKAN
TIRANI MODAL DAN KETAHANAN EKONOMI
Is Fatimah. 28/03/ Sudahkan memahami SKEMA PENDANAAN (RD, RT, KP, DF) Insentif SINas ?
PADA RAPAT EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN APBD
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
B. Kombaitan dan Ridwan Sutriadi
Bulan FEBRUARI 2012, nilai pewarnaan :
AREAL PARKIR PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA
KINERJA SAMPAI DENGAN BULAN AGUSTUS 2013
KEBIJAKAN BAN-PT KAMANTO SUNARTO KETUA BAN-PT
Nonparametrik: Data Peringkat 2
ANGGOTA KELOMPOK KERJA FORUM KAWASAN TIMUR INDONESIA
KEBIJAKAN SPMI, MANUAL SPMI DAN STANDAR AKADEMIK DI BIDANG PEMBELAJARAN (Standar Perencanaan Proses Pembelajaran/PP, Standar Penilaian Hasil PP, Standar.
TOKOFEROL DAN FENOLIK TOTAL PADA 10 JENIS KACANG
Graf.
Economic and Social Update April 2008 William E. Wallace, Kepala Ekonom Bank Dunia, Indonesia 1 April 2008.
MATA KULIAH KURIKULUM INTI DAN INSTITUSIONAL KURIKULUM 2002 PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS.
USAHA DAN ENERGI ENTER Klik ENTER untuk mulai...
Statistika Deskriptif: Statistik Sampel
RENCANA INDUK PENELITIAN (RIP) UNIVERSITAS DIPONEGORO
Bersyukur.
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
Universitas Udayana.
• Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah•
BAB2 QUEUE 6.3 & 7.3 NESTED LOOP.
Akuntasi Sektor Publik Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Daerah
Korelasi dan Regresi Ganda
Pengantar sistem informasi Rahma dhania salamah msp.
Transcript presentasi:

DRAFT JAKSTRANAS 2010-2014 Jakarta, 15 Desember 2009

MATERI PRESENTASI Potret daya saing di kawasan regional Potret progres UU 18/2002 Isu-isu strategis Arah kebijakan iptek Strategi kebijakan Instrumen kebijakan Indikator kinerja kebijakan Program

POTRET DAYA SAING DI KAWASAN REGIONAL Peringkat Daya Saing 7 negara ASIA menurut IMD (overall)‏ Negara 2005 2006 2007 2008 2009 Singapore 3 2 Malaysia 26 22 23 19 18 China 29 15 17 20 Thailand 25 33 27 Korea 32 31 Indonesia 50 52 54 51 42 Philippines 40 45 43 Sumber: Institute of Management Development (2009)‏

POTRET DAYA SAING DI KAWASAN REGIONAL Belanja Litbang Indonesia dibandingkan dengan negara lain Cat: GERD : Gross National R&D Expenditure, BERD : Business R&D Expenditure

POTRET DAYA SAING DI KAWASAN REGIONAL Peringkat publikasi ilmiah 7 negara ASIA menurut IMD Negara 2005 China 5 Korea 10 Singapore 29 Thailand 39 Malaysia 45 Indonesia 51 Philippines 52 Sumber: Institute of Management Development (2008, 2009) Stat 4.3.12

POTRET DAYA SAING DI KAWASAN REGIONAL Tren publikasi ilmiah Indonesia pada jurnal internasional

POTRET DAYA SAING DI KAWASAN REGIONAL Posisi Negara-negara ASEAN + CHINA berdasarkan Jumlah Paten yang Terregister di WIPO No. Negara Jumlah 1. China 128.250 2. Singapura 2.243 3. Thailand 1.021 4. Malaysia 490 5. Philipina 310 6. Indonesia 308 7. Vietnam 189 Sumber: Statistik WIPO, Juli 2008

POTRET PROGRES UU 18/2002 BEBERAPA CAPAIAN PENGUATAN SIN: Landasan hukum (UU 18/2002, Inpres No. 4/2003, PP 20/2005, PP 41/2006, PP 35/2007, PP 48/2009; Jumlah IPR – Indonesia keluar dari watching list country negara-negara yang dicurigai banyak terjadi pembajakan IPR; Beberapa lembaga litbang nasional masuk dalam ranking cukup baik di tataran internasional seperti LIPI dikawasan ASIAN; UI, ITB dan UGM menurut World Rank Research Center dan Times Higher Education masuk dalam ranking 287, 315 dan 316; LBM Eijkman sebagai lab. rujukan WHO utk flu burung; Konstribusi para peneliti dalam program swasembada pangan; Berbagai industri sudah mulai memperkuat kapasitas teknologi melalui kegiatan litbang (industri otomotif, industri farmasi, industri software, industri komunikasi, industri jamu, dll.); Jumlah fungsional secara bertahap terjadi peningkatan beberapa tahun terakhir ini; Terbentuknya lembaga intermediasi seperti BTC, BIC, sentra HKI, dll.

POTRET PROGRES UU 18/2002 Jumlah SDM pada LPND-Ristek dan 7 Balitbang Departemen Sumber: Data dikumpulkan dan diolah oleh Tim (2009)

POTRET PROGRES UU 18/2002 Jumlah SDM pada LPND dan Balitbang Departemen terkait 6 bidang fokus Iptek berdasarkan jabatan fungsional No. Jabatan Fungsional 2005 2006 2007 2008 1. Peneliti 4.656 4.688 4.432 4.666 2. Perekayasa 239 231 240 318 3. Litkayasa 2.110 1.947 1.846 1.727 4. Pranata Komputer 85 77 65 5. Pranata Nuklir 401 437 452 442 6. Pranata Humas 313 409 387 380 7. Arsiparis 144 109 165 167 8. Pustakawan 247 258 198 350 9. Analis Kepegawaian 263 301 244 180 10. Teknisi Litkayasa 108 105 84 11. Widyaiswara 10 19 49 12. Auditor 55 72 64 53 13. Perencana 232 228 156 119 14. Pengemdali Dampak Lingkungan 51 42 27 15. Perancang Perundang-Undangan 23 20 17 16 16. Surveyor Pemetaan 113 116 111 112 17. Penyelidik Bumi 50 38 18. Pengawas Radiasi 3 19. Statistisi 2 20. Penyuluh 220 226 204 197 Jumlah 9.329 9.350 8.799 9.101 Sumber: Data dikumpulkan dan diolah oleh Tim (2009)

POTRET PROGRES UU 18/2002 Jumlah SDM pada LPND dan Balitbang Departemen terkait 6 bidang fokus Iptek berdasarkan jabatan fungsional Ctt: Jumlah total peneliti 7.649 orang dimana yang terbesar ada di Deptan (1.770 peneliti), LIPI (1.213 peneliti), dan Batan (491 peneliti) Sumber: Data LIPI

POTRET PROGRES UU 18/2002 Tren anggaran litbang Sumber: DJA (2005, 2006, 2007, 2008)

POTRET PROGRES UU 18/2002 Anggaran lembaga litbang berdasarkan sumber pendanaan Sumber: Survai Penelitian dan Pengembangan Pemerintah tahun 2007 (2008)

POTRET PROGRES UU 18/2002 PROGRES KELEMBAGAAN Presiden Menteri 2 Mendagri Mendiknas Menristek TNI KEPOLISIAN Balitbang2 Dislitbang TNI-AD Balitbang Depdagri Balitbang Depdiknas BPPT LIPI Dislitbang TNI-AU Balitbang Daerah Perguruan Tinggi BATAN LAPAN Dislitbang TNI-AL Industri strategis Industri otomotif Industri farmasi Industri software Industri komunikasi Industri jamu, dll BAKOSURTANAL BAPETEN Biro litbang BSN LPNK

POTRET PROGRES UU 18/2002 Tren pertumbuhan Perguruan Tinggi No. Kategori Negeri Swasta Total 2005 2006 2007 1. Universitas 46 48 356 371 402 419 2. Institut 6 43 37 49 3. Sekolah Tinggi 4 2 1.130 1.164 1.134 1.166 4. Akademi - 794 869 5. Politeknik 25 26 112 115 137 141 Jumlah 81 82 2.435 2.556 2.516 2.638 Sumber: Statistik Pendidikan Tinggi (2005, 2006, 2007, 2008)

Jumlah Calon Mahasiswa POTRET PROGRES UU 18/2002 KAPASITAS PERGURUAN TINGGI (NEGERI + SWASTA) Jenjang Jumlah Calon Mahasiswa Jumlah Mahasiswa Baru Jumlah Lulusan S0 802.917 191.833 61.218 S1 2.768.606 838.187 212.521 S2 208.788 54.150 17.059 S3 24.976 6.247 1.687 Sumber data: Dikti (2008)

POTRET PROGRES UU 18/2002 PROGRES LEMBAGA INTERMEDIASI: 1. BUSINESS TECHNOLOGY CENTER (BTC) BTC Batam BTC Bandung BTC Yogjakarta BTC Jawa Timur BTC Makasar BTC Yogjakarta (BBTIY) BTC Salatiga BTC Jababeka 2. BUSINESS INNOVATION CENTER (BIC) 3. PUSAT INOVASI – LIPI PUSAT KEMITRAAN TEKNOLOGI NUKLIR (PKTN) – BATAN BPPT ENGINERING (BE) BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI – BPPT (BIT-BPPT) Sentra HKI di Perguruan Tinggi

POTRET PROGRES UU 18/2002 Tren publikasi ilmiah LPND-Ristek dan 7 Balitbang Departemen Sumber: Data dikumpulkan dan diolah oleh Tim (2009)

POTRET PROGRES UU 18/2002 Tren publikasi ilmiah internasional berdasarkan jenis lembaga Sumber: SCOPUS, diolah oleh Tim (2009)

POTRET PROGRES UU 18/2002 Tren paten yang didaftarkan ke Dirjen HaKI berdasarkan lembaga pengusul Sumber : Direktorat Teknologi Informasi, Dirjen HKI (2009) diolah oleh Tim (2009)

POTRET PROGRES UU 18/2002 2006 2007 Q3-07 Q4-07 Q1-08 Q2-08 Q3-08 Low quality — Sectoral growth rate (2000 base year, year-on-year growth rate, %)‏   2006 2007 Q3-07 Q4-07 Q1-08 Q2-08 Q3-08 Tradable 3.7 3.8 5.2 2.3 3.4 3.2 Agriculture 3.0 3.5 8.9 3.1 6.0 4.6 2.4 Mining & Quarrying 2.2 2.0 1.8 -2.1 -2.3 -0.9 1.6 Manufacturing 4.7 4.5 4.3 4.1 Non-Tradable 7.4 9.0 7.9 10.6 9.5 10.1 Electricity, Gas & Water 5.9 10.4 11.7 11.8 12.1 11.2 Construction 8.6 7.5 9.9 8.3 8.0 Trade, Hotel & Rest. 6.1 8.5 6.9 9.1 7.2 7.6 Transport & Comm. 13.6 14.4 12.5 17.4 19.7 19.6 17.1 Finance 5.7 8.7 Services 6.2 6.6 6.5 6.7 GDP 5.5 6.3 6.4 Source: BPS.

POTRET PROGRES UU 18/2002 PERKEMBANGAN EKSPOR NON MIGAS PER SEKTOR (juta US$) Source: BPS.

POTRET PROGRES UU 18/2002 EKSPOR NON MIGAS SEKTOR PERTANIAN (juta US$) 100 3,75 2628,5 6,95 3364,9 2880,2 2496,2 2526,1 2568,3 Total 26,71 17,86 16,23 7,14 4,22 3,81 2,97 4,36 1,54 1,67 1,89 1,48 1,05 1,98 0,82 0,49 -5,75 -4,15 12,85 4,93 9,41 14,19 99,76 -14,07 5,07 28,12 16,68 -5,61 88,89 -13,69 702,2 469,5 426,6 187,8 111,1 100,2 78,1 114,6 40,5 43,9 49,8 39,0 27,7 52,1 21,6 13 4,91 10,29 9,74 9,97 - 0,41 19,84 - 0,16 0,48 17,02 -17,76 44,45 6,12 -11,19 48,01 -2,71 980,2 620,3 583,2 214,2 137,4 120,8 97,0 77,8 57,2 56,7 51,1 49,6 42,7 40,9 35,2 352,6 846,8 468,3 497,8 222, 130,3 117,7 73,6 77,6 62,9 52,7 47,9 35,6 35,9 34,7 29,1 245,2 824,0 370,2 281,6 223,5 114,0 125,5 61,4 78,4 45,6 43,2 64,8 24,3 29,9 29,7 21,4 118,4 852,7 410,5 250,9 197,8 102,6 111,9 54,2 70,9 44,5 32,7 91,8 16,1 33,2 54,7 10,4 80,4 840,4 521,3 218,8 142,7 96,3 126,4 45,7 82,0 66,5 32,8 98,0 11,8 33,0 59,0 8,3 706,6 Udang segar/beku Biji coklat Kopi Ikan lainnya Kepiting,kerang Tongkol/tuna Buah Lainnya Tembakau Pala & bunga Teh Ganggang Laut Sayuran Lada Putih Biji lainnya Lain-lain 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 15 16 Pangsa 07 Perub % 07/06 2007 Jan-Sep Trend 02-06 2006 2005 2004 2003 2002 Sektor No Source: BPS.

POTRET PROGRES UU 18/2002 EKSPOR NON MIGAS SEKTOR INDUSTRI (juta US$) 100 16,9 55719,6 14,38 65023,9 55593,6 48677,3 40879,9 38729,6 TOTAL 7,85 8,15 6,37 5,46 6,06 4,42 3,44 3,74 2,99 3,65 1,42 2,49 0,22 2,19 37,81 2,35 42,22 5,12 8,07 34,82 14,43 -3,33 8,52 11,23 34,75 65,30 -37,86 6,61 -0,14 10,46 -9,91 4372,6 4539,5 3549,7 3045,3 3377,7 2460,7 1919,6 2083,1 1670,2 2083,5 2032,4 789,4 1391,1 1230,0 1222,5 19952,3 9,86 21,29 14,27 16,11 17,20 7,97 -1,92 10,56 10,15 40,12 14,12 16,77 14,91 8,90 5,76 20,35 5608,2 4817,6 4448,7 3690,8 3371,0 2859,2 2722,1 2561,9 2123,3 1904,4 1883,7 1785,6 1738,2 1599,8 1523,8 27203,2 4966,9 3756,3 4364,1 2133,4 2894,2 2324,8 2842,2 2338,0 1309,3 1257,5 1530,6 1850,4 1562,1 1428,5 1503,6 18470,4 4352,0 3441,8 3486,1 1946,1 2388,8 2228,9 2962,8 2080,5 1129,1 798,2 1535,4 1517,2 1326,6 1320,5 1338,4 16510,4 4037,8 2454,6 3120,6 1402,4 2002,8 2007,3 2898,8 1753,8 820,0 672,1 1225,9 858,5 1139,0 1182,2 1283,1 13033,8 3887,2 2092,4 2700,0 967,5 1832,8 2097,5 3291,3 1790,5 713,1 478,9 1077,7 1207,4 1015,2 1148,1 1246,6 12821,2 Pakaian jadi Minyak Kelapa Sawit Alat Listrik CrumbRubber Industri Lainya Kertas & barang dari kertas Audio visual Tekstil / lainnya Besi/baja Tembaga Organik Komputer & bagiannya Damar tiruan, bahan plastik Alas kaki (kulit, karet, kanvas) Alas kaki dari bahan lain Lainnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Pangsa 07 % Perub % 07/06 2007 Jan-Sep Trend 02-06 2006 2005 2004 2003 2002 Sektor No Source: BPS.

POTRET PROGRES UU 18/2002 EKSPOR NON MIGAS SEKTOR PERTAMBANGAN (juta US$) 100 24,31 9176,5 33,35 11191,5 7946,8 4761,4 3995,6 3743,7 TOTAL 53,22 38,45 5,22 1,85 1,27 0,05 0,22 13,24 26,87 337,89 75,01 116,23 -77,04 6,80 -61,04 4884,6 3529,0 479,9 170,4 87,9 4,7 20,1 0,0 18,61 28,74 45,71 29,27 25,51 -0,15 6,08 -67,15 6085,7 4646,1 217,4 129,4 58,1 27,4 27,1 0,2 4354,1 3311,0 140,0 81,6 23,6 9,4 26,6 0,5 2748,8 1802,4 108,4 50,5 17,2 6,7 26,5 0,9 1980,1 1854,7 59,5 47,6 18,9 9,9 24,6 0,3 1762,4 1755,5 50,8 46,9 20,8 27,0 21,0 59,3 Batu bara Biji Tembaga Biji Nikel Hasil Tambang Lain Bauksit Pasir alam Granit Biji timah 1 2 3 4 5 6 7 8 Pangsa 07 % Perub % 07/06 2007 Jan-Sep Trend 02-06 2006 2005 2004 2003 2002 Sektor No Source: BPS.

SUMMARY Daya saing Indonesia di lingkungan regional masih kalah dari negara-negara Malaysia, Thailand maupun Singapore Penguatan pondasi inovasi amanah UU 18/2002 belum optimal Konstribusi litbang terhadap ekonomi masih kecil Catatan: Total dana litbang tidak besar - kegiatan litbang belum fokus dan tidak sinergi; Jumlah SDM peneliti hampir tidak berubah - produktivitas masih rendah; Hasil litbang yang dimanfaatkan atau dikomersialisasikan masih sedikit; Lembaga litbang cukup banyak, center of excellence masih sedikit;

ISU STRATEGIS Meta Masalah Situasi Masalah Substantif Masalah Sumberdaya Litbang: - Produktivitas SDM dan jumlah SDM litbang rendah - Sarpras Litbang tidak memadai - Investasi/dana litbang kecil, porsi swasta sangat kecil - Program litbang masih belum fokus dan sinergi, prog spin-off dan start-up capital (insentif), paten granted, asuransi teknologi, insentif alih teknologi Kelembagaan Litbang - LPND: Organisasi kegemukan dan tidak fleksible, menejemen PNS, dana terbatas ttp scope keg luas - LPD: dana litbang, sarpras, SDM, sinergi keg - Dislitbang TNI: dana, sarpras, SDM, tupoksi - PT: dana, scope litbang, sarpras, riset dasar - Industri: kuantitas, insentif (keb. Industri + Keu), cost - BTC/BIC: jumlah, peran, kemandirian - Modal ventura: jumlah, peran, kebijakan keu - Inkubator: dana, sarpras, prog, insentif bagi start-up Jejaring - Interaksi ABG masih belum optimal - Jejaring riset nasional dan international masih lemah - Keterlibatan lemlitbang pada proyek riset int’l sedikit Pencarian Masalah Pendefinisian Masalah Situasi Masalah Substantif Masalah -daya saing nasional rendah - nilai tambah produk ekspor (bahan baku, tekn rendah) -pemanfaatan hasil litbang DN -pondasi inovasi belum kuat Tinjauan : Ek. : index TFP rendah, konstribusi litbang DN thd ekonomi dan penciptaan lapangan kerja Iptek: index infrastruktur iptek Sosbud: budaya N3 dan meman- faatkan dan menggunakan hasil litbang DN Politik: politik teknologi Hukum: sinergi kebijakan & peraturan Pemerintah Pengenalan Masalah Spesifikasi Masalah Masalah Formal Produktivitas litbang Pendayagunaan hasil litbang pd sektor produksi Budaya inovasi dan kreativitas

ISU STRATEGIS Peningkatan produktivitas litbang nasional Peningkatan pendayagunaan hasil litbang nasional pada sektor produksi Peningkatan budaya inovasi dan kreativitas

ARAH KEBIJAKAN IPTEK 2010-2014 Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas Sumber Daya Iptek untuk menghasilkan produktivitas litbang yang berdayaguna bagi sektor produksi nasional Menciptakan iklim investasi R&D yang kondusif terutama investasi R&D sektor swasta; Mengembangkan upaya-upaya untuk menyediakan dana riset dari lembaga independen (Technology Fund Foundation) Optimalisasi investasi R&D pada bidang fokus: ketahanan pangan, energi baru dan terbarukan, ICT, teknologi hankam, teknologi dan manajemen transportasi, teknologi kesehatan dan obat, material baru untuk menunjang klaster industri nasional; Peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM yang profesional untuk menghasilkan IPR; Peningkatan kapasitas dan kapabilitas sarpras litbang yang memadai sesuai dengan state-of-the art teknologi;

ARAH KEBIJAKAN IPTEK 2010-2014 2. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan litbang dan lembaga pendukung untuk mendukung proses transfer dari ide – prototip lab. – prototip industri – produk komersial (penguatan sistim inovasi nasional) Pusat-pusat keunggulan iptek (center of excellence) yang spesifik pada bidangnya melalui restrukturisasi program, kelembagaan dan manajemen; Manajemen profesional untuk meningkatkan produktivitas dan pendayagunaan hasil litbang; Mengembangkan sarana dan prasarana inkubator dan mekanisme pendanaan (start-up capital) untuk mendorong terciptanya industri baru berbasis hasil litbang / teknologi Lembaga-lembaga intermediasi yang profesional untuk memfasilitasi proses tranfer hasil litbang dari lab ke sarana produksi; Mengembangkan dan menguatkan sentra HKI melindungi serta mendorong komersialisasi HKI; Mengembangkan dan memperkuat fasilitas Inkubator dan Science and Technology Park (STP).

ARAH KEBIJAKAN IPTEK 2010-2014 Mengembangkan dan memperkuat jejaring kelembagaan maupun peneliti di lingkup nasional maupun internasional untuk mendukung peningkatan produktivitas litbang dan peningkatan pendayagunaan litbang nasional: Kerjasama litbang nasional melalui sinergi program lintas lembaga litbang maupun insentif riset; Kerjasama litbang internasional melalui program kerjasama G-to-G maupun institusi-to-institusi; Kerjasama lembaga litbang, perguruan tinggi dengan industri melalui program-program riset kemitraan public-private partnership;

ARAH KEBIJAKAN IPTEK 2010-2014 4. Meningkatkan kreativitas dan produktivitas litbang nasional untuk memenuhi kebutuhan teknologi di sektor produksi dan meningkatkan daya saing produk-produk nasional dan budaya inovasi, melalui: Bidang fokus: teknologi pangan, teknologi energi baru dan terbarukan, teknologi dan manajemen transportasi, teknologi hankam, teknologi infomasi dan komunikasi, teknologi kesehatan dan obat, material maju; Penajaman fokus bidang; Menghasilkan IPR seperti publikasi internasional, paten, potensi untuk lisensi dan spin-off; Kebutuhan pasar (sektor produksi) masa kini dan masa depan; Sinergi dengan klaster industri unggulan; Penguatan Core competency dari pusat keunggulan iptek; Budaya inovasi dan kreativitas khususnya dikalangan generasi muda;

ARAH KEBIJAKAN IPTEK 2010-2014 Bidang fokus: Ketahanan Pangan: mengembangkan teknologi benih unggulan untuk lahan pertanian sub-optimal dan mengembangkan teknologi-teknologi paska panen untuk memperkecil kehilangan hasil panen; Energi : mengembangkan teknologi pembangkit listrik nasional dari sumber energi baru dan terbarukan (matahari, bayu, panas bumi, air, nuklir, arus laut) dan bio-energi sesuai dengan kebijakan energi nasional; ICT: mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengurangi kesenjangan informasi, pembajakan IPR dan belanja teknologi impor; Teknologi hankam: mengembangkan teknologi hankam untuk mendukung industri pertahanan nasional dalam menghasilkan alutsista dan mengurangi belanja teknologi impor; Teknologi dan manajemen transportasi: mengembangkan teknologi dan manajemen transportasi nasional untuk mendukung klaster industri transportasi dan memecahkan persoalan transportasi nasional; Teknologi kesehatan dan obat: mengembangkan teknologi alat kesehatan dan obat khususnya obat alami untuk mendukung klaster industri kesehatan dan industri farmasi nasional khususnya indigenous/traditional knowledge; Teknologi material maju: mengembangkan teknologi material maju untuk meningkatkan kandungan lokal, memperkuat industri pendukung dan pohon industri nasional, serta mendukung industri masa depan yang memerlukan penemuan material baru;

ARAH KEBIJAKAN IPTEK 2010-2014 Meningkatkan pendayagunaan iptek nasional untuk pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja baru, dan mengurangi kemiskinan serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya iptek, melalui: Pengelolaan dan pemanfaatan/komersialisasi aset intelektual (HKI); Difusi dan diseminasi hasil litbang termasuk patent granted; Spin-off; Penguatan kapasitas adopsi teknologi di sektor produksi (teknologi produksi, asuransi teknologi, dll.); Optimalisasi proses alih teknologi (FDI, lisensi, pengadaan)

STRATEGI KEBIJAKAN IPTEK 2010-2014 Kebijakan penguatan Sistim Inovasi Nasional (SIN) dilakukan melalui pendekatan penguatan elemen-eleman SIN serta proses alignment (sinergi) dan enggagement (kemitraan): Penguatan elemen sumberdaya, kelembagaan dan jejaring, serta sinergi dan kemitraan program untuk peningkatan produktivitas dan pendayagunaan litbang; Pendekatan top-down: riset unggulan litbang nasional yang spesifik menjawab kebutuhan nasional dan berkualitas internasional; Mendorong riset bersama (konsorsium riset) antar lembaga litbang; Proses alih teknologi: reverse engineering, outsourcing, lisensi, akusisi; Mengutamakan Demand driven Public-Private Partnership; Mempercepat implementasi PP terkait dengan insentif pajak dan investasi litbang swasta;

INSTRUMEN KEBIJAKAN Regulasi; Insentif pajak; Sistim insentif riset; Proyek-proyek riset unggulan nasional yang merupakan kemitraan lembaga litbang – industri – pemerintah; SDM litbang yang berkualitas; Peralatan laboratoria yang modern; Modal ventura;

INDIKATOR KINERJA KEBIJAKAN INDIKATOR INPUT: Peningkatan jumlah dan kualitas fungsional Peningkatan investasi litbang Modernisasi peralatan lab Peningkatan jumlah proyek konsorsium riset Jumlah pusat-pusat keunggulan iptek INDIKATOR OUTPUT: Academic excellence : publikasi dan paten; Economic value: lisensi, spin-off atau start-up companies; Sosial impact: investasi litbang, jumlah lembaga riset swasta, jumlah kreativitas masyarakat dan individu, investasi keluarga untuk iptek;

PROGRAM Kebijakan strategis penguatan sistim inovasi nasional dilaksanakan melalui: Program Penguatan Sumberdaya Iptek; Program Penguatan Kelembagaan Iptek; Program Penguatan Jaringan Iptek; Program Peningaktan Kreativitas dan Produktivitas Litbang; Program Pendayagunaan Iptek;

TERIMA KASIH

POTRET DAYA SAING DI KAWASAN REGIONAL Tren TFP Negara – negara Asia Sumber: APO (2004)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISU STRATEGIS Total dana litbang tidak besar dan scope kegiatan litbang sangat luas Fokus program dan kegiatan (roadmap, bottom-up, curiosity research, program prioritas) Koordinasi dan sinergi program dan kegiatan (ego-sektoral, instrumen kebijakan, mekanisme pengusulan, sinergi renstra lembaga) Investasi R&D pemerintah dan indikator keluaran Investasi R&D swasta Mekanisme PNBP / BLU Kelengkapan sarana dan prasarana litbang Mekanisme kontrol (evaluasi, sistim reward)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISU STRATEGIS 2. Peningkatan jumlah dan produktivitas SDM Iptek Rekruitmen calon peneliti Beasiswa Pendidikan dan pelatihan Kapasitas program paska sarjana per tahun Insentif untuk publikasi internasional dan paten Kerjasama internasional Kesejahteraan peneliti Karir patern fungsional vs struktural (manajemen substansi/program vs manajemen aset litbang) Kewajiban peneliti senior membina peneliti yunior Kelompok keahlian – center of excellence

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISU STRATEGIS 3. Pemanfaatan/komersilisasi hasil litbang Mekanisme PNBP/BLU Lembaga intermediasi Hasil litbang – kebutuhan industri Insentif untuk pemanfaatan hasil litbang (patent granted, license granted) Technology readiness Jaminan keberhasilan pemanfaatan teknologi Time delivery Inkubator Modal ventura Promosi Prosedur pelayanan teknologi Manajemen profesional Kepercayaan antara industri – lembaga litbang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISU STRATEGIS 4. Lembaga litbang cukup banyak, center of excellence masih sedikit Organisasi gemuk Core competency (kompetensi inti) Jejaring riset nasional dan internasional Anggaran riset per pusat riset Sarana dan prasarana laboratoria yang bersertifikat internasional Kualitas dan kuantitas SDM Manajemen profesional Business as usual vs spesifik Proyek riset skala besar

ANALISIS PERMASALAHAN ISU STRATEGIS ANALISIS PERMASALAHAN MASALAH FORMAL ALTERNATIF KEBIJAKAN KRITERIA RASIONAL TOT SCORE EFEKTIVITAS FEASIBILITAS Ek Ip Sos Pol Huk 1. Sumber-daya Litbang Peningkatan Kualitas SDM 4 3 1 2 25 (III) Sarpras Iptek 24 (IV) Investasi litbang (Swasta) 5 44 (I) Fokus – Sinergi Litbang 36 (II) 2. Kelem-bagaan Restrukturisasi 30 (VI) Manajemen Profesional 34 (IV) Center of Excellence 40 (I) Lembaga intermediasi 33 (V) Inkubator 38 (II) Modal Ventura 35 (III) 3. Jejaring Kerma lintas lemlitbang 26 (III) Kerma internasional 28 (II) Kerma industri-lemlitbang (Public Private Partnership)