VI. Teori Produksi Satu Input
KEGIATAN PRODUKSI Perusahaan adalah suatu organisasi yang membeli dan menyewa sumber-sumber daya, memproduksinya melalui suatu proses produksi dan kemudian menjual barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkanya tersebut kepada pihak lain. Barang dan jasa yang diproduksi tersebut bisa dijual kepada perusahaan lain yang membutuhkan, kepada rumah tangga-rumah tangga atau kepada pemerintah. Perusahaan sering disebut pula sebagai produsen yaitu suatu unit ekonomi yang memproduksi barang-barang konsumsi akhir.
TUJUAN PERUSAHAAN Perusahaan adalah organisasi yang berorientasikan pada keuntungan (profit oriented) yang membeli faktor produksi atau jasa input dan menjual hasil produksinya berupa barang dan jasa. Tujuan perusahaan antara lain : Memaksimumkan Keuntungan Untuk Tetap Bertahan Hidup Sesuai prinsip yang dianut "Prinsip'Keselamatan" (Survivor Principle), maka perusahaan‑perusahaan yang selamat sepanjang waktu berusaha mempunyai keputusan mencari keuntungan tertinggi. Unit usaha yang tidak berorientasi pada profit akan dibubarkan/terdepak keluar dari dunia bisnis. Sedangkan tujuan altematif perusahaan antara lain: Memaksimumkan penjualan, Pertumbuhan dan kepuasan manajemen. Pertumbuhan dan stabilitas.
Asumsi Produsen bertindak secara rasional yaitu produsen berusaha mencapai keuntungan yang maksimum. Produsen mempunyai pengetahuan yang sempurna, terutama tentang output yang dihasilkan. Produsen berada dalam kondisi pasar yang sempurna.
Input Fungsi Produksi Tanah, Tenaga Kerja, modal, dll Output
Keuntungan maksimum dapat dicapai: Menekan biaya seminimal mungkin pada faktor-faktor produksi yang diguanakan dalam proses produksi. Memaksimalkan tingkat produktifitas dari faktor produksi yang digunakan. Dalam usaha untuk mencapai keuntungan maksimal, ada dua keputusan yang harus diambil oleh produsen: Berapa output yang harus dihasilkan; Berapa dan dalam kondisi yang bagaimana faktor produksi digunakan.
Ada dua pendekatan dalam teori produksi Fungsi produksi dengan satu input Fungsi produksi dengan dua input
PENGERTIAN FUNGSI PRODUKSI Suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu (Ferguson dan Gould 1975:140) Fungsi produksi menetapkan perusahaan tidak bisa mencapai suatu output yang lebih tinggi tanpa menggunakan input yang lebih banyak dan suatu perusahaan tidak bisa menggunakan lebih sedikit input tanpa mengurangi tingkat output
Input Produksi: 1.Human Resources 2.Capital Resources, 3.Natural Resources (tanah) 4.Managerial Skill Hubungan jumlah Output (Q) dengan input yang digunakan dalam proses produksi (X1,X2,X3,……Xn) secara matematis dapat ditulis: Q = f (X1,X2,X3,……Xn) Dimana: Q= Output X= Input
Fungsi Produksi Satu Input Dengan menganggap salah satu input konstan dalam jangka pendek, maka dapat dijelaskan hubungan input output secara lebih luas. Apabila input modal tetap, maka fungsi produksi menjadi: Q = f (L) Average Physical Product of Labor (APL): APL= Q/L Marginal Physical Product of Labor (MPL): MPL=dQ/dL Pada saat APL mencapai maksimum, besarnya APL=MPL
Elastisitas Produksi Menunjukkan persentase perubahan output sebagai akibat dari persentase perubahan input %perubahan output %perubahan input Ep = Secara matematis:
Dengan persamaan elastisitas tersebut, terdapat tiga keadaan yang dapat dijelaskan sebagai berikut: APL>MPL, maka elastisitas produksi (Ep) mempunyai nilai <1 (inelastis) APL<MPL, maka elastisitas produksi (Ep) mempunyai nilai >1 (elastis) APL=MPL, maka elastisitas produksi (Ep) mempunyai nilai =1 (unitary)
Hubungan Teknis Jumlah Penggunaan Input Tenaga Kerja dengan Output, Sementara Input Tanah dianggap tetap No. Tanah (ha) TK (org) TPL APL MPL 1 3 10 - 2 24 12 14 39 13 15 4 52 5 61 12.2 9 6 66 11 7 9.4 8 64 -2
Fungsi Produksi satu input Variabel
Tidak semua bagian produksi mencapai efisien bagi produsen Tidak semua bagian produksi mencapai efisien bagi produsen. Berdasarkan gambar diatas dapat ditunjukkan tahapan-tahapan sebagai berikut: Pada tahap I, dimulai dari tenaga kerja (L)=0 sampai MPL=APL atau dari L=0 sampai APL maksimum. Pada tahap ini produsen masih belum efesien, lebih baik menambah faktor produksi tenaga kerja. Nilai elastisitas produksi adalah 1 (EP>1 elastis) Pada tahap II, dimulai dari MPL=APL atau APL maksimum sampai MPL=0. Pada tahap ini produsen sudah efisien dan terus dipertahankan. Nilai elastisitas produksi adalah kurang dari 1 ( EP<1 inelastis), tapi pada saat MPL=APL elastisitas produksi=1(EP=1unitary).
Pada tahap III, dimulai dari MPL=0 atau MPL negatif Pada tahap III, dimulai dari MPL=0 atau MPL negatif. Pada tahap ini produsen sudah tidak efisien, sebaiknya produsen mengurangi tenaga kerja yang digunakan (EP<1inelastis).
Tahapan yang ideal bagi perusahaan untuk berproduksi adalah pada saat MPL=APL, yang menunjukkan elastisitas produksi=1. Namun, tahapan yang rasional, yakni APL maksimum sampai MPL=0, selebihnya tidak menguntungkan bagi produsen. Karena dengan bertambahnya jumlah tenaga kerja (L) yang digunakan dalam proses produksi justru akan menurunkan output, atau pada posisi Marginal Physical Product negatif. Sehingga, akan terjadi kecenderungan adanya disguised unemployment (pengangguran tersembunyi)
Berlakunya hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang (the law of diminishing return) dimulai dari MPL maksimum. Pada kondisi ini, bertambahnya tenaga kerja tidak menaikkan produktivitas marjinal, karena tenaga kerja yang dipakai “terlalu banyak”, sehingga mereka akan bekerja “berebut” dan produksi marjinal justru akan turun, kemudian menjadi nol dan akhirnya menjadi negatif.
MENGAPA HANYA PADA TAHAP II YANG EKONOMIS UNTUK BERPRODUKSI? Dengan menganggap tenaga kerja yang tetap, sedangkan tanah yang berubah, maka dapat disusun data baru
Hubungan Teknis Jumlah Penggunaan Input Tanah dengan Output, Sementara Input Tenaga Kerja dianggap tetap No. Tanah TK TPPT APPT MPPT 1 3/8 6 21,3 - 2 3/7 9,4 22,6 26,1 3 3/6 11 22 22,4 4 3/5 12,2 20,8 12 5 3/4 13 17,3 5,3 3/3 7 3/2 8 -2 3/1 10 3,3 -1,3
Sehingga, tahap yang ekonomis untuk berproduksi danya pada tahap II. Pada tahap I, menggambarkan MP tenaga kerja positif sedangkan MP tanah negatif Pada tahap III, menggambarkan MP tanah positif dan MP tenaga kerja yang negatif Dengan demikian pada tahap I dan III, MP dari salah satu input adalah negatif. Penggunaan input yang menggambarkan MP negatif tidak layak untuk berproduksi, karena tambahan input bukan menaikkan output justru tambahan input akan menyebabkan penurunan output. Sehingga, tahap yang ekonomis untuk berproduksi danya pada tahap II.
CONTOH SOAL Dari tabel produksi di bawah ini tentukan TP, AP, dan MP! Tanah 1 TK 2 3 4 5 6 7 8 TP 9 12 14 15
Diketahui: Q = 18x + 6x2 -2x3 Ditanyakan: Bagaimana bentuk fungsi Produksi rata-rata(APPL)? Bagaimana bentuk fungsi Produksi marginal(MPPL)? Carilah produk maksimumnya Berapakah besar MPP maksimumnya? Berapakah besar APP maksimumnya?
TUGAS Dari tabel produksi di bawah ini tentukan AP, dan MP, serta gambar dalam grafik Modal 1 TK 2 3 4 5 6 7 8 TP 14 24 32 38 42 44
Diketahui: Q = 3L+2L2-0,1L3 Ditanyakan: Bagaimana bentuk fungsi Produksi rata-rata(APPL)? Bagaimana bentuk fungsi Produksi marginal(MPPL)? Carilah produk maksimumnya Berapakah besar MPP maksimumnya? Berapakah besar APP maksimumnya? Buktikan bahwa pada APP maksimum, besarnya APP=MPP dan elastisitasnya=1!