RETORIKA berdasarkan tulisan-tulisan Aristoteles Tradisi Retoris Asumsi Silogisme dan Entinem Kanon Retorika Jenis-jenis retorika_joice cs
Sekilas Teori Teori Retorika berpusat pada pemikiran mengenai retorika, yang disebut Aristoteles sebagai alat persuasi yang tersedia. Maksudnya, seorang pembicara yang tertarik untuk membujuk khalayaknya harus mempertimbangkan tiga bukti retoris: logos pathos ethos Khalayak merupakan kunci dari persuasi yang efektif, dan silogisme retoris, yang mendorong khalayak untuk menemukan sendiri potongan-potongan yang hilang dari suatu pidato, digunakan dalam persuasi. retorika_joice cs
Sekilas Teori Aristoteles merupakan orang pertama yang memberikan langkah-langkah dalam public speaking. Rethoric terdiri atas tiga buku – satu secara khusus membahas mengenai pembicara, yang kedua berfokus pada khalayak, sedang yang ketiga mendiskusikan isi dari pidato itu sendiri. Lane Cooper (1932) mengamati bahwa “retorika Aristoteles adalah psikologi praktis, dan merupakan buku paling penolong bagi penulis prosa dan bagi segala jenis pembicara.” retorika_joice cs
Tradisi Retoris Aristoteles tertarik untuk mempelajari apa yang ada di sini dan sekarang. Ia berusaha untuk memahami berbagai jenis orang dalam masyarakat Athena. Pada jamannya, banyak anggota masyarakat menyewa sophist (guru public speaking (retorika) retorika_joice cs
Asumsi Pembicara yang efektif harus mempertimbangkan khalayak mereka. Pembicara yang efektif menggunakan bukti dalam presentasi mereka. retorika_joice cs
Asumsi (1) Dalam konteks public speaking, Aristoteles menyatakan bahwa hubungan antara pembicara-khalayak harus dipertimbangkan. Para pembicara harus berpusat pada khalayak. Bahwa khalayak memiliki motivasi, keputusan, dan pilihan dan bukannya sekelompok besar orang yang homogen dan serupa. retorika_joice cs
Asumsi (1) Audience Analysis: merupakan proses mengevaluasi suatu khalayak dan latar belakangnya (seperti, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan sebagainya) dan menyusun pidatonya sedemikian rupa sehingga para pendengar memberikan respons sebagaimana diharapkan pembicara. Menurut Aristoteles khalayak sangat penting bagi efektivitas seorang pembicara. retorika_joice cs
Asumsi (2) Pembicara perlu melakukan persiapan dalam pembuatan pidato mereka. Bukti-bukti yang dimaksud Aristoteles merujuk pada cara-cara persuasi. Terdapat tiga bukti: logos pathos ethos retorika_joice cs
Asumsi (2) Ethos: merujuk pada karakter, intelegensi, dan niat baik yang dipersepsikan dari seorang pembicara ketika hal-hal ini ditunuukkan melalui pidatonya. Logos: adalah bukti-bukti logis yang digunakan oleh pembicara – argumen mereka, rasionalisasi, dan wacana. Pathos: berkaitan dengan emosi yang dimunculkan dari para pendengar (khalayak). retorika_joice cs
Silogisme dan Entimem Syllogism merupakan sekelompok proporsi yang berhubungan satu sama lain dan menarik sebuah kesimpulan dari premis-premis mayor dan minor. (Bitzer, 1995; Kim&Cunningham, 2003). Silogisme merupakan argumen deduktif. Biasanya silogisme terdiri atas dua premis dan sebuah kesimpulan. Premis merupakan titik awal atau permulaan yang digunakan oleh pembicara. retorika_joice cs
Silogisme dan Entimem Premis Mayor: kematian yang disebabkan oleh penyalahgunaan narkoba sangat tinggi dan melibatkan para pemakai usia kuliah. Premis Minor: Mahasiswa memiliki kebijaksanaan dan pendidikan untuk tidak menyalahgunakan narkoba. Kesimpulan: Karenanya, mahasiswa UMN dapat menggunakan pengalaman dan kebijaksanaannya untuk tidak menyalahgunakan narkoba. retorika_joice cs
Silogisme dan Entimem Enthymeme merupakan silogisme yang didasarkan pada kemungkinan, tanda, dan contoh, [dan] yang berfungsi sebagai persuasi retoris. (Bitzer, 1959). Probability adalah pernyataan-pernyataan yang secara umum benar. Sign adalah pernyataan yang menjelaskan alasan bagi sebuah fakta. Example merujuk pada pernyataan-pernyataan baik yang faktual maupun yang diciptakan oleh pembicara. (Induktif: Aristoteles). retorika_joice cs
Silogisme dan Entimem Kemungkinan: “Orang lain ingin bertindak secara bijaksana dan bertanggung jawab” Tanda: “Menyalahgunakan narkoba dapat membahayakan diri sendiri dan menyusahkan orang di sekitarnya.” Contoh: “Menyalahgunakan narkoba merupakan tindakan yang tidak bijaksana dan tidak bertanggung jawab.” (induktif: dari pernyataan khusus, khalayak membangun keyakinan yang bersifat umum mengenai topik tertentu). retorika_joice cs
Silogisme dan Entimem Entimem dan persuasi: Khalayak menyukai pesan di mana mereka dapat memberikan premis atau mendeduksi kesimpulan bagi diri mereka sendiri dibandingkan diberitahu secara langsung apa yang harus mereka lakukan atau pikirkan. Silogisme formal dapat menyinggung seorang pendengar jika silogisme ini terlihat terlalu nyata dalam strukturnya. retorika_joice cs
Silogisme dan Entimem Aristoteles menganggap entimem sebagai metode persuasi yang mirip dengan hubungan yang dimiliki oleh silogisme dengan logika. (Golden et.al., 2004). Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa silogisme berhubungan dengan kepastian sedangkan entimem berhubungan dengan kemungkinan. retorika_joice cs
Silogisme dan Entimem SILOGISME ENTIMEM Beberapa calon legislatif tidak jujur dan suka menipu. (premis mayor). Kiki adalah calon legislatif. (premis minor). Karena itu, Kiki adalah calon legislatif yang tidak jujur dan suka menipu. ENTIMEM Beberapa calon legislatif tidak jujur dan suka menipu. (premis). Karena itu, Kiki mungkin saja tidak jujur dan suka menipu. (kesimpulan). retorika_joice cs
Silogisme dan Entimem Aristoteles percaya bahwa entimem secara langsung berhubungan dengan logos. Seorang pendengar dapat menerima logika dari sebuah argumen, misalnya, karena argumen memunculkan emosi tertentu dari pendengar (pathos) dan pembicara dipandang memiliki kredibilitas (ethos). retorika_joice cs
Kanon Retorika Aristoteles yakin bahwa, agar suatu pidato persuasif dapat menjadi efektif, para pembicara harus mengikuti tuntunan tertentu atau prinsip-prinsip yang ia sebaut sebagai kanon. Ada lima hal yang dibutuhkan utuk pidato yang efektif: (1) penemuan; (2) pengaturan; (3) gaya; (4) penyampaian; dan (5) ingatan. retorika_joice cs
Kanon Retorika Invention Didefinisikan sebagai konstruksi atau penyusunan dari suatu argumen yang relevan dengan tujuan dari suatu pidato. Berhubungan erat dengan logos. Menggunakan logika dan bukti di dalam pidato membuat sebuah pidato menjadi lebih kuat dan persuasif. retorika_joice cs
Kanon Retorika Invention Hal yang dapat membantu penemuan adalah topic, dalam hal ini, merujuk pada baris argumen atau cara berpikir yang digunakan oleh pembicara dalam pidato. Civic Space atau lokasi metafora di mana retorika memiliki kesempatan untuk menyebabkan perubahan, “di mana pembicara dapat mencari alat-alat persuasi yang tersedia.” retorika_joice cs
Kanon Retorika Arrangement Berhubungan dengan kemampuan pembicara untuk mengorganisasikan pidatonya. Aristoteles merasa bahwa pembicara harus mencari pola terorganisasi bagi pidatonya untuk meningkatkan efektivitas pidato. Hal yang penting dalam pidato: subjek atau topik, dan mendemonstrasikannya. Perlu diperhatikan kesatuan artistik dan kesederhanaan. retorika_joice cs
Kanon Retorika Arrangement Tiga hal dalam pendekatan strategi organisasi pidato: Introduction: mencakup menarik perhatian kalayak, menunjukkan hubungan topik dengan khalayak, dan memberikan bahasan singkat mengenai tujuan pembicara. Body: mencakup argumen, contoh, dan detail penting untuk menyampaikan suatu pemikiran. Conclusion: ditujukan untuk merangkum poin-poin penting yang telah disampaikan pembicara dan untuk menggugah emosia di dalam khalayak. retorika_joice cs
Kanon Retorika Style Mencakup penggunaan bahasa untuk menyampaikan ide-ide di dalam sebuah pidato. Gloss: kata-kata yag sudah kuno dalam sebuha pidato. Metaphor: majas yang membantu untuk membuat hal yang tidak jelas menjadi lebih mudah untuk dipahami; memiliki kapasitas untuk mengubah isi dan aktivitas di dalam benak seseorang. retorika_joice cs
Kanon Retorika Delivery Merujuk pada presentasi nonverbal dari ide-ide seorang pembicara. Mencakup beberapa perilaku, seperti kontak mata, tanda vokal, ejaan, kejelasan pengucapan, dialek, gerakan tubuh, dan penampilan fisik. Aristoteles menghimbau untuk menggunakan tingkatan nada, ritme, volume, dan emosi yang sesuai. retorika_joice cs
Kanon Retorika Memory Merujuk pada usaha-usaha pembicara untuk menyimpan informasi untuk sebuah pidato. Menyimpan penemuan, pengaturan, dan gaya di dalam benak pembicara. Seorang pembicara harus menghafalkan banyak hal sebelum ia benar-benar berbicara. retorika_joice cs
Jenis-jenis Retorika Aristoteles membahas tiga jenis retorika: Forensic Rhetoric: retorika forensik. Epideictic Rhetoric: retorika epideitik. Deliberative Rhetoric: retorika deliberatif. retorika_joice cs
Jenis-jenis Retorika Forensic Rhetoric. Berkaitan dengan keadaan di mana pembicara mendorong timbulnya rasa bersalah atau tidak bersalah dari khalayak. Secara khusus merujuk pada berbicara di dalam ruang pengadilan. Aristoteles menyadari bahwa karakter (diinterpretasikan sebagai status [seperti tua atau muda, miskin atau kaya, beruntung atau tidak beruntung] dan moralitas [apakah seseorang itu adil atau tidak adil, beralasan atau tidak beralasan]) seseorang sangat penting. retorika_joice cs
Jenis-jenis Retorika Epideictic Rhetoric, juga disebut sebagai pidato seremonial, berkaitan dengan ethos. Berkaitan dengan memuji atau menyalahkan. Pada masa Aristoteles, pidato disampaikan di dalam arena publik dengan tujuan untuk memuji, menghormati, menyalahkan, atau mempermalukan. Pidato biasanya berfokus pada isu-isu sosial, karena orang tertarik dengan apa yang ada di sini dan sekarang. Banyak ditemukan pada eulogi (pidato pemakaman). retorika_joice cs
Jenis-jenis Retorika Deliberative Rhetoric, disebut juga retorika politis. Jenis retorika yang menentukan tindakan yang harus diambil oleh khalayak. Sering dihubungkan dengan masa depan – apa yang akan dilakukan atau dipikirkan khalayak. Pembicara harus dapat memahami dan menyesuaikan apa yang dipikirkan khalayak, mempertimbangkan topik yang relevan dengan khalayak dan yang berkaitan secara personal dengan dirinya sendiri. retorika_joice cs
Jenis-jenis Retorika Deliberative Rhetoric, disebut juga retorika politis. Pada masa Aristoteles, topik yang sering dipikirkan adalah: pendapatan, perang dan perdamaian, pembelaan negara, perdagangan, dan legislasi. Pada masa kini, topik deliberatif mungkin akan mencakup asuransi kesehatan, pajak, hubungan, pendidikan, dan kesejahteraan pribadi. retorika_joice cs
Jenis-jenis Retorika Deliberative Rhetoric, disebut juga retorika politis. Para pembicara deliberatif harus dapat: Menemukan minat khalayak, sehingga lebih mudah untuk dibujuk. Mengetahui topik deliberatif yang aktual. Mengetahui sifat-sifat dasar manusia yang mempengaruhi terjadinya deliberasi (pemikiran mendalam mengenai sesuatu). Mengidentifikasi personal dirinya, untuk menjadikannya sebagai taktik penting. retorika_joice cs
Kritik Retorika Aristoteles merupakan dasar teoretis yang berpengaruh dalam kajian komunikasi. Heurisme: salah satu teori yang paling heuristik di dalam komunikasi. Konsistensi Logis: beberapa ilmuwan menganggap Aristoteles tidak konsisten, teorinya kurang terorganisasi, mengabaikan sifat kritis pendengar. Pengujian Waktu Berjalan: telah teruji melewati lebih dari 2000 tahun. retorika_joice cs