 Konteks  Konten  Follow up / action  Kemajuan ICT dalam 20 –30 tahun terakhir ini amatlah pesat. Hal itu, di antaranya, ditandai dengan lahirnya.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ready to go: memahami visi pembelajaran teori komunikasi
Advertisements

KONSEP DASAR MEDIA RELATIONS
MENULIS BERITA POLITIK
ONTOLOGI ILMU POLITIK  .
PROSES TERJADINYA OPINI DAN OPINI PUBLIK
Elaboration Likelihood Model
Nama : Tria Meila Sari Nim : Tugas TIK.
CONTENT ANALYSIS Wanda Listiani.
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG
Pengaruh Komunikasi Massa Terhadap Masyarakat dan Budaya

Inductive Reasoning Zainal A. Hasibuan/Siti Aminah Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
MEDIA STUDIES AN INTRODUCTION.
Dinamika Opini Publik dalam Komunikasi Politik
Tahap-tahap Membaca Analitis
Media Massa dan Politik
PERAN LEKTOR: PEMBACA ALKITAB
Business Research Methodology
METODE DAN PENDEKATAN DALAM STUDI FILSAFAT POLITIK
Cultural Studies (Sebuah Pengantar)
MENCIPTAKAN HUBUNGAN PERS YANG BAIK 1.By servicing the media 2.By establishing a reputations for reliability 3.By supplying good copy 4.By cooperation.
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Mengapa Analisis Media itu Penting?
Organisasi Informasi Pertemuan 2.
Teknik Persuasi Untuk Opini Publik
Zulharman. Tujuan Belajar 1. Mahasiswa mampu memahami berbagai metode membuat catatan kuliah (note taking) 2. Mahasiswa mampu memahami metode membaca.
PERTEMUAN KE-6 UNIFIED MODELLING LANGUAGE (UML) (Part 2)
BERPIKIR ILMIAH BY Triono Soendoro.
KOMUNIKASI VERBAL Program Studi Agribisnis UPN ”Veteran” Yogyakarta.
EIS (Executive Information Systems)
PLAGIARISME (Pelatihan Menulis di SPs UGM)
PROSES KOMUNIKASI.
ISU KEBIJAKAN DAN AGENDA SETTING
MASALAH PENELITIAN SURVEI
Mata Kuliah : Komunikasi Internasional Tema
MEDIA RELATIONS (media relations dan media massa) pertemuan ke-3
Merancang penelitian public relations
Komunikasi (Communication)
Publicity and Corporate Advertising
Pengantar Komunikasi Massa: PRINSIP DASAR KOMUNIKASI MASSA
Pengampu Mata Kuliah : Yudi Daherman M.I.Kom
KIAT MENGERJAKAN READING COMPREHENSION
Teknologi dan Konstruksi Sosial Media
Sosial Marketing k.
Advokasi pada Pembuat Opini & Media Massa
TEORI KOMUNIKASI MASSA
Sosial Marketing k tentang : Ide.
Minggu 2, Kamis, 25 Agustus 2011 Opini Publik.
Komunikasi (Communication)
EIS (Executive Information Systems)
Mahasiswa mengerti tentang teori “agenda setting”
FUNGSI PUBLISITAS DAN ARUS INFORMASI
Opini Publik pada masyarakat termediasi
RISET RISET RISET RISET PENULISAN HASIL RISET RISET RISET RISET RISET.
Upaya Mengatasi Kecemasan dalam Menghadapi Masa Depan
KULIAH III - MINGGU V UEU, Jakarta, 11 April 2015
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI DEFINISI, KARAKTER, FUNGSI, SEJARAH
Advokasi pada Pembuat Opini & Media Massa
MODEL-MODEL EFEK MEDIA
Editorial Pertemuan 2 Kuliah Editorial dan Penyuntingan Berita
Reza Praditya Yudha, M.I.Kom
BERPIKIR ILMIAH BY Triono Soendoro.
Teori Komunikasi Massa 2
BOOK CHAPTERS kepada staf akademik
Organisasi Informasi Pertemuan 2.
Media Komunikasi Persuasif
Framing dalam New Media
KOMUNIKASI VERBAL Program Studi Agribisnis UPN ”Veteran” Yogyakarta.
Media Komunikasi Persuasif
Teori Komunikasi Massa 2
Transcript presentasi:

 Konteks  Konten  Follow up / action

 Kemajuan ICT dalam 20 –30 tahun terakhir ini amatlah pesat. Hal itu, di antaranya, ditandai dengan lahirnya sebuah paradigma baru dalam ilmu komunikasi di mana pesan sudah menjadi tidak sepenting yang dulu (40 tahun yang lalu) dan medium (wahana penyampaian) sekarang menjadi semakin penting.  Keyakinan yang didasarkan pada fenomena dan fakta kontemporer ini semakin menegaskan tesis Marshall McLuhan dalam bukunya Understanding Media: The Extensions of Man (1964) yang mengatakan bahwa “the medium is the message” [1]. [1]  Keanekaragaman media penyampaian komunikasi (multimedia, multiplatform) membuat subjek menjadi lebih bebas untuk memilih pesan seperti apa yang dia inginkan (contoh: bandingkan dgn zaman di mana hanya ada TVRI dan RRI di Indonesia).

 Seiring globalisasi, masyarakat dewasa ini menjadi semakin kritis dan kreatif terhadap jenis maupun isi pemberitaan apapun.  Hal ini tidaklah mengherankan karena selama 30 tahun lebih masyarakat Indonesia mengalami keterbatasan (“pembatasan”) akses terhadap informasi.  Selain itu, mediated communication (komunikasi yang dimediasi) dan kemajuan tingkat pendidikan rata-rata masyarakat Indonesia membuat kita menjadi lebih leluasa untuk mengakses, menyaring, menerima, dan mereproduksi pesan-pesan atau berita-berita yang di era sebelumnya (rezim “Orde Baru”) tidak pernah bisa kita lakukan.

2)  Seberapa besar pengaruh media untuk membentuk opini orang? Pertanyaan ini sudah banyak diteliti oleh sejumlah ahli media (2). Pada umumnya mereka sepakat bahwa: 1> Orang cenderung selektif saat membaca koran/majalah/berita; mereka lebih suka membaca koran/majalah/berita yang “sepaham” dengan pemikiran dan cita-rasanya serta membuat rasionalisasi atas preferensinya tersebut. 2>Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa media massa hanya sedikit saja mampu mengubah pendapat/pandangan orang tentang isu2 yg sudah mereka akrabi ( strong opinion ), namun media massa masih bisa berperan penting dalam agenda setting dan mengarahkan opini orang tentang isu2 yang baru bermunculan. 3> Cara media membingkai ( framing ) isu akan ikut menentukan bagaimana isu tersebut didiskusikan, faktor2 penyebab mana yang bisa dikambinghitamkan menyangkut problem sosial yg sdg didiskusikan, dan solusi2 praktis mana yang “diperbolehkan” masuk dan diperbincangkan dalam diskusi.

 Pemberitaan media massa harus dipahami menurut genrenya dan menurut sumber pemberitaan tersebut (3).  Pemahaman tentang genre berita dan sumber pemberitaan (adakah kepentingan kekuasaan di situ?*) akan mempengaruhi cara kita menerima secara kritis atau menolak secara skeptis “kebenaran” berita yg kita akses.

 Menyikapi berita media massa secara kreatif artinya kita tidak menelan mentah-mentah pesan tersirat maupun tersurat dari pemberitaan tersebut.  Kemampuan kreatif dalam mengolah isi berita dan isi media massa berarti : 1. Keberanian kita untuk mencari lebih dari 1 sumber 2. Membuat komparasi antara sumber-sumber yang telah dipilih 3. Mereproduksi makna dari hasil komparasi tersebut dalam konteks yang lebih personalized, artinya : isi berita adalah sesuatu yang mengena dengan hidup keseharian kita.

 Carilah 1 kejadian yang bisa kamu angkat sebagai berita dengan syarat kejadian tersebut sudah ada sekurang-kurangnya 2 kantor berita atau 2 media yg meliputnya!  Buatlah versi berita (versi kamu sendiri) yang didasarkan pada pengolahan secara kritis dan kreatif dua versi pemberitaan yang kamu jadikan referensi!  Dimensi kritis: “Berita” versimu tersebut harus mengandung lebih banyak pertanyaan daripada penjelasan / kalimat berita.  Dimensi kreatif: buatlah mind mapping dari berita tersebut

1. Diketik, ukuran font standar Times New Roman 12, margin ki-ka atas bawah: 1 inch. 2. Buat mind mapping sekurang-kurangnya 4 cabang. 3. Judul boleh diganti menjadi lebih “kreatif” 4. Panjang tulisan tidak boleh lebih dari 1 halaman A4 5. Sumber berita rujukan harus dilampirkan (ingat: 2 sumber berita)

[1] [1] Lih. [McLuhan proposes that a medium itself, not the content it carries, should be the focus of study. He said that a medium affects the society in which it plays a role not only by the content delivered over the medium, but also by the characteristics of the medium itself.] Italic dan bold ditambahkan Hendar. [2] (Sasson 1995, Beckett 1994, Pan & Kosicki 1993, Wanta & Hu 1993, Iyengar 1991, Nelson 1984, Howitt 1982, Weimann & Winn 1994). Lih. sumber aslinya di [3] The sources of news may be public institutions, politicians, private companies, police, courts, interviewees, etc. These all have an interest in providing information that portray themselves in a positive light and withhold compromising information. There is a trade going on between source and journalist. For example, the media rely heavily on the police for news about crimes and often report positively about the police in exchange for this information. (lih. lengkapnya di