Magnitudo Bintang Kala malam yang cerah datang, coba Anda keluar rumah ke halaman terbuka,dan perhatikan kerlap-kerlip bintang nun jauh di langit gelap.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
4 Mulai.
Advertisements

Seberapa Masifkah Bintang Bisa Jadi Lubang Hitam?
Created By : Joko Suratno
Fotometri Bintang Keadaan fisis bintang dapat ditelaah baik dari spektrumnya maupun dari kuat cahayanya. Pengukuran kuat cahaya bintang ini disebut juga.
Renungan Satu Fenomena tentang Isra’ Mi’raj
FISIKA KELAS X SEMESTER II
INSTRUMEN OPTIK Sesion 2
TATA SURYA Susunan Matahari dan anggota tata surya yang mengitarinya.
Tanda-tanda Kekuasaan Allah di Ufuk
Mata Yang Mengarah ke Angkasa By taking our sense of sight far beyond the realm of our forebears’ imagination, these wonderful instruments, the telescopes,
CAHAYA dan LENSA Cahaya.
Alat Optik.
Alat Optik.
Terang Bintang Sebelum melangkah lebih jauh, akan kita tinjau terlebih dulu apa yang dimaksud dengan fotometri.
Judhistira Aria Utama, M.Si. Jur. Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
CAHAYA 2.
CAHAYA.
FOTOMETRI BINTANG I: Sistem Magnitudo & Indeks Warna
PARA MITTA PURBOSARI, M.Pd
GABRIELLA STIVANI RAMDHAN FEBRIANTO
MIKROSKOP MIKROSKOP Adalah alat untuk melihat benda benda yang sangat kecil Terdiri dari 2 lensa positif (lensa cembung) Fokus Lensa Okuler > Fokus Lensa.
CAHAYA Fandi Susanto.
TEROPONG Disebut juga TELESKOP
FOTOMETRI OBJEK LANGIT
TEROPONG Teropong atau teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan lebih jelas. Ada.
CAHAYA & ALAT OPTIK.
Bintang Bab 2 Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi fusi nuklir untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam ketika bahan bakar.
Materi Matematika.
Alat Optik.
LENSA DAN ALAT OPTIK (2) Pertemuan ini membahas mengenai pembia -san oleh prisma , dispersi cahaya , aberasi pada lensa dan alat optik , kaca pembesar.
@rudist87 | ALAT OPTIK Rudi |
PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BULAN
Hubble Meniadakan Teori Alternatif Energi Gelap
Bahwa Alam Semesta Sudah Tua
Zodiak dalam Astronomi
Fotometri Bintang Keadaan fisis bintang dapat ditelaah baik dari spektrumnya maupun dari kuat cahayanya. Pengukuran kuat cahaya bintang ini disebut juga.
Cahaya dan Optik Oleh Meli Muchlian, M.Si.
Mari Mengenal Paralaks Bintang
Gravitasi:Hukum KEPLER I, II dan III
LEO, Sang Singa Raja Langit
Sejarah Penemuan Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka.
CAHAYA.
Dan Lukisan Langit Pun Berubah
Ledakan Kosmik, Kandidat Obyek Terjauh di Alam Semesta
CAHAYA dan OPTIK Fisika kelas 8
Terang suatu bintang dalam astronomi dinyatakan dalam satuan magnitudo
Fotometri Bintang Oleh Departemen Astronomi FMIPA – ITB 2004
Sonnensystem alias Sistem tata surya
Media Pembelajaran Interaktif
Disusun Untuk Melengkapi Tugas Fisika MAN 1 SURAKARTA 2005
Polusi Cahaya Pernahkah Anda merasa terganggu dengan penerangan yang berlebihan, seperti sorot lampu yang menyilaukan? Cahaya jika dalam kondisi normal.
ROTASI BUMI ujian praktek 3 TIK
Perpangkatan dan Bentuk Akar
OPTIK Standar Kompetensi
Bintang Ganda.
TATA SURYA Susunan Matahari dan anggota tata surya yang mengitarinya. Anggota Tata Surya: 1.Planet 2.Asteroid 3.Satelit 4.Meteorid 5.Komet.
PEMANTULAN CAHAYA By : Fitriani Wati.
TATA SURYA Susunan Matahari dan anggota tata surya yang mengitarinya. Anggota Tata Surya: 1.Planet 2.Asteroid 3.Satelit 4.Meteorid 5.Komet.
MENGENAL ALAM SEMESTA BASIC NATURAL SCIENCE.
ASTROFISIKA.
MACAM-MACAM ALAT OPTIK
Perkembangan Ilmu Perbintangan
PERUBAHAN PENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT
CAHAYA.
Unversitas Esa Unggul CAHAYA DAN ALAT-ALAT OPTIK PERTEMUAN KE - VIII
TATA SURYA Susunan Matahari dan anggota tata surya yang mengitarinya.
TATA SURYA Susunan Matahari dan anggota tata surya yang mengitarinya. Anggota Tata Surya: 1.Planet 2.Asteroid 3.Satelit 4.Meteorid 5.Komet.
Vernal Equinox Bumi kita bergerak mengelilingi matahari, sehingga menimbulkan kesan semu bahwa matahari–dari sudut pandang kita di Bumi–bergerak mengelilingi.
PENGERTIAN BUMI TATA SURYA PLANETARIUM BENDA LANGIT DI SIANG DAN MALAM HARI BACKNEXT.
A S T R O N O M I DALAM PENENTUAN BULAN HIJRIAH
Transcript presentasi:

Magnitudo Bintang Kala malam yang cerah datang, coba Anda keluar rumah ke halaman terbuka,dan perhatikan kerlap-kerlip bintang nun jauh di langit gelap sana. Apakah bintang-bintang itu sama terangnya. Tidak bukan? Bintang yang satu tampak lebih terang daripada yang lain. Mungkin di antaranya ada juga yang sama terangnya atau malah sama redupnya. Nah, bagi astronom yang notabene saintis membutuhkan bilangan eksak untuk mengukur seberapa terang suatu bintang; tidak cukup dengan kata lebih terang atau kurang terang.Dalam kehidupan sehari-hari, kalau kita mengukur benda, misalnya saja mengukur panjang balok, semakin panjang balok, semakin besar angka yang ditunjukkan alat ukur kita. Tidak demikian halnya dalam astronomi, khususnya menyangkut masalah kecerlangan bintang. Sejarah dimulai ketika Hipparchus, astronom Yunani, pada tahun 120-an SM berhasil menyusun katalog-bintang pertama. Katalog tersebut memuat 1080 bintang yang diamatinya (tanpa teleskop!). Bintang paling terang disebut bermagnitudo 1; yang terang kedua disebut bermagnitudo 2; dan seterusnya, yang paling redup dikatakan bermagnitudo 6. Penamaan ini diadopsi oleh Cladius Ptolemy dalam menyusun katalog yang dinamainya Almagest. Sejak ditemukannya teleskop, rentang magnitudo yang terbatas hanya 1-6 menjadi lebih lebar. Galileo menemukan bintang- bintang yang lebih redup dari bintang magnitudo 6-nya Ptolemy. Seiring dengan perkembangan teleskop, semakin lebarlah rentang tersebut. Bintang-bintang yang semula redup sekali atau bahkan tidak tampak dengan mata biasa, dengan piranti optik ini bintang-bintang tersebut bisa nampang di depan mata. Pada tahssun 1850-an diyakini kepekaan indera manusia dalam menangkap rangsangan bersifat logaritmik. Bintang yang bermagnitudo 1 ternyata 100 kali lebih terang daripada bintang bermagnitudo 6. Berdasarkan hal ini, Norman R. Pogson, seorang astronom Oxford, menelurkan skala magnitudo. Selisih satu magnitudo berarti perbedaan kecerlangannya sebesar akar-pangkat- dua dari 100, atau sekitar 2,512. Bilangan ini dikenal dengan rasio Pogson. Oke, sekarang tampaknya magnitudo bintang sudah terskala dengan pasti. Datang lagi masalah baru. Beberapa bintang magnitudo 1 tampak jauh lebih terang daripada bintang bermagnitudo satu lainnya. Jadi, sebenarnya manakah bintang yang bermagnitudo satu, atau dengan kata lain, kalau menurut definisi Hipparchus adalah bintang yang paling terang? Tidak ada pilihan cara lain selain melebarkan rentang skala magnitudo sampai bilangan 0 (nol), kemudian bilangan negatif. Bintang bermagnitudo 0 (nol), seperti Vega misalnya, berarti 2,5 kali lebih terang daripada bintang beramgnitudo 1; bintang bermagnitudo -1 lebih terang 2,5 kali daripada bintang bermagnitudo 0, dst. Magnitudo yang dibahas di atas adalah magnitudo semu (ditulis m), cerlangnya bintang kalau diamati dari Bumi. Bintang-bintang yang terang itu bisa jadi karena memang dekat jaraknya dengan kita atau sebenarnya lumayan jauh tapi jauh lebih terang. (Perhatikan ada unsur “jarak” di sini). Sebagai bandingan, bayangkan, Matahari pastilah tidak akan secerlang siang ini kalau dilihat dari planet Jupiter. Maka, didefinisikanlah “magnitudo mutlak”. Magnitudo mutlak (M) bintang menunjukkan seberapa terang bintang bila diletakkan sejauh 10 pc dari pengamat (1 pc = 3,26 tahun cahaya. Tahun cahaya bukan satuan waktu melainkan satuan jarak. 1 tahun cahaya artinya jarak yang ditempuh cahaya selama 1 tahun). Pada jarak tersebut Matahari (Matahari juga termasuk bintang, lho!) yang bermagnitudo (semu) sebesar -26,7, menjadi bermagnitudo 4,8. Cerlangnya berkurang sekitar 4 trilyun kali. Mengetahui ini, rasanya betapa beraneka ragamnya benda langit yang tampak menempel di kubah langit dan yang kita sebut dengan satu nama: bintang.