Dinamika Antarpribadi
Hakikat Konflik Konflik timbul dari ketidaksepakatan atas tujuan yang perlu dicapai atau metode yang digunakan untuk mencapainya (Davis dan Newstrom ). Konflik adalah sebuah proses yang dimulai ketika satu pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif atau akan mempengaruhi secara negatif sesuatu yang menjadi kepedulian atau kepentingan pihak pertama (Robbins )
Cara Pandang Terhadap Konflik Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian (Robbins): Pandangan tradisional Pandangan hubungan manusia Pandangan interaksionis
Potensi pertentangan atau ketidakselarasan Proses Konflik Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V Potensi pertentangan atau ketidakselarasan Kognisi dan personalisasi Maksud Perilaku Akibat Meningkatkan kinerja kelompok Maksud-maksud penanganan konflik : Bersaing Bekerjasama Berkompromi Menghindari Akomodatif Konflik yang dipersepsi Kondisi-kondisi pendahulu : Komunikasi Struktur Variabel pribadi Konflik terbuka : Perilaku satu pihak Reaksi pihak lain Menurunkan kinerja kelompok Konflik yang dirasa
Negosiasi pihak ketiga Bila individu atau perwakilan kelompok mencapai kebuntuan dan tidak mampu menyelesaikan perbedaan diantara mereka melalui negosiasi langsung. Maka mereka bisa berpaling ke pihak ketiga untuk membantu mencari solusi. Empat pokok peran pihak ketiga : Mediator Arbitrator Konsiliator Konsultan
Hasil Konflik Situasi konflik dapat dipilih menjadi empat akibat yang bergantung pada perspektif orang-orang yang terlibat (Davis dan Newstrom) : Kalah – kalah Kalah – menang Menang – kalah Menang - menang
Dinamika Kelompok
Proses sosial melalui mana orang-orang berinteraksi secara langsung dalam kelompok kecil disebut dinamika kelompok (Davis dan Newstrom) Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama.
Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Kelompok tidak terlepas dari elemen keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Tahap pembentukan Kelompok Menurut Ivancevich, Konopaske dan Matterson, tahap pembentukkan kelompok sebagai berikut : Tahap pembentukan Tahap konflik Tahap pembentukan norma Tahap penunjukkan kinerja Tahap pembubaran
Jenis kelompok Kelompok dapat dibedakan ke dalam dua jenis yaitu (Munandar, 2001) : Kelompok formal Kelompok Informal
Dinamika Kelompok Formal Peran individu dalam kelompok informal diatur sesuai dengan hierarki kekuasaan. Dalam kelompok formal orang melakukan usaha kooperatif dalam mencapai tujuan bersama, dibantu dengan bermacam-macam sumber dan sarana. Berlangsunglah satu kerja sama, disertai kegiatan memimpin-dipimpin, ketertiban, pengaturan, pembagian tugas dan tata kerja yang teratur.
Dinamika Kelompok Informal Peran individu dalam kelompok informal terkait dengan pola norma yang dikembangkan (Luthans, 1992). Peran individu dapat dijalankan dengan sangat baik ketika ia memiliki harapan besar dapat menyesuaikan diri sesuai dengan norma yang sudah dibangun.
Tim Kerja Tim (team) adalah kelompok yang cukup matang dengan derajat ketergantungan tertentu di antara anggota dan diwarnai dengan adanya motivasi untuk mencapai sebuah sasaran bersama (Ivancevich, Konopaske, Matteson, 2005). Apabila kelompok melaksanakan tugas operasional, mereka bertindak sebagai sebuah tim dan berusaha mengembangkan suasana kerja sama yang disebut tim kerja (Davis dan Newstrom)