Dasar-dasar produksi documentary Tahun 1922 Vertov menampilkan manifestasinya dengan sebutan Kino Pravda (Film Kebenaran). Dalam kesempatan ini, Vertov menyatakan dalam teorinya bahwa : “kamera merupakan mata film, dan film dokumenter bukan menceritakan suatu realitas objektif, melainkan suatu realita berdasarkan apa yang terlihat dan terekam oleh kamera , sebagai mata film.” Karya film dokumenter Vertov lebih bersifat dokumenter propaganda, yang ditujukan bagi kepentingan penguasa komunis Uni Soviet.
Cinema Varite & Direct Cinema Dokumenter Fakta yang berdasarkan bukti-bukti dokumenter, catatan tertulis, sumber pelengkap, wawancara kontemporer, dan sejenisnya. Cinema Varite & Direct Cinema Salah satu teori yang berkembang sebagai ide dasar film dokumenter yang betul-betul berlandaskan realita, ialah cinema varite’ini. Biasa juga disebut sebagai Spontaneous Cinema, atau oleh Inggris dan Amerika disebut direct Cinema.
Macam-macam Dokumenter •Potret (Biografi) •Sejarah •Perbandingan •Kontradiksi •Laporan Perjalanan (Travel) •Ilmu Pengetahuan (edukasi & Instruksional) •Nostalgia •Reskontruksi
Macam-macam Dokumenter • Investigasi • Assosiation Picture Story • Doku Drama (Dokumenter Drama) • Diary (Buku Harian) • Reportase Proses Pembuatan 1. Direncanakan 2. Tidak Direncanakan 3. Tidak Sengaja Direncanakan
PERBEDAAN DOKUMENTER DAN FEATURE “ Jika seorang produser menyiapkan data-data yang benar, menyeluruh, dan tidak memihak tentang sesuatu hal atau seseorang, itulah dokumenter” “ Jika dia tidak terlalu terikat pada kebenaran dan tujuan awalnya adalah mempengaruhi imajinasi seseorang, walaupun berdasarkan fakta, ini adalah feature”
DOKUMENTER PADA TELEVISI Secara umum cerita non fiksi dalam format siaran televisi, merupakan gaya bertutur jurnalistik yang dibagi dalam 5 kategori : 1.Berita Aktual (Reportase) 2.Feature 3.Magazine 4.Dokumenter Televisi 5.Dokumenter Seri
Feature Berita Aktual (Reportase) Bentuk ini dipakai dalam laporan berita report/news. Sebagai contoh pada acara siaran televisi swasta, Liputan 6, Cakrawala, Seputar Indonesia, dsbnya. Dimana ditayangkan sejumlah reportase dokumenter berdurasi pendek dari beberapa peristiwa. Feature Suatu bentuk dokumenter berita yang menyuguhkan suatu tema/topik tertentu, dengan mengadakan wawancara, dilengkapi dengan komentar atau narasi. Contoh : Liputas Khusus
MAGAZINE Ini merupakan suatu paket berita pada acara televisi, yang menyuguhkan minimal 3 tema/topik. Magazine atau biasanya disebut majalah udara pada radio, adalah gabungan uraian fakta dan opini, yang dirangkai dalam satu mata acara Contoh : Spektrum di TVRI, Horrison di Indosiar
DOKUMENTER TV Suatu tema / topik tertentu, disuguhkan dengan gaya bercerita sesuai dengan keinginan pembuatnnya. Memakai narasi dan ilustrasi musik sebagai penunjang gambar visual picture story. Perbedaan dokumenter dan reportase ialah dokumenter menampilkan suatu peristiwa tidak secara garis besarnya saja, seperti gaya reportase. Dokumenter Televisi memiliki nuansa serta orientasi luas, dari mulai sebab sampai akibat, serta proses kejadian atau peristiwa dari tema tersebut sampai hal ini sama dengan dokumenter film
DOKUMENTER SERI Suatu penyuntingan dokumenter berdurasi panjang, dibagi dalam beberapa sub tema atau episode. Didalam dokumenter seri sebuah tema disuguhkan dengan memakai gaya bertutur suatu perbandingan atau konradiksi. Contoh : tema ‘kriminalitas’, dalam setiap seri diambil kasus-kasus kriminalitas dari beberapa daerah atau negara.
TAHAP AWAL PRODUKSI DOKUMENTER DAN RANCANGAN PENULISAN IDE Ide untuk dokumenter diperoleh dari apa yang kita dengar dan lihat, bukan berdasarkan kahayalan atau ide imajinatif. Rasa ingin tahu yang besar merupakan sumber ide yang tak akan ada habisnya. Akan tetapi untuk mendapatkan ide bagus tidak cukup hanya dari mendengar dan melihat saja. Karena tidak semua peristiwa penting dapat diangkat menjadi topik atau tema bagi sebuah produksi dokumenter. “Daya kreatifitas yang tinggi, diimbangi dengan kepekaan sosial dan kultural, merupakan titik tolak membuat dokumenter yang menarik.”
KERANGKA KERJA Pada umumnya dengan treatment sudah dapat berproduksi, skenario baru ditulis ketika proses editing, serta untuk kebutuhan mixing suara dan gambar. Tetapi bagi beberapa dokumenter seperti potret, ilmu pengetahuan, sejarah, skenario harus disiapkan. Fungsi arti treatment dan skenario dapat dibedakan. Treatment berfungsi memberikan gambaran serta informasi tentang apa yang akan diketengahkan. Sedangkan skenario merupakan gambaran visual tentang bagaimana dokumenter tersebut akan digarap atau dikemas.
Beberapa tahapan pada pra produksi • Ide dasar • Riset (pengumpulan data) • Hunting (pengamatan lokasi dan seleksi tokoh) • Sinopsis • Proposal (sinopsis, budget, jadwal produksi) • Check and re-check (data / informasi) • Treatment (out – line) • Rancangan Skenario (tidak harus)
RISET Pengertian riset adalah pengumpulan informasi untuk bahan penulisan, dan kadang diperlukan metode kerja jurnalistik. Penulis dan sutradara perlu terjun langsung dalam riset pengumpulan data/informasi. Dalam hasil riset kita mendapat suatu kerangka global mengenai tujuan penuturan serta subjek yang akan dipakai. Bagi penulis dan sutradara dengan demikian dapat mengetahui dengan pasti :
1. Mana Informasi penting dan yang kurang penting 2. Bagian informasi mana yang perlu diperdalam / diperluas lagi. 3. Pada bagian mana dan dimana, sebab dan akibat dari peristiwa, dapat dipakai sebagai penunjang unsur dramatik dan ketegangan. 4. Mana bagian utama dan mana sebagai pelengkap, untuk memberikan arti atau unsur penting bagi produksi nanti. 5. Sutradara dapat mengetahui materi apa saja yang diperlukan, untuk melengkapi visual, yang tak ditemui dilokasi peristiwa . Misalnya pengumpulan bahan-bahan dari museum atau arsip foto/film/film/video
RANCANGAN PENULISAN Melakukan penulisan hingga penyusunan visual dengan suara/teks, harus diperhatikan agar keduanya tidak mengambang, serta tumpang tindih. Selain itu perhatikan agar tidak terjadi pengulangan informasi visual, yang akibatnya menjadikan narasi atau wawancara kehilangan motivasi untuk menunjang gambar yang ada. Apabila membuat dokumenter kebudayaan mengenai kehidupan sebuah suku atau kelompok masyarakat di suatu daerah. Maka perlu pada bagian awal atau intro, di informasikan mengenai letak geografis dari subjek tersebut.
Hal awal yang perlu pula diperhatikan ketika kita memulai menulis ialah : apakah gaya bahasa atau tulisan yang akan dituang didalam skenario bersifat format/serius, semi serius, santai humoris ? Semua ini dapat ditentukan setelah kita mengetahui kelompok sasaran dari dokumenter ini, serta bentuk atau gaya bercerita yang akan kita pakai. Pada penulisan skenario, kita perlu pula memperhatikan penyusunan kalimat, jangan terlalu bertele-tele. Kalimat harus singkat , jelas, tanpa terlalu banyak menggunakan kasa sambung yang, dengan, lalu, dan. Demikian pula apabila kita mengadakan wawancara, ada orang yang biasa memberikan jawaban sangat singkat, dan ada juga yang kepanjangan.
Dokumenter televisi lebih banyak menggunakan informasi verbal, dibanding dokumenter film. Hal ini disebabkan, kapasitas informasi visual layar televisi, lebih kecil dibanding layar bioskop. PERKEMBANGAN DAN KONFLIK Salah satu unsur mutlak dari dokumenter ialah, perkembangan dan perubahan dari fakta-fakta harus ada, jangan terlalu lama berdiam pada sebuah situasi yang statis, ini akan membosankan penonton. Kadang penjabaran sebuah informasi secara detail butuh prioritas. Maka disini kita dituntut untuk kreatif menciptakan suatu perkembangan adegan sesuai tuntutan periode dari kronologis cerita itu.
Proses perubahan atau perkembangan dapat bersifat Waktu (mis, perubahan musim, dari kemarau ke musim hujan, musim tanam dan musim menuai bagi petani, dsb). Bersifat Fisik (mis, mendapat rumah, pekerjaan baru atau melakukan perjalanan baru). Bersifat psikologis (mis, narapidana mendapat kebebasan, seorang anak yang baru bekerja dan menikmati gaji pertamanya, atau seorang dewasa yang baru mulai belajar/menulis.)