SENI ABAD 20 FAUVISME , EKSPRESIONISME Pertemuan 5

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Lanskap Sejarah Historical Landscape Naniek Kohdrata
Advertisements

Lanskap Sejarah dan Lanskap Budaya
KONSEP ELEMEN PEMBENTUK RUANG Pertemuan 15 – 16
DISAIN TIM.
keyakinan, kepercayaan, ketelitian, kehidupan.
Presentasi Seni Budaya
APRESEASI SENI BUDAYA.
Aliran Seni Lukis di Prancis Suma Riella Rusdiarti
Yosepin Wulantika M XII ips 1 30
Floor Plan Pertemuan Matakuliah: DESAIN INTERIOR III Tahun: 2009/2010.
KARAKTERISTIK BIK.
ALIRAN-ALIRAN DALAM SENI RUPA
KORELASI ANTROPOLOGI DAN ILMU LAIN
Mata Kuliah Painting DKV Universitas Multimedia
Menggambar perspektif
SEJARAH SENI RUPA TOPIK 8 SENI RUPA MODERN SUREALISME, EKLEKTISISME, POP ART, OPTIC ART, POSMO ART, ENVIRONTMENT ART, INSTALATION ART TUJUAN INSTRUKSIONAL.
Penelitian Kualitatif
Analisa Surealistik, Abstraksi Bentuk & simbol
SENI BUDAYA IX BAB II BERKARYA SENI RUPA.
Gaya Seni Kristen & Bizantium Pertemuan 6
Matakuliah : U0032 | SEJARAH SENI RUPA DAN
Evaluasi Materi Sejarah & Perkembangan Seni Rupa Pertemuan 13
Seni Realisme, Impresionisme dan Pasca-Impresionisme Pertemuan 12
SENI ABAD 20 KONSTRUKTIVISME , DE STIJL Pertemuan 7
PERIODE ABAD 20 : AWAL MODERN Pertemuan 10
Seni Rococo, Neoklasisme & Romantisisme>> Pertemuan 11
Seni Barok Pertemuan 10 Matakuliah : Sejarah Seni Rupa 1>>
SENI ABAD 20 ABSTRAK EKSPRESIONISME, POP ART, OP ART Pertemuan 9
Matakuliah : Sejarah Seni Rupa 1
SENI ABAD 20 KUBISME , FUTURISME Pertemuan 6
PASCA IMPRESIONISME Pertemuan 4
SENI RUPA.
RAGAM SENI RUPA MURNI NUSANTARA
Estetika Bangunan Pertemuan 33
TINJAUAN DESKOMVIS TOPIK 11 MODEL TINJAUAN SIMIOTIKA
Perkembangan Desain Modern
APRESIASI SENI Seni & Keindahan.
METODE PENCIPTAAN SENI
Matakuliah : U0072|Sejarah Seni Rupa Barat Tahun : 2005 Versi : 1
Perkembangan desain grafis sejalan dengan berkembangnya tulisan.
Dimulai di Berlin sebagai pusat komersial.
Persepsi Benda dan Persepsi Sosial
ESTETIKA TIMUR Estetika Cina Estetika India
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
DISTORSI PESAN dalam KOMUNIKASI ORGANISASI Pertemuan 12
STRUKTUR KARYA DESAIN INTERIOR
SENI, SENI RUPA, dan DESAIN
Kebudayaan Abad XX Pertemuan 13
Estetika Zaman Romantisme
FENOMENA MENJELANG MODERNISME DESAIN 1.Ekspresionisme
Seni Lukis Indonesia Modern PraNasionalisme Pertemuan 6
MATERI ALIRAN-ALIRAN SENI RUPA
Matakuliah : U0032 | SEJARAH SENI RUPA DAN
Estetika Zaman Romantisme
PERIODE ABAD 19 : ARTS & CRAFTS Pertemuan 8
FALSAFAH KEINDAHAN MASA PERTENGAHAN Pertemuan 03
Aliran seni lukis 1. ROMANTISME 7. KUBISME 2. REALISME
IMPRESIONISME Pertemuan 3
PRA SEJARAH ANALISA KARYA masa PRA SEJARAH Pertemuan 1
Pengertian Kreativitas Pertemuan 3
Seni Rupa Abad XIX Pertemuan 10
Aliran Simbolisme Pertemuan 12
ALIRAN SENI RUPA.
PERTEMUAN 3 Huddiansyah. S.Sn.,M.A.,M.Ds. PRODI DESAIN PRODUK & FDIK
SENI, SENI RUPA, dan DESAIN
PERTEMUAN 4 Huddiansyah. S.Sn.,M.A.,M.Ds. PRODI DESAIN PRODUK & FDIK
KEPRIBADIAN, KONSEP & CITRA DIRI
Matakuliah : U0072|Sejarah Seni Rupa Barat Tahun : 2005 Versi : 1
SENI BUDAYA IX BAB II BERKARYA SENI RUPA. Untuk menciptakan karya seni rupa perlu adanya gagasan / ide ekspresi pada seseorang yang terlibat dalam pembuatan.
Transcript presentasi:

SENI ABAD 20 FAUVISME , EKSPRESIONISME Pertemuan 5 Matakuliah : W0122 | SEJARAH SENI RUPA 2 Tahun : 2009/2010 SENI ABAD 20 FAUVISME , EKSPRESIONISME Pertemuan 5

SENI RUPA ABAD 20 | latar belakang “Art for art’s sake” merupakan terminologi yang mewarnai seni rupa abad 20, karena terminologi tersebut mengandung makna bahwa seni perlu dipelajari lebih lanjut untuk dapat menemukan diri seniman sendiri. Para seniman abad 20 berusaha mempelajari teori-teori warna, spritualitas, universalitas, psikologi, persepsi dan ide-ide di balik seni, yang sering kali lebih penting dari image-image yang dihasilkan. Henri Matisse | Madame Matisse (The Green Line) | 1905 Bina Nusantara University 3

SENI RUPA ABAD 20 | latar belakang Kebaruan ide membawa seni rupa memasuki modernisme. Istilah ‘avant garde’ menjadi suatu kekuatan dalam seni rupa Barat. Usaha yang berkelanjutan dalam mencari status ‘avant garde’ merupakan suatu sumbangan penting dalam perubahan gaya pada abad ke-20 Para pelukis Post Impresionisme dengan kecenderungannya masing-masing telah meletakkan dasar perkembangan seni abad ke-20, baik dalam konsep ide maupun secara teknik. Sesuai dengan kecenderungan ekspresif yang dimulai Van Gogh dan Gauguin, serta pendekatan ilmiah tentang warna serta abstraksi dari Seurat dan Cezanne, melahirkan perkembangan seni rupa abad 20 yang dimulai dengan kecenderungan ekspresionisme, abstraksi dan fantasi. Andre Derain | The Pool of London | 1906 Bina Nusantara University 4

SENI RUPA ABAD 20 | latar belakang Ekspresionisme Menekankan kecenderungan emosional seniman. Bertujuan menyentuh pemirsa secara emosional dan spritual melalui sudut pandang pribadi seniman. Gerakan yang terinspirasi dari Post Modernisme (van Gogh, Gauguin) ini kelak menginspirasi Fauvisme, Ekspresionisme di Jerman (Die Brucke dan Der Blau Reitter), Abstrak Ekspresionis dan lain-lain. Oscar Kokoschka | The Tempest | 1914 Bina Nusantara University 5

SENI RUPA ABAD 20 | latar belakang Abstrak Menekankan struktur bentuk karya seni. Mengacu pada seni yang cenderung mengurangi, menyederhanakan bentuk asli, sehingga yang tinggal hanyalah bagian yang terpenting. Gerakan yang diinspirasi oleh bentuk patung primitif Afrika dan Pacific serta Post Modernisme (Cezanne, Seurat) ini kelak menginspirasi Kubisme, Futurisme, Konstruktivisme, De Stijl, Bauhaus dan Abstrak Ekspresionisme Fantasi Menekankan eksplorasi imajinasi, terutama spontanitas dan irasionalitas seniman. Gerakan yang diinspirasi oleh Romantisme dan Simbolisme ini kelak menginspirasi Gerakan Dadaisme dan Surealisme. Bina Nusantara University 6

FAUVISME | pengertian Fauvisme dan Ekspresionisme berkembang sekitar tahun 1900-1930. Fauvisme berasal dari kata ‘Les Fauves’ (=binatang liar) merupakan kelompok seniman yang terbentuk tahun 1905-08 di Perancis. Istilah ini muncul dari kritik terhadap karyanya. Pada tahun 1905 para seniman tersebut menarik perhatian penggemar seni dalam pameran di Salon d’Automne. Karya-karya mereka yang menerapkan bentuk-bentuk datar dan warna yang cenderung ekspresif, agresif cenderung liar melahirkan istilah binatang liar tersebut. Henri Matisse | The Joy of Life | 1905-06 Bina Nusantara University 7

FAUVISME | karakteristik Walau hanya sesaat, pengaruh mereka cukup besar, antara lain melahirkan suatu ciri baru dalam karya seni: Diinsprirasi oleh Post Impresionisme Prinsip penyederhanaan bentuk, yang tampil datar (2 dimensional). Bentuk tidak berdasarkan obyek nyata. Penggunaan warna dan garis yang revolusioner. Warna yang diterapkan cenderung cerah dan tidak biasa (tidak natural) Obyek diabstraksikan melalui warna-warna yang diterapkan bukan secara fungsional tapi lebih ekspresif, emosional dan struktural. Henri Matisse | Red Room (Harmony in Red) | 1908-09 Bina Nusantara University 8

FAUVISME | karakteristik Tema berkisar pada still life, landscape dan nude. Umumnya memperlihatkan semangat kuat dan ekspresif. Cenderung pada suasana menyenangkan, tapi kadang juga menampilkan emosi negatif. Perspektif yang diabaikan dan bentuk terdistorsi yang cenderung tidak naturalistik yang diinspirasi dari penemuan karya seni etnik Afrika, Polinesia dan budaya kuno lainnya. Andre Derain | London Bridge | 1906 Bina Nusantara University 9

FAUVISME | seniman Salah seorang seniman terkenal Fauvisme adalah Henri Matisse. Karya Matisse mendapat banyak pengaruh dari Cezanne. Ciri khas Matisse antara lain: Kesederhanaan bentuk dengan menghilangkan detail yang tidak perlu Penggunaan bidang-bidang datar dalam penataan warna maupun bidang, tanpa menghilangkan sifat benda tersebut. Yang diutamakan adalah ekspresi, tapi bukan sebagai ungkapan emosi melainkan ekspresi karya secara utuh. Henri Matisse | The Dance | 1910 10

EKSPRESIONISME | latar belakang Fauvisme justru berpengaruh di Jerman, dan akhirnya Jerman menjadi pelopor bagi Ekspresionisme dunia, baik dengan munculnya para pelukis maupun pemikir. Ekspresionisme merupakan istilah yang mengacu pada seni yang mendistorsi obyek sebagai lawan dari imitasi dari obyek, untuk memperoleh efek emosi yang diinginkan atau mewakili perasaan. Di Jerman Ekspresionisme diawali oleh seniman-seniman yang berkembang secara individu, di antaranya: Edvard Munch dan Emil Nolde. Dalam berkarya mereka lebih dipengaruhi oleh Post Impresionisme. Edvard Munch | The Scream | 1893 11

EKSPRESIONISME | latar belakang Perkembangan Ekspresionisme dilanjutkan oleh dua kelompok seniman yang sangat dipengaruhi Fauvisme, yaitu : Die Brucke (The Bridge) Der Blau Reiter (The Blue Ridder) Vassily Kandinsky |With The Black Arch No.154 |1912 Emil Nolde |Masks|1911 12

EKSPRESIONISME | latar belakang Die Brucke (The Bridge) – 1905-1913 Didirikan oleh E.L. Kirchner, dan seniman terkenal lainnya adalah Emil Nolde. Mereka menganggap seni-seni yang berkembang saat itu kurang mewakili ekspresi dari emosi terdalam dan cenderung terlalu akademis. E.L. Kirchner | The Berlin Street Scene | 1913 13

EKSPRESIONISME | latar belakang Mereka memandang pergerakan mereka sebagai jembatan dari : Masa lampau dan masa mendatang Tradisi dan avant garde Berbagai gaya seni yang sedang berkembang Ide-ide seni mereka dan ide revolusioner modern Mereka juga berusaha memodernisasi abstraksi spiritual dari Seni Medieval dan estetika geometris dari seni primitif Afrika dan Pacific dengan mengintegrasikannya dalam tema-tema perkotaan E.L. Kirchner | The Street | 1907 14

EKSPRESIONISME | karakteristik Ciri khas gerakan ini menggambarkan teknik dan tema beragam mulai dari landscape dengan warna blok, pemandangan kota yang menakutkan hingga potret yang mengandung kekerasan, yang digambarkan dengan distorsi bentuk. Dalam perkembangannya, mereka terinspirasi oleh hal-hal seperti: Seni Medieval di Jerman Patung primitif Afrika dan Pacific Seni cukil kayu (wood cut) Suasana Perang Dunia I (1914-1918) Emil Nolde | The Prophet | 1915 Emil Nolde | Dance Around The Golden Calf | 1910 15

EKSPRESIONISME | latar belakang Der Blau Reiter (The Blue Ridder) – 1911-14 Didirikan oleh Vassily Kandindsky. Seniman lainnya adalah Franz Marc. Nama ‘Der Blau Reiter’ diambil dari judul salah satu lukisan Kandinsky. Karakter The Blue Ridder diambil dari emblem kota Moskow yang bergambar St. George (yang dijuluki ‘The Ridder), pahlawan yang konon merupakan pembunuh naga, musuh masyarakat. Kelompok ini cenderung mengaitkan seninya dengan nilai-nilai spiritual. Percaya bahwa seni yang baik merupakan cerminan moral yang baik dari senimannya. Mereka juga menganggap warna dan bentuk memiliki persamaan dengan suara dan musik. Vassily Kandinsky | The Blue Ridder | 1909 16

EKSPRESIONISME | karakteristik Pada awalnya mereka sangat dipengaruhi Impresionisme, tapi lalu berkembang menuju ke arah abstraksi bentuk sehingga tidak ada lagi obyek yang dapat ditangkap di antara warna dan bentuknya. Untuk kemudian mereka melukis tanpa obyek, dan dapat dikatakan sebagai seni non obyektif atau abstrak. Menurut Kandinsky, karena masyarakat mulai menuju pada masa yang lebih spiritual, maka karya seni tidak perlu lagi mewakili kehidupan nyata, dan lebih baik berusaha mempersiapkan diri menghadapi dunia spiritual yang non material. Vassily Kandinsky | Painting no. 201 | 1914 17

EKSPRESIONISME | karakteristik Franz Marc | The Large Blue Horses | 1911 Umumnya karya mereka berfokus pada kontras dan kombinasi bentuk abstrak serta warna-warna murni yang cerah. Warna dipandang memiliki kualitas spiritual, sehingga mereka berusaha mencari dan menciptakan harmonisasi warna yang dapat memurnikan jiwa. Teknik sapuan kuas yang lebar dan gerakan yang dinamis juga menjadi ciri yang lain. Kelompok ini membebaskan diri dari kenyataan hidup duniawi. 18

EKSPRESIONISME | LATAR BELAKANG Franz Marc | Fighting Forms | 1914 Vassily Kandinsky | Study for Composition VII | 1913 19