PERKEMBANGAN POLEKSOSBUD KERAJAAN SINGHASARI Oleh: Shilma Ananta N XMIPA-2/27
Perkembangan Kehidupan Politik a) Politik Dalam Negeri Dalam rangka mewujudkan stabilisasi politik dalam negeri, Raja Kertanegara menempuh jalan sebagai berikut : Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan oleh Aragani. Raganata diangkat menjadi adhiyaksa di Tumapel. Juga Banyak Wide yang berasal dari rakyat biasa diangkat menjadi pegawai tinggi dengan gelar Arya Wirarajaya dan diangkat menjadi Bupati Sumenep(Madura) Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang(Raja kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya. Juga Raden Wijaya(cucu Mahesa Cempaka) sebagai menantunya.
Memperkuat angkatan perang Memperkuat angkatan perang. Raja kertanegara membangun dan memperkuat angkatan perang baik angkatan darat maupun angktan laut untuk menciptakan keamanan dan ketertian di dalam negeri, serta untuk mewujudkan persatuan nusantara.
Politik Luar Negeri Sebagai raja besar Raja Kertanegara dalam politik luar negerinya bercita-cita mempersatukan seluruh nusantara dibawah panji Kerajaan Singasari. Ia berusaha juga memperkuat pertahanan kerajaan dalam menghadapi serangan kerajaan Cina- Mongol (Kaisar Khubilai Khan). Untuk mencapai cita-cita politiknya itu, Raja Kertanegara menempuh cara-cara sebagai berikut : Mengadakan ekspedisi pamalayu (1275 dan 1286 M) untuk menguasai Kerajaan Melayu serta melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di selat malaka. Menguasai Bali(1284 M). Menguasai Jawa Barat(1289 M). Menguasai pahang(malaya) dan Tanjung Pura (Kalimantan).
PERKEMBANAGAN KEHIDUPAN SOSIAL Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, ia berusaha meningkatkan kehidupan sosial masyarakatnya. Terjaminnya kehidupan sosial masyarakat Tumapel mengakibatkan bergabungnya daerah-daerah di sekitarnya. Perhatian Ken Arok bertambah besar ketika ia menjadi raja di Singasari. Dengan demikian, rakyat hidup dengan aman dan damai untuk mencapai kesejahteraannya. Namun semua itu berubah saat Anusapati berkuasa di Singosari, kehidupan masyarakatnya kurang mendapat perhatian. Barulah pada masa pemerintahan Wisnuwardana kehidupan masyarakat Singosari tertata rapi.
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN EKONOMI Letak kerajaan Singosari di tepi sungai Bengawan Solo. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa masyarakatnya aktif dalam kegiatan perekonomian pelayaran. Selain itu, dengan suburnya bumi Jawa, maka sektor pertanian pun menjadi bagian dari aspek perekonomian yang maju di Singosari beserta hasil buminya. Ekspedisi Pamalayu yang dilakukan oleh Kertanegara merupakan salah satu bukti bahwa negara berusaha meningkatkan kehidupan ekonominya dengan menguasai jalur perdagangan yang strategis.
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN KEBUDAYAAN Kehidupan kebudayaan masyarakat Singasari dapat diketahui dari peninggalan candi-candi dan patung-patung yang berhasil dibangunnya. Candi hasil peninggalan Singasari, di antaranya adalah Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi Singasari. Adapun arca atau patung hasil peninggalan Kerajaan Singasari, antara lain Patung Ken Dedes sebagai perwujudan dari Prajnyaparamita lambang kesempurnaan ilmu dan Patung Kertanegara dalam wujud Patung Joko Dolog.
Patung Joko Dolog ditemukan dekat Surabaya, dan patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan Raa Kertanegara yang dikirim ke Dharmacraya ibukota Kerajaan Melayu(patung Amoghapasa dapat dilihat dari musem Nasional atau Museum Gajah Jakarta). Kedua perwujudan patung Raja Kertanegara baik patung Joko Dolok maupun patung Amoghapasa menyatakan bahwa Raja Kertanegara menganut agama Budha beraliran Tantrayana(Tantriisme).
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN AGAMA Pada masa pemerintahan kertanegara, agama hindu maupun budha berkembang dengan baik. Bahkan terjadi sinkretisme antara agam hindu dengan agama budha, menjadi bentuk syiwa- buddha. Sebagai contoh, berkembangnya aliran tantrayana. Kertanegara sendiri sebagai penganut aliran tantrayana.