TEORI KETAHANAN NASIONAL

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Kuliah ke 4 Kwn Identitas Nasional.
Advertisements

Pertemuan 1 Kontrak Perkuliahan Puji Hariyanti
GEOSTRATEGI INDONESIA
WAWASAN DAN ANALISIS SOSIAL (ANSOS) Peran dan Fungsinya dalam KKN
BAB MENETAPKAN JUDUL DAN MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN
Geopolitik Indonesia Kelompok 3.
KI kd/indikator materi pustaka
Sumber: Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi
KAJIAN ILMIAH TERHADAP PANCASILA
MUKADDIMAH Ketika anda melihat, membaca dan mempelajari power point ini, ingat bahwa ini hanya sekedar poin atau kisi-kisi pokok bahasan dari materi mata.
Wawasan Nusantara Definisi : Cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan cita-cita nasional berdasarkan Pancasila dan UUD.
Paradigma Positivistik & Konstruktivistik
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN NASIONAL
BAB III KETAHANAN NASIONAL
Pengertian dan Hakekat Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
pendidikan Kewarganegaraan Pokok bahasan : Geostrategi Indonesia
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
WAWASAN NUSANTARA Oleh : Aditya Hendra Moh. Khoirul Anwar
Bahasa Indonesia.
Bab VIII Ketahanan Nasional
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN ( BAB II )
(2)KARAKTERISTIK IPS SD
Konsep dan Teori Hartanto, S.I.P, M.A.
PENTINGNYA KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Konsep Ilmu Sosial dan IPS Oleh: dr. Endh andayani, mm
Paradigma Positivistik & Konstruktivistik
Wawasan nusantara (Lecture 5 & 6)
Pendahuluan Pembahasan Penutup. Pendahuluan Pembahasan Penutup.
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN
Latar Belakang, Konsep, Implementasi dan Tantangan
NILAI DAN PRINSIP Nilai-nilai 1945
GEOSTRATEGI INDONESIA
Ketahanan Nasional Mahendra P. Utama.
DR. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
NILAI DAN PRINSIP Nilai-nilai 1945
TUGAS PANCASILA Oleh Nurita Armiddina (A1D515024) Administrasi Pendidikan Universitas Jambi.
Metode Ilmiah Fery Mendrofa mata kuliah riset fery mendrofa.
Pembelajaran ips di sd.
Ketahanan nasional Geostrategi Indonesia  Pelaksanaan Geopolitik dalam negara Suatu cara atau pendekatan dalam memanfaatkan kondisi lingkungan Ketahanan.
Metodologi Penelitian
Pendidikan Kewarganegaraan
Wawasan nusantara (Lecture 5 & 6)
Bab VIII Ketahanan Nasional
Wawasan nusantara (Lecture 5 & 6)
MENETAPKAN JUDUL DAN MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN
GROUNDED THEORY APPROACH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN Dosen Pengampu : ROBIYANOOR, SH
Ketahanan Nasional & Identitas Nasional
Variabel Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai atau yang menjadi pembeda. Variabel penelitian  segala sesuatu yang.
MENETAPKAN JUDUL DAN MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN – TM KE-12
Dosen ; Tatik Rohmawati, S.IP.,M.Si.
FUNGSI, SIFAT DASAR KETAHANAN NASIONAL
Dosen ; Tatik Rohmawati, S.IP.,M.Si.
GEOSTRATEGI KELOMPOK 09 D BASO PARAWANSYAH
PERTEMUAN KE 8 Ketahanan Nasional.
GEOSTRATEGI Oleh FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
POKOK BAHASAN (4) BELA NEGARA.
GEOSTRATEGI INDONESIA Nurlaila fitriasani Rima safitri Tutia rahmi Yusrawati1604 M. aji syahputra1604.
Paradigma Positivistik & Konstruktivistik
Pendidikan Kewarganegaraan
KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN KERANGKA PEMIKIRAN
WAWASAN NUSANTARA Latar Belakang, Konsep, Implementasi dan Tantangan.
GEOSTRATEGI KETAHANAN NASIONAL (1).
Metode Penelitian Sastra
Wawasan Nusantara  Latar belakang timbulnya Wawasan Nusantara  Konsep Wawasan Nusantara A) Hakikat, Asas dan Arah WN B) Unsur dasar WN C) Kedudukan,
Transcript presentasi:

TEORI KETAHANAN NASIONAL Oleh Agus Suryono

MUKADDIMAH Ketika anda membaca dan mempelajari power point ini, ingat bahwa ini hanya sekedar poin atau kisi-kisi pokok bahasan dari materi mata kuliah yang saya asuh, bukan diskripsi dan eksplanasi Alangkah indahnya jika anda juga membaca dan mempelajari power texs-nya yakni buku bacaan atau referensi yang saya cantumkan dalam tayangan ini; di samping anda juga harus aktif mengikuti jadwal kuliah saya. Terima Kasih. (Agus Suryono)

SUMPAH PALAPA (Patih Gajah Mada – Raja Brawijaya – Mojopahit) Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring seram, tanjungpura, ring haru, pahang, dompo, ring bali, sunda, palembang, tumasik, samana isun amukti palapa (Apabila sudah kalah Nusantara, saya akan beristirahat. Apabila gurun telah dikalahkan, begitu pula Seram, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, pada waktu itu pula saya akan menikmati istirahat)

POKOK BAHASAN TEORI TANNAS Tujuan Mata Kuliah Terminologi Teori, Konsep, dan Ilmu Pengetahuan Analisa Kondisi Obyektif Indonesia (Wasantara) Pengertian Tannas (Indonesia) Pengertian Konsepsi Tannas (Indonesia) Hakekat Tannas dan Konsepsi Tannas (Indonesia) Asas-Asas Tannas (Indonesia) Sifat Tannas (Indonesia)

Pengaruh Aspek Tannas pada Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Pengaruh Aspek Ideologi (Tugas Terstruktur dan Diskusi Kelas) Pengaruh Aspek Politik (Tugas Terstruktur dan Diskusi Kelas) Pengaruh Aspek Ekonomi (Tugas Terstruktur dan Diskusi Kelas) Pengaruh Aspek Sosial-Budaya (Tugas Terstruktur dan Diskusi Kelas) Pengaruh Aspek Pertahanan dan Keamanan (Tugas Terstruktur dan Diskusi Kelas) Ujian Tengah dan Akhir Semester

TUJUAN MATA KULIAH TUJUAN UMUM: Menitik beratkan pada pemberian pengertian teori dan doktrin-doktrin di bidang Ketahanan Nasional maupun Pertahanan dan Keamanan Nasional TUJUAN KHUSUS : Memberikan pengertian secara teoritis dan kesadaran bagi para mahasiswa tentang pertahanan dan keamanan negara (bela negara) secara proporsional dan profesional

DAFTAR BACAAN Hefner, Robert.W, 2007, Politik Multikulturalisme: Menggugat Realitas Kebangsaan, Yogyakarta, Kanisius Heryanto, Ariel, 1996, Nasionalisme: Refleksi Kritis Kaum Ilmuwan, Yogyakarta, Pustaka Pelajar Kartodirdjo, Sartono, 1993, Pembangunan Bangsa: Nasionalisme, Kesadaran dan Kebudayaan Nasional, Yogyakarta, Aditya Media Sobana, 1996, Kewiraan: Dalam Konsepsi dan Implementasi untuk Perguruan Tinggi, Bandung, Trigenda Karya

Sumarno, Kohar Hari, 1985, Sistem Ketatanegaraan Berdasarkan UUD 1945 Mampu Mendukung Wasantara dan Tannas, Jakarta, Lemhannas Suryono, Agus, 1997, Pendidikan Kewiraan sebagai Pendidikan Kewarganegaraan, Malang, KOPMA Universitas Brawijaya Suseno, Alex dan Napitupulu AS,1994, Satya Negara: Mengakarkan Watak dan Kepribadian Bangsa Pejuang, Jakarta, Grasindo Sujana, I Nyoman Naya (editor), 2004, Pembangunan Jatidiri Bangsa Indonesia, Surabaya, DHD 45 Jatim Yakin, Ainul,M, 2005, Pendidikan Multikulturalisme: Cross Cultural Understanding untuk Demokrasi dan Keadilan, Yogyakarta, Pilar Media

TERMINOLOGI TEORI

HAKEKAT TEORI Teori adalah menciptakan cita-cita, rencana dan impian besar bagi anak manusia untuk menjadi orang besar. Mereka-mereka yang tidak memiliki cita-cita, rencana dan impian besar dalam hidupnya, hakekatnya mereka telah mati Teori adalah enerji besar yang menggerakkan hidup manusia . Oleh karena itu berikan manusia kebebasan untuk memiliki enerji besar itu.

TEORI Adalah sesuatu yang ideal (das sollen) Serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial dan alami secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep Gabungan dari konsep-konsep yang telah diuji kebenarannya secara sistematis dan metodologis sehingga memiliki sifat obyektif (generalisasi) sebagai kesepakatan dunia akademis

Teori adalah alat untuk memahami kenyataan atau realitas sosial Teori sebagai alat untuk menyatakan hubungan sistematik antara fenomena atau gejala yang hendak diteliti Teori selalu lahir dari kenyataan dan selalu diuji pula di dalam kenyataan Teori merupakan hasil kesepakatan masyarakat akademis sebagai perspektif etik (agenda akademis)

Teori memberikan pola bagi interpretasi data dan fakta Teori menghubungkan satu studi dengan studi lainnya Teori menyajikan kerangka sehingga konsep dan variabel memiliki arti dan makna penting Teori memungkinkan interpretasi makna yang lebih besar (siap pakai) daripada hasil temuan yang diperoleh dari penelitian (kegunaan laten/hidden)

TUJUAN BELAJAR TEORI Untuk memberikan pengertian dan pemahaman (understanding) terhadap realita/fenomena sosial Untuk memberikan penjelasan (explanation) terhadap realita/fenomena sosial Untuk kepentingan prediksi atau peramalan (forcasting) terhadap fenomena-2 sosial Sebagai kritik dan pengawasan (control) terhadap perkembangan konsep dan teori-teori sosial Melatih kepekaan dan tanggungjawab sosial (sensitivity and responsebelity)

MANFAAT BELAJAR TEORI Sebagai alat (instrument) dalam menjelaskan realita/fenomena sosial Sebagai alat analisis (tools of analysis) terhadap fenomena sosial yang diamati Sebagai sarana atau upaya peneliti untuk melakukan konstruksi, rekonstruksi atau dekonstruksi teori terhadap realita/ fenomena sosial yang diamati dengan persyaratan: relevan (cocok, layak), aplikabel/manajebel (dapat dilaksanakan), replikan (dapat di daur ulang), dan konsisten (runtut dan sistematik)

INTENSITAS TEORI Jika situasi dan kondisi dalam keadaan normal (stabil), maka wacana teori memiliki intensitas rendah, tetapi aplikasinya tinggi Jika situasi dan kondisi dalam keadaan tidak normal (labil), maka wacana teori memiliki intensitas tinggi, tapi aplikasinya rendah bahkan tertolak

TERMINOLOGI KONSEP

TUJUAN KONSEP Sebagai reduksi atau refleksi dari peristiwa, realita, gejala atau fenomena alami dan fenomena sosial yang berisikan data dan fakta-fakta alami dan sosial Untuk merumuskan kesepakatan (komitmen) definisi, pengertian, istilah, kata-kata, kalimat atau label-label dari fenomena alami dan fenomena sosial sebagai konsep-konsep alami dan konsep-konsep sosial

Untuk merumuskan simbol-simbol, kategorisasi, mitos, formula/dalil, dan kode-kode (morse) sebagai hasil konstruksi kelompok tertentu yang sifatnya lebih halus daripada peristiwa dan konsep-konsep sosial yang dirumuskan sebelumnya

KONSEP Gambaran abstrak dari peristiwa/ fenomena/gejala/realita Alami dan sosial Fenomena alami: geografi/wilayah, kekayaan alam/potensi alam/SDA, dan demografi/kemampuan penduduk/SDM Fenomena sosial: ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hankam

Dalam konteks pembangunan di Indonesia gabungan analisis fenomena alami dan fenomena sosial disebut dengan ASTAGATRA terdiri dari TRIGATRA (aspek alami) dan PANCAGATRA (aspek sosial/kemasyarakat) Fenomena atau realita, meliputi: ruang lingkup realita, dan jenis realita Ruang lingkup realita, terdiri dari: lingkup makro (holistik/umum), dan lingkup mikro (inkremental/khusus)

Jenis realita, terdiri dari: realita obyektif dan realita subyektif Realita obyektif, meliputi: fakta sosial, empirik/propan, dan kausal (positivistik) Realita subyektif, meliputi: definisional, simbolik, dan interpretatif Gabungan analisis konsep (lingkup realita dan jenis realita) akan melahirkan teori, paradigma, mazhab, aliran pemikiran (school of thought)

I.Makro-Obyektif II.Makro-Subyektif MAKROSKOPIK I.Makro-Obyektif II.Makro-Subyektif Masyarakat, birokrasi, Kultur, norma, nilai, hukum, arsitektur, dan ideologi teknologi dan bahasa OBYEKTIF SUBYEKTIF III.Mikro-Obyektif IV.Mikro-Subyektif Pola interaksi, pola Berbagai konstruksi perilaku dan tindakan tentang realitas MIKROSKOPIK

I.Teori II.Teori MAKRO/HOLISTIK/UMUM Struktural Kritis Fungsionalisme (makro-obyektif ) (makro-subyektif) OBYEKTIF SUBYEKTIF III.Teori IV. Teori Utilitarianisme Konstruktivisme (mikro-obyektif) (mikro-subyektif) MIKRO/INKREMENTAL/KHUSUS

POSISI KONSEP DAN TEORI M P I R S REALITA E M P I R S FENOMENA/PERISTIWA KONSEP TEORI METODOLOGI

CONCEPTUAL& THEORITICAL WORLD Sistematis Teratur Umum Bebas Nilai Teks EMPERICAL WORLD Komplek Tidak teratur Khusus Terikat Nilai Konteks Logika Deduktif Permasalahan (Problems) Logika Induktif

PROBLEM EMPIRICAL WORLD CONCEPTUAL WORLD RESEARCH THEORY EMPIRIC EXPLANATION UNDERSTANDING PREDICTION CONTROL THEORY EMPIRIC

TERMINOLOGI ILMU PENGETAHUAN

ILMU PENGETAHUAN Adalah gabungan antara konsep dan teori sebagai suatu proses atau sesuatu yang belum jadi atau tidak pernah berakhir (un-ending) Agar ilmu pengetahuan menjadi berakhir (ending), maka perlu technoknowledge yaitu kegiatan riset atau penelitian ilmiah

Ilmu pengetahuan yang sudah jadi atau berakhir (ending), akan melahirkan IDEOLOGI sebagai dalil/stikma/ hukum/ paradigma ilmu pengetahuan yang DIYAKINI kebenarannya Jadi IDEOLOGI adalah fanatisme atau anarkhisme terhadap suatu teori ilmu pengetahuan Ideologi yang diajarkan disebut doktrin Doktrin yang di implementasikan akan merupakan TEORI ALIRAN (mashab) yang bernuansa gerakan (movement) dan tindakan (action)

Selanjutnya, ideologi dan doktrin akan melahirkan AJARAN atau PAHAM (ISME) sebagai wujud dari teori ilmu pengetahuan yang bersifat monumental (grand theory) Kecanggihan dan ketangguhan suatu teori ilmu pengetahuan akan selalu terus di uji coba (trial and error) berdasarkan dimensi waktu dan gerak sejarah (time and motion/space)

ANALISA KONDISI OBYEKTIF INDONESIA (WASANTARA)

INDONESIA DALAM POSISI SILANG DUNIA UTARA: ± 6o 08’ LU (Lintang Utara) SELATAN: ± 110 15’ LS (LIntang Selatan) BARAT: ± 940 45’ BT (Bujur Timur) TIMUR: ± 1410 05’ BT (Bujur Timur)

GLOBALISME -World Bank -MNC -IMF -WTO REGIONALISME -Asean,G7,G15 -MEE -Comecon NASIONALISME PRIMORDIALISME (SARA)

SPHERE OF INFLUENCE (kekuatan pengaruh) GLOBAL KEKUATAN PANREGION (G7) KEKUATAN LATEN/ OTB ? (FREE RIDERS) KEKUATAN REGIONAL (MEE, ASEAN) KEKUATAN NASIONAL KEKUATAN LOKAL (DAERAH) KEKUATAN PRIMORDIAL (SARA)

EMPAT PILAR UTAMA KOMITMEN FOUNDING FATHERS INDONESIA Landasan Ideologi Pancasila Landasan Konstitusi UUD 1945 Membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia Dalam Ke Bhineka Tunggal Ika-an (Masyarakat Majemuk) - Dharma Pusaka 1945-

PILIHAN SIKAP BAGI NEGARA DAN BANGSA YANG BERDAULAT Membiarkan diri sendiri terus menerus menjadi obyek dan lalu lintas kekuatan-kekuatan dan pengaruh-pengaruh dari luar yang melintasi kedudukan (wilayah) Indonesia, dengan setiap saat menyandarkan dan menggantungkan diri kepada kekuatan atau pengaruh terbesar dari negara lain, ataukah Ikut serta mengatur lalu lintas kekuatan-kekuatan dan pengaruh-pengaruh tersebut dalam arti ikut serta memainkan secara aktih peran sebagai subyek, ataukah Bingung atau tidak jelas dalam menentukan sikap (ngambang)?

PERSYARATAN UNTUK IKUT AKTIF DALAM PERGOLAKAN DUNIA GLOBAL Adanya tujuan dan landasan perjuangan yang jelas yang mampu mempersatukan seluruh bangsa Adanya kemampuan untuk menyadari, memahami, mengenal dan menilai tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan terhadap tujuan dan landasan perjuangan tersebut Kemauan dan tekad yang bulat untuk mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan tersebut

Adanya strategi nasional yang menunjukkan kerangka dan arah perjuangan yang jelas menuju pencapaian tujuan perjuangan nasional Adanya mekanisme dan prosedur yang tepat dan cepat untuk melaksanakan strategi nasional tersebut dengan senantiasa menilai ketepatan dan keserasian dengan perkembangan situasi dan kondisi yang berubah dengan cepat Adanya unsur kepemimpinan nasional yang tegas, jujur, berani, berwibawa, berdedikasi, dan mampu membangkitkan semangat kegairahan (untuk membangun) dan adanya partisipasi bangsa dalam melaksanakan strategi nasional yang telah digariskan dan yang telah disepakati bersama secara konsisten, transparan, dan akuntabel

IKUTI EPISODE 02 PENGERTIAN TANNAS (INDONESIA)