Nur Achmad Husin Evaluasi Mutu Beton.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Jakarta, 7 – 8 November 2013 Seminar Insentif Riset SINas, Kementerian Riset dan Teknologi “Membangun Sinergi Riset Nasional untuk Kemandirian.
Advertisements

PENDAHULUAN Awal Baja Merupakan besi cetak ( cast Iron ) dan besi tempa di temukan di Cina abad ke IV Sebelum Masehi Baja pertama di Amerika dibuat thn.
3. Persyaratan pada kolom Ukuran kolom struktur minimal 150 mm
Cara Pembuatan Ransum dan Pemberiannya
Berdasarkan Kekuatan M M = 1/10. q.l2 s = W W = 1/6 b.h2
PENGUJIAN HIPOTESIS.
ROSI RISTIYANTO, Pengaruh Penambahan Potongan Kertas Koran pada Bata Beton Berlubang (Tinjauan Terhadap Kuat Tekan dan Serapan Air dengan Menggunakan.
Penulangan Pelat Nur Ahmad Husin.
BETON PRACETAK.
SNI A Dapat dimengerti, bahwa komponen vertikal gerakan tanah akibat gempa akan relatif semakin besar, semakin dekat letak pusat gempa.
SNI Apabila penjepitan tidak sempurna dari struktur atas gedung pada struktur bawah diperhitungkan, maka struktur atas gedung tersebut harus.
TEKNOLOGI BETON.
PERCOBAAN KONSOLIDASI
Tegangan – Regangan dan Kekuatan Struktur
Kuliah ke 12 DISTRIBUSI SAMPLING
Transfer Panas dan Massa
Metoda Bina Marga (Ausroad) SNI Pd T
PERENCANAAN STRUKTUR ATAS
DISTRIBUSI NORMAL.
PENGUJIAN HIPOTESA Probo Hardini stapro.
#2.BETON RINGAN ((Lightweight Concrete)
DEDI HARTANTO, Pengujian Kualitas Batu Bata Merah dengan Penambahan Serbuk Gergaji di Desa Karanganyar Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap.
Agregat By Leo Sentosa.
Agregat BATUAN DAN PERMASALAHAN Amri,2005)
Identitas Mahasiswa - NAMA : DWI DEDEN TRIYONO - NIM : PRODI : Pendidikan Teknik Bangunan - JURUSAN : Teknik Sipil - FAKULTAS : Teknik.
PENGUJIAN PARAMETER DENGAN DATA SAMPEL
DISTRIBUSI NORMAL.
PERENCANAAN ELEMEN KOMBINASI
PERTEMUAN 11 PENGERJAAN BETON
PENDAHULUAN Struktur Beton SI-3112.
4. DINAMIKA.
Pertemuan 12 Gambar pembesian penulangan
Profil Gabungan Pertemuan 16
Pertemuan ke 8 Learning outcome
PERENCANAAN CAMPURAN BETON
Pertemuan #3 Material Beton Prategang
Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan Tahun : 2006
5. Rancangan Campuran Beton
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BENANG GELASAN (FIBERGLASS) TERHADAP KUAT TARIK DAN KUAT TEKAN BETON BY : ZAKPAR SIREGAR.
Konstruksi Dinding. Materi tentang konstruksi dinding merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Pada materi ini akan dibahas tentang ikatan batu.
Dasar-Dasar Kompresi Gas dan klasifikasi
Pondasi Pertemuan – 12,13,14 Mata Kuliah : Perancangan Struktur Beton
BETON PRACETAK.
Rancangan Beton Normal Metode ACI
STATISTIKA UNTUK TEKNIK SIPIL.
PERTEMUAN 2 PLAT DAN RANGKA BETON.
Kapasitas Maksimum Kolom Pendek
Nur Achmad Husin Mix Disain.
4. MEMAHAMI BAHAN BANGUNAN
HIPOTESIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER
PELATIHAN BETON II PELATIHAN II OLEH DIVISI MATERIAL KONSTRUKSI (Pertemuan Ke-2) FUNGSIONARIS UREKA 2017 | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS UDAYANA.
ANALISIS GEMPA DENGAN SAP
Kapasitas Maksimum Kolom Pendek
BATU BATA MERAH Bata merah merupakan bahan yang paling banyak digunakan untuk dinding di Indonesia.
Menggunakan Grafik-Grafik
MEKANIKA TANAH 1 “Pemadatan Tanah” COMPACTION OF SOIL
PEMINDAHAN TANAH MEKANIS
TEORI KINETIK GAS.
PENGUJIAN HIPOTESIS.
CAMPURAN BERASPAL Campuran  Beraspal  Panas  adalah  campuran  aspal  dan  batuan  yang dicampur di  Unit  Pencampur  Aspal  (AMP),  dihampar  dan  dipadatkan.
PEMBUATAN BETON (1) Berbeda dengan kayu sebagai bahan konstruksi yang berasal dari alam, beton dan baja merupakan bahan yang diproduksi oleh manusia.
Prosedur Perhitungan Konsol Pendek
Perencanaan Pengambilan Sampel Lingkungan
DIFERENSIAL PARSIAL 12/3/2018.
STATISTIKA UNTUK TEKNIK SIPIL.
TEKNOLOGI BAHAH 1 AGREGAT 1.SASTRA HERMANTO 2.ZAHYU AZARI.
OLEH: AHMAD SAPRIN NIM. F1C
PERMENKES RI NO. 37 TAHUN 2012 dr. Melinda Wilma Dinas Kesehatan Kota Padang 17 Oktober 2019 KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN DI LABORATORIUM PUSKESMAS.
A. Pengertian dan Fungsi. Pondasi banguan adalah konstruksi yang paling pentingpada suatu bangunan karena pondasi berfungsi sebagai : Penahan seluruh beban.
Transcript presentasi:

Nur Achmad Husin Evaluasi Mutu Beton

Evaluasi dan Penerimaan Beton Beton harus diuji dengan ketentuan 7.6(2) hingga 7.6.(5). Teknisi pengujian lapangan yang memenuhi kualifikasi harus melakukan pengujian beton segar di lokasi konstruksi, menyiapkan contoh-contoh uji silinder yang diperlukan dan mencatat suhu beton segar pada saat menyiapkan contoh uji untuk pengujian kuat tekan. Teknisi laboratorium yang mempunyai kualifikasi harus melakukan semua pengujian-pengujian laboratorium yang disyaratkan.

Evaluasi dan Penerimaan Beton 2. Frekuensi pengujian Pengujian kekuatan masing-masing mutu beton yang dicor setiap harinya haruslah dari satu contoh uji perhari, atau tidak kurang dari satu contoh uji untuk setiap 120 m3 beton, atau tidak kurang dari satu contoh uji setiap 500 m2 luasan permukaan lantai atau dinding. Pada suatu pekerjaan pengecoran, jika volume total adalah sedemikian hingga frekuensi pengujian yang disyaratkan oleh 7.6.(2(1)) hanya akan menghasilkan jumlah uji kekuatan beton kurang dari 5 untuk suatu mutu beton, maka contoh uji harus diambil dari paling sedikit 5 adukan yang dipilih secara acak atau dari masing-masing adukan bilamana jumlah adukan yang digunakan adalah kurang dari lima. Jika valume total dari suatu mutu beton yang digunakan kurang dari 40 m3, maka pengujian kuat tekan tidak perlu dilakukan bila bukti terpenuhinya kuat tekan diserahkan dan disetujui oleh pengawas lapangan. Suatu uji kuat tekan harus merupakan nilai kuat tekan rata-rata dari dua contoh uji silinder yang berasal dari adukan beton yang sama dan diuji pada umur beton 28 hari atau pada umur uji yang ditetapkan untuk penentuan fc’.

Evaluasi dan Penerimaan Beton 3. Benda uji yang dirawat di laboratorium Contoh untuk uji kuat tekan harus diambil menurut SNI 03-2458-1991, metode pengujian dan pengambilan contoh untuk campuran beton segar. Benda uji silinder yang digunakan untuk uji kuat tekan harus dibentuk dan dirawat di laboratorium menurut SNI 03-4810-1998, metode pembuatan dan perawatan benda uji di lapangan dan diuji menurut SNI 03-1974-1990 metode pengujian kuat tekan beton. Kuat tekan mutu beton dapat dikatagorikan memenuhi syarat jika dua hal berikut dipenuhi : Setiap nilai rata-rata dari tiga uji kuat tekan beton yang berurutan mempunyai nilai yang sama atau lebih besar dari fc’ Tidak ada nilai uji kuat tekan yang dihitung sebagai nilai rata-rata dari dua hasil uji silinder mempunyai nilai di bawah fc’ melebihi 3,5 MPa Jika salah satu dari persyaratan pada 7.6(3(3)) tidak terpenuhi, maka harus diambil langkah-langkah untuk meningkatkan hasil uji kuat tekan rata-rata pada pengecoran berikutnya. Persyaratan 7.6(5) harus diperhatikan jika ketentuan 7.6(3(3b)) tidak terpenuhi.

Evaluasi dan Penerimaan Beton 4. Perawatan Benda uji di lapangan Jika diminta oleh pengawas lapangan, maka hasil uji kuat tekan benda uji silinder yang dirawat di lapangan harus disiapkan. Perawatan benda uji di lapangan harus mengikuti SNI 03-4810-1998, metode pembuatan dan perawatan benda uji di lapangan. Benda-benda uji yang dirawat di lapangan harus di cor pada waktu yang bersamaan dan diambil dari contoh adukan yang sama dengan yang digunakan untuk uji di laboratorium. Prosedur untuk perlindungan dan perawatan beton harus diperketat jika kuat tekan beton yang dirawat di lapangan menghasilkan nilai fc’ yang kurang dari 85% kuat tekan beton pembanding yang dirawat di laboratorium. Batasan 85% tersebut tidak berlaku jika kuat tekan beton yang dirawat di lapangan menghasilkan nilai yang melebihi fc’ sebesar minimal 3,5 Mpa.

Evaluasi dan Penerimaan Beton 5. Penyelidikan untuk hasil uji kuat tekan beton yang rendah Jika suatu uji kuat tekan (lihat 7.6(2(4))) benda uji silinder yang dirawat di laboratorium menghasilkan nilai dibawah fc’ sebesar minimal 3,5 MPa (lihat 7.6(3(3b))) atau bila uji kuat tekan benda uji yang dirawat di lapangan menunjukkan kurangnya perlindungan dan perawatan benda uji (lihat 7.6(4(4))), maka harus dilakukan analisis untuk menjamin bahwa tahanan struktur dalam memikul beban masih dalam batas yang aman. Jika kepastian nilai kuat tekan beton yang rendah telah diketahui dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa tahanan struktur dalam memikul beban berkurang secara signifikan, maka harus dilakukan uji contoh beton uji yang diambil dari dari daerah yang dipermasalahkan sesuai SNI 03-2492-1991, metode pengambilan benda uji beton inti dan SNI 03-3403-1994 Metode pengujian kuat tekan beton inti. Pada uji contoh beton inti tersebut harus diambil paling sedikit tiga benda uji untuk setiap uji kuat tekan yang mempunyai nilai 3,5 MPa di bawah nilai persyaratan fc’.

Evaluasi dan Penerimaan Beton Bila beton pada struktur berada dalam kondisi kering selama masa layan, maka benda uji beton inti harus dibuat kering udara (pada temperatur 15oC hingga 25oC) selama 7 hari sebelum pengujian, dan harus harus diuji dalam kondisi kering. Bila beton pada struktur berada pada keadaan sangat basah selama masa layan, maka beton inti harus direndam dalam air sekurang-kurangnya 40 jam dan harus diuji dalam kondisi basah. Beton pada daerah yang diwakili oleh uji beton inti harus dianggap cukup secara struktur jika kuat tekan rata-rata dari 3 beton inti adalah minimal sama dengan 85% fc’, dan tidak ada satupun beton inti yang kuat tekannya kurang dari 75% fc’. Tambahan pengujian beton inti yang diambil dari lokasi yang memperlihatkan hasil kekuatan beton inti yang tidak beraturan diperbolehkan. Bila kriteria 7.6(5(4)) tidak dipenuhi dan bila tahanan struktur masih meragukan, maka pengawas lapangan dapat meminta untuk dilakukan untuk dilakukan pengujian lapangan tahanan struktur beton sesuai dengan pasal 22 untuk bagian-bagian struktur yang bermasalah tersebut, atau melakukan langkah-langkah lainnya yang dianggap tepat.

PROSEDUR EVALUASI MUTU BETON Rata-rata Dimana : X1 = rata-rata 2 silinder Standart Deviasi Xi = rata-rata 2 silinder X = Rata-rata benda uji n = Jumlah benda uji

Prosedur Evaluasi Mutu Beton 3. Koefisien variasi (V) 4. Standart deviasi (S) Dimana : S = Standart deviasi total (kg/cm2) S1 = Standart deviasi dalam pengujian (kg/cm2) S2 = Standart deviasi antar batch (kg/cm2)

Contoh Evaluasi Mutu Beton

Contoh Evaluasi Mutu Beton