KERJASAMA KOPERASI
KOPERASI DAPAT DILIHAT SEBAGAI: Gerakan Masyarakat Kebijaksanaan pengembangan oleh pemerintah atau koperasi sendiri Kombinasi dari keduanya
GERAKAN MASYARAKAT Zaman Hindia Belanda: Sarekat Dagang Islam (SDI), Sarekat Islam (SI), dan Perhimpunan Bangsa Indonesia-Dr. Soetomo Gerakan koperasi akan berkembang jika kegiatan usaha (usaha tani, perdagangan, industri, jasa) berkembang Sudah ada pembinaan dari pemerintah hindia Belanda. Boeke mengatakan bahwa koperasi adalah bangun usaha yang sesuai dengan kultur ekonomi kaum pribumi
GERAKAN MASYARAKAT Zaman Jepang: Dimanfaatkan untuk mobilisasi, terutama pengumpulan bahan pangan Koperasi tidak sesuai dengan ruh dasarnya, partisipasi
GERAKAN MASYARAKAT Zaman Kemerdekaan: Mengikuti tradisi yang sudah ada Koperasi berkembang pesar dengan munculnya: Pusat Koperasi Priangan, Kongres koperasi ke-1 tanggal 11-14 Juli 1947, Oktober 1950 dibentuk Jawatan Koperasi Tahun 1959, jumlah koperasi 16.601 unit Pendirian 8 Bank Koperasi tingkat propinsi
KEBIJAKAN Pasca Kemerdekaan (1959-1965): Koperasi dijadikan alat perjuangan politik golongan, sehingga terjadi perpecahan internal koperasi Campur tangan pemerintah sangat mendalam, sejalan ideologi politik yang dianut oleh penguasa Koperasi sebagai alat mobilisasi ekonomi dan politik
KEBIJAKAN Pasca Kemerdekaan (1966): Mendukung industrialisasi Peran Koperasi Koperasi sebagai alat kebijaksanaan pemerintah, utamanya di bidang pembangunan pertanian (swasembada pangan) Koperasi sebagai pusat pelayanan kebutuhan anggota, untuk “mengamankan” kebijakan pemerintah Koperasi sebagai model unit ekonomi “berwatak sosial”.
PERTANYAAN KRITIS: Apakah koperasi sebagai “wadah ekonomi yang berwatak sosial” business and social entity dapat berkembang? Apakah konsep koperasi sebagai “kumpulan orang dan bukan modal” dapat bekerja sebagai unit bisnis? Sudah seberapa jauh koperasi mampu memainkan perannya sebagai soko guru perekonomian nasional?
NORMA UU No. 12 tahun 1967 UU No. 25 tahun 1992
TANTANGAN KOPERASI Bagaimana koperasi dapat berfungsi dalam menghimpun dan memanfaatkan berbagai sumberdaya ekonomi, sosial, dan kultural untuk melayani kebutuhan anggota dan untuk mencapai tujuan koperasi itu sendiri? Bagaimana koperasi menyesesuaikan diri terhadap lingkungannya, baik lingkungan lokal maupun lingkungan kebijaksanaan nasional
TANTANGAN KOPERASI Bagaimana koperasi dapat mengelola konflik dan perbedaan berbagai kepentingan (internal dan eksternal) Bagaimana pola kerja koperasi dapat dipertahankan secara konsisten, misalya: sebagai kumpulan orang dan bukannya kumpulan modal.
SYARAT KOPERASI BISA MAJU Koperasi Produksi: Anggotanya haruslah mereka yang telah melakukan kegiatan produktif Koperasi Konsumsi: Anggotanya harus telah memiliki tingkat pendapatan di atas minimal
KERJASAMA DI BIDANG USAHA ANTAR KOPERASI Keuntungan: Peningkatan daya tawar (bargaining power) mereka terhadap pihak ketiga Menjamin pemasukan bahan baku Memperoleh keuntungan (meningkatkan economic scale) Menurunkan cost
MODEL KERJASAMA DI BIDANG USAHA ANTAR KOPERASI Membentuk organisasi baru yang berbadan hukum Misalnya: BUKOPIN (kolaburasi 9 buah koperasi sekunder) Dalam bentuk proyek atau kemitraan usaha tanpa membentuk organisasi baru yang berbentuk badan hukum
KERJASAMA DI BIDANG USAHA ANTARA KOPERASI DENGAN BUKAN KOPERASI Faktor penentu keberhasilan: Perilaku yang bertujuan bukan ingin untung sendiri (opportunistic) Perilaku percaya pada mitra usaha (trust) Perilaku bertimbal-balik (reciprocity) Berperilaku mampu menahan diri atau sabar (forbearance)
KERJASAMA ANTAR KOPERASI BUKAN DI BIDANG USAHA Dekopin ICA (International Coorporative Alliance) The National Cooperative Business Administration ( di USA) The Canadia Cooperative Association
Thank you