Investasi Teknologi Informasi Jenis Sistem Informasi
Bagaimana perusahaan A dapat mengalami masa sulit (hampir bangkrut)! Bagaiman Perusahaan bangkit dari keterpurukan! Apa peranan teknologi informasi dalam proses bangkitnya perusahaan tersebut!
Perusahaan yang bisa survive dewasa ini tanpa melibatkan teknologi informasi/Sistem Informasi.
Pendahuluan Memunculkan 3 isu besar berkaitan dengan TI yaitu: Masalah keamanan transaksi Kesiapan perangkat hukum (regulasi) Perhtiungan Cost- Benefit investasi TI
Isue ke tiga yaitu Cost-Benefit paling “krusial” bagi “stakeholder” Di satu pihak, manajemen percaya pada nilai strategis yang di dapat perusahaan dengan mengalokasikan sumber daya keuangan untuk membangun TI Di pihak lain, kenyataan berinvestasi dalam TI dan pengembangannya sangat besar
Masalah “ krusial “ ini dilihat dari dua sisi 1. Identifikasi Biaya (Cost) pada setiap inisiatif proyek TI 2. Identifikasi Manfaat (Benefit) yang didapat dari hasil investasi proyek TI
System Development Proses Sistem yang ada Perencanaan Analisis Perancangan Implementasi Pemeliharaan Metode, Teknik, atau Tools (alat bantu ) Pemicu Permasalahan Kesempatan Instruksi Pelaku Produk Perangkat lunak Proses Evolusi Pengembangan Perangkat Lunak Validasi Prinsip Pengembangan Libatkan Pengguna Sistem Gunakan Pendekatan Pemecahan Masalah Bentuklah Fase dan Aktivitas Dokumentasikan Sepanjang Pengembangan Bentuklah Estándar Kelola Proses dan Proyek Membenarkan System Informasi sebagai Investasi Modal Jangan Takut untuk Membatalkan atau Merevisi Lingkup Bagilah dan Takhlukkan Desainlah Sistem untuk Pertumbuhan dan Perubahan Keuntungan Produk Perangkat lunak Peningkatan keuntungan perusahaan Pengurangan biaya bisnis Biaya dan keuntungan sistem Peningkatan pangsa pasar Perbaikan relasi pelanggan Peningkatan efisiensi Perbaikan pembuatan keputusan Pemenuhan peraturan lebih baik Kesalahan lebih sedikit Perbaikan keamanan Kapasitas lebih besar Memecahkan masalah meraih kesempatan memenuhi instruksi Sistem yang baru
Identifikasi biaya dalam investasi TI, sulit: Banyak komponen dan jenis biaya yang tidak terlihat (hidden cost) Banyak biaya lain-lain muncul di kemudian hari seperti movement cost, switching cost, social cost, change management cost dan migration cost
Definisi Investasi Teknologi Informasi Marc J. Schniderians (2004) mendefinisikan investasi teknologi informasi adalah suatu keputusan investasi dalam mengalokasikan seluruh tipe dari manajemen sistem informasi, termasuk di antaranya manusia dan uang. Sedangkan Weil (1989) mendefinisikan investasi teknologi informasi sebagai biaya-biaya yang dihubungkan dengan perolehan komputer, komunikasi, software, jaringan, dan personel yang mengatur dan mengoperasikan sistem informasi manajemen (SIM).
Tujuan Investasi TI Tujuan dilakukannya investasi dalam bidang teknologi informasi adalah sebagai berikut Richardus Eko Indrajit: Adanya alasan kelangsungan hidup perusahaan atau bisnis itu sendiri dalam arti kata perusahaan melihat bahwa keberadaan teknologi informasi dalam bisnis terkait sifatnya adalah mutlak. Untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas perusahaan. Keinginan perusahaan untuk mendapatkan suatu loncatan keunggulan kompetitif agar dapat meninggalkan para pesaing bisnisnya dengan mengembangkan teknologi yang belum dimiliki perusahaan lain.
Manfaat Investasi TI Manfaat dilakukannya investasi dalam bidang teknologi informasi adalah sebagai berikut menurut Richardus Eko Indrajit (2004, p41): Mereduksi biaya yang harus dikeluarkan (cost displacement) Menghindari biaya yang harus dikeluarkan (cost avoidance) Memperbaiki kualitas yang diambil (decision analysis) Menghasilkan dampak positif yang diperoleh perusahaan (impact analysis).
Investasi TI Gagal Beberapa hal yang mengakibatkan investasi TI gagal memberikan benefit yang dijanjikan, antara lain: Kurangnya kepemimpinan di bidang TI Investasi TI tidak sesuai dengan kebutuhan bisnis Manajemen Proyek TI tidak dikelola dengan baik Kurangnya pengelolaan atas perubahan (Change Management) Investasi TI hanya sebatas pengadaan TI
Mengapa Investas Di dalam TeknologI informasi dilakukan? Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Grant Thornton LLP, alasan melakukan investasi dalam TI adalah untuk meningkatkan Produktivitaas (35%), komunikasi (15%), dan Kecerdasan (14%). (IIE Solution 1996)
PRODUCTIVITY PARADOX Investasi TI yang baik adalah penerapan IT dalam perusahaan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. PRODUCTIVITY PARADOX adalah investasi Ti guna penerapan TI pada perusahaan TIDAK mendukung produktivitas perusahaan.
Mengapa fenomena paradoks produktivitas terjadi ? Permasalahan analisa dan representasi data tidak memperlihatkan terjadinya peningkatan produktivitas; Manfaat yang diperoleh oleh teknologi informasi tidak terlihat karena adanya kerugian di area lain; dan Peningkatan produktivitas tidak terlihat karena adanya kegagalan penerapan teknologi informasi atau tingginya alokasi biaya teknologi informasi. (Willcocks et al, 2000)
Permasalahan analisa dan representasi data tidak memperlihatkan terjadinya peningkatan produktivitas Para ekonom mendefinisikan ”produktivitas” dengan cukup mudah, yaitu jumlah keluaran (output) dibagi dengan jumlah masukan (input). Besaran output dihitung dengan cara mengalikan jumlah produk yang dihasilkan dengan nilai (value) rata-rata dari produk tersebut; sementara besaran input didapatkan dari jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan seluruh output tersebut. Angka rasio yang didapatkan dari hasil pembagian antara output dengan input di atas dikenal sebagai labor productivity. Jika sumber daya lain seperti misalnya besaran investasi dan kebutuhan material dimasukkan sebagai bagian dari input, maka angka rasio yang didapat dikenal sebagai multifactor productivity. Ternyata di dalam dunia teknologi informasi, rumusan sederhana ini belum tentu secara ”kongkrit” memperlihatkan atau merepresentasikan terjadinya kenaikan atau penurunan produktivitas seperti yang umum dipergunakan pada aktivitas lain seperti proses manufaktur atau produksi. Hal ini disebabkan karena berbeda dan beragamnya asumsi terhadap variabel input maupun output yang dipergunakan. Dari segi input, yang dalam hal ini terkait erat dengan alokasi sumber daya keuangan yang diinvestasikan untuk pengembangan teknologi informasi, terlihat bahwa ternyata pemakaian teknologi informasi di dalam sebuah perusahaan bersifat sistemik, dalam arti kata menyebar di seluruh proses inti dan aktivitas penunjang yang ada, sehingga sangat sulit untuk menentukan proporsi nilai investasi terhadap sebuah rangkaian proses tertentu atau sub‐sistem tertentu yang ingin dihitung produktivitasnya.
Produktivitas = jumlah keluaran / jumlah masukan Besaran output dihitung dengan cara mengalikan jumlah produk yang dihasilkan dengan nilai (value) rata-rata dari produk tersebut; Besaran input didapatkan dari jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan seluruh output tersebut. Untuk manufaktur / produksi rumus diatas cocok. Nmun tidak demikian ketika digunakan untuk menghitung produktivitas pada Teknologi informasi. Hal ini disebabkan karena berbeda dan beragamnya asumsi terhadap variabel input maupun output yang dipergunakan
Jual Manisan Pelem Keluaran Masukan Jumlah kemasan x harga satuan jual Gula Cabai Garam Plastik Tenaga kerja Total
Sistem Informasi SIMPONI Apakah penerapan SI Simponi dapat meningkatkan Produktivitas STMIK MDP dalam Proses Bisnisnya? Produktivitas = Keluaran/masukan Keluaran Masukan Biaya Pengembangan Orang Hardware Software
Manfaat yang diperoleh oleh teknologi informasi tidak terlihat karena adanya kerugian di area lain Kita ambil contoh adalah penerapan electronic commerce yang memungkinkan seorang pelanggan untuk melakukan pemesanan produk melalui internet untuk dapat diantarkan langsung ke rumah (delivery) pada hari yang sama. Pada proses penjualan, jelas terjadi peningkatan produktivas dalam arti kata meningkatnya frekuensi pemesanan oleh pelanggan. Namun untuk dapat memenuhi delivery dalam kurun waktu 24 jam seperti yang diinginkan, terpaksa perusahaan harus memiliki armada ekspedisi atau kurir tambahan untuk melakukannya – yang jika dihitung‐hitung secara keseluruhan justru terkesan menurunkan produktivitas perusahaan. Contoh di atas memperlihatkan bagaimana manfaat dari teknologi informasi di satu tempat ter‐offset dengan kerugian di tempat lain di dalam sebuah organisasi. Sehingga jika dilakukan perhitungan produktivitas secara menyeluruh, hampir tidak terlihat peningkatan yang signifikan. Bahkan tidak mustahil justru terjadi ”penurunan” dari hasil perhitungan produktivitas yang ada.
Peningkatan produktivitas tidak terlihat karena adanya kegagalan penerapan teknologi informasi atau tingginya alokasi biaya teknologi informasi Hasil kajian memperlihatkan adanya dua penyebab utama terjadinya hal ini. Hal pertama berasal dari gagalnya penerapan teknologi informasi karena berbagai faktor penyebab internal maupun eksternal. Hal kedua terjadi karena tingginya biaya pemeliharaan dan pengembangan teknologi informasi yang harus ditanggung perusahaan. Sehingga walaupun secara bisnis telah terjadi peningkatan output, membengkaknya biaya overhead pemeliharaan maupun pengembangan teknologi informasi telah menyebabkan tingginya faktor input yang dibutuhkan – sehingga secara langsung berdampak pada perhitungan produktivitas. Dengan memahami dan mempelajari fenonema paradoks tersebut, terlihat betapa sulit dan kompleksnya permasalahan yang harus dihadapi dalam rangka mencari relasi antara besaran investasi yang dialokasikan dengan manfaat yang diperoleh oleh perusahaan terkait dengan peningkatan produktivitas. Sudah hampir 25 tahun paradoks ini diperbincangkan, dan selama itu pula perdebatan antara sejumlah kubu yang sepakat dan menentang adanya paradoks ini berlangsung. Suka atau tidak suka, mau tidak mau, pada kenyataannya filosofi ”business is business” yang akan mendominasi manajemen pengambil keputusan dalam menentukan apakah perusahaan perlu untuk mengalokasikan sejumlah sumber dayanya untuk mengembangkan teknologi informasi. Pada kenyataannya cukup banyak manajemen yang tidak perduli dengan adanya paradoks ini karena mereka yakin betul bahwa tidak ada perusahaan yang bisa survive dewasa ini tanpa melibatkan teknologi informasi.
Klasifikasi sistem informasi Klasifikasi yang umum dipakai didasarkan pada : Level organisasi. Area fungsional. Dukungan yang diberikan. Arsitektur sistem informasi.
Sistem informasi menurut level organisasi Berdasarkan level organisasi, sistem informasi dikelompokkan menjadi : Sistem informasi departemen, sistem informasi yang hanya digunakan dalam sebuah departemen. Sistem informasi perusahaan, sistem terpadu yang dapat digunakan oleh sejumlah departemen secara bersama-sama. Sistem informasi antarorganisasi, sistem informasi yang menghubungkan dua organisasi atau lebih.
Sistem informasi fungsional Keterangan Sistem informasi akuntansi Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi akuntansi. Sistem ini mencakup semua transaksi yang berhubungan dengan keuangan dalam perusahaan. Sistem informasi keuangan Sistem informasi yang menyediakan informasi pada fungsi keuangan yang menyangkut keuangan perusahaan. Sistem informasi manufaktur Sistem informasi yang bekerja sama dengan sistem informasi lain untuk mendukung manajemen perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Sistem informasi pemasaran Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi pemasaran Sistem informasi SDM Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi personalia.
Sistem informasi akuntansi SIM SI Pemasaran / Penjualan SI Produksi SI Akuntansi SI Keuangan SI SDM
Lingkup sistem informasi akuntansi SPT Penjualan SPT Pengeluaran dan penerimaan kas Sistem pelaporan dan pemrosesan buku besar Pengolahan pesanan penjualan Penagihan Piutang dagang Penerimaan kas Buku besar Pelaporan keuangan Utang dagang Pengeluaran kas Analisis Penjualan SPT Pembelian SPT Penggajian Pembelian Pembayaran gaji Pemroses sediaan Pencatatan kehadiran
Lingkup sistem informasi akuntansi Pemrosesan pesanan penjualan : subsistem yang menangani order dari pelanggan. Pemrosesan sediaan : subsistem yang menangani perubahan dalam sediaan dan memberikan informasi pengiriman dan pemesanan kembali. Buku besar : subsistem yang mengkonsolidasikan data dari sistem akuntansi yang lain dan menghasilkan pernyataan-pernyataan dan laporan bisnis yang bersifat periodik. Piutang dagang : subsistem yang mencatat piutang pelanggan dan menghasilkan faktur, pernyataan pelanggan bulanan, serta laporan manajemen kredit.
Lingkup sistem informasi akuntansi Utang dagang : subsistem yang mencatat pembelian dan pembayaran utang kepada pemasok, dan menghasilkan laporan manajemen kas. Pembayaran gaji : subsistem yang menangani penggajian, termasuk jam kerja dan bukti pembayaran, serta menghasilkan laporan yang terkait dengan penggajian.
Sistem informasi keuangan Sistem informasi keuangan digunakan untuk mendukung manajer keuangan dalam mengambil keputusan yang menyangkut persoalan keuangan perusahaan dan pengalokasian serta pengendalian sumber daya keuangan dalam perusahaan.
Model sistem informasi keuangan Subsistem Intelijen Keuangan Subsistem Peramalan dan Perencanaan Keuangan Basis Data Subsistem Manajemen Dana Subsistem Audit Internal Subsistem Pengendalian Keuangan Subsistem Pemrosesan Transaksi
Model sistem informasi keuangan Subsistem intelijen keuangan berfungsi untuk mengidentifikasi sumber-sumber keuangan eksternal yang dapat menambah dana bagi perusahaan. Subsistem audit internal berfungsi untuk menangani hasil-hasil audit secara internal. Subsistem pemrosesan transaksi berupa sistem informasi akuntansi yang menghasilkan data-data keuangan.
Model sistem informasi keuangan Subsistem peramalan dan perencanaan keuangan berfungsi melakukan evaluasi terhadap kinerja keuangan saat ini dan terproyeksi dalam bisnis, membantu menentukan kebutuhan pendanaan dalam bisnis dan analisa metode-metode alternatif pendanaan. Subsistem manajemen dana berguna untuk membantu pengelolaan aset. Subsistem pengendalian keuangan berfungsi untuk melakukan evaluasi keuangan dan dampak keuangan terhadap pengeluaran modal yang diajukan.
Sistem informasi manufaktur Sistem ini digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa.
Lingkup sistem informasi manufaktur Sistem Perencanaan Manufaktur Rencana produksi Rencana tenaga kerja Rencana kebutuhan bahan baku Sistem pengendalian manufaktur Penjadwalan produksi Perencanaan kebutuhan bahan baku Perencanaan kebutuhan kapasitas Engineering Produktifitas tenaga kerja Produktivitas mesin Perawatan Pengendalian bengkel kerja Pengendalian kualitas Pengendalian proses Pengendalian mesin dan robotika Pelaporan bengkel kerja : Pengendalian bahan baku Penggunaan mesin Pelaporan tenaga kerja Inspeksi : Rework Pengendalian kualitas Custom specification Pemrosesan perintah kerja : Pemeliharaan persediaan suku cadang Sejarah mesin Pelaporan bengkel kerja Inspeksi Pemrosesan perintah kerja
Pendekatan manajemen produksi CIM (Computer Integrated Manufacturing) : sistem yang menggabungkan berbagai teknik untuk menciptakan proses manufaktur yang luwes, cepat, dan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi secara efisien.
Cara mengimplementasikan CIM Menyederhanakan proses produksi, perancangan produk, organisasi pabrik sebagai dasar yang penting untuk otomasi dan integrasi. Otomasi proses-proses produksi dan fungsi-fungsi bisnis yang mendukungnya dengan komputer, mesin dan robot. Mengintegrasikan seluruh proses produksi dan pendukungnya dengan memakai komputer, jaringan komunikasi, dan teknologi informasi yang lain.
Model CIM Sistem Perencanaan Sumber Daya Manufaktur Sistem Pengendalian Manufaktur Sistem Keteknikan CAD / CAE CAM Simulasi dan Prototipe Produk CIM (Computer Integrated Manufacturing)
Sistem dalam fungsi produksi KETERANGAN CAD (Computer Aided Design) Sistem yang menggunakan komputer untuk merancang suatu produk. CAE (Computer Aided Engineering) Sistem yang dirancang untuk menganalisa karakteristik dari suatu desain dan dipakai untuk mensimulasikan kinerja produk di bawah kondisi yang berbeda-beda dengan tujuan untuk mengurangi kebutuhan membuat prototipe. CAM (Computer Aided Manufacturing Sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengontrol suatu proses produksi. CAPP (Computer Aided Process Planning) Sistem yang digunakan untuk merencanakan urutan proses untuk memproduksi atau merakit suatu komponen.
Sistem informasi pemasaran Sistem informasi pemasaran : sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi pemasaran.
Model SI pemasaran Riset Pemasaran Marketing mix system Data prospek dan konsumen Subsistem Produk Subsistem Tempat Subsistem Promosi Subsistem Harga Peramalan Penjualan Basis data Informasi Pemasaran Data pesaing Data transaksi Subsistem Pemrosesan Transaksi
Model SI pemasaran Subsistem riset pemasaran merupakan subsistem yang berhubungan dengan pengumpulan, pencatatan, dan analisis semua data pelanggan dan calon pelanggan. Subsistem informasi pemasaran merupakan subsistem yang berhubungan dengan pengumpulan, pencatatan, dan analisis semua data perusahaan pesaing yang memiliki hubungan dengan penjualan barang dan jasa kepada konsumen.
Model SI pemasaran Subsistem pemrosesan transaksi berupa sistem informasi akuntansi yang berhubungan dengan penjualan. Subsistem produk berguna dalam membuat rencana produk baru. Subsistem tempat berguna untuk mengambil keputusan dalam rangka menentukan tempat yang cocok dan waktu yang tepat. Subsistem promosi berguna untuk melakukan analisis terhadap promosi yang harus dilakukan untuk meningkatkan penjualan.
Model SI pemasaran Subsistem harga digunakan untuk membantu penetapan harga suatu produk. Subsistem peramalan penjualan berguna untuk melakukan peramalan penjualan.
Model SI SDM Subsistem Penggajian Subsistem Perencanaan SDM Subsistem Perekrutan Subsistem Kompensasi dan Tunjangan Subsistem Tenaga Kerja Subsistem Pelaporan Lingkungan Basis data Subsistem Riset SDM Subsistem Intelijen SDM
Model SI SDM Subsistem penggajian : subsistem yang berkaitan dengan pembayaran gaji, upah, tunjangan, dll. Subsistem riset SDM : menangani penelitian tentang suksesi, analisis dan evaluasi jabatan, serta keluhan dari pegawai. Subsistem intelijen SDM : subsistem yang menggunakan informasi eksternal yang berhubungan dengan mitra kerja. Subsistem perencanaan SDM : menangani identifikasi SDM dalam perusahaan untuk melaksanakan tujuan jangka panjang.
Model SI SDM Subsistem perekrutan menangani aktifitas yang berhubungan dengan seleksi calon pegawai. Subsistem manajemen tenaga kerja : subsistem yang berhubungan dengan pengembangan SDM. Subsistem pelaporan lingkungan : subsistem yang digunakan untuk menghasilkan laporan untuk lingkungan perusahaan.
Sistem informasi berdasarkan dukungan yang tersedia Sistem Pemrosesan Transaksi Sistem Informasi Manajemen Sistem Otomasi Perkantoran Sistem Pendukung Keputusan Sistem Informasi Eksekutif Sistem Pendukung Kelompok Sistem Pendukung Cerdas
Gambaran berbagai sistem informasi menurut dukungan yang diberikan Fungsi Pemakai SPT Menghimpun dan menyimpan informasi transaksi Orang yang memproses transaksi SIM Mengkonversi data yang berasal dari SPT menjadi informasi yang berguna untuk mengelola organisasi dan memantau kinerja Semua level manajemen SPK Membantu pengambilan keputusan dengan menyediakan informasi, model, atau perangkat untuk menganalisa informasi Analis, manajer, dan profesional SIE Menyediakan informasi yang mudah diakses dan bersifat interaktif, tanpa harus menjadi ahli analisis Manajemen tingakat menengah dan atas SP Menyediakan pengetahuan pakar pada bidang tertentu untuk membantu pemecahan masalah Orang yang hendak memecahkan masalah yang memerlukan kepakaran SOP Menyediakan fasilitas untuk memproses dokumen maupun pesan-pesan sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Staf dan manajer
Gambaran berbagai sistem informasi menurut dukungan yang diberikan Sistem informasi yang mengandung karakteristik beberapa kategori disebut sebagai sistem hibrid. Sistem informasi yang dirancang untuk menghasilkan informasi dan mendukung pengambilan keputusan untuk berbagai level menajemen dan fungsi-fungsi bisnis, dan sekaligus melakukan pemrosesan transaksi disebut sebagai sistem informasi lintas fungsi atau sistem informasi terintegrasi.
Sistem pemrosesan transaksi Fokus utama SPT : data transaksi. Sistem pemrosesan data pada SPT ada 3 cara, yaitu : Batch. Transaksi ditumpuk dulu dan kemudian diproses belakangan pada waktu tertentu. Online. Setiap transaksi segera dibukukan dan tidak ada penundaan proses. Inline. Data dimasukkan seketika ke dalam komputer ketika transaksi terjadi, tetapi untuk pemrosesan lebih lanjut dilakukan lain waktu.
Sistem pemrosesan transaksi OLTP ada sebagai hasil perkembangan sarana komunikasi. OLTP menggunakan arsitektur client-server.
Program pengolahan data Model SPT Perangkat input Perangkat output Program pengolahan data Basis Data Manajemen
Karakteristik SPT Jumlah data yang diproses sangat besar. Sumber data internal dan output juga untuk keperluan internal. Pemrosesan informasi dilakukan secara teratur. Kapasitas penyimpanan besar. Kecepatan pemrosesan yang diperlukan tinggi. Umumnya memantau dan mengumpulkan data masa lalu. Masukan dan keluaran terstruktur. Tingkat kerincian yang tinggi mudah terlihat pada masukan dan keluaran. Komputasi tidak rumit. Memerlukan keandalan tinggi.
Sistem informasi manajemen Sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.
Karakteristik SIM Beroperasi pada tugas-tugas terstruktur. Meningkatkan efisiensi dengan mengurangi biaya. Menyediakan laporan dan kemudahan akses yang berguna untuk pengambilan keputusan.
Macam-macam laporan yang dihasilkan SIM Laporan periodik : laporan yang dihasilkan dalam selang waktu tertentu. Laporan ikhtisar : laporan yang memberikan ringkasan terhadap sejumlah data dan informasi. Laporan perkecualian : laporan yang hanya muncul kalau terjadi keadaan yang tidak normal. Laporan perbandingan : laporan yang menunjukkan dua atau lebih himpunan informasi yang serupa dengan maksud untuk dibandingkan.
Sistem otomasi perkantoran Sistem yang memberikan fasilitas tugas-tugas pemrosesan informasi sehari-hari di dalam perkantoran dan organisasi bisnis.
Perangkat lunak untuk pemrosesan informasi Spreadsheet. Word processor. Pengolah grafik. Aplikasi presentasi. Pengakses basis data personal. E-mail. Voice mail.
Sistem pendukung keputusan Sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan manipulasi data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pada situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur di mana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.
Karakteristik DSS Menawarkan fleksibilitas, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan yang cepat. Memungkinkan pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan keluaran. Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram profesional. Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang solusinya tak dapat ditentukan di depan. Menggunakan analisis data dan perangkat pemodelan yang canggih.
Manajemen Pengetahuan Model konseptual DSS Sistem berbasis komputer yang lain Data Eksternal dan Internal Manajemen data Manajemen model Manajemen Pengetahuan Antarmuka Pemakai Pemakai
Teknik-teknik pemodelan Pendekatan Simulasi Menciptakan model matematis terhadap suatu keadaan menggunakan teknik-teknik simulasi untuk meniru keadaan yang nyata. Optimasi Menciptakan model matematis terhadap suatu keadaan dengan menggunakan teknik riset operasi untuk memperoleh solusi terbaik OLAP (On-Line Analytical Processing) Menggunakan teknik statistik untuk menganalisis hasil-hasil bisnis dan mencari hubungan-hubungan yang tersembunyi. Sistem pakar Meniru seorang ahli di bidang tertentu dalam melakukan pengambilan keputusan.
Teknik-teknik pemodelan Jaringan syaraf Menggunakan teknik pembelajaran untuk mengenali pola suatu data Logika kabur Menggunakan pendekatan derajat keanggotaan dalam melakukan pengambilan keputusan sebagai pengganti logika biner. Penalaran basis kasus Menggunakan pendekatan kecerdasan buatan yang membuat basis data contoh-contoh yang membantu pengambilan keputusan. Agen cerdas Menentukan parameter-parameter keputusan terhadap agen terkomputerisasi yang mencari salah satu atau beberapa basis data untuk menemukan jawaban tertentu.
Sistem informasi eksekutif Sistem informasi yang menyediakan fasilitas yang fleksibel bagi manajer dan eksekutif dalam mengakses informasi eksternal dan internal yang berguna untuk mengidentifikasi masalah dan mengenali peluang.
Perbedaan EIS dengan MIS dan DSS MIS menyediakan laporan-laporan standar yang dibuat berdasarkan periode tertentu, dan hasilnya dipakai untuk memantau indikator-indikator yang sama dari waktu ke waktu dan tak dapat digunakan untuk menganalisis masalah atau situasi baru. DSS awalnya dirancang untuk menganalisa masalah dan situasi baru, tetapi dalam prakteknya perangkat-perangkat yang disediakan terlalu menuntut keahlian khusus.
Perbedaan EIS dengan MIS dan DSS EIS tidak dirancang untuk menyelesaikan masalah tertentu, tetapi untuk membantu eksekutif mencari informasi yang diperlukan ketika mereka membutuhkannya dalam bentuk apapun yang paling bermanfaat.
Karakteristik EIS Dapat digunakan untuk meringkas, memfilter, dan memperoleh detail data. Menyediakan analisis kecenderungan, pelaporan perkecualian, dan kemampuan drill-down. Dapat digunakan untuk mengakses dan memadukan data internal dan eksternal. Mudah digunakan. Dapat digunakan langsung oleh eksekutif tanpa perantara. Menyajikan informasi dalam berbagai bentuk. Terkadang dilengkapi dengan berbagai fasilitas.
Sistem pendukung kelompok Sistem informasi yang digunakan untuk mendukung sejumlah orang yang bekerja dalam suatu kelompok. Pada awalnya dibuat untuk mendukung sejumlah orang yang berada di lokasi yang berbeda yang hendak melakukan sumbang saran, pemberian komentar, pemungutan suara, dan evaluasi terhadap alternatif-alternatif melalui sarana komunikasi.
Sistem pendukung cerdas Sistem yang memiliki kemampuan seperti kecerdasan manusia. Karakteristik sistem cerdas : Belajar atau memahami permasalahan berdasar pengalaman. Memberikan tanggapan yang cepat dan memuaskan terhadap situasi baru. Mampu menangani masalah yang kompleks. Memecahkan masalah berdasarkan penalaran. Menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan permasalahan.
Klasifikasi menurut aktifitas manajemen Sistem informasi pengetahuan. sistem informasi yang mendukung aktifitas pekerja pengetahuan. Sistem informasi operasional. sistem informasi yang berurusan dengan operasi organisasi sehari-hari. Sistem informasi manajerial. sistem informasi yang menunjang kegiatan-kegiatan yang bersifat manajerial. Sistem informasi strategis. sistem informasi yang digunakan untuk menangani masalah-masalah strategis dalam organisasi.
Klasifikasi menurut arsitektur sistem Sistem berbasis mainframe Sistem stand alone. Sistem tersebar.
Sistem informasi geografis Sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi geografis.
Sistem Informasi Perusahaan (EntIS) Sistem informasi yang mengintegrasikan berbagai macam sistem informasi yang ada dalam suatu organisasi. Penggunaan sistem informasi dalam suatu organisasi disesuaikan dengan kebutuhan akan sistem informasi dalam organisasi tersebut.