ANALISIS STRATEGIS SI/TI
REVIEW Metodologi Ward dan Peppard IS/IT Management Strategy IT Business IS Strategy IS/IT STRATEGY PROCESS External IS/IT Environment External Business Environment Internal Business Environment Internal IS/IT Environment Current Application Portfolio Future Application Portfolio
Analisis Bisnis Internal Tools: - Value Chain Analysis, Analisis terhadap Strength & Weekness, CSF, dll. Deliverable: - Optimalisasi internal bisnis proses - strength & weakness organisasi - CSF masing-masing Strategic Business Unit (SBU), dll.
Analisis Bisnis Eksternal Tools: - PEST analysis, Five Forces Porter, dll. Deliverable: - Posisi perusahaan dalam persaingan bisnis Pengaruh faktor eksternal terhadap perusahaan - Opportunity & Threat, dll.
Analisis Lingkungan SI/TI Internal Tools: Wawancara, kuesioner, observasi dokumen, dll. Deliverable: - IS/IT yang dimiliki saat ini oleh perusahaan dalam mendukung: internal proses organisasi (menyangkut inventori, distribusi, produksi) layanan terhadap customer (spt. CRM) hubungan dengan bisnis lainnya (B2B), spt. SCM.dll.
Analisis Lingkungan SI/TI Eksternal Tools: - Kajian literature (khususnya yang menyangkut teknologi-teknologi yang diterapkan di industri ) Deliverable: - Teknologi-teknologi yang dapat mendukung IS Strategy yang nantinya dihasilkan - Standar teknologi untuk industri
Formulasi Strategi SI/TI Tools: - Gap analysis - Balance Score Card (BSC) - Analisis kualitatif dan kuantitatif - Business Process Management (BPM) - TOGAF, dll. Deliverable: - Business IS/IT Strategy - Management IS/IT Strategy - IT Strategy
Analisis Bisnis Eksternal Contoh Kasus : Lembaga Pendidikan XYZ Bidang Usaha : Bimbingan belajar anak SD, SMP dan SMA Akan dilakukan analisis bisnis eksternal dengan tools : OT pada SWOT, PEST-C, Five Forces. Deliverables : Peluang dan ancaman Lembaga Pendidikan
OT pada SWOT Opportunity(O) Peluang Bisnis: Sebagai salah satu merk paling prospek di kalangan dunia bisnis Indonesia. Pengembangan proses bisnis seperti percetakan, kantin cabang, kursus bahasa Inggris, kursus musik dan tempat kos-kosan. Kebijakan Pemerintah: Adanya standar UN dari Depdiknas Adanya berbagai universitas membuat ujian masuk selain SNMPTN
OT pada SWOT Threat(T) Kompetitor: Makin banyak kompetitor Saat ini konsep dan program andalan LP XYZ seakan tidak lagi menjadi sesuatu yang khas dari LP XYZ, karena kompetitor menduplikasinya dengan baik dan LP XYZ tidak mengaplikasikannya dengan baik. Faktor Ekonomi: Harga kebutuhan pokok yang makin menaik menyebabkan perubahan prioritas pemenuhan kebutuhan.
PEST-Competition analysis yaitu menganalisa faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi dan kompetisi. Faktor Politik Keberadaan lembaga bimbingan belajar semakin kuat dengan hadirnya Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Salah satu hal yang ditekankan dalam UU Nomor 2 tahun 1989 adalah terkait dengan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan, yakni bahwa pada dasarnya beban penyelenggaraan pendidikan tidak saja dipikul oleh pemerintah saja, tetapi juga pada keluarga dan masyarakat. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 75/2009 tentang UN SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB dan SMK menetapkan standar kelulusan UN memiliki nilai rata-rata 5,50 untuk semua mata pelajaran yang diujikan. Standar itu memiliki kewajiban lulus dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran yang lain. Nilai itu berlaku untuk peserta UN tingkat SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK. Sementara khusus untuk SMK nilai mata pelajaran praktik kejuruan minimal 7,00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata UN. Adanya universitas-universitas negeri yang mengadakan ujian masuk sendiri di luar SNMPTN seperti UI, UGM, ITB, UNSRI dan lain-lain menyebabkan pola kompetisi yang cukup ketat di Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dimana rata-rata yang diterima hanya berkisar 14-17% dari jumlah peserta tes seleksi masuk PTN. Berdasarkan analisis faktor politik di atas, dapat disimpulkan dampaknya bagi LP XYZ, yaitu memberikan peluang untuk pengembangan usaha pendidikan di luar pendidikan formal sekolah, dan bertambahnya jumlah kebutuhan akan pendidikan di luar sekolah, terkait dengan makin tingginya standar kelulusan. Faktor Ekonomi Krisis ekonomi telah membuat terpuruknya perekonomian Indonesia. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar secara drastis dan fluktuatif membuat harga-harga kebutuhan pokok meningkat. Sehingga masyarakat lebih mendahulukan kebutuhan pokoknya dan pendidikan di sekolah, hal ini menyebabkan pendidikan di luar sekolah seperti bimbel dianggap kurang penting. Berdasarkan analisis faktor ekonomi, seolah-olah terjadi kontradiksi dengan faktor politik di atas, yaitu masyarakat lebih mendahulukan kebutuhan pokoknya. Hal ini menyebabkan ancaman bagi pihak LP XYZ selaku bimbingan belajar, karena dapat mengurangi jumlah siswa.
PEST-Competition Analysis Faktor Sosial Dengan adanya perubahan kurikulum nasional menyebabkan beban pendidikan siswa semakin bertambah, sehingga diperlukan pendidikan di luar sekolah seperti bimbel sebagai tambahan atau tempat konsultasi belajar siswa selain sekolah. Namun, sebagian masyarakat Indonesia memiliki pola pikir yang masih konvensional mengenai pendidikan menganggap pendidikan bukanlah sesuatu yang penting sehingga cukup hanya mengandalkan pendidikan di sekolah saja. Berdasarkan analisis faktor sosial di atas, hasilnya sama dengan faktor ekonomi yaitu merupakan ancaman bagi pihak LP XYZ, karena dapat mengurangi jumlah siswa. Faktor Teknologi Teknologi informasi merupakan teknologi yang cepat berkembang seiring dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer serta internet. Sehingga untuk aktivitas internal perusahaan yaitu dengan digunakannya sistem informasi bimbingan dan keuangan serta untuk pemasaran dan promosi LP XYZ dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Berdasarkan analisis faktor teknologi di atas, dampaknya bagi LP XYZ dapat memberikan peluang, yaitu pengembangan sistem informasi/teknologi informasi baik untuk membantu kegiatan-kegiatan internal organisasi maupun memberikan keunggulan kompetitif bagi organisasi. Dengan memberikan keunggulan kompetitif hal ini akan menjadi pembeda antara LP XYZ dan bimbingan belajar sejenis lainnya. Faktor Kompetisi Untuk saat ini, telah banyak bermunculan lembaga bimbingan belajar sejenis seperti LP XYZ, yang layanan akademiknya hampir mirip dengan LP XYZ, sehingga jumlah kompetitor LP XYZ semakin banyak seperti Ganesha Operation, Atlantis, Gilland Ganesha, Budi Wijaya, Medica, GSC, Matrix. Berdasarkan analisis faktor kompetisi di atas, dengan makin banyaknya kompetitor akan menjadi ancaman bagi pihak LP XYZ sehingga perlu adanya suatu strategi untuk mengatasinya.
FIVE FORCES MODEL