Citra Berwarna.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Putu Indah Ciptayani S.Kom
Advertisements

PENGENALAN POLA Dr. Kusrini, M.Kom.
Konversi citra Satriyo.
Color Image Processing
Interaksi Manusia dan Komputer - part 2 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng.
Surface Rendering dan Warna
COLOR SPACE Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
Image color feature Achmad Basuki
INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER
S1 Tekinik Informatika Disusun Oleh Dr. Lily Wulandari
Pengolahan Citra 2-Akuisisi Citra Dari berbagai sumber
Pengolahan Citra Diah Octivita ( ) Hadi Ismanto ( ) Jan Peter ( ) Yenni Rahmawati ( )
Perbaikan Citra pada Domain Spasial
Aplikasi Pengolahan Citra DETEKSI WARNA
PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
Pengolahan Citra (TIF05)
Representasi RGB pada Citra Digital
Operasi-operasi dasar Pengolahan Citra Digital~3
VISION.
Pengolahan Citra Digital: Peningkatan Mutu Citra Pada Domain Spasial
Teori Warna Grafik Komputer 2.
Grafika Warna Dewi Octaviani S.T, M.C.s.
W A R N A 4/14/2017.
Citra Abu-abu, Biner, Berwarna,
Pengolahan Citra Berwarna
RENDERING (Warna & Pencahayaan)
IMAGE ENHANCEMENT (PERBAIKAN CITRA)
Pengolahan Citra Digital: Peningkatan Mutu Citra Pada Domain Spasial
Pengolahan Citra Berwarna
1. Pendahuluan Image Processing 1. Content: 1.Aplikasi Citra 2.Pengertian Citra Digital 3.Pengertian Piksel 4.Sampling 5.Kuantisasi 6.Jenis Citra 7.RGB.
WARNA.
PENGOLAHAN WARNA CITRA
MODUL 3 PERBAIKAN KUALITAS CITRA
Modul 1 PENGANTAR PENGOLAHAN CITRA
DASAR DESAIN GRAFIS.
Materi 07 Pengolahan Citra Digital
Perbaikan Kualitas Citra (Image Enhancement)
6th Meeting Color (Warna).
Hieronimus Edhi Nugroho, M.Kom
Image Processing 1. Pendahuluan.
MODUL 9 Ekstraksi Fitur Warna
Pertemuan 3 : Persepsi Citra & Warna
EDY WINARNO fti-unisbank-smg 31 maret 2009
Pertemuan 3 Pengolahan Citra Digital
Pengolahan Citra Digital
Color Image Processing
Transformasi dan Model Warna Citra Digital
Informatics Engineering Dept
Teori Warna Grafik Komputer 2.
Pengolahan Citra Pertemuan 11
Operasi Aritmatika dan Geometri pada citra
Informatics Engineering Dept
Nilai & Warna, Ruang, Gerakan
Pengolahan Citra Digital: Peningkatan Mutu Citra Pada Domain Spasial
EDY WINARNO fti-unisbank-smg 14 April 2009
TINGKAT KEABUAN DAN WARNA CITRA
Pengolahan Citra Digital
Pengolahan Citra Digital Peningkatan Mutu/Kualitas Citra
PENINGKATAN KUALITAS CITRA (Image Enhancement)
Pengolahan Citra Digital
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Muhammad Fauzi. M.Ds
Konsep Dasar Pengolahan Citra
Pengolahan Citra Digital. Pembentukan Citra Citra dibagi menjadi 2 macam : 1.Citra kontinyu : adalah citra yang dihasilkan dari sistem optik yang menerima.
PENGENALAN CITRA DIGITAL
IMAGE ENHANCEMENT.
KONSEP DASAR CITRA DIGITAL (2) dan SISTEM PEREKAMAN CITRA
Bekerja dengan Warna.
Pertemuan 10 Mata Kuliah Pengolahan Citra
Pemrosesan Bukan Teks (Citra)
PERSENTASE Dasar Desain Grafis Sekolah: SMK Telkom Makassar Program Keahlian : Teknologi Komunikasi Dan Informatika Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer.
Transcript presentasi:

Citra Berwarna

Tujuan Memberikan pemahaman tentang berbagai macam ruang warna (RGB, CMY, HIS, YIQ) dan histogram warna serta aplikasinya

Pengolahan Citra Berwarna Mengapa kita menggunakan citra berwarna (motivasi): Dalam analisa citra otomatis, warna merupakan deskriptor yang sangat berguna  menyederhanakan proses identifikasi dan ekstraksi objek pada citra Mata manusia dapat membedakan ribuan warna dan intensitas Bagian dari pengolahan citra berwarna: Pengolahan full-color  citra diperoleh dengan sensor full-color (kamera TV berwarna atau scanner berwarna, dll) Pengolahan pseudo-color  diperoleh dengan cara meng-assign warna pada kisaran keabuan.

Warna Banyak digunakan pada sistem vision manusia Warna menjadikan permasalahan pengenalan menjadi lebih mudah diselesaikan Spektrum yang bisa ditangkap manusia adalah 400 nm (biru) sampai 700 nm (merah) Mesin bisa melihat lebih banyak; mulai dari sinar X, infra merah dan gelombang radio

Spektrum warna Cahaya matahari yang dilewatkan pada prisma menghasilkan spetrum warna. ‘warna’ objek yang diterima oleh penglihatan manusia ditentukan oleh cahaya dipantulkan oleh objek tersebut.

Akromatik vs Kromatik Cahaya akromatik: tidak berwarna, hanya menggunakan intensitas yang diukur dengan tingkat keabuan. Contoh: TV hitam-putih, citra monokrom yang kita gunakan Cahaya kromatik: panjang gelombang 400~700 nm. Tiga satuan yang digunakan untuk mendeskripsikan kualitas dari sumber cahaya akromatik: Radiance Luminance Brightness

Cahaya Kromatik Radiansi: Luminasi: Brightness: jumlah energi yang memancar dari sumber cahaya (dalam satuan watt) Luminasi: jumlah energi yang diterima oleh observer dari sumber cahaya (dalam satuan lumens, lm). contoh: sinar inframerah memiliki radiansi yang besar tapi nyaris tidak dapat dilihat oleh observer Brightness: Deskriptor yang subjektif, mirip dengan pengertian intensitas pada akromatik, walah satu faktor penentu dalam menggambarkan sensasi warna

Gelombang warna

Faktor yang Mempengaruhi Penglihatan Cahaya : spektrum energi yang menerangi permukaan objek Reflectance/Pantulan : perbandingan antara cahaya yang dipantulkan dengan cahaya yang datang Specularity : specular tinggi (mengkilap) vs. permukaan kasar Jarak : jarak dengan sumber cahaya Sudut : sudut antara permukaan objek dan sumber cahaya Sensitivity : Seberapa sensitif sensor yang digunakan

Perbedaan antara Graphics and Vision Pada graphics, kita diberi nilai dari beberapa parameter, dan diminta untuk membuat gambar berdasarkan parameter- parameter tersebut. Pada vision, kita diberi gambar, dan diminta untuk menyimpulkan “apa yang sedang terjadi” di dalam gambar itu. Apa yang sedang terjadi?

Spektrum Elektromagnetik Cahaya putih tersusun atas semua frekuensi yang bisa ditangkap oleh manusia (400-700) Ultraviolet dan sinar X memiliki panjang gelombang yang lebih kecil Infra merah dan gelombang radio memiliki panjang gelombang yang lebih panjang

Warna primer vs warna sekunder (pada cahaya) red (R), green (G), blue (B) perhatikan bahwa komponen RGB saja tidak bisa menghasilkan semua spektrum warna, kecuali jika panjang gelombangnya juga dapat bervariasi Warna sekunder: Magenta (R+B), cyan (G+B), yellow(R+G) Campuran 3 warna primer: putih

Warna primer vs warna sekunder pada pigmen magenta, cyan, yellow Definisi: menyerap warna primer cahaya dan merefleksikan/mentransmisikan dua warna lainnya Warna sekunder: R,G,B Campuran ketiga warna: hitam

Brightness, hue, saturation Tiga karakteristik yang digunakan untuk membedakan satu warna dengan lainnya Brightness: intensitas kromatik Hue: panjang gelombang dominan dalam campuran gelombang cahaya (warna dominan yang diterima oleh observer). Kita menyebut suatu benda ‘merah’ atau ‘biru’ -> berarti kita menyebutkan hue-nya Saturasi: kemurnian relatif (pada spektrum warna murni: merah, oranye, kuning, hijau, biru, dan violet tersaturasi penuh, sedangkan pink saturasinya lebih rendah Hue + saturasi  kromatisitas

Metode Pengkodean RGB adalah sistem aditif (menambahkan warna-warna menjadi hitam) yang digunakan pada display/monitor. CMY adalah sistem subtractive yang digunakan untuk pencetakan. HSI adalah ruang perceptual yang cukup bagus untuk keperluan seni, psikologi dan pengenalan. YIQ digunakan untuk TV (baik untuk kompresi).

Kubus Warna RGB Nilai R, G, B dinormalisasi pada interval (0, 1) Manusia melihat abu-abu (gray) pada kombinasi RGB di diagonal kubus Warna asli (Pure colors) berada di sudut-sudut kubus

Model RGB: kubus warna

Safe RGB Colors Banyak sistem terbatas pada 256 warna walaupun 24-bit citra RGB tersedia Dibentuklah kumpulan warna RGB aman (dapat digunakan pada semua sistem: all-systems-safe) Dari 256 warna tersebut, 40 warna diproses dengan cara yang berbeda oleh bermacam OS, sisanya tinggal 216 warna yang berlaku umum bagi semua sistem.

Safe RGB Colors 216 warna ini telah menjadi standar de facto untuk safe colors, terutama untuk aplikasi internet. Setiap 216 warna ini terdiri dari 3 komponen RGB, tapi masing-masing hanya boleh bernilai 0,51,102, 153, 204, 255 (lihat tabel di bawah) Warna merah murni: FF0000, biru murni: 0000FF, hitam: 000000, putih: FFFFFF

216 safe colors

Color palette dan RGB yang dinormalisasi Segitiga warna untuk koordinat RGB yang dinormalisasi adalah irisan yang melintasi titik [1,0,0], [0,1,0], dan [0,0,1] pada kubus RGB. Sumbu biru, tegak lurus pada halaman ini. Intensitas I = (R+G+B) / 3 Normalized red r = R/(R+G+B) Normalized green g = G/(R+G+B) Normalized blue b = B/(R+G+B) Pada representasi yang sudah dinormalisasi, b = 1 – r –g, Sehingga kita hanya perlu Melihat r dan g untuk menentukan warna.

Model CMY Asumsikan semua nilai warna dinormalisasi menjadi [0,1] Model CMY digunakan untuk membuat output hardcopy CMYK  K adalah warna keempat: hitam; karena CMY yang dicampur tidak dapat menghasilkan warna hitam pekat, sedangkan seringkali kita harus mencetak dengan warna hitam pekat. Rumusan: C = 1 – R M = 1 – G Y = 1 – B

Model HIS (HSV) RGB dan CMY tidak cocok untuk mendeskripsikan colors berdasarkan interpretasi manusia Hue (H), Saturation (S), Intensitas (I) Hue: mendeskripsikan warna murni Saturasi: derajat banyaknya warna murni dilunakkan dengan warna putih Intensitas: menggabungkan informasi warna dari H dan S

Model HSI I (intensity)  garis yang menghubungkan titik black dan white Semua titik pada garis ini adalah abu-abu.

Color hexagon untuk HSI (HSV) Hue adalah sudut (0 sampai 2). Saturasi adalah jarak ke sumbu vertikal (0 to 1). Intensitas adalah ketinggian di sepanjang sumu vertikal (0 to 1). H=120 is green saturation intensity hue I=1 H=180 is cyan H=0 is red H=240 is blue I=0

Pengeditan Saturasi (Kiri) Citra makanan (dari kamera digital); (Tengah) Nilai saturasi setiap piksel diturunkan 20%; (Kanan) Nilai saturasi setiap piksel dinaikkan 40%.

YIQ dan YUV untuk signal TV Memiliki property kompresi yang lebih baik Luminance Y dikodekan dengan menggunakan bit yang lebih banyak dibanding chrominance I dan Q; mata manusia lebih sensitif terhadap Y dibanding I,Q Luminance digunakan pada TV hitam putih. Ketiga nilai Y, I dan Q, digunakan pada TV berwarna. Pengkodean YUV digunakan pada video digital dan kompresi JPEG dan MPEG

Konversi dari RGB keYIQ Transformasi linear dari RGB ke YIQ: Persamaan di atas sering digunakan untuk mengkonversi citra berwarna ke citra keabuan

Sistem Warna CIE untuk Pengenalan Objek Commission Internationale de l'Eclairage – organisasi ini menentukan standard untuk warna dan pencahayaan. Organisasi ini mengembangkan sistem warna Norm (X,Y,Z) dan sistem warna Lab (disebut juga CIELAB Color System).

CIELAB, Lab, L*a*b Satu saluran luminance (L) dan dua saluran warna (a and b). Pada model ini, selisih warna yang kita terima tergantung pada jarak Euclidian dalam CIELab. Sumbu a berjalan dari hijau (-a) ke merah (+a) dan sumbu b dari biru (-b) ke kuning (+b). Brightness (L) bertambah dari bawah ke atas pada model 3-D.

Dua pendekatan pengolahan Pengolahan per-warna: Proses pengolahan dilakukan secara terpisah antara ketiga warna, kemudian baru digabungkan lagi Pengolahan langsung semua warna: Proses pengolahan dilakukan terhadap vektor [R G B]T Kedua pendekatan ini dapat menghasilkan output yang sama

Transformasi Warna

Transformasi Warna Dalam hal ini, yang dibahas adalah cara-cara mentransfomasi warna dalam model warna tertentu saja Bukan mengubah dari satu model warna ke model warna lainnya (RGB  HSI, CMY  CMY)

Dapat dilakukan dengan cara: Formulasi Komplemen warna Pemotongan warna Koreksi warna Pemrosesan histogram

Formulasi - contoh

Komplemen warna - contoh

Komplemen warna - contoh

Pemotongan Warna

Koreksi Warna – contoh

Pemrosesan histogram

Histogram Warna Dapat Merepresentasikan Citra Histogram cukup cepat dan mudah untuk dihitung. Ukuran histogram bisa dinormalisasi dengan mudah, sehingga histogram-histogram dari citra yang berbeda bisa dibandingkan. Histogram warna bisa dicocokan untuk keperluan query atau klasifikasi dalam basisdata citra.

Histogram dari dua Citra Warna

Retrieval pada Basis Data Citra Citra di kiri atas adalah citra query. Yang lain adalah citra yang terambil dengan menggunakan histogram warna.

Bagaimana Membuat Histogram Warna? Buat 3 histogram dan gabungkan Buat sebuah pseudo color di antara 0 and 255 dengan menggunakan 3 bit R, 3 bit G dan 2 bit B Gunakan ruang warna yang dinormalisasi dan histogram 2D.

Apel vs Jeruk H S I Histogram HSI yang terpisah untuk apel (kiri) dan jeruk (kanan) digunakan VeggieVision IBM untuk mengenali produk di toko makanan.

Smoothing & Sharpening

Smoothing & sharpening Pada transformasi sebelumnya, tidak diperhatikan pengaruh ketetanggaan. Smoothing & sharpening merupakan salah satu transformasi yang melibatkan hubungan suatu piksel dengan piksel tetangganya. Caranya sama dengan smoothing (averaging) dan sharpening (Laplacian operator) pada citra monokrom, hanya saja filtering dilakukan pada vektor [R,G,B]

Contoh smoothing 5x5

Laplacian Sharpening

SEGMENTASI

Segmentasi Warna Segmentasi adalah proses mempartisi citra menjadi daerah-daerah (region). Jika kita ingin mempartisi citra berdasarkan warnanya, maka kita dapat melakukannya pada setiap lapisan warna (baik pada HSI atau RGB) Dapat menggunakan metode thresholding ataupun minimum Euclidean Distance

Warna bisa digunakan untuk segmentasi citra ke dalam region-region Pengelompokan piksel berdasarkan nilai warna dan lokasi piksel Connected components dan suatu kriteria warna bisa digunakan untuk menemukan region Algoritme bisa dilatih untuk mencari region-region dengan warna tertentu – misalnya, warna kulit

Deteksi sisi pada citra warna Deteksi sisi pada citra warna tidak bisa menggunakan cara yang sama dengan deteksi citra monokrom pada setiap layer, karena hasilnya tidak akan sesuai. Contohnya dapat dilihat pada gambar disamping. Harus ada perbedaan antara yang “RGB ketiganya sama”, dan “hanya RG yang sama”

NOISE

Noise pada citra berwarna Noise pada setiap layer warna bisa sama, bisa tidak. Noise bisa terjadi jika piranti elektronik pada layer tersebut rusak. Noise pada salah satu layer R, ketika dikonversi ke HSI akan menimbulkan kesalahan di semua layer HSI (dari rumus) Salah satu cara menghilangkan noise bisa dengan melakukan average filtering atau median filtering

RGB diberi Gaussian Noise

Layer G terkena noise salt n pepper  noise menyebar ke semua HSI

KOMPRESI

Kompresi citra berwarna Karena data citra berwarna jumlahnya 3x data citra monokrom, kompresi menjadi penting. Kompresi adalah proses mengurangi atau menghilangkan data yang redundant atau irrelevant. Kompresi akan dibahas pada Chapter 8.

Contoh kompresi dengan JPEG 2000: setiap 230 bit data dikompres menjadi hanya 1 bit data.

Menemukan Wajah pada Frame Video (kiri) input frame video (tengah) piksel-piksel diklasifikasikan menurut ruang RGB (kanan) komponen terhubung terbesar yang mirip dengan wajah (dikerjakan oleh Vera Bakic)

Referensi Digital Image Processing, 2nd Ed, Gonzalez & Woods, Chapter 6 http://www.cn.nctu.edu.tw/faculty/pclo/Www/teach_research/ImageProcessing/Chapter_6_2003.pdf http://www.sapdesignguild.org/resources/glossary_color/index1.html http://www.fho-emden.de/~hoffmann/cielab03022003.pdf http://www.couleur.org/index.php?page=transformations http://www.ite.rwth-aachen.de/Inhalt/Forschung/FarbbildRepro/Farbkoerper/Visual3D.html

Tugas Cari paper tentang aplikasi Pengolahan Citra Digital (paling lama tahun 2000, dalam/luar negeri) *) Buat rangkuman, dimana rangkuman harus mampu menjawab pertanyaan berikut : Tujuan dan manfaat aplikasi aplikasi merupakan bidang aplikasi mana dari area PCD (enhancement, restorasi, segmentasi, dsb) berikan alasan sertai cuplikan dari paper yang mendukung jawaban Anda Citra yang bagaimana yang digunakan sebagai data/input (grayscale/color, citra satelit / pemandangan / wajah, model warna yang digunakan, dsb) Jelaskan output dari aplikasi Dikumpulkan paling lambat 28 April 2008, 07.30 via e-learning *) Konfirmasi judul paper dapat dilakukan pada Kamis, 09.00