IDENTIFIKASI Dr. Rika Susanti,Sp.F.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
UKURAN NILAI PUSAT UKURAN NILAI PUSAT ADALAH UKURAN YG DAPAT MEWAKILI DATA SECARA KESELURUHAN JENIS UKURAN NILAI PUSAT : MEAN , MEDIAN, MODUS KUARTIL,
Advertisements

Teori Graf.
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
SUBBIDANG DATA DAN INFORMASI
IPOFI / InaSFO Ikatan Peminat Odontologi Forensik Indonesia
START.
Menunjukkan berbagai peralatan TIK melalui gambar
Mata Kuliah Teknik Digital TKE 113
Bulan maret 2012, nilai pewarnaan :
Tugas Praktikum 1 Dani Firdaus  1,12,23,34 Amanda  2,13,24,35 Dede  3,14,25,36 Gregorius  4,15,26,37 Mirza  5,16,27,38 M. Ari  6,17,28,39 Mughni.
Tugas: Perangkat Keras Komputer Versi:1.0.0 Materi: Installing Windows 98 Penyaji: Zulkarnaen NS 1.

SOSIALISASI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL.
GELOMBANG MEKANIK Transversal Longitudinal.
LATIHAN SOAL HIMPUNAN.
Bab 11A Nonparametrik: Data Frekuensi Bab 11A.
BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK DISAJIKAN PADA RADALGRAM JAKARTA, 4 AGUSTUS 2009.
Bab 11B
Input Specification1 untuk mendefinisikan semua file input yang digunakan dalam program (file yang akan digunakan telah didefinisikan pada coding F), mencakup.
BAB 2 PENERAPAN HUKUM I PADA SISTEM TERTUTUP.
MATRIKS Trihastuti Agustinah.
Mari Kita Lihat Video Berikut ini.
Statistika Deskriptif
Bab 6B Distribusi Probabilitas Pensampelan
WEEK 6 Teknik Elektro – UIN SGD Bandung PERULANGAN - LOOPING.
WORKSHOP INTERNAL SIM BOK
HITUNG INTEGRAL INTEGRAL TAK TENTU.
UKURAN PENYEBARAN DATA
Tugas: Power Point Nama : cici indah sari NIM : DOSEN : suartin marzuki.
Integrasi Numerik (Bag. 2)
DISTRIBUSI FREKUENSI oleh Ratu Ilma Indra Putri. DEFINISI Pengelompokkan data menjadi tabulasi data dengan memakai kelas- kelas data dan dikaitkan dengan.
Rabu 23 Maret 2011Matematika Teknik 2 Pu Barisan Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat – sifat barisan Barisan Monoton.
Soal Latihan.
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN PEMAHAMAN PERANCANGAN PERCOBAAN MAHASISWA SEMESTER VI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA PENANGGUNG.
: : Sisa Waktu.
PENGANTAR SISTEM INFORMASI NURUL AINA MSP A.
Luas Daerah ( Integral ).
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
UKURAN PEMUSATAN DATA Sub Judul.
Fungsi Invers, Eksponensial, Logaritma, dan Trigonometri
PADA RAPAT EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN APBD
EKUIVALENSI LOGIKA PERTEMUAN KE-7 OLEH: SUHARMAWAN, S.Pd., S.Kom.
PROPOSAL PENGAJUAN INVESTASI BUDIDAYA LELE
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
NERACA LAJUR DAN JURNAL PENUTUP
Peluang.
Dr. Wahyu Eko Widiharso, SpOT, (K) Spine
Bulan FEBRUARI 2012, nilai pewarnaan :
AREAL PARKIR PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA
KINERJA SAMPAI DENGAN BULAN AGUSTUS 2013
PENGUJIAN HIPOTESA Probo Hardini stapro.
Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diskrit
Graf.
BAB XII PROBABILITAS (Aturan Dasar Probabilitas) (Pertemuan ke-27)
PENGANTAR SISTEM INFORMASI NURUL AINA MSP A.
USAHA DAN ENERGI ENTER Klik ENTER untuk mulai...
Statistika Deskriptif: Statistik Sampel
DISTRIBUSI FREKUENSI.
Bersyukur.
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
Universitas Udayana.
• Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah•
Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit
KEJADIAN dan PELUANG SUATU KEJADIAN
Bab 7 Nilai Acuan Norma.
7. RANTAI MARKOV WAKTU KONTINU (Kelahiran&Kematian Murni)
Pohon (bagian ke 6) Matematika Diskrit.
Korelasi dan Regresi Ganda
PENDAFTARAN TANAH Pendaftaran Tanah (Pasal 1 angka 1 PP No.24 Th 1997)
Pengantar sistem informasi Rahma dhania salamah msp.
Transcript presentasi:

IDENTIFIKASI Dr. Rika Susanti,Sp.F

TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB IDENTIFIKASI KORBAN MATI : POLISI MINTA BANTUAN AHLI DOKTER FORENSIK DOKTER GIGI FORENSIK AHLI SIDIK JARI AHLI DNA AHLI LAIN

TUJUAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN ETIS DAN KEMANUSIAAN TERHADAP KELUARGANYA PEMASTIAN KEMATIAN SESEORANG SECARA RESMI DAN YURIDIS ADMINISTRATIF KLAIM DALAM HUKUM PUBLIK DAN PERDATA KLAIM ASURANSI, PENSIUN, DLL AWAL PENYELIDIKAN

PRINSIP IDENTIFIKASI DILAKUKAN DENGAN KOMPARASI CIRI IDENTITAS PADA DATA PM (MAYAT) DENGAN DATA AM (SEWAKTU MASIH HIDUP) CIRCUMSTANTIAL EVIDENCE PAKAIAN, BARANG MILIK PHYSICAL EVIDENCE PEMERIKSAAN CIRI LUAR PEMERIKSAAN CIRI “DALAM”

METODE IDENTIFIKASI VISUAL : WAJAH, CIRI LAIN PAKAIAN : SERAGAM, MODEL, WARNA PROPERTY : DOMPET, JAM TANGAN SIDIK JARI FISIK : CACAT, TATTOO MEDIK : OPERASI, PENYAKIT, CACAT ODONTOLOGI : CHART, FOTO, CETAKAN SEROLOGI : GOL DARAH DNA

PENGENALAN WAJAH DULU DIANGGAP PALING DAPAT DITERIMA, TAPI TERBUKTI BANYAK BIASNYA, SERING SALAH, TERBATAS PEMAKAIANNYA HARUS BELUM BUSUK HARUS TIDAK ADA CEDERA WAJAH HARUS CUKUP KHAS

PERSONAL EFFECTS PAKAIAN SERAGAM, NAME TAG, DLL PERHIASAN BEBERAPA PERHIASAN CUKUP SPESIFIK SANGAT KONTRIBUTIF, TETAPI TIDAK DETERMINATIF

CIRI PADA PEMERIKSAAN LUAR DESKRIPSI CIRI: JENIS KELAMIN, TINGGI, BERAT, WARNA KULIT, RAMBUT, KUKU, WARNA MATA, DLL JAR PARUT, TATTOO, CACAT, ANOMALI, DLL

CIRI PADA AUTOPSI BEKAS FRAKTUR BEKAS OPERASI ORGAN HILANG PENYAKIT / PATOLOGI

ODONTOLOGI DAYA TAHAN GIGI ABU:538ºC-649ºC TAMBALAN AMALGAM: 871ºC SANGAT INDIVIDUAL SIFATNYA (1:2M) INFORMASI DIDAPAT (UMUR,RAS,SEX,GOL DARAH,RAUT MUKA)

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75 48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

= GBR 7 = GBR 8 =GBR 9 = GBR 10 = GBR 11 = GBR 12 = GBR 13 UE = GBR 1 PE = GBR 8 = GBR 2 =GBR 9 = GBR 3 = GBR 10 A = GBR 4 = GBR 11 = GBR 5 = GBR 12 = GBR 6 = GBR 13

= GBR 14 = GBR 20 = GBR 15 = GBR 21 = GBR 16 = GBR 22 = GBR 17 = GBR 23 = GBR 18 = GBR 24 = GBR 19

= GBR 25 = GBR 31 = GBR 26 = GBR 32 = GBR 27 = GBR 33 = GBR 28 = GBR 34 = GBR 29 = GBR 35 = GBR 30

= GBR 36 = GBR 37 = GBR 38 = GBR 39 PD

= GBR 40 = GBR 46 = GBR 41 = GBR 47 = GBR 42 = GBR 48 = GBR 43 = GBR 49 = GBR 44 = GBR 50 = GBR 45

= GBR 51 = GBR 52 = GBR 53

Scoring of tooth condition Computerization Process For Computerization Process

= Inlay (metal/composite) (2) =Partial Erupt (0) UE = Composite Filling (2) =Un-Erupted (0) posterior anterior teeth teeth PE = Inlay (metal/composite) (2) =Partial Erupt (0) =Normal (1) = non-vital teeth (3) A =Amalgam Filling on non vital teeth =AF (3) =Anomali (1) Pegshaped, micro, fusi, etc = Composite Filling on non- vital teeth (3) =Caries = Temp.Filling (2) =Amalgam Filling =AF (2) = Radix dentis (4)

= Full metal crown on non- = Full metal crown on vital teeth (2) = Full metal bridge 3 units. (2) (5) (2) = Full metal crown on non- vital teeth (3) = Porcelain bridge 4 units (3) (5) (5) (2) = Porcelain crown on vital teeth (2) = full metal cantilever bridge), 2 units = Porcelain crown on non vital teeth (3) (1) (2) (5) = missing teeth (5) = venster crown on vital teeth (2) = removable partial denture (5) = venster crown on non vital teeth (3) PD

DUKUNGAN DATA DENTAL ANTE MORTEM TANPA ADANYA DATA DENTAL ANTE MORTEM DATA DENTAL POST MORTEM TIDAK BERARTI, KARENA TIDAK ADA PEMBANDING

FAKTOR-FAKTOR KELEMAHAN DUKUNGAN DATA DENTAL ANTE MORTEM DI INDONESIA PADA UMUMNYA MASYARAKAT INDONESIA BELUM MEMILIKI DATA DENTAL ANTE MORTEM MASYARAKAT INDONESIA BELUM TERBIASA MELAKUKAN PEMERIKSAAN GIGI SECARA TERATUR

LANGKAH-LANGKAH PENANGANAN ASPEK ODONTOLOGI FORENSIK BILA RAHANG ATAS DAN BAWAH LENGKAP : PEMBUKAAN RAHANG BAWAH UNTUK MELEPASKAN RAHANG BAWAH MELAKUKAN PEMBERSIHAN RAHANG BAWAH DAN RAHANG ATAS MELAKUKAN DENTAL CHARTING/ODONTOGRAM MELAKUKAN RONTGENT FOTO PADA SELURUH GIGI GELIGI DI RAHANG ATAS DAN RAHANG BAWAH

LANJUTAN PENCABUTAN GIGI MOLAR 1 ATAS ATAU BAWAH UNTUK PEMERIKSAAN DNA MELAKUKAN PEMOTRETAN DENGAN UKURAN CLOSE UP MELAKUKAN PERBANDINGAN DATA DENTAL ANTE MORTEM DAN POST MORTEM PROSES REKONSILIASI UTK PENENTUAN INDENTIFIKASI

LANJUTAN PADA RAHANG YANG TIDAK UTUH . MELAKUKAN REKONSTRUKSI BENTUK RAHANG SERTA SUSUNAN GIGI GELIGINYA DGN MENGGUNAKAN WAX/MALAM . KEMUDIAN DIPERKUAT DGN MENGGUNAKAN SELF CURING ACRYLIC . MELAKUKAN PENCETAKAN

LANJUTAN DILAKUKAN PEMOTRETAN CLOSE UP PENGEMBALIAN PADA JENAZAH/KERANGKA TUJUAN REKONSTRUKSI : DIHARAPKAN DAPAT MEMPEROLEH GAMBARAN PERKIRAAN RAUT WAJAH KORBAN UTK MEMBANTU MEMUDAHKAN IDENTIFIKASI

NUMERIFIKASI GIGI GELIGI Catatan : Angka Romawi Gigi Susu/Decidous Teeth Angka Latin Gigi Tetap

DENTAL CHARTING

PEMBERSIHAN GIGI RAHANG BAWAH

BRIDGE DARI EMAS YANG DAPAT MENJADI CIRI KHAS

PEMOTRETAN DENGAN DENTAL POLAROID CAMERA

PEMBUATAN ROENTGEN GIGI

PENCABUTAN GIGI UNTUK SAMPEL PEMERIKSAAN DNA

SIDIK JARI SANGAT INDIVIDUAL KEMUNGKINAN SAMA SANGAT KECIL DATA ANTEMORTEM DAPAT DIBUAT DAN DISIMPAN KOMPUTER SAAT INI HANYA 15-25% PENDUDUK TERSIMPAN DATA SIDIKJARINYA

DATA GENETIKA SEROLOGI: GOLONGAN DARAH GOLONGAN SERUM GOLONGAN HLA DNA INTISEL MITOKONDRIA

KESULITAN IDENTIFIKASI PEMBUSUKAN BERAT DAN / ATAU TRAUMA BERAT KESULITAN MEMPEROLEH DATA POSTMORTEM TIDAK ADANYA DATA ANTEMORTEM TAK ADA ORANG HILANG SISTEM PENDATAAN LEMAH JUMLAH KORBAN BANYAK DALAM POPULASI TERBATAS DALAM POPULASI TAK TERBATAS

DISASTER VICTIM IDENTIFICATION

PRINCIPLES TERENCANA SEBELUMNYA TERKOORDINASI MULTI-AGENCIES DIATUR UNDANG-UNDANG BASED UPON INTERPOL’S DVI PROCEDURES AND NATIONAL GUIDELINES

Tahap Identifikasi Fase TKP Fase Post Mortem Fase Ante Mortem Fase Rekonsiliasi Fase Debriefing

PARTICIPANTS INVOLVED POLICE FORCE: INVESTIGATORS FINGERPRINTS EXPERTS PHOTOGRAPHERS FORENSIC LAB EXPERTS MEDICAL AND DENTAL EXPERTS PATHOLOGISTS, ODONTOLOGISTS, TECHNICIANS, RADIOGRAPHERS, ETC SUPPORT GROUPS RED CROSS, TRANSPORTATION, SECURITY, LOGISTICS, RESOURCES, ETC

TERIMA KASIH