PETA KESENIAN JAWA TIMUR By Ki Karyanto Puji
Peta Kesenian Jawa Timur Ada 3 arus besar yang mempengaruhi perkembangan kesenian di Jawa Timur; Universalisme kebudayaan; Budaya Indegeneous; dan Budaya negara
10 Wilayah Kesenian (rakyat) di Jawa Timur Jawa Mataraman; Jawa Panaragan; Arek; Samin (Sedulur Sikep); Tengger; Osing; Pandalungan; Madura Pulau; Madura Bawean; Madura Kangean
Arah perkembangan Kesenian di Jawa Timur Berada dalam ‘pergulatan’ menghadapi arus urbanisasi, kapitalisasi, modernisasi dan pragmatsime birokrasi yang memperoleh tekanan rasionalisasi ekonomi; Eksistensinya berkembang dari proses regenarasi komunitas seni rakyat yang mengarah keterputusan; dari agraris ke industri; dari desa ke kota, dsb Ada fenomena romantic agony dikembanyakan seniman tatkala memahami seni rakyat. Seolah seni rakyat tidak pernah berubah, akibatnya tidak ada inovasi kebudayaan; Kesenian rakyat secara gradual telah menjadi simbol sosio-kulturan masyarakat Jawa Timur
Universalisme Kebudayaan Perkembangan kesenian Jatim dimulai ketika terjadi investasi, kapitalisasi, komunikasi dan inovasi teknologi dan industrialisasi; Jawa Timur menjadi ‘ruang terbuka’; Lahirlah wajah kebudayaan yang terintegrasi dengan warna lain; Misalnya, berkembangnya gaya lukisan ekpresionisme, abstrak, surealisme sampai seni instalasi
Universalisme Kebudayaan terjadi; Peranan Media Massa; Peranan Interaksi Sosial; Peranan Teknologi Informasi; Peranan Industrialisasi
Budaya Indigeneous BI: budaya yang berkembang secara gradual sebagai sinkretis antara nilai adat, hukum adat, sistem mata pencaharian hingga sistem keagamaan; Pola sinkretik ini melahirkan fenomena budaya yang mempengauhi sistem sosial dan format teritori sistem mata pencaharian yang melahirkan; 1) gejala Pendalungan (daerah pesisir laut Jawa dengan komunitas Islam, nelayan, pedagang, dengan bahasa Madura-nya),2) Mataraman (komunitas yang tinggal di pedalaman Jawa Timur, beragama Islam tetapi dipengaruhi nilai budaya Mataram, bertani), dan 3) Varian Tengger, 4) Varian Using, dan 5) Varian Arek
Implikasi logis dari varian tersebut mendorong munculnya seni rakyat (atau mungkin seni tradisi) seperti Kiprah Glipang (Probolinggo), Tari Rateb (Sumenep), Tari Tiban (Tulungagung), Jara Pegon (Madura), Wayang Beber (Pacitan), Tari Topeng (Malang), dsb; Bagaimana nasib seni rakyat tersebut sekarang?
Budaya Indegeneous terjadi karena; Pengaruh Sosio Kultural; Pengaruh agama dan kepercayaan; Islam, Hindu, Etnisitas dan Animisme; Kesenian rakyat menyebar; menurut Danile Lerner, perkembangan budaya bisa dipengaruhi oleh mobilitas sosial dan geografi masyarakatnya, Dualisme kesenian dan Asimilasi Kesenian; tidak nyambungnya seni rakyat dan seni modern
Contoh dalam Penyebaran Kesenian Rakyat: Wilayah Surabaya: ludruk, wayang kulit, wayang orang, reog, kuda lumping, tayubhan (tandhakan), karawitan, samroh, qasidah, dsb; Wilayah Madura: ketoprak, samproh, gambus, mamaca (macapat), hadrah, sronen, thok-thok, sandur, shalawat, diba’an; Wilayah Malang: ludruk, ketoprak, wayang kulit, kuda lumping, tayuban (tledhekan), karawitan, samroh, qasidah, jaranan pegon, wayang topeng, jaranan kecak, reog ponorogo, campursari, kentrung dan terbangan;
4. Wilayah Bojonegoro: ketoprak, wayang kulit, kuda lumping, samroh, jidor, karawitan, wayang golek, sindiran (tayuban), sandur, wayang krucil; 5. Wilayah Kediri: reog ponorogo, jaranan senterewe, kentrung, wayang orang, wayang kulit, karawitan, ludruk, tayuban, jaranan breng, jaranan jawa, genjring, reog kendang, odrod, andhe-andhe lumut, anggung, wayang golek; 6. Wilayah Madiun: ketoprak, wayang orang/kulit, karawitan, reog, jidor, karawitan, shalawatan, wayang beber, wayang jemblung; 7. Wilayah Besuki: qasidah, hadrah, re-re-re, jaranan bodhak, jaranan kecak, pojian, kuda lumping, kentrung, rodad, janger, terbangan, damarwulan, kuntulan, pacul gowang, angklung caruk, kendang kempul, dsb.
Budaya Negara Pengaruhnya budaya negara sebagai konsekuensi kuatnya konsep nation state sebagai imagine community; Pengaruh tersebut tampak dalam hal; 1) pola pengelolaan administrasi kesenian, 2) tekanan terhadap kebhinekaan dalam penyajian dan karya seni, serta 3) pesan nilai NKRI (keamanan, kerukunan dan pembangunan)
TERIMAKASIH