1 11 2 3 4 5 6 7 8 9 102345678910. Krisis Multidimensi Krisis multidimensi merupakan istilah yang populer pada dewasa ini sebagaimana terbaca di dunia.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
EKONOMI INTERNASIONAL
Advertisements

POKOK-POKOK PIKIRAN LDII 2014
KELAS XII IPA - SEMESTER 1
MEDIA PEMBELAJARAN BERKOMITMEN TERHADAP PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Perkembangan Bahasa Indonesia Keduakan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Kalimat Efektif Selasa, 16 Oktober 2012.
Tanggung Jawab Mahasiswa Dalam Mencegah Perilaku Korupsi di Indonesia
Guru Sejarah SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA
Geopolitik Indonesia Kelompok 3.
PANCASILA 4 HAKIKAT PANCASILA
TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS
BUDAYA DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI
WAWASAN KEBANGSAAN MERUPAKAN TOLOK UKUR TUMBUHNYA NASIONALISME INDONESIA Kelompok: Uun Triyani – Nim Chusnulia Nugraheni – Nim
Sistem Poltik Dalam Islam
UPAYA ANTISIPASI MUNCULNYA GERAKAN SPARATISME DI INDONESIA
NAMA KELOMPOK : KHUSNUL KHOTIMAH ( ) YETI ARINA ( )
PASIRIA HARTATI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
MEMBUAT MEDIA PENGAJARAN
JATUHNYA ORDE BARU DAN MASA B.J HABIBIE
Toleransi dan Gotong Royong
1 PENDIDIKAN KARAKTER MOH. SALEH, SH., MH. UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2011 BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA.
Sejarah Perekonomian Indonesia.
Tanggung Jawab Mahasiswa dalam Mencegah Perilaku Korupsi di Indonesia
“ dua aLiran pokok Pendidikan di Indonesia”
PERUBAHAN MASYARAKAT INDONESIA
REFORMASI DI INDONESIA
PERANAN PERS DALAM MASYARAKAT DEMOKRASI
Istilah Demokrasi Demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu “Demos” yang berarti rakyat dan “kratein” yang berarti kekuasaan. Oleh karenanya demokrasi.
Reformasi Sistem Pemerintahan Indonesia
WAWASAN NUSANTARA Oleh : Aditya Hendra Moh. Khoirul Anwar
Pert. 9 Dosen: Dr. Syahrial Syarbaini, MA.
(2)KARAKTERISTIK IPS SD

Sastra Korea dapat dibagi menjadi :
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
MODUL 6 Aspek Struktural Pelaku Ekonomi Indonesia KATA PENGANTAR
PEMILIHAN UMUM.
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
4 PILAR KEHIDUPAN SEBAGAI LANDASAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
Nama : Maya Indah S NIM : SESI : 04
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
PENGERTIAN PARADIGMA Definisi paradigma
SIKAP KETERBUKAAN DAN KEADILAN DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Kebijakan Pemerintah Reformasi Pada Masa Pemerintahan Gus Dur BIDANG
HUBUNGAN DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
Epistemologi Pendidikan
Berkelas.
BAB XI GEREJA DAN DUNIA.
SEJARAH PERKEMBANGAN, status, dan fungsi BAHASA INDONESIA
BAB XI GEREJA DAN DUNIA.
Sejarah Perekonomian Indonesia
Geostrategi Nasional Pengertian geostrategi:
Dinamika aktualisasi Pancasila sebagai dasar Negara dan pelaksanaan UUD 1945 Dinamika pelaksanaan UUD 1945.
MULTIPARTAI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAHANAN NASIONAL
KELAS XII IPA - SEMESTER 1
Berakhirnya pemerintahan Orde Baru dan terjadinya Reformasi
Pemilu di Indonesia Tahun 2004
Otonomi Daerah KELOMPOK 8: Rahmat Firdaus Hasan :
Pergertian Globalisasi
ASAL MULA PEMBENTUKAN NKRI.
MAKNA 4 PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA NICO GARA Disajikan pada Seminar Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Manado, 8 September 2012.
MASA AKHIR ORDE BARU.
STANDAR KOMPETENSI : 1. Menganalisis proses berakhirnya pemerintah Orde Baru dan terjadinya Reformasi   KOMPETENSI DASAR : 1.2 Menganalisis proses berakhirnya.
Masyarakat Indonesia Setelah Reformasi 1998
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat 1. Dinamika Pancasila sebagai Sistem Filsafat a.Pada era pemerintahan.
Masyarakat Multikultural dan Partikularisme Masyarakat.
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA N. AINI PUSPITASARI.
Transcript presentasi:

Krisis Multidimensi Krisis multidimensi merupakan istilah yang populer pada dewasa ini sebagaimana terbaca di dunia masa. Secara umum istilah tersebut menunjuk pada berbagai masalah yang melilit kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia setelah reformasi mei 1998 sehingga terjadi merosotan dalam hampir segala aspek kehidupan

Krisis ini dimulai dengan gejolak keuangan yang memburuk pada tahun 1996, padahal baru saja dipuji-puji oleh Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF). Nilai tukar rupiah jungkir balik sehingga banyak bank dan perusahaan yang kolaps. Akibat lebih jauh muncul ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah di bawah Presiden Soeharto yang telah berkuasa sejak tahun Ketidakpuasan masyarakat terhadap kepemimpinan Soeharto sebenarnya sudah terasa pada awal dekade 1990-an, ketika pada tahun 1993 Soeharto dicalonkan oleh Golkar sebagai presiden

Semangat reformasi yang tujuan luhurnya adalah membangun hari depan bangsa yang lebih baik disegala bidang melalui reformasi politik, hukum, pemerintahan sosial, ekonomi, dan lain-lain menibulkan dampak sosial yang hebat. Ada kecenderungan siapapun boleh berbicara dan bertindak apasaja demi reformasi sehingga tampak berkembanglah kebebasan berpendapa dan demokrasi, tetapi disisi lain marak juga anarkisme yang tercermin pada berbagai kasus yang merugikan banyak pihak. Seperti otonomi daerah yang berlebihan, penjarahan tanah, penebangan hutan, dan kerusuhan social di berbagai tempat seperti ambon, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Timur

Sementara itu, terbacalah di media masa betapa maraknya korupsi di tubuh lembaga – lembaga hukum, peradilan, perwakilan rakyat, perbankan, badan – badan usaha milik Negara, dinas–dinas, dan lain–lain justru di tengah kondisi perekonomian, pendidikan, ketertiban, dan keamanan yang masih tetap dikeluhkan, banyak orang. Tidaklah berlebihan apabila para pakar menyebut krisis Indonesia masa itu sebagai krisis multidimensi atau krisis yang merayap ke segala aspek kehidupan

Keprihatinan masyarakat luas itu telah terekam juga dalam pertemuan sastrawan Indonesia 1997 di Bukit Tinggi dan Padang, 6 – 11 Desember 1997 yang secara garis besar menyatakan rasa malu atas kemandulan sastra Indonesia di tengah – tengah “ kemandulan raya” seluruh sector dan bidang kehidupan masyarakat. Karya Sastra masih diperkakukan dengan sikap tidak peduli, sinis, bahkan di curigai oleh banyak pihak sehingga berkembang setumpuk kendala bagi lahirnya karya sastra yang bermutu tinggi dengan ketidak pahaman kekuasaan sebagai mana

tampak pada pelarangan Karya Sastra yang mencerminkan ketidak sungguhan proses pendidikan masyarakat Indonesia untuk menjadi manusia yang merdeka lahir batin. Salah satu caranya adalah meningkatkan anggaran pendidikan dua kalilipat dari masa itu sehingga meningkatkan kesejahteraan sector pendidikan sebagai landasan membangun manusia Indonesia yang merdeka lahir batin. Cara ini adalah kesempatan kepada semua pihak untuk memberikan kontribusi yang terbaik dalam pencerahan kehidupan manusia di alam semesta titipan Allah

Kalaupun tampak kemajuan fisik dan ekonomi selama puluhan tahun, ternyata tidak berbekas kedalam kehidupan Sastra Indonesia. Oleh karena itu, para Sastrawan Indonesia melafaskan serangkaian himbauan dan harapan kepada banyak pihak, termasuk kepada diri mereka sendiri untuk mengukuhkan kembali rasa percaya dirinya didalam proses penciptaan karya sastra yang tetap setia pada kreatifitas, kecerdasan dank e arifan seni sehingga lairlah karya sastra yang lebih bermutu dan mampu meng ilhami kebangkitan dan pencerahan manusia dan budaya Indonesia

Disamping itu, para sastrawan pun menghimbau pada banyak pihak agar meninjau dan mengkaji ulang system pendidikan nasional Indnesia yang dianggap belum mampu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pertemuan sastrawan Indonesia itu terlaksana dalam suasana prihatin karena krisis ekonomi yang seakin berat di akhir tahun Barangkali tidak terbayang dipikiran mereka bahwa beberapa bulan kemudian terjadilah peristiwa bersejarah 21 Mei 1998 yang meruntuhkan kekuasaan rezim Soeharto. Namun, jelaslah bahwa renungan dan himbauan mereka telh mengisyaratkan semangat pembebasan terhadap tekanan dan kekangan politik

Jebolnya kekuasaan rezim Soeharto pada 21 Mei 1998 telah menimbulkan semangat reformasi yang berlebihan sehingga sering di keluhkan orang sebgai “keblabasan” atau euphoria dihampir segala aspek kehidupan, termasuk dunia penerbitan. pasa tahun pertama era reformasi telah bermunculan penerbitan tabloid, Koran, majalah, dan buku dimana – mana yang semuanya hendak menyuarakan kebebasan berpendapat. Akan tetapi, hanya dlam beberapa tahun bayak penerbitan yang rontok sehigga hanya penerbitan yang sudah mapanlah yang sering bertahan