Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Berbicara 6. Mengunkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dan bermain drama Kompetensi Dasar 6.1 Mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa Indikator 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian mengomentari persoalan faktual 2. Siswa mampu mencontohkan mengomentari persoalan faktual 3. Siswa dapat memberikan langkah-langkah alasan mengomentari persoalan faktual
MATERI Materi yang akan di pelajari antara lain : 1. Pengertian mengomentari persoalan faktual 2. Contoh mengomentari persoalan faktual 3. Memberikan langkah-langkah alasan mengomentari persoalan faktual
PENJELASAN MATERI 1. Penjelasan mengomentari persoalan faktual Memberikan komentar pada dasarnya merupakan hal yang mudah dilakukan oleh setiap orang. Akan tetapi, bagi orang yang belum terbiasa, memberikan komentar merupakan hal yang sulit. Komentar yang baik adalah komentar yang disertai alasan dan jalan pemecahannya. Komentar semacam ini sangat diharapkan oleh orang banyak. Persoalan adalah sesuatu yang dikemukakan dengan cara mengetahui inti persoalan tersebut. Pengertian Faktual adalah berita yang berdasarkan kenyataan dan mengandung kebenaran.
2. Contoh mengomentari persoalan faktual Perhatikan contoh persoalan faktual tentang semakin meluasnya lumpur Lapindo mengenai lahan warga. Namun, bantuan-bantuan yang dibutuhkan semakin berkurang. Di Indonesia, akhir-akhir ini sering terjadi bencana. Ada bencana banjir, gempa bumi, lumpur Lapindo, dan masih banyak lagi. Banjir dan gempa bumi sudah teratasi sedikit demi sedikit. Namun, lumpur Lapindo sampai satu tahun ini belum dapat diatasi dengan baik. Akibatnya, warga sekitar Sidoarjo harus mengungsi. Ini menyebabkanangka pengangguran semakin meningkat. Mereka tidak dapat hidup dengan layak.Mereka hanya mengharapkan bantuan dari masyarakat yang peduli terhadap bencana ini. Meskipun pemerintah dalam dan luar negeri telah memberikan bantuan, t api masih belum cukup, karena semakin luas lahan warga yang terkena lumpur Lapindo. Namun, bantuan-bantuan yang dibutuhkan semakin berkurang.
Sapi Bali, Sahabatku yang Istimewa 3. Mengomentari Persoalan Faktual dengan Alasan yang Mendukung Langkah-langkah mengomentari persoalan faktual antara lain: - Membaca persoalan dengan seksama. - Temukan persoalan yang benar -benar terjadi. - Kemukakan alasan tentang persoalan tersebut. Simak baik-baik persoalan nyata yang akan disampaikan temanmu dalam teks berikut ini. Setelah itu, kerjakan tugas di bawahnya! Sapi Bali, Sahabatku yang Istimewa Aku orang Bali. Orang Bali punya sapi istimewa, namanya sapi bali. Sapi bali punya “cermin”. Hmmm, seperti apa “cermin” itu? Apakah karena “cermin” itu, orang Bali tidak boleh makan daging sapi? Moo... Moo... pagi-pagi sapiku sudah bangun. Dia minta makan rumput. Eh, sepertinya sapiku tahu. Dia harus banyak makan supaya badannya kuat. Ya, sapiku rajin membajak sawah. Dengan bajak di lehernya, dia membajak tanah sawah yang luas. Dia juga tidak keberatan badannya berlepotan lumpur. Moo... Moo... siang-siang sapiku minta dimandikan. Aku membersihkan lumpur di badannya sebelum dia kembali ke kandang. Wah,aku paling senang memandikannya. Aku dapat bermain air dan berenang di sungai desaku yang bening.
Sapiku termasuk jenis sapi istimewa. Namanya sapi bali. Sapi bali adalah sapi asli Pulau Bali. Kamu tahu maksudnya, kan? Ya, di Indonesia ada sapi asli, ada pula sapi impor. Sapi impor adalah sapi yang berasal dari luar negeri. Misalnya, sapi Brahman dari India atau sapi Frisian Holstein dari Eropa. Sapi Brahman biasanya berwarna putih, hitam, atau cokelat. Sapi Brahman juga punya punuk di punggungnya, seperti unta. Kalau sapi Frisian Holstein, badannya belang-belang putih dan hitam. Bagaimana dengan sapi baliku? Hmm, sapi bali berwarna cokelat. Dia punya ciri khas belang berwarna putih di pantatnya. Hehehe... aku menyebut belang putih itu “cermin”. Soalnya, belang itu mirip cermin bulat di kamarku. Bagi keluargaku, sapi bali adalah sahabat istimewa. Kalau tidak ada sapi, keluargaku tidak bisa membajak sawah. Jika sawah tidak dibajak, kami tidak punya padi atau beras. Wah, kalau tidak ada beras, dari mana kami makan? Oleh karena itu, orang Bali yang beragama Hindu, dilarang menyembelih dan makan sapi. Sapi adalah lambang kehidupan dan kemakmuran kami.
Ayahku selalu menasihati agar aku rajin merawat sapi baliku. Ayahku juga tidak pernah mengawinkan sapi bali dengan sapi luar negeri. Katanya, itu penting supaya anak sapi bali yang lahir tetap seperti induk sapinya. Ya, ayahku merasa sapi bali harus dijaga keasliannya. Katanya, perkawinan sapi asli dengan sapi luar negeri tidak selalu menghasilkan anak sapi yang bagus. Kalau sudah begitu, orang pasti butuh sapi asli lagi, kan? Nah, jika butuh sapi bali, ayahku berharap orang tetap menemukannya di Bali. Sumber: “Potret Negeriku” dalam Majalah Bobo Tahun XXXIII, 23 Januari 2006, halaman 28-29 (dengan pengubahan) Dari bacaan di atas dapat dicontohkan persoalan yang faktual yaitu : Orang Bali yang beragama Hindu dilarang menyembelih dan makan daging sapi. Alasannya karena sapi merupakan lambang kemakmuran dan kehidupan.
LATIHAN ! Coba kamu berikan komentar pada persoalan faktual di bawah ini. Kamu dapat mengemukakan pendapatmu di depan kelas. 1. Musim kemarau tahun ini, mengakibatkan daerah Gunung Kidul mengalami kekeringan. Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan air bersih. 2. Reno tinggal dengan ibunya. Ibunya bekerja sebagai penjual gorengan keliling kampung. Kini, ibunya sedang sakit, padahal harus membayar sekolah Reno. 3. Sasha kurang pandai di sekolah. Ia sudah dua kali tinggal kelas. Ia duduk sebangku dengan Rina. Rina anak yang pandai. 4. Saat berangkat sekolah, Tita melihat ada seorang nenek yang tertabrak mobil, padahal jam sudah menunjukkan pukul 07.00. 5. Toni tidak masuk kelas karena sakit, padahal ia piket menyapu kelas hari ini.
UJI KOPETENSI Jawablah pertanyaan dibawah ini ! Apakah pengertian faktual ? 2. Bagaimanakah cara mengemukakan persoalan? 3. Sebutkan langkah-langkah mengomentari persoalan faktual ! 4. Apakah pengertian persoalan ? 5. Bagaimanakah cara mengomentari yang baik?