Formula Menghitung Keuntungan Investasi Lecture Note: Trisnadi Wijaya, SE., S.Kom
Pendahuluan Dalam setiap metode perhitungan cost-benefit dilakukan perkiraan manfaat implementasi teknologi informasi yang dinyatakan dalam ukuran finansial seperti mata uang rupiah atau dolar Amerika.
Perkiraan tersebut biasanya didasarkan pada sejumlah asumsi terkait dengan “harapan pengembalian” atau expected return yang akan diperoleh perusahaan seandainya sebuah sistem teknologi informasi diaplikasikan.
Sumber-Sumber Manfaat Manfaat tersebut dapat beraneka ragam bentuknya dan berasal dari berbagai sumber, seperti: Nilai transaksi yang diperoleh dari mekanisme perdagangan elektronik; Fee yang diperoleh perusahaan untuk setiap transaksi yang terjadi atau dibukukan; Biaya overhead yang dihemat karena kehadiran aplikasi dan teknologi informasi; Reduksi total biaya yang diperlukan untuk melakukan proses komunikasi, koordinasi, dan kooperasi; dan lain sebagainya.
Return Harapan Dalam perhitungan yang lebih akurat, nilai return harapan tersebut harus dikalikan dengan sejumlah probabilitas agar sesuai dengan kenyataan yang ada. Rumus atau formula yang sering digunakan untuk menghitung return harapan adalah sebagai berikut:
Return Harapan Dimana nilai sebenarnya dari manfaat yang akan diperoleh perusahaan merupakan hasil perkalian antara besarnya nilai yang diharapkan dengan sebuah nilai probabilitas tertentu, yang pada dasarnya merupakan persamaan dari investasi teknologi informasi.
Persamaan Investasi TI Adapun persamaan dari investasi teknologi informasi tersebut dapat dinyatakan sebagai: yang berarti bahwa probabilitas kesuksesan sebuah investasi teknologi informasi sehingga memberikan manfaat tertentu sangat bergantung dari probabilitas tercapainya ROI dari tipe aplikasi teknologi informasi dan probabilitas suksesnya proses pengembangan dan implementasi aplikasi teknologi informasi tersebut.
Contoh Perusahaan bermaksud untuk membeli dan mengimplementasikan sistem lembur untuk membantu manajemen dalam memonitor dan mengawasi pekerjaan karyawannya. Alasan diimplementasikannya sistem ini karena melihat kenyataan bahwa banyak karyawan yang melakukan kerja lembur hanya agar mereka mendapatkan tunjangan tambahan. Perusahaan terpaksa harus ”kehilangan” banyak uang karena harus membiayai para karyawan ini, sementara produktivitas perusahaan tidak meningkat dengan bertambahnya jam kerja lembur tersebut.
Contoh Diharapkan dengan diimplementasikannya sistem ini, perusahaan dapat menghemat sekitar Rp 50 juta per bulan, hasil dari proses seleksi terhadap permohonan lembur yang tidak perlu. Berdasarkan pengalaman, probabilitas terjadinya pengembalian investasi atau ROI dari implementasi sistem lembur di perusahaan adalah sekitar 0,75, sementara diperoleh data yang mengatakan bahwa 8 dari 10 proyek implementasi sistem informasi lembur berhasil dilakukan.
Contoh Yang artinya bahwa nilai yang harus dimasukkan sebagai value manfaat dari teknologi informasi adalah Rp 30 juta, bukan Rp 50 juta seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Persamaan Investasi TI Untuk mencari angka kedua probabilitas di atas, manajemen biasanya melakukan riset kecil dengan cara mengumpulkan informasi atau referensi terkait dengan ukuran tersebut. Banyak lembaga-lembaga di dunia yang telah melakukan riset serupa – seperti AC Nielsen, Gartner, Jupiter, dan lain-lain - dimana hasilnya dapat dengan mudah diperoleh melalui internet.
Contoh Sebuah perusahaan yang berniat untuk mengimplementasikan aplikasi Enterprise Resource Planning atau ERP ingin melakukan perhitungan manfaat yang mendekati akurat. Melalui perhitungan kasar didapatkan keuntungan perusahaan dalam satu tahun sebesar Rp 10 Milyar, dimana nilai ini merupakan estimated return. Ketika dilakukan pencarian referensi diperoleh 2 buah informasi yang dapat digunakan sebagai parameter probabilitas yang diinginkan untuk menghitung expected return dari manfaat implementasi ERP.
Referensi 1
Referensi 2
Contoh Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa probabilitas diperolehnya manfaat dari implementasi ERP adalah sekitar 77% (27% highly successful dan 50% moderately successful) sementara probabilitas keberhasilan kebanyakan proyek ERP di perusahaan adalah sekitar 35% (implementation complete), sehingga memberikan:
Contoh
Prinsip Utama Berinvestasi Fenomena tersebut oleh Lucas (1991) tertuang dalam 4 prinsip utama berinvestasi antara lain: Terdapat beraneka ragam jenis manfaat atau value bagi perusahaan melalui penerapan teknologi informasi, dimana Return On Investment dalam satuan dan bentuk uang hanya merupakan salah satu jenis dari value tersebut; Setiap jenis investasi di teknologi informasi memiliki probabilitas pengembalian atau pemberian manfaat yang berbeda-beda;
Prinsip Utama Berinvestasi Probabilitas diperolehnya keuntungan dari investasi teknologi informasi sangat bergantung dari probabilitas keberhasilan implementasi; dan Nilai riil yang didapat perusahaan sebagai manfaat dari implementasi teknologi informasi di kebanyakan kasus lebih kecil dari nilai manfaat yang diharapkan melalui hasil perhitungan.
Evaluasi Investasi dengan Metode Value Analysis
Pendahuluan Seringkali manfaat dari diimplementasikannya suatu aplikasi tertentu tidak dapat dibayangkan oleh para stakeholder karena kebanyakan dari mereka tidak memiliki latar belakang terkait dengan teknologi informasi. Untuk mengatasi keragu-raguan dalam melakukan investasi terhadap sebuah proyek teknologi informasi yang besar, Keen (1981) memperkenalkan suatu metode evaluasi investasi yang diberi nama Value Analysis.
Pendahuluan Keen menggunakan metode ini untuk membantu para eksekutif dalam menilai tingkat manfaat dari implementasi aplikasi Decision Support System.
Value Analysis Metode ini terdiri dari 8 (delapan) langkah yang terbagi menjadi dua tahap utama.
1. Tahap Pembangunan Prototip Obyektif dari tahap ini adalah melakukan perencanaan dan konstruksi sebuah prototip aplikasi kecil untuk memberikan ilustrasi kepada stakeholder seperti apa bentuk aplikasi lengkap nantinya.
Jenis-Jenis Prototip Aplikasi Prototip yang menggambarkan sebagian kecil modul dari sistem besar yang lengkap; dan Prototip yang menggambarkan sebuah modul yang memiliki fitur lengkap dari sistem besarnya.
Langkah-Langkah Pembangunan Prototip Melakukan identifikasi terhadap manfaat seperti apa yang dapat diperlihatkan kepada para stakeholder; Memperkirakan besarnya biaya maksimum yang sanggup dikeluarkan oleh perusahaan atau investor untuk membuat prototip aplikasinya; Mengembangkan prototip aplikasi tersebut; Mendemokan atau memperlihatkan fitur dan keunggulan aplikasi tersebut kepada para stakeholder, terutama mereka yang akan menggunakan dan memiliki kewenangan untuk memutuskan alokasi investasi.
2. Tahap Pengembangan Sistem Utuh Dengan berasumsi bahwa manajemen merasa puas dengan hasil yang diperlihatkan oleh prototip aplikasi, maka langkah kelima yang harus dilakukan adalah menghitung perkiraan total biaya yang dibutuhkan untuk membangun keseluruhan sistem yang dimaksud. Perlu diperhatikan bahwa yang harus dihitung adalah keseluruhan biaya secara lengkap (total cost of ownership), menyangkut biaya investasi, operasional, dan pemeliharaan sistem.
2. Tahap Pengembangan Sistem Utuh Langkah keenam adalah membiarkan para pengambil keputusan untuk mempertimbangkan kelayakan total biaya yang dibutuhkan tersebut dengan keseluruhan manfaat yang telah mereka pahami melalui demo prototip aplikasi terdahulu.
2. Tahap Pengembangan Sistem Utuh Berdasarkan pertimbangan di atas, maka jika mereka menilai bahwa biaya tersebut sebanding dengan manfaat yang akan diperoleh, maka langkah ketujuh yang dilaksanakan adalah membangun aplikasi terkait secara utuh. Akhirnya, setelah sistem tersebut jadi dan diimplementasikan, perlu dilakukan langkah kedelapan untuk me-leverage investasi yang telah dialokasikan, dalam bentuk perbaikan atau peningkatan fitur maupun fasilitas sistem utuh yang ada agar dapat memberikan lebih banyak manfaat bagi pemakainya.