Sri Yunita Suraida Saat, S.ST.M.Kes. RESUSITASI Sri Yunita Suraida Saat, S.ST.M.Kes.
Resusitasi di dlm kamus diartikan sbg menghidupkan kembali/memberi hidup baru. Dalam arti luas Resusitasi merupakan segala bentuk usaha medis yg dilakukan thdp mereka yg berada dlm keadaan gawat atau Resusitasi ad/ sebuah upaya menyediakan oksigen ke otak, jantung dan organ-organ vital lainnya melalui sebuah tindakan yg meliputi pemijatan jantung dan menjamin ventilasi yg adekuat (Rilantono, 1999)
Tujuan dari resusitasi Untuk melancarkan sirkulasi Untuk mencegah hipotermi dan hipoglikemia Untuk membersihkan aliran udara, ventilasi dan oksigenasi
Penyebab Asfiksia Beberapa keadaan pd ibu dapat menyebabkan aliran darah ibu melalui plasenta berkurang, sehingga aliran oksigen ke janin berkurang Keadaan Ibu : Preeklampsia dan eklampsia Pendarahan abnormal ( plasenta previa / solusio plasenta ) Partus lama / partus macet Demam slama persalinan Infeksi berat ( malaria, sifilis, TBC, HIV ) Kehamilan post matur (sesudah 42 mgg kehamilan)
Keadaan tali pusat Keadaan bayi Lilitan tali pusat Tali pusat pendek Simpul tali pusat Prolapsus tali pusat Keadaan bayi Bayi prematur ( sebelum 37 mgg kehamilan ) Persalinan sulit : Kelainan konginetal Air ketuban bercampur mekonium ( warna kehijauan )
Tindakan Resusitasi BBL Bila bayi tidak bernapas atau bernapas megap megap Sambil melakukan langkah awal Beritahukan ibu & keluarga, bayinya perlu pertolongan napas Mintalah salah seorang keluarganya mendampingi ibu untuk memberi dukungan moral menjaga ibu dan melaporkan bila ada perdarahan
Tahap I : Langkah Awal Langkah awal perlu dilakukan dlm waktu 30detik 1) Jaga bayi tetap hangat: Letakkan bayi diatas kain yg ada diatas perut ibu. Bungkus bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat Pindahkan bayi ke atas kain di tempat resusitasi. 2) Atur posisi bayi Baringkan bayi terlentang dgn kepala didekat penolong. Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi. Tahap I : Langkah Awal
Isap lendir Gunakan alat pengisap lendir DeLee dengan cara sbb : Isap lendir mulai dari mulut dulu. kemudian dari hidung. lakukan pengisapan saat alat pengisap ditarik keluar, TIDAK pada waktu memasukkan. Jangan lakukan pengisapan tertalu dalam (jangan lebih dari 5 cm ke dalam mulut atau lebih dari 3 cm ke dalam hidung), hal itu dapat menyebabkan denyut jantung bayi menjadi lambat atau bayi tiba-tiba berhenti bernafas. Tahap I : Langkah Awal
4. Keringkan dan rangsang bayi Tahap I : Langkah Awal 4. Keringkan dan rangsang bayi Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dgn sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat membantu bayi baru lahir mulai bernafas atau tetap bernafas. Lakukan rangsangan taktil dgn bbrp cara di bawah ini: Menepuk atau menyentil telapak kaki. Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi dengan telapak tangan
Rangsangan Taktil
Atur kembali posisi kepala bayi dan bungkus bayi. Tahap I : Langkah Awal Atur kembali posisi kepala bayi dan bungkus bayi. Ganti kain yang telah basah dengan kain di bawahnya. Bungkus bayi dengan kain tersebut, jangan menutupi muka dan dada agar bisa memantau pemafasan bayi. Atur kembali posisi kepala bayi sehingga kepala sedikit ekstensi. Lakukan penilaian bayi. Lakukan penilaian apakah bayi bernapas normal, tidak bernafas atau megap-megap. Bila bayi bemafas normal, berikan bayi kepada ibunya
Tahap II Ventilasi Pasang sungkup : Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi Salah Benar Sungkup terlalu besar. Tidak menutup rapat mulut dan hidung bayi Sungkup menutup mulut saja Sungkup menutup mulut dan hidung sehingga tdk ada udara bocor
Posisi Benar Salah Terlalu ekstensi Kurang ekstensi
Ventilasi 20 kali dlm 30 detik: Tahap II Ventilasi Ventilasi 2 kali Lakukan tiupan 2 kali dengan tekanan 30 cm Air Tiupan awal penting untuk membuka alveoli paru agar bayi mulai bernafas, jalan nafas terbuka Lihat dada bayi mengembang : Bila tidak mengembang : Periksa posisi kepala, pastikan posisi sudah ekstensi Periksa posisi sungkup pastikan tdk ada udara bocor Periksa cairan atau lendir di mulut hisap Bila dada mengembang lakukan tahap berikut Ventilasi 20 kali dlm 30 detik: Lakukan tiupan 20 kali dlm 30 dtk dg tek. 20 cm Air Pastikan dada mengembang setelah 30 dtk penilaian Bernafas normal hentikan ventilasi pantau bayi asuhan pasca resusitasi. Belum bernafas / megap-megap lanjutkan ventilasi
Ventilasi, setiap 30’’ hentikan & nilai Lanjutkan ventilasi 20 kali dlm 30’’ tekanan 20 cm Air Hentikan ventilasi setiap 30’’ Lakukan penilaian : Nafas normal hentikan ventilasi asuhan pasca resusitasi Tidak bernafas/megap-megap teruskan ventilasi 20 kali dlm 30’’ penilaian setiap 30’’ Siapkan rujukan bila bayi blm bernafas normal sesudah 2 menit ventilasi Minta keluarga siapkan rujukan Teruskan resus., sambil siapkan rujukan Lanjutkan ventilasi, stlh 20 mnt hentikan Tahap II Ventilasi
BAGAN ALUR B: TINDAKAN RESUSITASI BBL PENILAIAN Bayi tdk bernafas/megap-megap Menjelaskan sambil mulai resusitasi Jaga bayi kering dan hangat Atur posisi bayi Isap lendir Keringkan & rangsang taktil Atur posisi kembali (Reposisi) Penilaian: bayi bernafas? LANGKAH AWAL YA Tidak VENTILASI : Pasang sungkup Ventilasi 2 x (30 cm air) Ventilasi 20x/30 dtk (20 cm air) Nilai:bayi bernafas? YA
Ventilasi 20x/30 dtk (20 cm air) Nilai:bayi bernafas? YA Tidak VENTILASI: Pasang sungkup Ventilasi 2 x (30 cm air) Ventilasi 20x/30 dtk (20 cm air) Nilai:bayi bernafas? YA Tidak YA 4. Ventilasi tiap 30 interval 30 dtk Nilai: bayi bernafas? Tidak ASUHAN PASCA RESUSITASI PEMANTAUAN ASUHAN BBL KONSELING PENCATATAN 5. Lanjutkan ventilasi. Siapkan rujukan jika ventilasi sudah 2 menit Hentikan ventilasi stlh 20 mnt
SELAMAT BELAJAR