Mazmur GPIB JEMAAT IMMANUEL DI BEKASI
PENDAHULUAN. Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah tehillim, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah psalmoi, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik". Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1-150:6); Mazmur-Mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris-baris kedua atau yang berikutnya pada hakikatnya menyatakan ulang kesejajaran sinonim.
Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari Mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Mazmur: respons manusia terhadap karya Allah dalam berbagai situasi, baik bencana nasional, musim panceklik, perang, kekalahan maupun kelepasan dari bahaya, kelimpahan panen, kemenangan, kesembuhan, kesejahteraan Mazmur-mazmur awalnya dipakai dalam berbagai konteks ibadah dan baru ditulis dan dikumpulkan setelah didoakan dan dinyanyikan selama berabad-abad
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar Mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari Mazmur, sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari Mazmur, sudah berusia tua sebelum Septuaginta dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti 1. nama penulis mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah", 2. bentuk Mazmur mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar, 3. istilah-istilah musik mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi", 4. catatan liturgis mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan], dan 5. catatan sejarah singkat mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya".
Mengenai penulis Mazmur-Mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 Mazmur, Asaf 12 seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 keluarga dengan karunia musik, Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud.
Lima puluh Mazmur tidak diketahui penggubahnya Lima puluh Mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih Mazmur-Mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Gulungan-gulungan Mazmur dari Laut Mati (dari Gua V) memuat keterangan berikut: “Daud, anak Isai, bijaksana … menulis 3600 mazmur; nyanyian-nyanyian untuk dinyanyikan di hadapan altar bagi kurban bakaran setiap hari, selama 364 hari dalam setahun; 52 nyanyian untuk persembahan-persembahan Sabat; 30 nyanyian untuk persembahan Bulan Baru, Hari-hari Raya, Hari Pendamaian. Nyanyian yang digubahnya berjumlah 446; untuk musik sebanyak 4. Jumlah seluruhnya 4050. Semua ini digubahnya melalui nubuat yang disampaikan dari Yang Mahatinggi”
TUJUAN Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah. Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat; kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran. Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya. Beberapa Mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Waktu Penulisan : Antara 1450 dan 430 SM Waktu Penulisan : Antara 1450 dan 430 SM. (Karena adanya berbagai penulis, rentang waktunya panjang , akan tetapi sebagian besar ditulis sekitar 1000 SM. Rentang Waktu : Sekitar 1000 tahun (yaitu periode era Musa sampai kembalinya bangsa Israel dari pembuangan di Babel).
Kitab Mazmur digunakan sebagaikitab nyanyian di Bait Suci selama masa kerajaan baik untuk penyembahan publik maupun pribadi. Pembagian lima bagian dari Kitab Mazmur ini selaras dengan urutan maupun pemikiran dengan ke-5 Kitab Musa. Berdasarkan keadaan beberapa penulis yang menberikan sumbangan pada koleksi ini sepanjang periode waktu yang panjang, mazmur meliputi hampir setiap bidang dari pengalaman dan emosi manusia : ketakutan melawan kepercayaan; amarah melawan belaskasihan; kesusahan melawan sukacita; dan doa dan pujian bagi Allah yang agung dari para pemazmur.
Daud menulis sebagian besar dari kitab Mazmur ketika ia lari dari Saul dan pasukannya. Beberapa Mazmur mengacu kepada Allah Mesias, Yesus kristus : kedatangan, kematian, dan kebangkitan-Nya.
Kata Kunci :”Pujian”; “Percaya” Kata Kunci :”Pujian”; “Percaya”. 150 mazmur ini penuh dengan “pujian” kepada Allah untuk semua kebaikan-Nya, karena segala yang telah dan akan diperbuat-Nya. Umat Allah secara terus menerus dipuji karena mem-”percaya” Allah atas segala perlindungan, kasih, dan pembebasan-Nya.
Tema : Dosa selalu merupakan pemberontakan terhadap Allah. Dosa akan selalu dihukum. Hidup dalam kebenaran yang disucikan membenci dosa. Allah mengasihi setiap pribadi kita dan mengingatkan setiap aspek dari hidup ini. Kita dapat mendekat kepada Allah sebagaimana adanya kita, dengan segala keprihatinan kita. Sebuah hidup yang penuh pujian adalah sebuah hidup yang berkemenangan. Allah dapat dipercaya baik pada masa penderitaan maupun pada masa sukacita kita.
Struktur isi. Kitab Mazmur terdiri atas 5 jilid: Jilid I: Mzm 1-41 Jilid II: Mzm 42-72 Jilid III: Mzm 73-89 Jilid IV: Mzm 90-106 Jilid V: Mzm 107-150 Tiap jilid berakhir dengan suatu doksologi (41.14; 72.18-19; 89.53; 106.48; 150) Midrash Tehillim: “Musa memberi Israel kelima jilid Taurat; Daud memberi kelima jilid Mazmur”.
Mazmur-mazmur sejajar: 14 = 53; 70 = 40.14-18; 108 = 57.8-12 = 60.7-14 Implikasi: tampaknya dikumpul oleh tangan yang berbeda Ada tiga kelompok mazmur menurut penggunaan nama ilahi yang dominan: (i) 2-41 YHWH 275x; Elohim 50x; (ii) 42-83 Elohim 240x; YHWH 43x; (iii) 84-150 kebanyakan YHWH.
Awal dan akhir Mzm 1-2 (1.1 dan 2.12) dipola dengan rumusan “berbahagia” (ashre): keduanya tidak berjudul Mzm 1 berisi ajakan untuk merenung mazmur-mazmur berikut; Mzm 2 melibatkan bangsa-bangsa dan raja pilihan Allah, kendati konteks kerajaannya tidak relevan lagi setelah pembuangan Mazmur-mazmur berikut kebanyakan berisi keluhan tetapi menjelang akhir kitab ini justru kebanyakan berisi pujian (“Halleluyah”): gerak dari keluhan kepada pujian!
Ciri-ciri puitis (13) Parallelisme: sering dalam bentuk keseimbangan gagasan antar-baris Sinonim: antar-baris terdapat gagasan yang serupa (2.3; 114.4) Antitesis: antar-baris terdapat gagasan yang berlawanan (20.9; 37.22) Sintetis: baris kedua melengkapi yang pertama (2.6; 126.1) Perbandingan: antar-baris terdapat perbandingan (42.2)
(14) Khiasme: a-b-b’-a’ (51.3-4; 62.11; tidak tampak dalam TB) Parellisme “menanjak”: penegasan atau penjelasan dari baris pertama dst. (93.3) Parellisme tidak terbatas pada baris tetapi juga bait (105.1-3; 19.8-9; 33.14-15; 118.8-9; 130.1-2) Metafora: “gembala” (23), “kota benteng” (62), “rusa” (42-43), “asap” (102) Refren (136; bnd. 8, 39, 42-43; 46, 49, 56, 57, 59, 62, 67, 80, 99-100, 107, 136, 144) Akrostik: mengikuti urutan abjad Ibrani; sulit diterjemahkan (9-10, 25, 34, 37, 111-112, 119, 145)
Tefilla Mazmur permohonan (tefilla), juga disebut “keluhan”, “ratapan”: (a) Permohonan umat (44, 60, 74, 79, 80, 83, 85, 90, 94, 123, 137) (b) Permohonan perorangan (3-7, 9-10, 13, 17, 22, 25-26, 28, 31, 35, 38, 41-43, 51, 54-59, 61, 64, 69-71, 77, 86, 88, 102, 109, 120, 130, 140-143)
Ciri-ciri mazmur permohonan (a) sapaan (b) ratapan/keluhan: “Allah”, “diri sendiri”, musuh (c) tinjauan/kenangan: akan kasih setia Allah (d) permohonan (e) firman Tuhan (f) ungkapan keyakinan (g) janji untuk memuji Tuhan
Tehilla Mazmur pujian (tehilla), disebut juga himnus: bersifat umum, mengagungkan Allah karena kebesaran-Nya, karya-Nya, kasih setia-Nya (8, 19, 29, 33, 47, 65, 66, 78, 93, 95-100, 103-104, 111, 113-114, 117, 134-136, 145-150) Ciri-ciri: (a) seruan untuk memuji; (b) dasar atau alasan memuji (“sebab, karena”)
Toda Nyanyian syukur (todah): ada hubungannya dengan kurban toda, lebih bersifat spesifik, mengungkapkan syukur atas pembebasan oleh Allah dari musuh, penderitaan, penyakit (18, 30, 32, 40.2-12; 66.13-20; 92, 116, 118, 138) Ciri-ciri: (a) pernyataan tentang alasan bersyukur; (b) cerita tentang karya Allah, sering didahului “sebab”; (c) niat memuji Tuhan seterusnya
Mazmur keyakinan Dapat digolongkan kepada tefilla “permohonan” dengan penekanan pada keyakinan, keteguhan iman kepada Tuhan secara pribadi (3, 4, 11, 16, 23, 62-63, 131) dan secara komunal (115, 125, 129) Mazmur 23 yang terkenal berbicara tentang keyakinan pada Tuhan sebagai gembala, tetapi juga dalam suasana yang digambarkan dengan “berjalan dalam lembah kekelaman”
Mazmur-mazmur raja Ciri khas: mazmur-mazmur yang tampaknya digubah dan digunakan berkaitan dengan kehidupan raja (2, 18, 20, 21, 45, 72, 89, 101, 110, 144.1-11), misalnya pelantikan (2), pernikahan (45), kemenangan dalam peperangan (20). Mazmur raja mengandaikan keberadaan seorang raja sehingga tidak lagi dipakai secara harfiah setelah masa pembuangan. Namun, mazmur ini tetap dilestarikan dalam pengharapan akan kehadiran raja yang dinantikan di masa depan (“mesias”)
Mazmur-mazmur Sion Mzm 137.3 “Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion” (syir syion) Ciri khas: merayakan pilihan Allah atas Sion di Yerusalem sebagai pusat kehadiran-Nya (46, 48, 76, 84, 87, 122) Sion disebut “kota Allah” (‘’ir elohim 46.5-6). Mzm 48.13-15 mengandaikan prosesi mengitarinya Mzm 122 mengandaikan ziarah tahunan ke Yerusalem
Mazmur-mazmur liturgis Unsur-unsur liturgi terlihat lebih konkret dalam mazmur-mazmur kategori ini (15 dan 24; bnd. 50, 81, 95, 115, 132) Mzm 15 tampak sebagai liturgi memasuki Bait Suci: umat bertanya (15.1) dan imam menjawab (15.2-5) Mzm 24 mengesankan adanya prosesi masuk ke Bait Suci. - tanya (24.2), jawab (24.4-5) - orang yang di luar meminta (24.7), yang di dalam merespons dengan pertanyaan (24.8a) dan dijawab kelompok ybs (24.8b)
Mazmur hikmat & Taurat Mazmur-mazmur ini bersifat mengajar atau merenungkan Taurat (37, 49, 73, 112, 127, 128, 133 dan 1, 19, 119). Kurang tampak keluhan atau pujian yang diarahkan kepada Tuhan. Tema mazmur hikmat: pertentangan antara ganjaran bagi orang benar dan jahat (bnd. Ams 10.3; 26.27); terkadang mempersoalkan kemujuran orang fasik (37, 49, 73) Mazmur hikmat/Taurat ditempatkan sebagai pengantar, dengan maksud menjadikan kitab Mazmur sebagai bahan pembinaan (bnd. 112, 128)
Ringkasan Pernyataan Pujian dan pengagungan kepada Tuhan tentang siapakah Dia dan apa yang sudah dikerjakanNya dengan menyediakan hikmat, perlindungan, pemenuhan janji akan Mesias, dan firmanNya sehingga manusia dapat merendahkan diri dihadapanNya dengan memercayaiNya dan dengan ucapan syukur.