BIOMEKANIKA LOMPAT JAUH Oleh: Aris Priyanto, M.Or
Pendahuluan: Prinsip dasar lompat jauh adalah meraih kecepatan awalan yang setinggi-tingginya sambil tetap mampu nelakukan tolakan yang kuat ke atas dengan kaki untuk meraih ketinggian saat melayang yang memadai sehingga dapat menghasilkan jarak lompatan. Untuk itu kondisi fisik dan teknik yang memadai perlu dimiliki oleh seorang pelompat yang baik.
Lanjutan: Balesteros (1979) mengemukakan bahwa lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu awalan dengan daya vertikal yang dihasilkan dari kekuatan kaki menolak. Hasil dari kedua gaya menentukan parabola titik gravitasi.
GERAKAN LOMPAT JAUH:
Deskripsi: Dalam lompat jauh, jarak lompatan seorang atlit mungkin dinilai menurut jumlah keseluruhan dari tiga jarak: Jarak horisontal antara batas depan ketika lepas landas dan center of gravity atlit pada jarak lepas landas itu Jarak horisontal yang ditempuh center of gravity sementara atlit itu melayang Jarak horisontal antara center of gravity pada saat tumit menyentuh pasir dan jejak di pasir yang darinya jarak lompatan itu dihitung.
Lanjutan: Ketika berada di udara, satu-satunya tujuan altit adalah memperhitungkan posisi tubuh yang optimal untuk mendarat. Atlit hampir pasti mendapatkan forward angular momentum selama lari ancang-ancang dan lepas landas. Forward angular momentum ini cenderung menyebabkan kaki berada di bawah center of gravity pada saat atlit ingin kaki-kaki itu lurus ke depan. Persoalan utama yang dihadapi atlit adalah meminimalkan pengaruh yang tidak diinginkan dari forward angular meomentum ini.
Lanjutan: Jika atlit dengan sengaja mencondongkan tubuh ke depan selama saat terakhir pada waktu terbang, kaki-kaki diangkat sebagai reaksi dari gerakan ini dan pendaratan sedikit bisa ditunda. Meningkatnya lamanya waktu terbang memungkinkan atlit untuk melakukan penerbangan parabolis yang lebih jauh dibandingkan dengan yang sebaliknya.
Lanjutan: Pada sisi lain dari buku besar (ledger), pencondongan tubuh ke depan mengurangi jarak pendaratan (anggapannya atlit tidak terjengkang) dengan memindahkan center of gravity menjadi lebih dekat ke kaki dibandingkan yang akan terjadi jika posisi tubuh lebih tegak. Jika atlit mengambil posisi tubuh yang tegak, atau sedikit condong ke belakang, berbagai pengaruh ini akan berubah, waktu terbang menurun sementara jarak pendaratan meningkat
Teknik Lompat Jauh 1. Awalan Awalan dilakukan dengan berlari yang kian lama kian mendekati kecepatan maksimal, namun masih tetap terkendali untuk melakukan tolakan. Tujuannya adalah meraih kecepatan maksimal yang terkendali untuk melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya. Henry menyebutkan bahwa jika seorang atlit mampu mengendalikan 100% kecepatan maksimal lari jarak pendeknya, lari ancang-ancang sama jauhnya dengan jarak yang dia tempuh dalam 6 s, sekitar 45-55 meter, harus dilakukan. Tetapi, jika seorang atlit bisa melakukan hanya dengan 95% dari kecepatan maksimalnya, penemuan Henry menunjukkan bahwa lari ancang-ancang sejauh 20 m sudah cukup
2. Tolakan Tolakan dilakukan sebagai tahap pengalihan telapak kaki tolak untuk lepas landas. Tujuannya adalah menghasilkan tolakkan sekuat-kuatnya agar dapat mengangkat titik berat badan setinggi-tingginya. Arah gaya lepas hendaknya merupakan kombinasi antara kecepatan gerak kecepatan horizontal (lari awalan) dan gerak kecepatan vertikal (tenaga tolakan). Hasil kombinasi dari kedua kecepatan tersebut akan menghasilkan kecepatan tinggal landas dan parabola titik berat badan pada saat melayang
3. Melayang di Udara 4. Mendarat Sasaran pokok dari teknik melayang di udara adalah: Memelihara keseimbangan badan saat melayang Mengusahakan tahanan udara sekecil mungkin Mengusahakan melayang di udara selama mungkin dan Menyiapkan letak kaki dalam posisi yang menguntungkan pada waktu mendarat, yaitu dengan cara menjulurkan kaki lemas ke depan. 4. Mendarat Mendarat harus dilakukan dengan cara-cara yang tidak menjadi penyebab pendaratan yang merugikan
Gaya-gaya dalam Lompat Jauh: Gaya Langkah (Stride Long Jump Style)
2. Gaya Menggantung (Hang Style)
3. Gaya Jalan di Udara (Walking in the Air Style)
Kesimpulan:
TERIMA KASIH