KONFLIK PEKERJAAN (Pertemuan ke-9) Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Global Informatika Multi Data Palembang KONFLIK PEKERJAAN (Pertemuan ke-9) Oleh : Andri Wijaya, S.Pd., S.Psi., M.T.I.
PENGANTAR PLURALISME DAN KONFLIK MERUPAKAN REALITAS HIDUP
DEFINISI KONFLIK Berasal dari kata con-ligere atau conffictum artinya : semua bentuk benturan, tabrakan, ketidaksesuaian, pertentangan, perkelahian, oposisi, dan interaksi-interaksi yang antagonis bertentangan. KONFLIK adalah relasi-relasi psikologis yang antagonis, berkaitan dengan tujuan-tujuan yang tidak bisa disesuaikan, interesi-interes yang eksklusif dan tidak bisa dipertemukan, sikap-sikap emosional yang bermusuhan, dan struktur-struktur nilai yang berbeda.
DEFINISI KONFLIK KONFLIK (dalam situasi kerja) adalah konfrontasi antara individu atau kelompok yang dapat mempertinggi (menguntungkan) atau merintangi (merugikan tercapainya tujuan organisasi).
SUMBER-SUMBER KONFLIK Dibedakan dalam 3 kategori pokok : FAKTOR KOMUNIKASI, DISEBABKAN OLEH BESARNYA PERUSAHAAN ATAU ORGANISASI Banyaknya unit kerja yg tidak bisa berkomunikasi dengan baik Terjadinya salah paham Tidak lancarnya/ baik komunikasi karyawan dan atasan Hubungan yang bersifat terlalu formal
SUMBER-SUMBER KONFLIK FAKTOR STRUKTUR ORGANISASI Sistem birokrasi dan Overbirokratisasi Heterogenitas sifat pemimpin Supervisi yang terlalu ketat Sistem hadiah dalam kompetisi Limitasi Sumber energi Struktur organisasi yang berbentuk piramidal
SUMBER-SUMBER KONFLIK FAKTOR TINGKAH LAKU PRIBADI Pribadi pemimpin Kepuasan dan apresiasi terhadap status sendiri Tujuan yang ingin dicapai.
HUBUNGAN KONFLIK DENGAN KESUKSESAN ORGANISASI Organisasi yang tidak mau menstimulir konflik akan menghadapi : Timbulnya cara berfikir yang stagnant Tidak mampu mengambil risiko & keputusan yang tepat Condong menjadi dekaden, merosot, dan jadi minder Bisa mengakibatkan kematian/ kebangkrutan organisasi.
HUBUNGAN KONFLIK DENGAN KESUKSESAN ORGANISASI Orang/ perusahaan tanpa Konflik : tidak ada tantangan, tidak ada kemajuan, tidak ada stimulasi untuk evaluasi kekurangan/ koreksi, kelesuan-kelambanan-kemalasan psikis, apatisme......stagnasi total.
HUBUNGAN KONFLIK DENGAN KESUKSESAN ORGANISASI Konflik dalam batas-batas yang wajar, merefleksikan : demokrasi, kebinekaan, perbedaan, perubahan, keragaman, perkembangan, pertumbuhan, aktualisasi diri, dll.
PERUBAHAN PANDANGAN TENTANG KONFLIK
KONFLIK DAN PRESTASI ORGANISASI
SENI MENGELOLA KONFLIK membuat standar-standar penilaian yang tegas menemukan masalah-masalah yang kontroversial dan konflik-konflik menganalisa situasi dengan cermat mengevaluasi konflik secara obyektif memilih aksi-aksi tertentu untuk koreksi/perbaikan kesalahan
TEKNIK MENSTIMULIR KONFLIK stimulasi konflik melalui teknik (memutus/mengacau) komunikasi stimulasi konflik melalui teknik mengacau/merubah struktur stimulasi konflik dengan memasukkan orang baru, dll
CARA-CARA MEMECAHKAN KONFLIK Pemecahan Masalah Mendiskusikan dengan musyawarah, melalui sikap kooperatif Melepaskan perbedaan yg tidak prinsipiil, dan lebih banyak menemukan titik-titik persamaannya. Mempersatukan tujuan Re-fokus pada tujuan bersama, tumbuhkan solidaritas untuk bekerja secara kolaboratif dan percaya-mempercayai.
CARA-CARA MEMECAHKAN KONFLIK Penghindaran Konflik Menghindari dan menarik diri dari berkonflik, menjauhkan diri dari clash terbuka. (tetapi menimbulkan konflik bathin). Ekspansi Sumber Daya Bila limitasi sumber daya menjadi penyebab, maka memperbesar sumber daya menjadi kunci meredakan konflik.
CARA-CARA MEMECAHKAN KONFLIK Memperhalus Konflik Memperhalus penyelesaian konflik dengan mencari titik temu Mengecilkan perbedaan dan mempertinggi titik persamaan antar kelompok yang berkonflik Kompromi Kedua pihak saling berjanji bersedia melepaskan sebagian dari tuntutannya; tidak ada pihak yang menang atau kalah, sehingga mencapai keputusan bersama.
CARA-CARA MEMECAHKAN KONFLIK Menerapkan tindakan otoriter Otoritas dan kewibawaan pimpinan/top manager merupakan suara pemutus bagi konflik interpersonal dan konflik antar kelompok. Mengubah Struktur Individual dan Organisasi Rotasi karyawan, membentuk badan koordinasi, dan memperluas partisipasi aktif karyawan, dll agar tercipta iklim psikis baru.