Study and Journey in Lead by: Mr. Yose Rizal Leang-Leang Bantimurung Fort Rotterdam Leang-Leang Bantimurung Lead by: Mr. Yose Rizal
FORT ROTTERDAM
Lokasi benteng tua ini hanya sekitar 2 km dari Pantai Losari. Tembok Fort Rotterdam hitam berlumut dan menjulang tinggi hingga 5 meter. Benteng yang juga disebut Benteng Ujung Pandang ini sekarang menjadi Pusat Kebudayaan Makassar. Meski arsitektur benteng memiliki ciri khas bentang tahun 1600an, tapi sebetulnya dibangun tahun 1545. Raja Gowa ke X, Tunipallangga Ulaweng, adalah tokoh pembangunan Fort Rotterdam. Awalnya benteng terdiri dari tembok batu yang dicampur dengan tanah liat yang dibakar hingga kering. Namun ketika berpindah tangan pada masa pemerintahan Raja Gowa ke XIV,tembok benteng diganti dengan batu padas yang berwarna hitam keras. Pada masa itu, Belanda menguasai area Banda dan Maluku. Mereka memutuskan untuk menaklukan Gowa agar armada dagang VOC bisa dengan mudah masuk dan merapat ke Sulawesi. Maka pada tahun 1666 pecahlah perang pertama antara raja Gowa yang berkuasa di dalam benteng dengan Belanda.
Bentuk Benteng Fort Rotterdam Bentuk dari Benteng ini terlihat seperti seekor kura-kura. Bangunan benteng Fort Rotterdam amatlah kokoh. Di dalam benteng ini, sekarang didirikan museum yang di Dalamnya terdapat peninggalan barang bersejarah. Seperti pedang, guci, vas, batu-batu penyusun bangunan, dan lainnya. Peninggalan guci guci ini berasal dari pedagan pedagang dari Cina pada zaman itu. Batu penyusunnya antara lain batu bata dan batu padas
Taman Prasejarah Leang-Leang
Terletak di Kecamatan Batimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Di taman ini ada ratusan goa prasejarah yang tersebar di perbukitan cadas (karst) Maros-Pangkep. Dalam bahasa Makassar, leang artinya goa. Serupa dengan kata liang yang artinya lubang. Hal yang menarik dari tempat ini adalah adanya lukisan-lukisan dinding pada goa-goa di Leang-Leang. Dari gambar-gambar pada dinding goa dan alat-alat yang ditemukan, kita bisa tahu seperti apa kehidupan manusia prasejarah. Goa Pettae menghadap ke barat. Gambar yang ditemukan pada goa ini ada 5 gambar telapak tangan dan satu gambar babi rusa meloncat dengan anak panah di dadanya.
Selain gambar, ditemukan pula artefak serpih, bilah, serta kulit kerang yang terdeposit pada mulut goa. Untuk mencapai goa ini wisatawan harus menaiki 26 anak tangga. Goa Petta Kere berada 300 meter di sebelah Gua Pettae. Peninggalan yang ditemukan pada goa ini adalah dua gambar babi rusa, 27 gambar telapak tangan, alat serpih bilah, dan mata panah. Memiliki 64 anak tangga.
salah satu leang yang memiliki Batu purbakala yang teruntai disepanjang jalan menuju ke gua leang-leang ini sangat indah Lukisan cap tangan bentuk babi hutan Buatan manusia purbakala Sampah dapur manusia purbakala. Sampah makanan mereka mengendap di sela-sela bagian depan gua. Leang Pettae adalah salah satu leang yang memiliki lukisan cap tangan
Potret Pak Yose menjelaskan Momen-Momen Pemateri memberikan pengarahan. Potret Pak Yose menjelaskan sejarah leang-leang Foto bersama Ibu guru Menuju gua leang-leang
BANTIMURUNG Bantimurung adalah tempat wisata yang sangat diminati pengunjung. Tempat pemandian air terjun ini juga memiliki museum kupu-kupu. Warnanya indah, ada yang berwarna biru metalik bernama Hercules dll. Sepanjang parkiran, kita bisa membeli cindera mata insekta seperti kupu-kupu, kepik dengan berbagai macam spesies dan warna-warna menarik. Di tempat ini, kita bisa memasuki gua gua bantimurung. Contohnya Gua Mimpi. Gua ini sangat licin dan gelap sehingga wisatawan harus berhati-hati melangkah. Tempat wisata ini tak pernah sepi, apalagi di hari libur. Selain tempat indah dan suasana yang sejuk, biaya masuk pun relatif murah.
KELOMPOK STUDY LAPANGAN X.7 Chalidah Dwinarama ( 9 ) Ika Mayang Ramadhaningrum ( 12 ) Niar Indah Purnama Sari ( ) Rizqi Putri Arin Apriandari ( ) Yuni Sartika ( 30 )