1.4.2. TEORI PRODUKSI 1.4.2.1. PENGERTIAN TEORI PRODUKSI. 1.4.2.2. OPTIMALISASI PRODUKSI. .
1.4.2.1. PENGERTIAN TEORI PRODUKSI. SUATU USAHA ATAU KEGIATAN UNTUK MENAMBAH KEGUNAAN (NILAI GUNA) SUATU BARANG. KEGUNAAN SUATU BARANG AKAN BERTAMBAH BILA MEMBERIKAN MANFAAT BARU ATAU LEBIH DARI BENTUK SEMULA. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI : ALAT ATAU SARANA UNTUK MELAKUKAN PROSES PRODUKSI. PRODUKSI ALAMI BERSIFAT EXTERNAL, EFISIENSI DAN EFEKTIFITASNYA TIDAK DAPAT DIKONTROL OLEH MANUSIA, SEHINGGA KELEBIHAN ATAU KEKURANGAN YANG HARUS DITERIMA OLEH PEMAKAI. CONTOH PRODUKSI ALAMI ADALAH IKAN DI LAUTAN, ROTAN DAN DAMAR DI HUTAN DAN MINYAK SERTA GAS DI PERUT BUMI. PRODUKSI REKAYASA ADALAH PRODUKSI YANG BERSIFAT INTERNAL DALAM ARTI DAPAT DIKONTROL OLEH PEMAKAI. EFEKTIFITAS DAN EFISIENSINYA DAPAT DIATUR DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI.
1.4.2.2. OPTIMALISASI PRODUKSI. 2 CARA UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI YAITU : MENGOPTIMALKAN PRODUKSI (MAKSIMUM PRODUKSI). MENGOPTIMUMKAN BIAYA (MINIMUM BIAYA).
1.4.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN 1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN. 1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA. 1.4.3.1.2. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG
1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN. PENERIMAAN PERUSAHAAN ADALAH SUATU KONSEP YANG MENGHUBUNGKAN ANTARA JUMLAH BARANG YANG DIPRODUKSI DENGAN HARGA JUAL PER UNITNYA. RUMUS = R * P ATAU TR = Σ P*Q.
1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN. CONTOH KASUS 1 : BILA DIKETAHUI FUNGSI PERMINTAAN BARANG X DAN Y MASING-MASING ADALAH SEBAGAI BERIKUT QX = 40 – 2 P DAN P = 15 – QY TENTUKANLAH BERAPA BESAR PENERIMAAN (DLM RP) MAKSIMUM DARI 2 MACAM FUNGSI PERMINTAAN.
1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN. JAWAB : Qx = 40 – 2 P Rx = P*Q = P(40 – 2P) = 40P – 2P2 Rx’ = 40 – 4P, SYARAT MAKSIMUM Rx’ = 0 MAKA 40 – 4P = 0 P = 40/4 = 10. Rx = 40(10) – 2(10)2 = 400 – 200 = 200. Q = R/P = 200/10 = 20. 2. P = 15 – QY RY = P*Q = Q(15 – Q) = 15 Q – Q2 RY’ = 15 – 2 Q, SYARAT MAKSIMUM RY’ = 0 MAKA 15 – 2 Q = 0 Q = 15/2 = 7,5 RY = 15 (7,5) – (7,5)2 = 112,5 – 56,25 = 56,25 P = R/Q = 56,25/7,5 = 7,5 Rtotal = Rx + RY = 200 + 56,25 = 256,25
1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN CONTOH KASUS 2 : BILA DIKETAHUI FUNGSI PERMINTAAN BARANG X DAN Y SEBAGAIMANA PADA CONTOH KASUS 1, PEMERINTAH MENGENAKAN PAJAK SEBESAR Rp 5/UNIT UNTUK BARANG X DAN Rp 3,5/UNIT UNTUK BARANG Y, TENTUKANLAH KEUNTUNGAN BERSIH MAKSIMUM YANG DITERIMA OLEH PERUSAHAAN ?
1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN JAWAB : RN(X) = QX(P – t )=20(10 – 5 ) = 20(5) = 100. RN(Y) = QY (P – t )=7,5(7,5 – 3,5 )=7,5(4)= 30. RTN = RN(X) + RN(Y) = 100 + 30 = 130.
1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN CONTOH KASUS 3 : DIKETAHUI FUNGSI PERMINTAAN BARANG X ADALAH Q = 40 – 2P DAN FUNGSI PENAWARAN Q = - 10 + P TENTUKANLAH APAKAH HARGA KESEIMBANGAN PASAR MEMBERIKAN PENERIMAAN MAKSIMUM ATAU TIDAK KEPADA PERUSAHAAN.
1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN JAWAB : KESEIMBANGAN PASAR : Qd = QS 40 – 2P = - 10 + P 3P = 50 P = 50/3 = 16,67 Q = - 10 + 16,67 = 6,67 R = P*Q = 16,67 * 6,67 = 111,69