Penelitian Kualitatif Penelitian Tindakan (Action Research). Dikembangkan oleh peneliti dan pengambil keputusan untuk menentukan kebijakan dalam memecahkan suatu masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain. Grounded Theory. Untuk menghasilkan, membuktikan, mengembangkan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu. Situasi dimana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa.
Penelitian Kualitatif (lanjutan) Studi Kasus. Memberi gambaran secara rinci tentang latar belakang dan karakteristik yang khas dari suatu kasus, yang kemudian dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Pengambilan data dilakukan secara mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Dibatasi oleh waktu dan tempat. Kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu.
Penelitian Kualitatif (lanjutan) Ethnography. Ethnography adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial dimana peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup. Ethnography adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut.
Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif Data dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau alamiah (natural setting). Peneliti sebagai alat penelitian. Peneliti sebagai alat utama dalam proses pengumpulan data, yaitu dengan metode observasi atau wawancara. Pengumpulan data secara deskriptif. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Mengutamakan data langsung atau “first hand”. Penelitian kualitatif menuntut sebanyak mungkin kepada penelitinya untuk melakukan sendiri kegiatan penelitian secara langsung di lapangan.
Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif (lanjutan) Lebih mementingkan proses daripada hasil. Latar belakang tingkah laku/perbuatan dicari maknanya. Apa yang ada di balik tingkah laku manusia merupakan hal yang pokok bagi penelitian kualitatif. Mementingkan rincian kontekstual. Peneliti mengumpulkan dan mencatat data yang sangat rinci mengenai hal-hal yang dianggap berhubungan dengan masalah yang diteliti. Pengambilan sampel dilakukan secara purposif. Metode kualitatif menggunakan sampel yang sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian.
Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif (lanjutan) Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti. Mengutamakan perspektif emik, artinya mementingkan pandangan responden, yakni bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dari segi pendiriannya. Data yang diperoleh langsung dianalisa, dilanjutkan dengan pencarian data lagi dan dianalisa, demikian seterusnya sampai dianggap mencapai hasil yang memadai. Teori bersifat dari dasar. Dengan data yang diperoleh dari penelitian di lapangan dapat dirumuskan kesimpulan atau teori.
Perbedaan Paradigma Ilmiah (Kuantitatif) dan Alamiah (Kualitatif) 1. Teknik yang digunakan Pada dasarnya, baik teknik kuantitatif maupun teknik kualitatif dapat digunakan bersama-sama. Namun, pada paradigma ilmiah memberi tekanan pada teknik kuantitatif, sedangkan paradigma alamiah memberi tekanan pada teknik kualitatif. 2. Kriteria kualitas Paradigma ilmiah sangat percaya pada kriteria: Keandalan, Obyektivitas, dan Rigor (kesahihan eksternal & internal). Paradigma alamiah menggunakan kriteria relevansi, dimana usaha menemukan kepastian dan keaslian merupakan hal yang penting dalam penelitian alamiah.
Perbedaan Paradigma Ilmiah (Kuantitatif) dan Alamiah (Kualitatif) 3. Sumber teori Paradigma ilmiah menekankan pada verifikasi hipotesis yang diturunkan dari teori Apriori, yaitu teori yang disusun dengan analisis secara deduktif dan logis. Paradigma alamiah menemukan teori dengan berdasar pada data yang berasal dari dunia nyata, dimana penyusunan teorinya dimulai dari dasar.
Perbedaan Paradigma Ilmiah (Kuantitatif) dan Alamiah (Kualitatif) 4. Pertanyaan tentang kausalitas Penelitian biasanya dihadapkan pada penentuan hubungan sebab-akibat. Paradigma ilmiah biasanya bertanya : “Dapatkah X menyebabkan Y ?” Hubungan tersebut didemonstrasikan di laboratorium, bahwa Y sesungguhnya dapat disebabkan oleh X. Paradigma alamiah kurang tertarik dengan apa yang diusahakan terjadi dalam situasi yang dirancang terlebih dahulu, namun lebih tertarik pada apa yang terjadi pada latar alamiah.
Perbedaan Paradigma Ilmiah (Kuantitatif) dan Alamiah (Kualitatif) 5. Tipe pengetahuan yang digunakan Ada dua tipe pengetahuan, yaitu : a) Pengetahuan proposisional └> dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa. b) Pengetahuan yang diketahui bersama └> intuisi, pemahaman, atau perasaan yang tidak dapat dinyatakan dengan kata-kata yang dalam hal-hal tertentu diketahui oleh subjek. Paradigma ilmiah membatasi diri pada pengetahuan proposisional. Paradigma alamiah mengizinkan dan mendorong pengetahuan yang diketahui bersama untuk dimunculkan, untuk keperluan membantu pembentukan teori dari dasar.
Perbedaan Paradigma Ilmiah (Kuantitatif) dan Alamiah (Kualitatif) 6. Pendirian Paradigma ilmiah berpendirian Reduksionis, yaitu menyempitkan penelitian pada fokusyang relatif kecil. Peneliti ilmiah mulai dengan merumuskan hipotesis, lalu hanya mencari informasi yang akan memberikan jawaban berkenaan dengan pengujian hipotesis. Paradigma alamiah berpendirian Ekspansionis. Peneliti alamiah mencari perspektif yang akan mengarahkan pada deskripsi dan pengertian fenomena sebagai keseluruhan. Peneliti alamiah bersifat terbuka, menjajaki, dan kompleks.
Perbedaan Paradigma Ilmiah (Kuantitatif) dan Alamiah (Kualitatif) 7. Maksud Paradigma ilmiah bermaksud menemukan pengetahuan melalui verifikasi hipotesis yang dispesifikasikan secara Apriori (disusun dengan analisis secara deduktif dan logis). Peneliti alamiah menitik-beratkan upayanya pada usaha menemukan unsur-unsur atau pengetahuan yang belum ada dalam teori yang berlaku. 8. Instrumen untuk mengumpulkan data Paradigma ilmiah memanfaatkan tes tertulis, seperti kuesioner atau alat bantu fisik lainnya. Peneliti alamiah lebih banyak bergantung pada dirinya sendiri sebagai alat pengumpulan data.
Perbedaan Paradigma Ilmiah (Kuantitatif) dan Alamiah (Kualitatif) 9. Penetapan pengumpulan dan analisis data Peneliti ilmiah dapat menetapkan semua aturan pengumpulan dan analisis data sebelum penelitian. Mereka sudah mengetahui hipotesis yang akan diuji dan dapat mengembangkan instrumen yang cocok dengan variabel penelitiannya. Dalam paradigma alamiah, analisis data dilakukan selama proses pengumpulan data berlangsung dan sesudah pengumpulan data.
Perbedaan Paradigma Ilmiah (Kuantitatif) dan Alamiah (Kualitatif) 10. Desain penelitian Dalam paradigma ilmiah, desain harus disusun secara pasti sebelum fakta dikumpulkan. Sekali desain digunakan, maka tidak boleh mengubahnya dalam bentuk apapun. Dalam paradigma alamiah, desain dapat disusun sebelumnya secara tidak lengkap. Apabila sudah digunakan, desain senantiasa dilengkapi dan disempurnakan.
Perbedaan Paradigma Ilmiah (Kuantitatif) dan Alamiah (Kualitatif) 11. Gaya Paradigma ilmiah menerapkan intervensi. Variabel bebas dan terikat diatur sedemikian rupa sehingga hanya variabel ini yang muncul untuk diukur dan kemudian dikonfirmasikan dengan hipotesisnya. Paradigma alamiah bergantung pada seleksi. Dari peristiwa- peristiwa yang terjadi secara alamiah akhirnya dipilih suatu gejala tanpa mengadakan intervensi (tidak mengelola situasi, tetapi memanfaatkannya).
Perbedaan Paradigma Ilmiah (Kuantitatif) dan Alamiah (Kualitatif) 12. Latar Peneliti ilmiah bersandar pada latar laboratorium untuk keperluan mengadakan kontrol. Peneliti alamiah cenderung mengadakan penelitian dalam latar alamiah (alam). 13. Perlakuan Dalam paradigma ilmiah, konsep perlakuan sangat penting. Pada setiap eksperimen, perlakuan itu harus stabil karena akan menentukan unsur yang berpengaruh pada suatu variabel tertentu. Dalam paradigma alamiah, tidak mengenal konsep perlakuan karena perlakuan menyertakan beberapa cara manipulasi atau intervensi.
Perbedaan Paradigma Ilmiah (Kuantitatif) dan Alamiah (Kualitatif) 14. Satuan kajian Satuan kajian paradigma ilmiah adalah variabel dan hubungan antar variabel. Paradigma alamiah berpendirian agar satuan kajian lebih sederhana, lebih menekankan pada kemurnian pola-pola yang diamati secara alamiah. 15. Unsur-unsur kontekstual Peneliti ilmiah senantiasa berusaha mengontrol seluruh unsur yang menggaggu. Peneliti alamiah mengundang adanya ikut campur sehingga mereka secara lebih baik dapat mengerti peristiwa dalam dunia nyata dan merasakan pola-pola yang ada di dalamnya.