MATA KULIAH AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL PRINSIP-PRINSIP CSR MATA KULIAH AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL
Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu menjelaskan 3 Prinsip CSR Mahasiswa mampu menjelaskan pentingnya prisip CSR dalam organisasi
Minat Terhadap CSR Perilaku bisnis Buruk terhadap pelanggan Memperlakukan karyawan tidak adil Mengabaikan lingkungan dan konsekuensi dari tindakan organisasi. isu perubahan iklim keprihatinan dengan rantai pasokan bisnis adalah perusahaan melakukan bisnis dengan pemasok sendiri dan pemasok dari mereka sendiri
Tekanan Terhadap CSR Peduli karena greenwashing Dorongan karena individu yang peduli - tidak hanya pelanggan, tetapi juga karyawan, manajer, pemilik dan investor perusahaan Reaksi terhadap tekanan eksternal. Pengembangan perilaku yang bertanggung jawab dan pelaporan.
Kesadaran CSR Kegiatan sukarela yang menunjukkan kepedulian terhadap stakeholders. Bagaimana menyeimbangkan kebutuhan yang saling bertentangan dan harapan dari kelompok berbagai stakeholder yang masih peduli dengan pemegang saham, Bagaimana cara mempraktekkan keberlanjutan, Bagaimana melaporkan kegiatan ini kepada mereka yang tertarik, Bagaimana untuk memutuskan apakah satu kegiatan yang lebih bertanggung jawab secara sosial.
Isu-isu lingkungan, efek, dan implikasinya Lingkungan dapat dipengaruhi baik secara positif, misalnya melalui proyek lansekap, atau negatif, misalnya melalui penciptaan tumpukan limbah dari suatu operasi pertambangan. Tindakan organisasi ini memberlakukan biaya dan manfaat pada lingkungan eksternal. Biaya dan manfaat bentuk realitas kegiatan operasional organisasi. Biaya dan manfaat telah tereksternal. Konsep eksternalitas karena berkaitan dengan cara di mana biaya-biaya dan manfaat yang tereksternal dari organisasi. Biaya tereksternal tersebut dan manfaat secara tradisional telah dianggap tidak menjadi perhatian organisasi, dan manajer perusahaan, karenanya telah dikecualikan dari akuntansi.
Biaya Eksrtenalitas Organisasi dapat melaporkan, melalui akuntansi dengan penciptaan nilai oleh eksternalisasi biaya, yang dikecualikan dari akuntansi kegiatan organisasi. Biaya eksternalitas terbagi secara spasial dan temporal.
Spasial Eksternal Eksternalisasi spasial menggambarkan cara di mana biaya dapat ditransfer ke entitas lain pada periode waktu saat ini. Contoh eksternalisasi spasial tersebut meliputi: Degradasi lingkungan meskipun hal-hal tersebut membebankan biaya kepada masyarakat setempat melalui mengurangi kualitas hidup; Polusi menyebabkan pembebanan biaya terhadap masyarakat pada umumnya; Pembuangan membebankan biaya kepada siapa pun yang bertugas pembuangan seperti; Masalah Limbah Menghapus staf dari toko membebankan biaya kepada pelanggan yang harus antrian untuk layanan; Pembebanan biaya manufaktur pada pemasok dengan mentransfer biaya stockholding kepada mereka.
Dalam pasar yang semakin global maka salah satu cara favorit biaya eksternalisasi adalah melalui transfer biaya tersebut ke negara dunia ketiga. Hal ini dapat dilakukan dengan pengalihan kegiatan operasional, atau setidaknya mereka yang memiliki dampak lingkungan, untuk sebuah negara di mana rezim regulasi kurang menuntut. Dalam hal ini perlu dicatat bahwa argumen tentang mengurangi biaya tenaga kerja umumnya digunakan Untuk suatu pengalihan kegiatan operasional, tetapi pada saat yang sama rezim regulasi yang kurang menuntut juga ada.
Temporal eksternalisasi Temporal biaya menggambarkan cara di mana biaya ini dipindahkan dari periode waktu saat ini ke waktu lain di masa datang. Hal ini memungkinkan penciptaan nilai yang dilaporkan, melalui akuntansi, dan harus dicatat di masa sekarang. Contoh: Menunda investasi untuk jangka waktu masa depan dan nilai dilaporkan meningkat di masa sekarang; Gagalnya penyediaan biaya pembuangan aset dalam penilaian modal investasi dan membebankan biaya tersebut untuk pemilik di masa depan. Gagalnya pembuangan bahan sampah karena dan meninggalkan masalah bagi masa depan; Sebab polusi yang kemudian harus dibersihkan di masa depan; Penipisan sumber daya alam yang terbatas akan menyebabkan masalah bagi kelangsungan hidup masa depan organisasi; Kurangnya penelitian dan pengembangan produk yang menimbulkan masalah bagi kelangsungan hidup masa depan organisasi; Menghilangkan pelatihan staf dapat menghemat biaya di masa sekarang dengan mengorbankan daya saing di masa depan.
INTERNALISASI BIAYA TRUE COST INTERNAL COST FREE GOODS teknologi air, udara, tanah tenaga kerja produk sumber bahan baku alam.
Konsepsi Biaya Biaya sebenarnya (true cost) = Actual (internal) + hidden (external) costs Kategori biaya lingkungan: beban siapa? 1. Damage cost 2. Avoidance Cost 3. Abatement Cost 4. Transaction Cost
Free Goods: Air, Udara, Tanah IMPLEMENTASI EKONOMI Biaya Sebenarnya External Cost (Hidden Cost): Damage cost Avoidance Cost Abatement Cost Transaction Cost Internal Cost (Actual Cost): Teknologi Tenaga Kerja Bahan Baku Free Goods: Air, Udara, Tanah
Implementasi CSR pada Kasus Tambang Emas Antam Pangkor Bogor Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor (UBPEP) yang mengantongi izin KP eksploitasi sejak 10 April 1992 untuk jangka 30 tahun. Kawasan KP ini semula seluas 4058 hektar kemudian diperluas menjadi 6047 hektar yang terdiri atas Taman Nasional Gunung Halimun, lahan Perhutani, dan lahan masyarakat. Daerah penambangan Pongkor ini terletak di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Temuan cadangan emas Pongkor ini-hingga saat ini merupakan yang terbesar di Pulau Jawa, yang ternyata selain memberi keuntungan besar, temuan ini juga menuai persoalan sosial dan ekonomi yang rumit dengan maraknya PETI.
Di Pongkor, PT Aneka Tambang menambang bawah permukaan karena sebagian besar kawasan termasuk wilayah Taman Nasional Gunung Halimun yang ekosistemnya tidak boleh diganggu. Karena itu para gurandil terpaksa membuat lubang atau sumur sehingga bisa mencapai "urat emas" yang mereka inginkan. Ketegangan PETI dengan perusahaan mencapai puncaknya pada Desember 1998: kerusuhan yang membumihanguskan kompleks dan fasilitas kantor UBPEP di Sorongan. Akibat kerusuhan ini, PT Aneka Tambang berhenti berproduksi selama 10 hari dengan kerugian negara mencapai miliaran rupiah.
REAKSI PT ANTAM DI BIDANG SOSIAL UNTUK MERESPON KASUS TAMBANG EMAS PANGKOR BOGOR Tanggung jawab Antam di bidang sosial diwujudkan dalam program Pengembangan Masyarakat (Community Development/Comdev) dan Bina Lingkungan. Pencapaian Antam yang menonjol dalam bidang sosial ditandai dengan meningkatnya secara signifikan tingkat kesejahteraan, tingkat kesehatan, dan tingkat kualitas pendidikan. Pencapaian tersebut menggambarkan prinsip dasar kegiatan tanggung jawab sosial dalam tiga pilar utama (trimitra): perusahaan, pemerintah, dan masyarakat yang saling berhubungan, serta tali temali antar program yang tidak dapat dipisahkan (triple bottom line).