PUBLIC RELATIONS DAN ETIKA Dian Anggraeni, M.Si.
Pengertian Etika Berasal dari bahasa Yunani adalah ‘Ethos’ yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin yaitu ‘Mos’ yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan). Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu: Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su) Akhlak ( Arab), berarti moral dan etika berarti ilmu akhlak
Menurut Aristoteles: Terminus Techius. Pengertian etika dalam hal ini adalah etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia Manner dan Custom. Membahas Etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia ( in herent in human nature) yang terikat dengana pengertian ‘baik dan buruk’ suatu tingkah laku atau perbuatan manusia
MORAL Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, akan tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. ETIKET Etiket berkaitan dengan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal. Persamaannya dengan etika adalah mengenai perilaku manusia secara normatif yang etis. Artinya memberikan pedoman atau norma-norma tertentu yaitu bagaimana seharusnya seseorang itu melakukan perbuatan dan tidak melakukan sesuatu perbuatan
Perbedaan Etika dan Etiket menurut K. Bertens, 1994: Etika adalah niat apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai dengan pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya. Etiket adalah menetapkan cara untuk melakukan perbuatan benar sesuai dengan yang diharapkan. Etika adalah nurani (batin), bagaimana harus bersikap etis dan baik yang sesungguhnya timbul dari kesadaran diri. Etiket adalah formalitas (lahiriah) dari sikap luarnya penuh dengan sopan santun dan kebaikan Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan baik mendapat pujian dan yang salah harus mendapat sangsi. Etiket bersifat relatif,yaitu dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan daerah tertentu, tetapi belum tentu di tempat daerah lainnya. Etika berlakunya tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang hadir. Etiket hanya berlaku, jika ada orang lain yang hadir, dan jika tidak ada orang lain maka etiket tidak berlaku
Peranan Etika 1. Etika itu Punya Nilai Ekonomis Kejujuran membawa manfaat Bisnis akan lebih berhasil bila dipercaya Dalam dunia PR kredibilitas itu mutlak Kejujuran adalah aturan paling mendasar. Kegiatan-kegiatan PT takkan membawa manfaat apapun jika tidak dipercaya Di dalam dunia PR kita bertanggung jawab untuk menyajikan informasi faktual secara akurat tanpa pengurangan maupun penambahan. Para penerima informasi yang berhak menentukan sikap atau memberi komentar
Peranan Etika 2. Etika dan Perilaku Etika terutama sekali harus diterapkan pada setiap perilaku para praktisi PR Integritas pribadi merupakan bagian utama dari profesionalisme Praktisi PR harus menerapkan PR terhadap diri mereka sendiri mengingat sosok mereka selalu disorot dan dinilai berdasarkan apa yang mereka kerjakan Praktisi PR yang baik adalah mereka yang senantiasa berusaha memberikan nasihat-nasihat terbaik, tidak suka menyuap atau disuap
Peranan Etika 3. Instruksi-Instruksi yang tidak etis Para praktisi harus mau dan mampu menolaknya karena hal itu jelas bertentangan dengan kode etik profesional yang harus mereka anut dan junjung tinggi. Sebagai landasan formal bagi segenap kegiatan, setiap praktisi PR profesional wajib mencari bentuk pengakuan atas kedudukan profesionalnya
PR Membentuk Kepribadian PR adalah suatu pendekatan yang sangat strategis yang menggunakan konsep-konsep komunikasi. Dengan teknik-teknik komunikasi yang sesuai, praktisi PR akan menjadi tenaga yang sangat penting bagi dunia usaha. Dan tentu saja ini ada hubungannya dengan kepribadian. Suatu organisasi atau perusahaan yang sukses tanpa public relations adalah sama dengan, katakanlah, seorang salesman, seorang politikus atau pengacara (atau profesi pembujuk lainnya) yang berhasil tanpa kepribadian. Jumlah di antara mereka yang berhasil tanpa kepribadian memang tidak sedikit. Haywood melanjutkan, “sayangnya tak banyak orang yang secara alami mempunyai kepribadian yang positif, yang tidak perlu memikirkan sikapnya, pendekatan-pendekatannya atau perilakunya.” ( Roger Haywood, 1987)
Kepribadian memang tetap merupakan modal penting untuk menjadi praktisi PR. Tetapi lebih dari itu strategi lebih jaug lebih penting. Strategi meliputi cara-cara membangun kepribadian perusahaan atau organisasi. Dengan kata lain seorang praktisi PR harus bisa menstransfer pribadinya timbal balik dengan perusahaannya. Kepribadian perusahaan secara menyeluruh dipengaruhi oleh banyak elemen termasuk kepribadian praktisi PR itu sendiri. Elemen-elemen pembentuk kepribadian perusahaan antara lain: 1. Kepribadian dan perilaku pemilik dan eksekutif puncak perusahaan 2. Kepribadian dan perilaku para front liners 3. Budaya perusahaan 4. Hubungan antara perusahaan dan pihak-pihak lain, misalnya pemerintah, komunitas, konsumen, pemasok, bank, dll. 5. Karya-karya yang dipublikasikan ( logo, slogan, pidato, iklan, artikel) 6. Identitas korporat ( logo, gedung, desain interior dan eksterior) 7. Cara-cara penanganan krisis
Etika Public Relations Etika yang mengatur perilaku humas yang bisa bermuka dua. Di satu sisi, PR berfungsi sebagai institusi yang melayani kepentingan publik dan disisi lain, PR berfungsi sebagai mata dan mulut perusahaan yang terkait. Keduanya mempunyai kepentingan yang berbeda. Kedua kepentingan tersebut bisa bertabrakan satu sama lain. PR harus bisa menempatkan diri sebaik mungkin dalam kedua kedua hal tersebut.
Etika Profesi Public Relations Profesi: Adalah suatu hal yang berkaitan dengan bidang tertentu atau jenis pekerjaan yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yan bekerja tetapi belum tentu dikataakan memiliki profesi yang sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup untuk menyatakna suatu pekerjaan dapat disebut profesi. Profesi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek Pelaksanaan, dan penguasaan teknik intelektual yang merupakan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.
Kode Etik Profesi Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja. Mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan
Prinsip-Prinsip Etika Profesi Prinsip tanggung jawab Bertanggung jawab atas dampak profesinya itu terhadap kehidupan dan kepentingan orang lain, khususnya kepentingan orang-orang yang dilayaninya Prinsip keadilan Prinsip ini menuntut orang yang profesional agar dalam menjalankan profesinya ia tidak merugikan hak dan kepentingan tertentu, khususnya orang yang dilayaninya dalam rangka profesinya Prinsip otonomi Merupakan prinsip yang dituntut oleh kalangan profesional terhadap dunia luar agar mereka diberi kebebasan sepenuhnya menjalankan profesinya. Ini merupakan konsekuensi dari hakikat profesi itu sendiri Prinsip integritas moral Orang yang profesional juga orang yang punya integritas pribadi atau moral yang tinggi. Karena itu punya komitmen pribadi untuk menjaga keluhuran profesinya, nama baiknya, dan juga kepentingan lain atau masyarakat
Prinsip-Prinsip Etika Humas PR harus mendasarkan kerjanya atas fakta bukan fanatasi, dan bekerja berdasarkan program, baik program jangka pendek maupun jangka panjang PR berorientasi pada prinsip pelayanan dan mengutamakan kepentingan umum dan bukan kepentingan pribadi Dalam cara kerjanya, PR pada umumnya berupaya mencari dukungan dari pihak luar (target audience) agar program dapat tercapai dengan baik. Dalam cara kerjanaya sehari-hari, PR tidak lepas dari penggunaan media, karena itu PR harus mempunyai jalinan media relations yang kuat PR pada dasarnya selalu berfungsi sebagai mediator antara kepentingan perusahaan dan publiknya, karena itu dituntut mempunyai kemampuan berkomunikasi yang prima PR dalam melalukan komunikasi harus selalu dua arah dan harus bertanggung jawab sebagai komunikator yang baik, dan dalam hal ini harus mendasarkan cara kerjanya kepada hasil-hasil penelitian pendapat PR dalam batas-batas tertentu diharuskan menjelaskan sesuatu yang menjadi masalah bagi perusahaan, sebelum masalah itu berkembang menjadi apa yang disebut krisis PR PR profesional hanya dapat diukur melalui cara kerjanya
Kemampuan ‘Etis’ PR Kemampuan untuk kesadaran etis, lebih memperhatikan kepentingan profesi tidak subjektif, tetapi ditujukan untuk kepentingan yang lebih luas Kemampuan untuk berpikir etis dan mempertimbangkan tindakan profesi atau mengambil keputusan harus berdasarkan pertimbangan rasional, objektif dan penuh dengan integritas pribadi serta tanggung jawab yang tinggi. Kemampuan untuk berperilaku etis yaitu memiliki perilaku, sikap, etika moral dan tata krama (etiket) dalam bergaul dengan pihak lain. Termasuk memperhatikan hak-hak pihak lain dan dengan menghomati pendapat atau menghargai martabat orang lain. Kemampuan untuk kepemimpinan yang etis (ethical leadership) yakni kemampuan atau memiliki jiwa untuk memimpin secara etis, diperlukan untuk mengayomi, membimbing dan membina pihak lain yang dipimpinnya, termasuk menghargai pendapat dan kritikan dari orang lain demi tercapainya tujuan dan kepentingan bersama.
Maka dari penjelasan diatas maka kegiatan PR adalah aktivitas informasi berskala besar, yang mneyangkut keterlibatan orang banyak dan menuntut pula tanggung jawab sosial yang tidak ringan Sekalipun kegiatan PR merupakan rangkaian tindakan yang berdimesi ekonomis, namun haraus disadari bahwa keperdulian pokoknya tetap pada usaha untuk menghasilkan hubungan yang harmonis antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dengan eksistensi suatu lembaga.
Kode Etik Public Relations