 Amanda Fairuz H101111008  Zia Rosyidah 101111019  Niko Rilanto P 101111025  Ahmad Zamroni Lathif101111027  Musyidul Ibad101111040  Aderia Putri.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
INDIKATOR KESEHATAN PRODUKSI
Advertisements

START.
KESEHATAN LINGKUNGAN FKM-Unair
Indikator Kesejahteraan Masyarakat
ANTIKA DEWI INDRIA PUSPITA program SARJANA KEPERAWATAN STIkes Kendedes Malang.
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
Heris Hendriana Hotel Situ Buleud Purwakarta, 28 Februari 2013
POSYANDU.
EVALUASI TAHUN 2008 DAN RENCANA KERJA TAHUN 2009 BIDANG PKPM
BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK DISAJIKAN PADA RADALGRAM JAKARTA, 4 AGUSTUS 2009.
Akomodasi Pariwisata di sekitar Agrowisata Desa Betokan.
PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
Data-Data, Tata Cara Pendataan, dan Pemetaan Keluarga
Tujuan Pengaturan Upaya Kesehatan Anak:
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA
Enny Zuliatie Die-J YPI (Drop in Center Cijantung Yayasan Pelita Ilmu)
PENGORGANISASIAN DAN PEMBINAAN POKJANAL POSYANDU
PENYEHATAN LINGKUNGAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
PRESENTASI DOKTER KECIL DAN KESEHATAN
PENYELENGGARAAN LOKAKARYA MINI
PRESENTASI DOKTER KECIL DAN KESEHATAN
KOTA SEHAT BERAWAL DARI LINGKUNGAN YANG SEHAT
Balita Kurang Gizi (BKG)
PRESENTASI DOKTER KECIL DAN KESEHATAN
KONSEP PERILAKU KESEHATAN
USAHA DAN ENERGI ENTER Klik ENTER untuk mulai...
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA 2013
KONSULTASI TEKNIS HASIL PS PLPBK DESA KAUMAN, KECAMATAN COMAL.
PRESENTASI KEGIATAN DOKCIL
PROGRAM KERJA POKJA IV TP-PKK KAB WONOGIRI
Diskusi Forum Kesehatan Masyarakat Kecamatan Ungaran Timur
PROGRAM PHBS ( PERILAKU HIDUP BERSIH dan SEHAT )
PENTINGNYA HIK DAN HKP DALAM MENCAPAI SBS
SUSUNAN ORGANISASI PUSKESMAS
HASIL STUDI EHRA ( Environmental Health Risk Asessment ) KAB
PENGGERAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI RUMAH TANGGA
ANALISA KEMISKINAN PARTISIPATIF TINGKAT KELURAHAN (AKP KELURAHAN)
Tata cara pelaksanaan pendataan dan pemetaan Keluarga
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
OLEH REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt
SOSIALISASI KANTIN SEHAT SEKOLAH
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)
INDIKATOR PENCAPAIAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
Promosi Kesehatan dalam Berbagai Tatanan
OLEH : PATTIRO SEMARANG
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
PENDIDIKAN KESEHATAN WIWIK AFRIDAH.
Dr. Jum’atil Fajar, MHlthSc
STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat )
MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)
Apa itu PHBS ? PHBS adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dimana semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran. sehingga anggota keluarga.
PERBEDAAN DESA DAN KOTA
POSYANDU Devi Angeliana K, SKM, MPH.
Lingkungan yang Bersih
PENDIDIKAN KESEHATAN Budi Widiyanto. a. Pengertian Pendidikan kesehatan b. Konsep Pendidikan Kesehatan c. Upaya Pendidikan Kesehatan d. Peran pendidikan.
HASIL MMD DESA GEDANGSEWU TAHUN Masalah yang ditemukan Akses Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan 1.Masih adanya anggota keluarga yang berobat ke.
Pembinaan Peran Serta Masyarakat
HASIL PIS-PK PUSKESMAS LUMPATAN. VISI, MISI DAN MOTTO PUSKESMAS LUMPATAN VISI : Pembangunan Kesehatan Berbasis Masyarakat Dalam Rangka Mewujudkan.
STBM (SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT). MDGs 2015 RPJMN SDGs – 0 – % Akses Air Minum 0% Kawasan Kumuh 100% Akses Sanitasi.
DOKTER MUDA UKRIDA PUSKESMAS TEMPURAN DOKTER MUDA UKRIDA PUSKESMAS TEMPURAN PEMBINAAN.
PELATIHAN DI PUSKESMAS WELULI TAHUN 2017 AKU BERSIH, AKU SEHAT, AKU NYAMAN.
1 PROGRAM PHBS ( PERILAKU HIDUP BERSIH dan SEHAT ) O l e h : RAMLI.
1 PROGRAM PHBS ( PERILAKU HIDUP BERSIH dan SEHAT ) O l e h : RAMLI.
LOKA KARYA MINI (LOKMIN) Oleh : LINA, SKM. DATA DEMOGRAFI BATAS DESA BARAT: TIMUR: UTARA: SELATAN:
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) UPT Puskesmas Kasiyan 2019.
PHBS RUMAH TANGGA (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Oleh : Almayda Anastasia,SKM Puskesmas Cipadu.
Transcript presentasi:

 Amanda Fairuz H  Zia Rosyidah  Niko Rilanto P  Ahmad Zamroni Lathif  Musyidul Ibad  Aderia Putri P  Windy Z A  Ika Ramadhan  Eryna Laili Putri  Ajrina Rantau L  Laila Fatmawati

IDENTIFIKASI, DIAGNOSIS, PRIORITAS MASALAH, DAN INTERVENSI MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT DI RW IV KELURAHAN PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA

 Berdasarkan usia 0-16 tahun : jiwa tahun: jiwa >60 tahun : jiwa

Stratifikasi Sosial

 Berdasarkan tingkat pendapatan Dibawah Rp ,00 : 36,78% Rp ,00 – Rp ,00: 55,27% Diatas Rp ,00 : 8,05%

 Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan paling tinggi adalah tamat SD sedangkan tingkat pendidikan paling rendah adalah tidak bersekolah. Hal ini dikarenakan rata-rata pendapatan penduduk kelurahan pegirian kecamatan Semampir tidak lebih dari Rp sehingga untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, cukup berat untuk memenuhi biaya pendidikannya.

Untuk tingkat pendidikan yang mengalami drop out, yang paling tinggi adalah mengalami drop out saat SD sedangkan yang terendah adalah mengalami drop out saat berada di Perguruan Tinggi. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan penduduk kelurahan pegirian kecamatan Semampir sebagian besar adalah mengemban pendidikan sampai SD sedangkan yang mengemban tingkat Perguruan Tinggi, hanya sedikit.

 Dari data berdasarkan usia, usia yang paling tinggi adalah berada pada usia produktif yaitu tahun sedangkan yang paling rendah berada rentan usia lebih dari 60 tahun. Walaupun usia produktif lebih banyak daripada rentan usia lainnya, hal ini tidak membuat tingkat pendapatan menjadi tinggi karena tingkat pendidikan yang paling tinggi diemban kebanyakan penduduk kelurahan Pegirian kecamatan Semampir adalah tamat SD.

Lembaga sosial agamaLembaga pendidikan Lembaga sosial kemasyarakatan Lembaga sosial politik

 Dari diagram diatas bisa dilihat bahwa Masyarakat di kelurahan pegirian, kecamatan semampir, kota surabaya sebagian besar adalah pemeluk agama islam yaitu 94,43%. Memiliki 7 masjid dan 47 mushalla, 1 pondok pesantren, dan 4 madrasah dengan jumlah penduduk islam sebanyak jiwa. Dari sini bisa disimpulkan bahwa tingkat religius di kelurahan ini tinggi

Dalam laporan PKL ada lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD), ada TK, 6 SD, dan 2 SLTP yang ada di Kelurahan Pegirian. Dari data ini dapat ditarik kesimpulan bahwa akses untuk fasilitas pendidikan cukup mudah

 Ada perkumpulan PKK (pembinaan kesejahteraan keluarga) dan dharmawanita, dan perilaku. Dimana para anggotanya aktif dan sering mengadakan kegiatan seperti penyuluhan, pengajian, arisan, dan lain- lain.

 Memiliki tata pemerintahan kelurahan yaitu kepala desa beserta perangkat desa yang aktif. Balai desa aktif digunakan untuk kegiatan pemerintahan di kelurahan.

Masyarakat di kelurahan pegirian, kecamatan semampir, kota surabaya Termasuk tipologi masyarakat gemeinschaft gesselschalt Alasan gemeinschaft: 1). Masyarakat hidup dengan rukun, saling membantu, dan perasaaan tolong-menolong yang kuat. 2). Adat-istiadat dan kaidah-kaidah yang diwarnai dari generasi ke generasi. Seperti adanya pembentukan karang taruna, pkk, dan dharmawanita 3). Pola masyarakat ditandai dengan hubungan anggota yang bersifat pribadi dan memiliki ikatan yang dalam karena berasal daerah yang sama dan tempat tinggal berdekatan serta berdasar pada ikatan darah

 Gesselschaft adalah hubungan antar anggota masyarakat dimana anggotanya lebih memperhitungkan untung dan rugi. Selain ikatan keluarga, hubungan sosial di masyarakat kelurahan pegirian kecamatan semampir adalah pertukaran ekonomi dan memperhitungkan nilai guna. Hal tersebut terjadi karena masyarakat kelurahan pegirian tinggal di daerah perkotaan. Jadi masyarakat di daerah ini merupakan tipologi masyarakat pergeseran dari gemeinschaft ke gesselschaft karena walaupun masyarakat masih memiliki ciri-ciri masyarakat gemeinnschaft namun saat ini masyarakat menuju ciri-ciri masyarakat gesselschaft yaitu adanya pembagian kerja sehingga ada ketergantungan antar individu

Masyarakat di kelurahan pegirian, kecamatan semampir, kota surabarya Termasuk tipologi masyarakat solidarita organik Alasan: Menurut data yang telah disajikan, jenis pekerjaan masyarakat kelurahan pegirian, kecamatan semampir beragam sehingga menimbulkan tingkat ketergantungan antar anggota masyarakat. Perbedaan kerja tersebut akan menimbulkan ikatan yang saling menguntungkan dan konstribusi anggota masyarakat yang saling menguntungkan dan konstribusi anggota masyarakat yang saling melengkapi. Sesama anggota masyarakat akan merasa membutuhkan satu sama lain sehingga menyebabkan individu bertahan bersama dengan perbedaan yang ada di dalamnya

Diantara 7 unsur budaya universal, terdapat 4 unsur budaya yang dapat dianalisis pada masyarakat Kelurahan Pegirian Kecamatan Semampir yaitu : 1. Sistem pengetahuan  Sebagaian besar masyarakat tahu upaya yang dapat dilakukan demi menunjang kesehatan mereka seperti penggunaan air bersih, pentingnya imunisasi, pemenuhan kebutuhan gizi, menjaga kebersihan rumah, dan penggunaan jamban.  Akan tetapi, pengetahuan mereka akan personal hygiene masih rendah, kebiasaan merokok cukup tinggi, dan rendahnya kesadaran untuk berolah raga.

2. Teknologi & Peralatan Sebagian besar masyarakat masih salah dalam hal pengolahan makanan dengan yaitu dicuci terlebih dahulu baru dipotong dan dimasak. Terbukti dari hasil wawancara dengan warga dihasilkan sebanyak 68,97% cara pengolahan sayur adalah di potong dahulu baru dicuci.

3. Sistem Mata Pencaharian Hidup Mata pencaharian penduduk Kelurahan Pegirian mayoritas sebagai karyawan swasta. Hal ini sesuai dengan kondisi demografi Kelurahan Pegirian yang terletak di Kota Surabaya yang merupakan pusat perekonomian dan pemerintahan provinsi Jawa Timur. 4. Bahasa Kelurahan Pegirian termasuk dalam kawasan perkotaan Surabaya sehingga masyarakatnya pasti dapat menggunakan Bahasa Indonesia dengan lancar.

 Memiliki komposisi penduduk dengan usia produktif yang tinggi

 Sudah memiliki puskesmas dengan fasilitas yang memadai  Sebagian besar masyarakat sudah mandiri secara ekonomi  Kegiatan posyandu di RW IV sangat aktif  Sudah memiliki SPAL sendiri  Pengetahuan kesehatan sudah cukup baik

NoStrengthSkorBobotNilai 1S1425%1 2S2315%0,45 3S3421%0.84 4S4319%0,57 5S5312%0,36 6S628%0,16

 Geografis : tanah yang tidak bersertifikat lebih banyak dari tanah yang sudah bersertifikat  Pendidikan : tingkat pendidikan masih rendah, mayoritas hanya tamatan SD  Fasilitas dan sarana kesehatan puskesmas : kendaraan roda 2 ada 3 tetapi tidak dapat dipakai karena BPKB hilang di Pemkot

 Karakteristik responden : 1. Pendapatan Keluarga per bulan sebagian responden di tingkat ekonomi menengah ke bawah 2. Pengeluaran keluarga per bulan Sebagian besar pengeluaran keluarga per bulan yaitu Rp < Rp sebanyak 49,42%  Pola penyakit penyakit-penyakit yang banyak diderita responden dan keluarganya dalam 3 bulan terakhir adalah penyakit infeksius

 Gizi : komposisi makanan sehari-hari pada anggota keluarga responden yang diwawancara adalah nasi + sayur + lauk tanpa buah dan susu  Saluran Pembuangan Air Limbah sampah yang menyumbat sungai dan saluran air menyebabkan genangan air di area pemukiman  Pembiayaan kesehatan sebagian masyarakat belum mengetahui tentang jaminan kesehatan dan sebagian yang mengetahui tidak mengikuti jaminan kesehatan tersebut

 PHBS keluarga 1. mayoritas responden tidak menggunakan sabun pada saat mencuci tangan dan mandi 2. mayoritas responden tidak mencuci tangan dengan sabun setelah BAB 3. mayoritas warga di Kelurahan Pegirian sering tidak berolahraga 4. mayoritas keluarga responden memiliki kebiasaan merokok

 Atap rumah : kondisi atap rumah responden masih banyak yang dalam kondisi tidak utuh (bocor)  Kondisi dapur : mayoritas kondisi dapur responden adalah dalam kondisi tidak bersih  Kondisi air untuk mandi atau mencuci : kondisi air MCK sebagian besar masih berbau

 Hasil inteview : 1. Terdapat beberapa RT yang lingkungannya masih kumuh (RT 7), karena dekat dengan sungai 2. Masalah kesehatan yang banyak terjadi di daerah ini adalah ISPA dan diare 3. Masih terdapat masyarakat yang membuang sampah di sungai (RT 7) 4. Kondisi perumahan yang terlalu padat sehingga menyebabkan rumah tersebut tidak sehat

Berdasarkan hasil dari diagnosis sosial dan diagnosis epidemiologi diketahui bahwa permasalahan kesehatan yang akan dipecahkan adalah  Masalah tentang sampah yang sangat kompleks  Adanya penyakit DBD  Adanya masalah penyakit diare  Rendahnya jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif  Usia Kehamilan terlalu muda  Pengolahan pangan yang kurang benar

 Faktor perilaku 1. kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kebersihan dan kesehatan 2. sarana tidak memadai untuk mendukung kebiasaan PHBS 3. kurangnya sosialisasi tentang bahaya penyakit

NoWeaknessSkorBobotNilai 1W11%-0,01 2W2-39%-0,27 3W3-410%-0,4 4W4-24 %-0,08 5W5-411%-0,44 6W61 %-0,01 7W7-23%-0,06 8W8-38%-0,24 9W9-410%-0,4 10W10-23%-0,06 11W11-38%-0,24 12W12-37%-0,21 13W13-410%-0,4 14W14-47%-0,28 15W15-38%-0,24

 Dekat dengan rumah sakit dan puskesmas  Dekat dengan pusat pemerintahan

No.OpportunitySkorBobotNilai 1.O1460%2,4 2.O2340%1,2

 Terdapat kuman infeksius yang berasal dari makanan penduduk yang diolah dengan kurang higienis. Kuman ini adalah penyebab diare dan paling banyak diderita oleh balita.  Banyaknya vektor dan rodent memudahkan perkembangan dan penyebaran penyakit. Hal ini diperparah dengan jarak waktu pengambilan sampah yang cukup lama dan tempat sampah yang tidak tertutup.  Lingkungan kerja sebagian besar masyarakat Kelurahan Pegirian yang tidak kondusif (panas, bising, dan berdebu) menyebabkan mereka berisiko untuk mengalami penyakit akibat kerja.  Adanya efek samping dari penggunaan KB suntik yaitu perubahan siklus dan pola haid, sakit kepala, nyeri payudara, jerawat, dll memberikan efek tidak menyenangkan bagi ibu rumah tangga yang menggunakannya.

NoThreatSkorBobotNilai 1T1-435%-1,4 2T2-327%-0,81 3T3-323%-0,69 4T4-215%-0,3

 S+W= 3,38-3,34 = 0,04 O+T= 3,6-3,2=-0,4

 Dari diagram analisis SWOT diatas menunjukkan bahwa daerah kelurahan pegirian, kecamatan semampir berada pada kuadran 1, yaitu SO.

 Mengembangkan usaha produktif mandiri  Mengembangkan program puskesmas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat  Membuat sistem pengelolaan SPAL agar tidak terbengkalai  Melakukan pendidikan kesehatan kepada masyarakat sekitar

 Membangun akses jalan yang memadai menuju pelayanan kesehatan