“MEMPERSATUKAN UMAT MELALUI DAKWAH” Pancasila Dosen : Pak Mujiana Nama : Arif Setiawan PBI NIM : 20100540062
Latar Belakang Masalah Sebelum kita membahas peranan dakwah dalam menyatukan umat, terlebih dahulu kita uraikan definisi dari Dakwah. Kata dakwah adalah derivasi dari bahasa Arab “Da’wah”. Kata kerjanya da’aa yang berarti memanggil, mengundang atau mengajak. Ism fa’ilnya adalah da’I yang berarti pendakwah. Jadi bisa di gariskan bahwa dakwah merupakan kegiatan/usaha memanggil orang muslim mau pun non-muslim, dengan cara bijaksana, kepada Islam sebagai jalan yang benar, melalui penyampaian ajaran Islam untuk dipraktekkan dalam kehidupan nyata agar bisa hidup damai di dunia dan bahagia di akhirat. Singkatnya, dakwah, seperti yang ditulis Abdul Karim Zaidan, adalah mengajak kepada agama Allah.
Tujuan utama dakwah sendiri ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridoi oleh Allah. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan.
Rumusan Masalah Pada hakikatnya Dakwah ditunjukan untuk mengajak kepada Allah adalah kewajiban termulia. Manusia sangat membutuhkan amalan yang sangat mulia ini, baik kaum muslimin maupun orang-orang kafir. Masyarakat muslim membutuhkan upaya perbaikan atas kesalahan yang terjadi pada diri mereka sehingga orang yang terjatuh pada kemungkaran akan kembali kepada Allah dan meninggalkan kemungkaran yang mereka lakukan. Adapun orang kafir, mereka membutuhkan keterangan bahwa Allah menciptakan hamba-hamba-Nya untuk beribadah hanya kepada-Nya dan bahwasanya mereka wajib masuk Islam serta mengikuti ajaran yang dibawa oleh rasul yang terakhir.
Disamping itu dakwah juga di maksudkan untuk menyelaraskan perbedaan-pebedaan pendapat manusia baik kaitanya dengan ajaran muslim ataupun non muslim. Besar harapan dengan adanya dakwah seluruh umat dapat menyadari betapa pentingnya sebuah persatuan di tengah-tengah perbedaan dan penyimpangan yang ada.
Teori dan Pembahasan Pada dasarnya Persatuan umat hanya akan terwujud dengan diangkatnya seorang khalifah dan tegaknya Khilafah. Langkah mempersatukan umat tidak lain adalah langkah mewujudkan Khilafah. Rasulullah saw. telah mencontohkannya dalam perjuangan dakwah Beliau hingga berhasil mendirikan Daulah Islamiyah di Madinah. Daulah Islam di Madinah itu berdiri setelah di masyarakat Madinah terbentuk opini dan kesadaran umum tentang Islam berikut syariahnya serta kewajiban penerapannya. Hal itu juga menjadi prasyarat tegaknya Khilafah yang akan datang. Semua itu tidak bisa terwujud melalui jalan kekerasan. Sirah Rasul menunjukkan dengan jelas bahwa Beliau menolak penggunaan kekerasan dalam proses tersebut. Bahkan usai Baiat Aqabah II, Rasul tetap menolak ketika para Sahabat mengajukan penggunaan kekerasan.
Mewujudkan opini dan kesadaran Islam secara umum itu hanya bisa dilakukan dengan dakwah. Proses itu secara sederhana adalah proses memahamkan masyarakat dengan Islam, akidah dan syariahnya hingga menjadi pemahaman, nilai dan keyakinan umat. Pada akhirnya, umat sendirilah, bersama para pengemban dakwah, yang akan menuntut dan memperjuangkan tegaknya Khilafah dengan membaiat seorang khalifah. Harus disadari pula bahwa umat bukanlah ruang yang kosong dari pemikiran, pemahaman, nilai dan keyakinan. Karena itu, terjadinya interaksi Islam dengan pemikiran, nilai dan keyakinan yang ada di tengah-tengah umat adalah pasti. Interaksi tersebut terjadi dalam bentuk pergolakan pemikiran dan yang melakukannya adalah para pengemban dakwah.
Disini tegaknya Khilafah mengharuskan adanya penyerahan kekuasaan oleh umat. Secara real kekuasaan umat berada pada simpul-simpul kekuasaan, yaitu para ahl al-quwwah (pemilik kekuatan). Semua aktivitas diatas harus dilengkapi dengan aktivitas menggalang nushrah (dukungan/kekuatan) dari ahl al-quwwah itu. Caranya adalah dengan mengontak mereka sekaligus menanamkan Islam, akidah dan sistemnya, serta meminta nushrah mereka untuk menegakkan sistem Islam (Khilafah). Ketika para ahl al-quwwah itu menjadikan Islam sebagai pemahaman, nilai dan keyakinan mereka, maka terjadilah proses seperti yang terjadi pada Rasulullah dalam Baiat Aqabah II, yaitu proses peralihan (penyerahan) kekuasaan. Dengan itu akan terealisasi tegaknya Khilafah dengan dibaiatnya seorang khalifah. Proses ini pasti akan terjadi dan mudah-mudahan akan berlangsung dalam waktu yang tidak lama lagi.
Kesimpulan Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada intinya dakwah merupakan manifestasi teologi yang diwujudkan dalam bentuk ihtiar orang-orang Islam dalam berbagi aspek kehidupan yakni untuk membimbing umat manusia tetap berada pada jalan yang benar, menyelaraskan segala perbedaan yang ada serta agar dapat memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.
Referensi http://hizbut-tahrir.or.id/2007/08/01/langkah-langkah-mempersatukan-umat-dalam-wadah-khilafah/ http://adheecreative.blogdetik.com/2009/06/06/tujuan-dakwah-dalam-islam