Dasar Pengelolaan Sampah Kota Pengelolaan sampah kota merupakan bagian dari pengelolaan kebersihan kota. Pengertian bersih sebenarnya bukan hanya berarti tidak adanya sampah, melainkan juga mengandung pengertian yang mengarah ke tinjauan estetika.
Terdapat tiga hal yang menjadi perhatian utama dan yang harus dipertimbangkan secara matang dalam pengelolaan sampah, yaitu : Identifikasi kondisi sistem pengelolaan sampah yang telah ada Definisi baik dan benar dalam hal pengelolaan sampah Pola kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan
Aspek Manajemen Pengelolaan Persampahan Aspek Organisasi Dan Manajemen Aspek ini mempunyai peranan pokok : menggerakan, mengaktifkan dan mengarahkan sistem manajemen persampahan kota, Sub sistem ini meliputi bentuk serta pola organisasi dan komponen pelengkapnya, yakni persoalan serta sistem manajemen. Struktur manajemen meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian untuk jenjang strategis, teknik maupun operasional
Aspek Pembiayaan Aspek ini merupakan komponen sumber dalam arti supaya sistem mempunyai kinerja yang baik. Sub sistem ini diatur dengan struktur pembiayaan dalam bentuk anggaran serta alternatif sumber pendanaan.
Aspek Pengaturan Aspek ini merupakan komponen yang menjaga pola / dinamika sistem agar dapat mencapai sasaran secara efektif Umumnya kompleksitas permasalahan justru diredam oleh penerbitan peraturan yang mengatur seluruh komponen yang secara umum dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : Sebagai landasan pendirian instansi pengelola (Dinas Perusahaan Daerah dan lainnya) Sebagai landasan pemberlakuan struktur tarif Sebagai landasan ketertiban umum (masyarakat) dalam pengelolaan persampahan
Aspek Peran Serta Masyarakat Aspek ini merupakan komponen yang tidak bersifat sub sistem tapi terikat erat. Dalam kondisi keterbatasan kemampuan sistem, yakni penyediaan kapasitas kerja maupun pendanaan, maka salah satu alternatif adalah peran serta masyarakat
Aspek Teknik Operasional Aspek ini merupakan komponen yang paling dekat dengan obyek pengelolaan sampah. Aspek ini terdiri dari perangkat keras, misalnya : sarana pewadahan, pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir. Disini permasalahan yang timbul pada umumnya berkisar pada perbedaan yang jauh antara kebutuhan dan kapasitas operasi yang dapat disediakan oleh sistem
Ruang Lingkup Tata cara teknik operasional pengelolaan sampah meliputi dasar - dasar perencanaan untuk kegiatan - kegiatan : 1. Pewadahan sampah 2. Pengumpulan sampah 3. Pemindahan sampah 4. Pengangkutan sampah 5. Pengolahan sampah 6. Pembungan akhir
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pengelolaan Sampah Kota Rencana Penggunaan Lahan Kepadatan dan Penyebaran penduduk Karakteristik lingkungan fisik,biologi, dan sosial ekonomi Kebiasaan Masyarakat Karakteristik sampah Peraturan-peraturan/ aspek legal nasional dan daerah setempat Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan Lokasi pembuangan akhir Biaya yang tersedia Rencana tata ruang kota Iklim dan Musim
Perencanaan Kegiatan Operasional Daerah Pelayanan Hasil perencanaan daerah pelayanan berupa identifikasi masalah dan potensi yang tergambar dalam peta-peta sebagai berikut : Peta problem minimal menggambarkan kerawanan sampah, tingkat kesulitan pelayanan, kerapatan timbulan sampah, tat guna lahan Peta pemecahan masalah menggambarkan pola yang digunakan, kapasitas perencanaan (alat dan personil), jenis sarana dan prasarana
Tingkat Pelayanan Strategi Pelayanan Mendahulukan pencapaian keseimbangan pelayanan dilihat dari segi kepentingan sanitasi dan ekonomis, kuantitas dan kualitas pelayanan
Frekuensi Pelayanan Berdasarkan hasil penentuan skala kepentingan daerah pelayanan, frekuensi pelayanan dapat dibagi dalam beberapa kondisi sebagai berikut : Wilayah dengan pelayanan intensif adalah daerah di jalan protokol, pusat kota,kawasan pemukiman tidak teratur dan daerah komersial Wilayah dengan pelayanan menengah adalah kawasan pemukiman teratur Wilayah dengan pelayanan rendah adalah daerah pinggiran kota
Kriteria Penentuan Kualitas Operasional Pelayanan Penggunaan Jenis Peralatan Sampah terisolasi dari lingkungan Frekuensi Pelayanan Frekuensi Penyapuan lebih sering Estetika Tipe Kota Variasi Daerah Pelayanan Pendapatan dan Retribusi Timbulan sampah Musiman
“Rumah Pengolahan Sampah” Solusi Teknologi Karya ITB
Penimbunan sampah sudah menjadi masalah nasional
Dr Nyoman Aryantha - Mikrobiologi ITB telah kembangkan “Rumah Pengolahan Sampah” di Sabuga Lahan di depan rumah untuk penampungan sampah & penyortiran Rumah Pengolahan Sampah
Solusi ITB adalah membuat sampah menjadi pupuk organik & menghilangkan tumpukan sampah
Teknologi pengolahan sampahnya relatif sangat sederhana MIKRO ORGANISME Sampah organik (tanaman) SAMPAH DISORTIR DIBUAT PUPUK ORGANIK SAMPAH ORGANIK DIGILING Sampah non-organik (plastik, kertas, kaleng, gelas) Pupuk organik SAMPAH NON ORGANIK DIBAKAR Enersi panas
Sampah disortir secara “manual” (foto diambil di kompleks Sabuga ITB) Sampah organik seperti daun, sayuran Sampah non-organik seperti plastik
Sampah diperkecil volumenya dengan digiling Alat penggiling sampah non-organik Alat penggiling sampah organik
Sampah organik setelah digiling Sampah organik yang telah digiling diberi Mikro-organisme agar bisa menjadi pupuk organik Sampah organik yang telah digiling di dipindahkan ke bak beton & diberi Mikro-organisme Sampah organik setelah digiling
Pupuk organik yang dihasilkan dimasukan ke kantong untuk dijual ke penanam sayuran & buah-buahan
Untuk memulai pembakaran diperlukan sumber energi seperti minyak solar Sampah non-organik setelah digiling lalu dibakar untuk menghasilkan panas dalam unit Insinerator Siklon penangkap debu Tungku pembakaran Untuk memulai pembakaran diperlukan sumber energi seperti minyak solar
Dengan teknologi yang dikembangkan ITB, sampah yang menggunung menjadi hilang (zero waste) !!!
Produk turunan PT Great Ganesha
Harga jual pupuk organik (kompos) per kantong (berat antara 3 s/d 4 kg)
Sampah Non-organik (plastik & kertas) jika tidak dibakar, bisa dijual
“Rumah Pengolahan Sampah” dapat dibuat secara “modular” Di dekat kompleks perumahan Di dekat pasar Di dekat daerah perhotelan Di dekat Mall atau supermarket Untuk mengolah 1000 M3 sampah per bulan diperlukan gedung sekitar 150 M2 dan lahan tempat penyortiran sebesar 500 m2 Sehingga sampah tidak harus dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
ITB telah kembangkan teknologi untuk menghilangkan bau sampah ITB telah kembangkan teknologi untuk menghilangkan bau sampah. Sehingga “Rumah Pengolahan Sampah” bisa beroperasi hanya beberapa puluh meter dari ruang-ruang utama Sabuga