Tinjauan Umum Etika Profesi Pertemuan 1 Tinjauan Umum Etika Profesi
Pembahasan Norma Budaya Etika Moral Struktur Etika
1.1. Norma Manusia adalah makhluk ciptaan Allah Manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan diantaranya adalah kebutuhan untuk berinteraksi dengan manusia lain. Manusia mempunyai hak dan kewajiban. Manusia bisa berbuat kesalahan dan melakukan penyimpangan atau pelanggaran norma – norma sosial. Untuk memulihkan ketertiban dan menciptakan kestabilan diperlukan sarana pendukung yaitu organisasi masyarakat. Yang dalam pelaksanaannya dilandasi oleh kode etik tertentu sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut
Norma (cont) Apakah yang menjadi dasar norma moral untuk mengakui perbuatan baik atau buruk ? Magnis Suseno (1975) mengemukakan kebiasaan sebagai dasarnya, tetapi Hobbes dan Rousseau seperti dikutip oleh Huijbers (1995) mengemukakan kesepakatan masyarakat sebagai dasar pengakuan perbuatan.
Norma (cont) Selain dari Kebiasaan dan kesepakatan masyarakat, ada beberapa kriteria lain dari beberapa aliran yang digunakan untuk menyatakan perbuatan moral itu baik atau buruk : Aliran Hedonise (Aristippus pendiri mazhab Cyrene 400 SM, Epicurus 341271 SM) Perbuatan manusia dikatakan baik apabila menghasilkan kenikmatan atau kebahagiaan bagi dirinya sendiri atau orang lain (perbuatan itu bermanfaat bagi semua orang). Aliran Utilisme (Jeremy Bentham 1742-1832, John Stuart Mill 1806-1873)Perbuatan itu baik apabila bermanfaat bagi manusia, buruk apabila menimbulkan mudharat bagi manusia.
Norma (cont) Aliran Naturalisme (J.J. Rousseau). Perbuatan manusia dikatakan baik apabila bersifat alami, tidak merusak alam. Aliran Vitalisme (Albert Schweizer abad 20). Perbuatan baik adalah perbuatan yang menambah daya hidup, perbuatan buruk adalah perbuatan yang mengurangi bahkan merusak daya hidup
1.2. Budaya Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari “buddhi” (budi atau akal). Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Sedangkan dalam bahasa inggris, kebudayaan di kenal dengan nama “Culture” yang berasal dari kata latin “Colere”, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani
Budaya (cont) Menurut Andreas Eppink, culture atau kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward B. Taylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Budaya (cont) Unsur-Unsur Kebudayaan Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut a. Melville J. Herskovits menyebutkan 4 unsur pokok, yaitu : 1. alat-alat teknologi 3. Keluarga 2. sistem ekonomi 4. Kekuasaan Politik b. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur yang meliputi : Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya. Organisasi ekonomi. Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama) Organisasi kekuatan (politik).
1.3. Etika Bertens (1994) menjelaskan, Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Bentuk jamaknya adalah ta etha artinya adat kebisaan, dari bentuk jamak inilah terbentuk kata Etika oleh filsuf Yunani Aristoteles(384-322 BC) dipakai untuk menunjukan filsafat moral. Berdasarkan asal – usul kata tersebut Etika berarti Ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Etika (Cont) Etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma yang tidak dapat mempertahankan diri dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan kehilangan haknya. Etika mempersoalkan pula hak setiap lembaga seperti orangtua, sekolah, negara dan agama untuk memberikan perintah atau larangan yang harus ditaati. Etika dapat mengantarkan manusia, pada sifat kritis dan rasional. Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional terhadap semua norma Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab bagi seorang ahli dan bagi siapa saja yang tidak mau diombang ambingkan oleh norma-norma yang ada.
1.4. Moral Moral berasal dari bahasa Latin MOS ,jamaknya adalah mores yang juga berarti adat kebisaan. Dengan merujuk pada kata Etika maka Moral berarti nilai – nilai dan norma – norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Faktor Penentu moralitas : Motivasi Tujuan Akhir Lingkungan Perbuatan
Moral (Cont) Sumaryono (1995) mengklasifikasikan moralitas menjadi dua golongan : a. Moralitas Objektif, moralitas yang melihat perbuatan sebagaimana adanya, terlepas dari segala bentuk modifikasi kehendak bebas pelakunya. b. Moralitas Subjektif, moralitas yang melihat perbuatan sebagai dipengaruhi oleh pengetahuan dan perhatian pelakunya, latar belakang, stabilitas emosional dan perlakuan personal lainnya.
Moral (Cont) Dua kaidah dasar moral adalah : Kaidah Sikap Baik. Pada dasarnya kita mesti bersikap baik terhadap apa saja. Bagaimana sikap baik itu harus dinyatakann dalam bentuk yang kongkret, tergantung dari apa yang baik dalam situasi kongkret itu. Kaidah Keadilan. Prinsip keadilan adalah kesamaan yang masih tetap mempertimbangkan kebutuhan orang lain. Kesamaan beban yang terpakai harus dipikulkan harus sama, yang tentu saja disesuaikan dengan kadar angoota masing-masing.
Struktur Etika ETIKA Etika umum Etika Khusus Etika Individual Etika Sosial Sikap terhadap sesama Etika keluarga Etika profesi Etika Politik Lingkungan Hidup Biomedis Hukum Bisnis Tek. Informasi Lain - lain
Latihan Soal EPTI Ilmu yang mempelajari tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu yang mempelajari tentang adat kebiasaan dikenal dengan istilah : a. Budaya b. Etika e. Etiket c. Moral d. Norma 2. Nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok dalam mengatur perilakunya adalah definisi dari : a. Moral b. Etika e. Budaya c. Etiket d. Norma
2. Nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok dalam mengatur perilakunya adalah definisi dari : a. Moral b. Etika e. Budaya c. Etiket d. Norma 3. Moralitas seseorang ditentukan oleh komponen-komponen dibawah ini : a. Motivasi, Tujuan Akhir dan Lingkungan Perbuatan b. Motivasi dan Tujuan Akhir c. Motivasi, Hasil Yang diraih, Situasi dan Kondisi d. Niat, Pekerjaan dan Situasi Perbuatan e. Niat dan Tujuan Akhir
3. Moralitas seseorang ditentukan oleh komponen-komponen dibawah ini : a. Motivasi, Tujuan Akhir dan Lingkungan Perbuatan b. Motivasi dan Tujuan Akhir c. Motivasi, Hasil Yang diraih, Situasi dan Kondisi d. Niat, Pekerjaan dan Situasi Perbuatan e. Pekerjan dan Tujuan Akhir 4. Magnis Suseno Berpendapat bahwa untuk mengukur baik buruknya sebuah perbuatan didasarkan pada : a. Adat Istiadat b. Kebiasaan e. Perilaku c. Kebudayaan d. Kesepakatan Masyarakat
4. Magnis Suseno Berpendapat bahwa untuk mengukur baik buruknya sebuah perbuatan didasarkan pada : a. Adat Istiadat b. Kebiasaan e. Perilaku c. Kebudayaan d. Kesepakatan Masyarakat 5. Sumaryono (1995) membedakan moral kedalam dua golongan yaitu : a. Moral Objektif dan Moral Perbuatan b. Moral Baik dan Moral Buruk c. Moral Objektif dan Moral Subjektif d. Moral Ucapan dan Moral Perbuatan e. Moral Subjektif dan Moral Kooperatif
5. Sumaryono (1995) membedakan moral kedalam dua golongan yaitu : a. Moral Objektif dan Moral Perbuatan b. Moral Baik dan Moral Buruk c. Moral Objektif dan Moral Subjektif d. Moral Ucapan dan Moral Perbuatan e. Moral Subjektif dan Moral Kooperatif Ilmu yang mempelajari tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu yang mempelajari tentang adat kebiasaan dikenal dengan istilah : a. Budaya b. Etika e. Budaya c. Moral d. Norma