Balita Kurang Gizi (BKG) Materi Kuliah – Kesra STIS – 2 SK
Prevalensi Balita Kurang Gizi Istilah kurang gizi digunakan untuk menunjukan seseorang menderita gizi buruk dan gizi kurang. Permasalahan kurang gizi harus dilihat dari dua sisi: faktor penyebab (tingkat pendidikan keluarga, pola makan, ekonomi, dan kondisi kesehatan keluarga secara keseluruhan) konsekuensinya (menurunkan tingkat kecerdasan, mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak serta menurunkan produktivitas)
Prevalensi Balita Kurang Gizi Status gizi anak dapat diwakili dengan status gizi balita Ada hubungan timbal balik antara kurang gizi dengan kemiskinan Salah satu cara untuk memperkirakan status gizi adalah dengan melakukan pengukuran antropometri/ukuran tubuh (berat badan, tinggi badan/panjang badan) Caranya dengan membandingkan: Berat badan menurut umurnya (standar WHO-NCHS) Berat badan menurut tinggi/panjang badan.
Penghitungan Indikator Kategori status gizi dengan standar WHO-NCHS: Gizi lebih (Z-score ≥ +2), Gizi normal (-2 < Z-score < +2), Gizi kurang (-3 < Z-score < -2), dan Gizi buruk ( Z-score ≤ -3). Variabel yang dibutuhkan untuk menghitung status gizi adalah: Variabel umur Berat badan Tinggi/panjang badan
Rumus BKG Banyaknya Balita Kurang Gizi BKG = x 100% Jumlah Balita
Analisis Indikator Analisis status gizi dikelompokkan: status gizi balita, status gizi balita usia 36-59 bulan, dan status gizi batita. Analisis dapat dikembangkan dengan menghubungkan status gizi balita dengan jenis kelamin, tingkat pendidikan ibu balita, jumlah balita yang ada di rumah tangga, pola pemberian ASI, keadaan rumah dan lingkungannya, pengeluaran rumah tangga, dan sebagainya.
Gambar 4.4.A: Persentase Balita menurut Status Gizi dan Tipe Daerah, 2005 Sumber: Survei Garam Yodium, 2005
Status Gizi Wanita Usia 15-49 Tahun/ Wanita Usia Subur (WUS) Status gizi WUS dpt diketahui dengan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Dgn LILA dpt diidentifikasikan seberapa besar seorang wanita mempunyai risiko untuk melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Gizi kurang pada wanita adalah status gizi wanita usia subur yang berada di bawah standar normal seperti ukuran LILA berada dibawah 23,5 cm WUS yang LILA-nya di bawah 23,5 cm berisiko menderita Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pengukuran LILA dilakukan terutama kepada WUS, Ibu Hamil, Ibu Menyusui dan Pasangan Usia Subur (PUS)
Penghitungan Indikator Rumus yang digunakan: Variabel yang dibutuhkan untuk mendapatkan indikator status gizi wanita adalah variabel umur dan variabel ukuran LILA Jumlah wanita 15-49 thn dng LILA < 23,5 cm Jumlah wanita 15-49 thn X 100 % KEK =
Analisis Indikator Analisis dapat difokuskan pada WUS yang berisiko KEK mengingat informasi ini lebih bermanfaat bagi pihak sektoral yang terkait dengan masalah tersebut Analisis lebih lanjut dapat dikembangkan, yaitu menghubungkan WUS yang berisiko menderita KEK dengan status perkawinan, pendidikan yang ditamatkan, golongan pengeluaran, dan sebagainya.
Gambar 4.5.A: Persentase WUS menurut Status Gizi dan Tipe Daerah, 2005 Sumber: Survei Garam Yodium, 2005
Analisis Indikator Dilihat dari kelompok umur, pada umumnya yang berisiko menderita KEK adalah WUS usia muda. Persentase tertinggi WUS yang berisiko menderita KEK berada pada kelompok umur 15-19 tahun. Ada kecenderungan bahwa semakin tua usia WUS semakin kecil berisiko menderita KEK.
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN: INFORMASI STATISTIK UNTUK KEBIJAKAN
HAK DASAR UNTUK MENJAMIN TERCAPAINYA PERLUASAN PILIHAN HAK-HAK DASAR PILIHAN partisipasi, peluang keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan STANDAR HIDUP LAYAK status kesehatan, pengetahuan KAPABILITAS DASAR Perluasan akses: air minum layak, sanitasi, listrik pendapatan, kesempatan kerja Perluasan akses: pelayanan diklat dan kesehatan dasar Perluasan akses: pekerjaan, sumber daya ekonomi HAK DASAR UNTUK MENJAMIN TERCAPAINYA PEMBANGUNAN MANUSIA
PERUMAHAN (1): sudut pandang UU 25/2000 PROPENAS Format Kebijakan Bagian dari Pembangunan Daerah Pemerintah daerah, implisit, berperan penting dalam formulasi kebijakan untuk pengadaan dan peningkatan kualitas Kebijakan perumahan menjadi agenda pokok dalam PROPEDA tersedianya rumah sehat pendanaan oleh masyarakat semakin meningkat mekanisme subsidi perumahan sesuai dengan kemampuan pemda akses bagi masyarakat miskin/berpendapatan rendah memperoleh rumah layak huni Format substansi, cakupan permasalahan Pembangunan perumahan Pembangunan sarana dan prasarana permukiman
PERUMAHAN (2): kaitan permasalahan KEBIJAKAN PERUMAHAN Tata Ruang & Tata Wilayah Peruntukan kawasan Pembiayaan: subsidi bunga dan mekanisme pasar Penyediaan lahan Pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana permukiman PENDUDUK DAN KELUARGA BARU PERUBAHAN STATUS SOSEK KEBUTUHAN PERUMAHAN FASUM, FASOS, KUANTITAS dan KUALITAS SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAMPAK? Permintaan: STATUS SOSEK mekanisme pasar [S vs D] subsdi bunga [kelas bawah] LINGKUNGAN: DRAINASE, SAMPAH
KERANGKA KAJIAN KEBIJAKAN KOMUNITAS: budaya, infrastruktur, lingkungan, institusi sosial SEKTOR SWASTA: FASILITAS, KEMUDAHAN PEMBANGUNAN: PROGRAM dan KEBIJAKAN PERILAKU, KEPUTUSAN: INDIVIDU, KELUARGA KARAKTERISTIK SOSIAL-EKONOMI, DEMOGRAFI: INDIVIDU, KELUARGA UMPAN BALIK 4 komponen merupakan fokus kajian di mana pemerintah melalui kebijakan bisa membuat perubahan TUJUAN PROGRAM dan KEBIJAKAN DAMPAK PEMBANGUNAN kepemilikan, kualitas rumah dan permukiman, akses pada FASUM, FASOS
ANALISIS SITUASI: pemanfaatan informasi statistik Fokus Perhatian Informasi Statistik · Tingkat Hidup Kemampuan Pendanaan Masyarakat · Kualitas Rumah dan Lingkungan Permukiman Kualitas Perumahan · Kelengkapan Fasum dan Fasos Akses Pada Fasilitas · PDRB dan PDRB Per Kapita, Pendapatan Per Kapita, Tingkat Pendidikan, Angka Kemiskinan, IPM, Konsumsi Per Kapita · % Rumah Permanen % Luas Lantai/Kapita < 7,2 m² % Rumah Berlantai Tanah · Rata-rata Jarak (Km) Ke Fasum Dan Fasos
PERUMUSAN KEBIJAKAN: simulasi dan PROGRAM TUJUAN PEMBANGUNAN · Penyediaan Rumah Layak Huni, Khususnya Bagi Masyarakat Dengan Pendapatan Rendah · Peningkatan Kualitas Permukiman · Peningkatan Ketersediaan Fasilitas Sosial dan Fasilitas Ekonomi · Tersedianya Rumah Sehat Yang Terjangkau Semua Golongan Masyarakat · Meningkatnya Derajat Kesehatan Lingkungan Dan Permukiman · Peningkatan Akses Masya- Rakat Pada Fasilitas Sosial Dan Fasilitas Umum
PERUMAHAN (3): kebutuhan informasi untuk kebijakan Koridor Pembangunan Daerah bagian integral Pembangunan Nasional, kebijakan pemda mendukung kebijakan nasional Kebijakan perumahan nasional memberi stimulus bagi pengembangan perumahan di daerah otonomi sarana dan prasarana pemukiman => peningkatan akses pada fasum dan fasos pembangunan utilitas perumahan: listrik, air besih Jenis informasi yang pokok untuk kebijakan dan intervensi Jenis Informasi Penyediaan Perumahan: kuantitas dan kualitas Kualitas lingkungan permukiman: sistem pembuangan limbah rumah tangga: drainase dan sampah Akses pada fasum dan fasos
PERUMAHAN (4): jenis informasi statistik Penyediaan Perumahan Kepemilikan rumah oleh penduduk: rumahtangga, keluarga Kualitas fisik bangunan: kualitas bahan bangunan termasuk luas lantai per kapita Kelengkapan fasilitas (utilitas) bangunan tempat tinggal: air bersih, listrik, dan sanitasi Kualitas permukiman: sarana jalan, sistem pembuangan limbah rumah tangga: drainase dan cara pembuangan sampah Penyediaan fasum dan fasos: peningkatan akses Fasum dan Fasos: kesehatan, pendidikan, pasar, hiburan, pos polisi, kantor pos, Akses: ketersediaan, jarak, dan keterjangkauan [mampu bayar] Ketersediaan dapat dilihat pada PODES Jarak menunjukkan tingkat kemudahan/keberadaan
Pemanfaatan Informasi Statistik: Perencanaan, Monitoring, Evaluasi PERMASALAHAN Informasi Statistik · Kepemilikan rumah [kelompok sasaran] · Kualitas rumah tinggal [pre dan post programme] · Kualitas permukiman % rumah tangga menurut status kepemilikan rumah (milik sendiri, kontrak/sewa) % rumah tangga menurut kualitas rumah (permanen, lantai tanah, listrik, air minum, jamban, luas lantai per kapita < 7,2 m² ) % rumah tangga menurut kualitas permukiman (dgn drainase baik, pembuangan sampah, jalan lingkungan)
INDIKATOR PERUMAHAN (1) Indikator Rujukan Jumlah rumah tangga Jumlah rumahtangga inti Jumlah penduduk Rata-rata jumlah anggota rumah tangga % rumah tangga yang memiliki rumah sendiri Rata-rata harga sewa rumah yang dibayar rumahtangga setahun (Rp) Rata-rata jumlah keluarga per rumah tangga
INDIKATOR PERUMAHAN (2) Kualitas rumah tinggal % rumah dengan lantai tanah % rumah tangga dengan luas lantai per kapita 7,2 m2 % rumah dengan air bersih % rumah dengan jamban % rumah tangga dengan listrik % rumah dengan ventiliasi % rumah permanen % rumah lengkap (ruang tamu, kamar tidur, ruang makan, kamar mandi, dapur)
INDIKATOR PERUMAHAN (3) Kualitas lingkungan permukiman % rumah dengan saluran pembuangan limbah rumah tangga % rumah tangga dengan jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor roda empat % rumah tangga dengan jalan lingkungan yang terhubung dengan jalan utama (dilalui angkutan umum) % rumah tangga dengan sistem pembuangan sampah
INDIKATOR PERUMAHAN (4) Akses pada FASUM dan FASOS Rata-rata jarak (km) rumah tangga ke fasilitas pendidikan Rata-rata jarak (km) rumah tangga ke fasilitas kesehatan Rata-rata jarak (km) rumah tangga ke fasilitas ekonomi Rata-rata jarak (km) rumah tangga ke pos polisi Rata-rata jarak (km) rumah tangga ke kantor pos Rata-rata jarak (km) rumah ke halte angkutan umum terdekat