MPS KUALITATIF MMPS SENIN, 28 FEBRUARI 2011 PERUMUSAN PERMASALAHAN KUALITATIF
Definisi Perumusan Permasalahan Menetapkan “apa yang ingin diketahui“ secara tepat berdasarkan “apa yang telah diketahui peneliti Memiliki kaitan erat namun perlu dibedakan dengan pertanyaan penelitian Memiliki kaitan erat dengan tujuan penelitian
Perbedaan Permasalahan & Pertanyaan Penelitian Permasalahan penelitian merujuk kepada pernyataan besar dan strategis sedangkan pertanyaan penelitian merujuk kepada penjabaran lebih lanjut dari permasalahan penelitian. Permasalahan penelitian biasanya berfokus pada aspek “Bagaimana & Mengapa,” sedangkan pertanyaan penelitian merujuk pada aspek teknis “apa, siapa, dimana, kapan” Permasalahan penelitian adalah apa yang dijawab oleh peneliti, sedangkan pertanyaan adalah apa yang dijawab oleh subyek penelitian
Kriteria Permasalahan Pada dasarnya hanya terdiri dari satu atau sedikit permasalahan Menggambarkan proses kejadian, baik ditinjau dari peneliti maupun aktor yang diteliti Mengambarkan aktor & tindakannya dalam ruang dan waktu Permasalahan sudah memiliki kaitan erat dengan lokasi dan waktu penelitian Memberikan makna ditinjau dari aktor yang sedang diteliti Memberikan pemahaman baru
Materi Evaluasi 1 Apa yang menjadi motivasi warga untuk meningkatkan kepekaan akan modal sosial yang mereka miliki? Modal sosial apa yang mempengaruhi keberhasilan? Bagaimana modal sosial tersebut diterapkan dalam komunitas? Dan bagaimana pengaruh dinamika komunitas terhadap penerapannya? Bagaimana modal sosial komunitas Ciliwung mendorong proses inklusi sosial? Apa pengaruh modal sosial terhadap struktur sosial komunitas? Apa pengaruh modal sosial terhadap kultur sosial komunitas? Bagaimana modal sosial mempengaruhi pola inter relasi komunitas? Bagaimana mekanisme dan proses partisipasi warga dalam pembangunan komunitas Ciliwung? Bagaimana peran dan kontribusi aktor eksternal dalam mendukung pembangunan komunitas Ciliwung? Bagaimana upaya komunitas menjaga keberlanjutan model pembangunan kemunitas yang mereka lakukan?
Materi Evaluasi 2 Apa saja perilaku berisiko yang dilakukan TKI korban perdagangan manusia yang dapat berisiko terinfeksi HIV dan IMS? Bagaimana cara pencegahan yang dilakukan oleh TKI korban perdagangan manusia dalam menghindari risiko tertular HIV dan IMS? Apa saja peran pemerintah dalam upaya pencegahan penulara HIV dan IMS untuk TKI.
Materi Evaluasi 3 Bagaimana respon masyarakat MuaraKarang terhadap rencana reklamasi pantura? Perubahan sosial apa yang mungkinterjadipadamasyarakat MuaraKarang pasca reklamasi pantura?
Materi Evaluasi 4 Citra profesi atau pekerja panti pijat identik dengan pekerjaan yang hina, terstigma menjadi perempuan penghibur, pelacur dll. Menurut kamus besar bahasa indonesia, lonte adalah manusia jalang, wanita tuna susila, pelacur, sundal. Dan sejak saat itu, istilah lonte berganti menjadi wanita tuna susila (WTS). Istilah WTS kemudian menimbulkan banyak protes, terutama dari pihak perempuan, misalnya apakah tuna susila hanya menjadi watak perempuan? Apakah tidak ada lagi laki-laki yang berwatak tuna susila?, karena itu sejalan dengan era reformasi maka munculah istilah baru yaitu Pekerja Seks Komersial (PSK). Istilah ini nampaknya sangat menjunjung harkat dan martabat wanita, dimana PSK mencoba mengangkat posisi dirinya agar setara dengan orang pencari nafkah atau pekerja lainnya. PSK biasanya hanya dilihat sari aspek kesusilaan, dan hanya ditujukan pada perempuan yang menjadi PSK nya, tetapi tidak kepada laki-laki atau konsumen yang menggunakan jasa mereka, dimana laki-laki yang membeli seks diberi istilah klien atau customer atau pelanggan Sulitnya lapangan pekerjaan Tidak memiliki ketrampilan/skill