LAHAN KERING NTT Kelompok 1: D. Handrieka P Sigid Pambudi Aan Yuli W Eko Antonius R Diaz Cahyo Adi P Wisnu S Aris Noor H Solichul Hadi
KONDISI GEOGRAFIS Sebagian besar terletak di zona dataran alluvial Ketinggian maksimal 150m dpl Curah hujan berkisar antara 1.000-1.300 mm/tahun, dengan 4 bulan hujan tiap tahun (desember-maret) Tanah berasal dari pelapukan batuan sehingga kurang begitu subur dengan jenis tanah campuran antara batuan lempung, pasir dan kapur Cenderung mudah tergenang pada musim hujan dan cepat menjadi sangat kering di musim kemarau Wilayah ini biasanya paling kering dan rentan terhadap angin
MASALAH UTAMA Perubahan iklim yang mengganggu kemampuan produksi pangan masyarakat selama beberapa tahun belakangan ini menyebabkan pilihan tanaman hasil kebun dan hutan terbatas Curah hujan tidak menentu dengan intensitas sangat rendah Kondisi yang kering kerontang di musim kemarau Banjir yang dapat muncul di musim hujan Timbunan pasir yang cukup tinggi sebagai akibat dari banjir sehingga tanaman sulit tumbuh subur Krisis air bersih dan Bencana kelaparan Menyempitnya lahan baik lahan hutan maupun areal pertanian Tingginya biaya produksi seperti penyewaan traktor, harga pupuk dan pestisida
Mengapa banjir dapat muncul??? Banjir muncul sebagai akibat dari kerusakan lingkungan terutama hutan Penyempitan lahan akibat dari kebijakan pertanian seperti kebijakan penggundulan hutan untuk areal pertanian dan pembangunan infrastruktur Kondisi tanah yang mudah tergenang semakin mempermudah terjadinya banjir Menurunnya kemampuan resapan air karena kerusakan lingkungan hutan dan rusaknya DAS Saluran irigasi yang ada tidak cukup besar untuk mengatur dan mengalirkan air bila sedang musim hujan, sehingga air meluap dan menenggelamkan kebun dan sawah masyarakat di sekitarnya
AKIBAT PENYEMPITAN LAHAN Berkurangnya daerah tangkapan air Kerusakan lingkungan terutama hutan Penurunan produksi pangan Penurunan kesuburan tanah dan meningkatkan ketergantungan terhadap pupuk Rusaknya DAS dan daerah hulu sehingga air semakin sering meluap di musim hujan
KONDISI IDEAL Wilayah ini biasanya ditunjang dengan produksi tanaman komoditas seperti kemiri, asam dan kapuk Masyarakat dapat menanam 3 kali dalam satu tahun Pada bulan Januari–Februari, bila menghadapi krisis pangan, masyarakat mulai masuk hutan untuk mengambil tanaman-tanaman hutan yang bisa dikonsumsi seperti ubi hutan Masyarakat juga mengandalkan pada hasil kebun lain seperti kopi, kelapa, nangka, mangga, dan tanaman palawija lainnya untuk memperoleh uang tunai, yang digunakan baik untuk membeli makanan maupun kebutuhan lainnya Dalam kondisi hujan kurang, saluran irigasi sangat bermanfaat untuk menanam tanaman musiman
SOLUSI IDEAL Memperbaiki kondisi tanah yang kering tersebut dengan memanfaatkan tanaman perintis seperti gamal, cemara udang ataupun sengon laut Melakukan pengerukan terhadap pasir-pasir sisa dari banjir yang tertimbun di areal subur Perbaikan saluran irigasi, membuat daerah-daerah tangkapan hujan serta melakukan eksplorasi air bawah tanah untuk mengatasi krisis air bersih Untuk makanan alternatif bisa dimanfaatkan putak, dari batang pohon gewang yang memang paling cocok tumbuh di wilayah zona dataran alluvial Mengurangi laju penyempitan lahan