Untuk memperbanyak air susu (ASI). Katu Katu termasuk familia Euphorbiaceae. Katu tumbuh di dataran rendah sampai dengan 120 meter di atas permukaan laut, daerah yang terbuka atau sedikit terlindung dengan tanah yang ringan. Dapat digunakan untuk pagar hidup. Untuk pengembangbiakannya dapat digunakan setek batang yang belum terlalu tua. Batang berkayu, bulat, bekas daun tampak jelas, tegak, daun muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna cokelat kehijauan. Daun majemuk, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, panjang 1-6 cm, lebar 1-4 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk bentuk payung di ketiak daun, mahkota bulat telur, warna ungu. Buah buni, bulat, beruang tiga, diameter lebih kurang 1,5 mm, warna hijau keputih-putihan. Katu berguna, untuk: Obat bisul/borok. Segenggam daun katu dicuci, lumatkan, lalu tempelkan pada bagian yang sakit. Untuk memperbanyak air susu (ASI). Segenggam daun katu dimasak menjadi sayur (misal sayur bening) atau dilalap. Konsumsi katu dilakukan secara teratur. Segenggam daun katu yang sudah dijemur, 5 iris temu lawak, 5 iris kunyit direbus dengan 2 liter air sampai mendidih. Masukkan 2 mata asam jawa, aduk rata. Setelah dingin, saring. Minum 2 kali sehari dengan 1 sendok madu. Obat susah buang air kencing atau frambusia. Rebus daun katuk dan minum secara teratur. Obat sembelit. Segelas daun katu dicuci, direbus, saring; lalu minum air rebusannya secara teratur. Penelitian Katu Sifat Khas Manis, mendinginkan, dan membersihkan darah. Khasiat antipiretik dan laktagog. Penelitian Tjandra Sridjaja Pradjonggo, Wahjo Dyatmiko, Troet Soemarno, dkk. Universitas Airlangga. Telah melakukan penelitian daun katu terhadap gambaran histologi kelenjar susu mencit betina menyusui. Hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut. Kelompok hewan yang diberi 0,5 ml infus 10% dan kelompok yang tidak diberi infus ada perbedaan yang bermakna. Kelompok hewan yang diberi 0,5 ml infus 20% dan kelompok yang tidak diberi infus ada perbedaan yang bermakna. Kelompok hewan yang diberi 0,5 ml infus 20% dan kelompok yang diberi infus 10% ada perbedaan yang bermakna. Djuniati Kustifah, 1991. Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh infus daun katu terhadap produksi air susu mencit. Dari hasil penelitian tersebut ternyata infus daun secara per oral dapat meningkatkan kuantitas produksi air susu mencit. Agik Suprayogi, 1993. Fakultas Kedokteran Hewan IPB Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian daun katu terhadap peningkatan produksi susu kambing. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata larutan ekstrak daun Katu 20% yang diberikan secara in vitro dapat meningkatkan produksi air susu > 20%. Komposisi susu tidak berubah, terjadi peningkatan aktivitas metabolisme glukosa sebesar > 50%. Kegunaan Daun: 1. Demam 2. Pelancar ASI 3. Suara parau. Akar: 1. Demam 2. Kencing sedikit 3. Lepra (obat luar). Ramuan & Takaran Demam dan kencing sedikit, ramuan: akar katu 4 gram & air 110 ml Cara pembuatan: Dibuat infus. Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, tiap kali minum 100 ml. Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari.