Transformasi Laplace Transformasi Laplace Region of Convergence

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Analisis Rangkaian Listrik
Advertisements

KESTABILAN Poppy D. Lestari, MT Jurusan Teknik Elektro
Sistem Kontrol – 8 Review, Transfer Fungsi, Diagram Blok, Dasar SisKon
Analisa Sistem Waktu Diskrit
Matematika Teknik 2 Dosen : Yogi Ramadhani, S.T., ___
ROOT LOCUS Poppy D. Lestari, S.Si, MT Jurusan Teknik Elektro
Analisis Rangkaian Listrik
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Analisis Rangkaian Listrik Oleh : Sudaryatno Sudirham
Sistem Linear Oleh Ir. Hartono Siswono, MT.
Kontroler PID Pengendalian Sistem. Pendahuluan Urutan cerita : 1. Pemodelan sistem 2. Analisa sistem 3. Pengendalian sistem Contoh : motor DC 1. Pemodelan.
TRANSFORMASI-Z Transformsi-Z Langsung Sifat-sifat Transformasi-Z
ANALISIS TANGGAP TRANSIEN
KALKULUS I SRI REDJEKI.
KALKULUS I NI KETUT SARI.
BAB VI Metode Root Locus
Dimas Firmanda Al Riza, ST, M.Sc
6. Persamaan Diferensial Tidak Eksak
mengenai stabilitas, dengan bagian-bagian sebagai berikut :
Transform Fourier Waktu Kontinyu (TFWK) TEAM DOSEN
Karakteristik Respon Dinamik Sistem Lebih Kompleks
Persamaan Diferensial
Transformasi Laplace X(s) = ζ[x(t)] x(t) = ζ-1[X(s)]
Pendahuluan Dalam pembahasan yang lalu, kita telah memperkenalkan root locus yaitu suatu metode yang menganalisis performansi lup tertutup suatu sistem.
Pengantar Teknik Pengaturan* AK Lecture 4: Fungsi Transfer
Pertemuan 7- 8 Response Sistem Pengaturan
Pertemuan 13 Kestabilan Sistem
ROOT LOCUS ROOT = akar-akar LOCUS = tempat kedudukan ROOT LOCUS
Analisis Rangkaian Listrik
Pertemuan Tempat Kedudukan Akar(Root Locus Analysis)
Pertemuan Analisis dan Desain sistem pengaturan
Kestabilan Analisa Respon Sistem.
Fungsi Alih (Transfer Function) Suatu Proses
Pendahuluan Untuk mengetahui stabilitas suatu sistem, kita tidak perlu mencari lokasi aktual pole, namun cukup dengan melihat sign-nya, yang akan menunjukkan.
Tips Pembuatan ROOT LOCUS
Root Locus (Lanjutan) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 9.
PERSAMAAN DIFERENSIAL
TEKNIK PENGATURAN MODUL KE-10
CONTROL SYSTEM ENGINEERING (Dasar Sistem Kontrol)
CONTROL SYSTEM ENGINEERING (Dasar Sistem Kontrol)
Transformasi Laplace Ditemukan oleh Pierre-Simon Laplace ( ), pakar matematika Perancis. Prinsipnya mentransformasi sinyal/sistem kontinyu dari.
CONTROL SYSTEM ENGINEERING (Dasar Sistem Kontrol)
CONTROL SYSTEM ENGINEERING (Dasar Sistem Kontrol)
Pendahuluan Untuk mengetahui stabilitas suatu sistem, kita tidak perlu mencari lokasi aktual pole, namun cukup dengan melihat sign-nya, yang akan menunjukkan.
PERSAMAAN DIFFERENSIAL BIASA
Jurusan Elektro STT Telkom
Reduksi Beberapa Subsistem
Pemodelan Sistem (Lanjutan)
Bab 9 Tempat Kedudukan Akar (Root Locus)
Pendahuluan Dalam pembahasan yang lalu kita telah menyelesaikan pelajaran kita mengenai root locus dan analisis dan disain sistem kontrol dengan berbasiskan.
Metode lokasi akar-akar (Root locus method)
PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL
Representasi sistem, model, dan transformasi Laplace Pertemuan 2
Karakteristik Sistem Pengaturan Pertemuan 6
Bab 9 Tempat Kedudukan Akar (Root Locus)
Pemodelan Sistem Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 2.
Transformasi Z Transformasi Z dalam pengolahan sinyal digital mempunyai aturan yang sama dengan Transformasi Laplace pada rangkaian dan sistem analog.
TEKNIK PENGATURAN MODUL KE-10
Tri Rahajoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM
FREKUENSI KOMPLEKS DAN FUNGSI TRANSFER
Transformasi Z.
Fungsi transfer untuk sistem umpan-balik umum
Pendahuluan Dalam pembahasan yang lalu kita telah menyelesaikan pelajaran kita mengenai root locus dan analisis dan disain sistem kontrol dengan berbasiskan.
Fungsi transfer untuk sistem umpan-balik umum
Transformasi Laplace Ditemukan oleh Pierre-Simon Laplace ( ), pakar matematika Perancis. Prinsipnya mentransformasi sinyal/sistem kontinyu dari.
Transformasi Laplace Ditemukan oleh Pierre-Simon Marquis de Laplace ( ), pakar matematika dan astronomi Perancis. Prinsipnya mentransformasi sinyal/sistem.
TRANSFORMASI Z KELOMPOK 3 Disusun untuk memenuhi Tugas ke-3 Matematika Teknik Lanjut.
Persamaan Diferensial Bernoulli. Persamaan diferensial (1.14) merupakan persamaan diferensial linear orde-1 (dalam variabel v), dan dapat diselesaikan.
TRANSFORMASI LAPLACE.
Transcript presentasi:

Transformasi Laplace Transformasi Laplace Region of Convergence Plot Pole-Zero Transformasi Laplace Sinyal-sinyal Dasar Evaluasi Geometri Transformasi Fourier Inverse Transformasi Laplace Karakterisitik Sistem pada Transf. Laplace

Transformasi Laplace x(t)=est y(t)=h(t)*est Pada sistem di atas, H(s) disebut fungsi transfer sistem. Juga dikenal dng Transformasi Laplace respons impulse h(t). Secara umum, untuk fungsi x(t): adalah bilateral Transformasi Laplace adl unilateral Transformasi Laplace. LTI

Catatan: bahwa X(s)|s=j=X(). Untuk Transformasi Laplace, s dapat berupa nilai kompleks dengan bentuk: s =  + j  Terlihat, s tidak murni imajiner dan dapat mempunyai nilai real juga. Bidang axis-xy, dimana axis x adalah axis real dan axis y adalah axis imaginer, disebut bidang s. Transformasi Fourier adalah Proyeksi Transformasi Laplace pada axis imaginer di bidang s. Ada 2 tambahan flexibelitas pada Transformasi Laplace: Menganalisis kelakuan sistem pada saat transient Menganalisis sistem tidak stabil

Region of Convergence (ROC) Sama halnya dengan integral pada Transformasi Fourier, integral pada Transformasi Laplace dapat tidak konvergen pada nilai s tertentu. Selanjutnya, Transformasi Laplace suatu fungsi didefinisikan oleh dua entitas: Ekspresi Algebra X(s). Range nilai s dimana X(s) valid, yg disebut region of convergence (ROC). Contoh: Carilah X(s) untuk x(t)=e-atu(t). Pada range nilai berapa X(s) valid?

Pole-Zero Plot Diberikan suatu Transformasi Laplace X(s) = N(s)/D(s), Poles X(s): akar-akar dari D(s). Zeros X(s): akar-akar N(s). X(s) disebut mempunyai “zero at infinity” apabila derajat N(s) kurang dari derajat D(s). X(s) disebut mepunyai “pole at infinity” apabila derajat N(s) lebih dari derajat D(s). Latihan: Carilah X(s) untuk x(t) di bawah ini. Plotlah pole-zero X(s). Latihan: Sketsalah plot dari pole-zero plot X(s) = s3 –1 X(s)=(s+1)/(s3 –1)

Transformasi Laplace Sinyal-sinyal dasar Tentukan Transformasi Laplace sinyal dasar berikut:

Evaluasi Geometri Transformasi Fourier Pada Plot pole-zero dari X(s), dapat diekspresikan langsung ke dalam X(). Pole pada s=-a berkorelasi dengan bentuk (j+a) pada pembagi/denominator X(). Zero s=-a berkorelasi dengan bentuk (j+a) pada yg dibagi/numerator X(). Latihan: X(s) = 1/(s+2), X(s) = (s+3)/(s+2)(s+1)

Inverse Transformasi Laplace Integral inverse Transformasi Laplace : Umumnya tabel sifat-sifat Transformasi Laplace lebih banyak digunakan untuk mendapatkan x(t) dari X(s). Akan sering menggunakan partial fraction. Latihan: X(s) = 1/(s+1)(s+2) X(s) = 1/(s+1)2(s+2) X(s) = e-2s/(s+1)2(s+2)

Karakteristik Sistem dengan T. Laplace x(t) h(t) y(t)=x(t)*h(t)  Y(s)=X(s)H(s) Kausalitas: ROC harus di bagian kanan dari bidang s Untuk H(s) rasional, ROC harus di sebelah kanan dari pole paling kanan Stabilitas: ROC harus mengandung axis j Sistem Kausal dengan H(s) rasional, seluruh pole harus mempunyai bagian real negatif, yaitu terletak pada bagian kiri bidang s. Persamaan diferensial sistem dapat digunakan untuk mendapatkan H(s) menggunakan Transformasi Laplace pada kedua sisinya. Selanjutnya, dengan H(s), prilaku sistem dapat diobservasi. y(t)

Sistem Orde 1: Sistem Orde 2: Bidang s -1/

Sistem Order: Bidang s Bidang s Bidang s