ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB. ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB V PGRI SEBAGAI ORGANISASI PERJUANGAN
Advertisements

HUBUNGAN DASAR NEGARA DENGAN KONSTITUSI
BAB II KONSEP DASAR PGRI
UU No.12 Tahun 2010 tentang GERAKAN PRAMUKA
BAB VI PGRI SEBAGAI ORGANISASI PROFESI
MEDIA PEMBELAJARAN BERKOMITMEN TERHADAP PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
DRAFT ANGGARAN DASAR MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) MATEMATIKA SMA KABUPATEN TANAH DATAR PEMBUKAAN Bahwa Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana.
Berkelas.
BAB I PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
M O D U L XI. NASIONAL TERHADAP KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
BELA NEGARA Pengertian Bela Negara
PANCASILA 4 HAKIKAT PANCASILA
BAB 3 JATI DIRI SERTA SITEM INFORMASI DAN KOMUNIKASI PGRI
PANCASILA DITINJAU ASAL MULANYA
Organisasi Profesi Kependidikan
Pertahanan dan Keamanan Negara
Hakikat PKn.
KONDISI SOSIAL BUDAYA PADA MASA REVOLUSI FISIK ( )
UU No.12 Tahun 2010 tentang GERAKAN PRAMUKA
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN NASIONAL
PENDIDIKAN NON FORMAL DAN PENDIDIKAN INFORMAL.
BAB V. PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
PEMBUKAAN UUD 1945.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
KOPERASI.
BELA NEGARA 14 Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 : Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
WAWASAN NUSANTARA Oleh : Aditya Hendra Moh. Khoirul Anwar
BAB 3 Berkomitmen Terhadap Kaedah Pokok Fundamental
Politik Luar Negeri Indonesia
Assalamu’alaikum Wr wb
BAB 2 Menumbuhkan Kesadaran Berkonstitusi
BAB 1 Pembelaan Negara A. Negara B. Pentingnya Usaha Pembelaan Negara
KEDUDUKAN YPLP DASMEN PGRI JAWA TIMUR
SELAMAT DATANG MAHASISWA BARU UNJ 2016
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
Identitas Nasional.
WAWASAN NUSANTARA.
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN
CITA-CITA, TUJUAN DAN VISI NEGARA INDONESIA
Latar Belakang, Konsep, Implementasi dan Tantangan
NILAI DAN PRINSIP Nilai-nilai 1945
GEOSTRATEGI INDONESIA
NILAI DAN PRINSIP Nilai-nilai 1945
Ramadina Aprilia Andasha Habib Arsarachman Asry Muhamad Apri Setiawan
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
Cikal bakal lahirnya organisasi PGRI `
Pendidikan Kewarganegaraan
2. Pengaruh Aspek Politik
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
BIMBINGAN KONSELING.
DISUSUN OLEH : RAHAYU SETIYANINGSIH
UUD 1945 Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) sebelum diamandemen yang terdiri dari : Pembukaan UUD.
EKONOMI KOPERASI Koperasi adalah organisasi bisnis yang mempunyai kepentingan yang sama bagi para anggotanya. Dalam melaksanakan usahanya, koperasi terletak.
Dinamika aktualisasi Pancasila sebagai dasar Negara dan pelaksanaan UUD 1945 Dinamika pelaksanaan UUD 1945.
Presented By: Lailatul Hikmah
Pengertian Kode Etik Guru Indonesia
( PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA )
Kelompok 3 : FIRMANSYAH FAJAR SASI SAMUDRA ANGGITA AYU
Mata Kuliah : SPJD PGRI Dosen : KRT. Eddy Setyanto, M.Si
PANCASILA Sebagai PANDANGAN HIDUP BANGSA
UU No.12 Tahun 2010 tentang GERAKAN PRAMUKA
UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA 1945 Pembukaan
Pendidikan Kewarganegaraan
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
WAWASAN NUSANTARA Latar Belakang, Konsep, Implementasi dan Tantangan.
GIANT TEMPLATE FREE POWERPOINT TEMPLATE DEMOKRASI DI INDONESIA.
BAB 1 BELA NEGARA. Pengertian Bela Negara Lingkungan sekitar kita adalah tempat kita mencari nafkah, sumber kehidupan kita bersama. Seandainya lingkungan.
1 Daftar Riwayat Hidup Pertemuan 1. 2 DINAMIKA UUD 1945 Pertemuan 1.
Transcript presentasi:

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB

Universitas PGRI Yogyakarta KELOMPOK 2 Nama Anggota : Amalia Riza Ayu Saputri (14144600267) Muhamad Ichsanudin (14144600181) Neni Lastanti (14144600209) Rizki Utami (14144600210) Siti Aminah (14144600198) Zafitria Syahadatin (14144600195) Kelas : A5-14 Fakultas/Prodi : FKIP/PGSD Tugas kelompok : PGRI Universitas PGRI Yogyakarta Tahun 2014

PGRI Sebagai Organisasi Perjuangan

A. PGRI Sebagai Organisasi Perjuangan   PGRI sebagai organisasi perjuangan artinya menurut AD/ART adalah mengemban amanat dan cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945, menjamin, menjaga dan mempertahankan keutuhan dan kelangsungan NKRI dengan membudayakan nilai-nilai luhur Pancasila. Maknanya, yaitu : PGRI merupakan perwujudan wadah bagi para guru untuk selalu berjuang dan berjuang dalam memperoleh, mempertahankan, meningkatkan, dan membela hak azasi guru baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan pemangku profesi keguruan. Semua perjuangan dilakukan melalui berbagai cara dan bentuk yang konstitusional, prosedural, dan konsepsional dalam memperoleh kehidupan guru yang layak dan sejahtera dalam pergaulan bermasyarakat dan bernegara dengan mengedepankan profesionalitas sebagai tenaga profesi bidang pendidikan.

1. Prinsip-Prinsip Perjuangan PGRI Segenap pengurus dan anggota PGRI harus memiliki kemurnian perjuangan. Segenap pengurus dan anggota PGRI dalam melakukan perjuangan mengutamakan kepentingan organisasi dan kepentingan anggota sejalan dengan aspirasi, kehendak, tuntutan dan kebutuhan anggota PGRI di atas segala-galanya. Segenap pengurus dan anggota PGRI dalam melakukan perjuangan mengedepankan nilai-nilai solidaritas dan setia kawan serta kekompakan dan keharmonisan. Segenap pengurus dan anggota PGRI dalam melakukan perjuangan mengedepankan nilai-nilai profesionalitas dengan menegakkan kaidah ilmiah yang berbasiskan ilmu pengetahuan dan bertumpu pada upaya peningkatan mutu tenaga pendidikan pada khususnya dan umumnya mutu pendidikan.

2. Fokus Perjuangan PGRI Garis perjuangan PGRI difokuskan pada aspek: (1) peningkatan kinerja organisasi, (2) peningkatan profesionalisme guru, (3) pemberdayaan potensi PGRI, (4) peningkatan kesejahteraan, dan (5) peningkatan peran serta PGRI terhadap masyarakat. Titik fokus perjuangan PGRI adalah pemberdayaan guru sehingga guru dapat menjalankan tugas dan pengabdiannya dengan penuh tanggung jawab, penuh loyalitas dan dedikasi sehingga dapat melakukan tugas profesionalnya itu sesuai dengan prinsip-prinsip profesional dalam pembimbingan, pengajaran dan pelatihan terhadap peserta didik sejalan dengan tuntutan kemajuan dan peradaban.

3. Strategi Perjuangan PGRI Memahami tantangan yang dihadapi dan melakukan kesiapan dengan mencari jawab terhadap tantangan yang dihadapi dengan mengantisipasi dan beradaptasi terhadap tuntutan perubahan. Memahami kebutuhan tenaga kependidikan khususnya guru dengan mengakselerasi dan mengembangkan hasil, proses, dan layanan yang lebih baik berupa pelayanan prima. Memahami dan mengetahui persaingan dunia pendidikan dengan menjadi lebih cakap belajar dari pesaing dan mitra kerja yang bergerak dalam lapangan pendidikan, bukan lagi berhadap-hadapan, saling menyalahkan, apalagi bermusuhan. Strategi dasar dalam reformasi organisasi sebagai organisasi perjuangan adalah meningkatkan kualitas komunikasi organisasi dan peningkatan keberdayaan sumber daya manusia organisasi dalam berbagai jenjang.

B. Gerakan Guru Pada Masa Perjuangan Kemerdekaan Semangat nasionalisme sudah lama tumbuh di kalangan guru semenjak lahirnya kesadaran berorganisasi, kesadaran perjuangan nasional, kesadaran untuk menuntut persamaan hak dan posisi dengan pihak belanda.Usaha perjuangan nasib dan posisi guru berjalan terus. Hasilnya antara lain adalah kepala HIS yang dahuli selalu dipegang oleh orang belanda, satu persatu pindah ke tangan bangsa indonesia. Perjuangan ini akhirnya memuncak pada kesadaran dan cita – cita kemerdekaan bukan sekedar nasib belaka.Pada tahun 1032 nama PGHB diganti dengan PGI (Persatuan Guru Indonesia). Pergantian nama “Hindia Belanda” dengan “indonesia”Dalam nama organisasi ini mengejutkan Belanda,karena nama Indonesia termasuk yang paling tidak desenangi oleh penjajah Belanda karena mencerminkan tumbuhnya semangat Nasionalisme. Perang dunia 2 pecah pada tahun 1939. Setahun kemudian, negri Belanda diduduki tentara Jepang. Pada tahun 1941 semua guru laki-laki Belanda ditugaskan menjadi milisi, untuk mengatasi kekurangan guru di Indonesia. Pada zaman kedudukan Jepang keadaan berubah segala organisasi dilarang, sekolah ditutup. Segala kegiatan pendidikan dan politik membeku. Barulah menjelang Jepang takluk kepada tentara sekutu, sekolah dibuka kembali.

C. PGRI Pada Masa Perang Kemerdekaan      Cita-cita PGRI sejalan dengan cita-cita bangsa Indonesia secara keseluruhan. Para guru menginginkan kebebasan dan kemerdekaan, memacu kecerdasan bangsa dan membela serta memperjuangkan kesejahteraan anggotanya. Sesuai dengan prioritas perjuangan pada kurun waktu 1945-1949 yang difokuskan pada perjuangan fisik bersenjata untuk mempertahankan kemerdekaan. Maka para guru tidak mau ketinggalan. Mereka sebagian ikut memanggul senjata, berjuang melawan penjajah. Para wanita pun ikut aktif menggerakan dapur umum, atau menjadi anggota PMI. Para pejuang di garis depan, di antara mereka, tidak sedikit pula yang gugur menjadi pahlawan bangsa. Agar perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah Belanda lebih terorganisasi, maka pada tanggal 5 Oktober 1945 pemeintah pusat mendirikan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Upaya ini dimaksudkan untuk melindungi keamanan rakyat dan provokasi dan agresi Belanda.

D. Lahirnya PGRI Tanggal 25 November 1945 Proklamasi 17 Agustus 1945 mempunyai efek sangat besar terhadap seluruh pejuang kemerdekaan.pendiri Republik ini dan juga para guru pada kurun waktu pasca tahun 1945. Semangat proklamasi itulah yang menjiwai penyelenggaraan Kongres Pendidikan Bangsa pada tanggal 24-25 November 1945 bertempat di Sekolah Guru Putri (SGP) Surakarta, Jawa Tengah. Dari kongres itu lahirlah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang merupakan wahana persatuan dan kesatuan segenap guru diseluruh Indonesia. Pendiri PGRI adalah Rh. Koesnan, Amin Singgih, Ali Marsaban, Djajeng Soegianto, Soemidi Adisasmito, Abdullah Noerbambang, dan Soetono. Mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tujuan:a. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.b. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengaajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan.c. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.PGRI lahir sebagai “anak sulung” dari proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 yang memiliki sifat dan semangat yang sama dengan “ ibu Kandungnya”,yaitu semangat persatuan dan kesatuan ,pengorbanan dan kepahlawanan untuk tentang penjajah. PGRI merupakan organisasi pelopor dan pejuang karena itu para pendiri PGRI mengangkat semangat persatuan dan kesatuan, tujuannya yaitu fungsi anggota PGRI sebagai pendidik bangsa bermaksud mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dari segi pendidikan.

E. Demokrasi Pada Masa Demokrasi Liberal 1. Kongres IV PGRI di Yogyakarta : 26 – 28 Februari 1950     Menurut catatan, Kongres IV mewakili 15.000 anggota dari 76 cabang. Guru – guru yang bernaung dibawah panji – panji PGRI secara aklamasi mengambil keputusan untuk mempersatukan semua guru di seluruh tanah air dalam satu organisasi kesatuan yaitu PGRI. Pada akhir Februari 1950, sebanyak 30 cabang SGI di seluruh Negara Pasudan menyatakan memisahkan diri dari SGI kemudian masuk PGRI. 2. Kongres V PGRI di Bandung : 19 – 24 Desember 1950     Kongres ini secara keseluruhan melibatkan 202 cabang dari 301 cabang PGRI yang ada. Dalam kongres ini dibicarakan masalah yang prinsipil dan fundamental, yaitu mengenai asa organisasi yang akhirnya Pancasila ditetapkan sebagai asas organisasi. 3. Kongres VI PGRI di Malang : 24 – 30 November 1952     Kongres ini menyepakati beberapa keputusan penting. Dalam bidang pendidikan disetujui agar sistem pengajaran diselaraskan dengan kebutuhan negara pada masa pembangunan, KPKPKB dihapuskan pada akhir tahun pelajaran 1952/1953, KPKB ditiadakan atau dirubah menjadi SR 6 tahun, kursus B-1/B-II untuk pengadaan guru SLTP dan SLTA diatur sebaik-baiknya, diadakan Hari Pendidikan Nasional.

F. Perjuangan PGRI Dalam Menumpas Pemberontakan G 30 S/PKI Membentuk KAGI Sebagai wadah perjuangan guru dalam menghadapi pemberontakan G 30 S/PKI KAGI pada mulanya terbentuk dijakarta raya dan jawa barat, kemudian berturut” terbentuk KAGI di wilayah lainnya.Tugas Utama KAGI adalah Membersihkan dunia pendidikan Indonesia dari unsure” PKI “dan orde lama,menyatukan semua guru di dalam organisasi guru yaitu PGRI, memperjuangkan agar PGRI menjadi organi sasi guru yang tidah hanya bersifat unotalistik tetapi juga independen dan non partai politik.   1. Pengkhianatan G 30 S/PKI terhadap pancasila dan UUD 1945   2. Pergerakan kaum muda menumpas G 30S/PKI   3. Membersihkan oknum oknum PKI dari organisasi PGRI   4. PGRI semakin kokoh dan kuat   5. Partisipasi PGRI dalam menumpas G 30 S/PKI   6. Upaya PGRI dalam menyelamatkan guru dari perpecahan akibat G 30 S/PKI   7. Guru berhaluan komunis membentuk PGRI non Vaksentral

G. PGRI Pada Masa Orde Baru a. Kelahiran Orde Baru Orde Baru lahir pada awalnya merupakan koreksi total atas segala penyimpangan terhadap pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 yang dilakukan pada masa Orde Lama. Puncak penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945 adalah timbulnya pemberontakan Gerakan 30 September yang didalangi Partai Komunis Indonesia (G 30 S/PKI). Kongres PGRI XI yang berlangsung mulai tanggal 15-20 Maret 1967 di Bandung merupakan tonggak sejarah bagi peranan PGRI dalam perjuangan orde baru, yang bertujuan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. b. Hasil Kongres PGRI XI 1. Menerangkan perjuangan orde baru 2. Mendukung sepenuhnya keputusan dan ketetapan Sidang Umum Istimewa MPRS 1967 3. Menegaskan bahwa rumusan Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945 4. Menjunjung Tinggi Hak Asas Manusia (HAM) 5. Menuntut pembubaran lembaga-lembaga ekstra konstitusional

6. Menuntut agar organisasi PGRI non vaksentral dan organisasi massa pendidikan yang dipengaruhi dan merupakan anak PKI dibubarkan 7. Menuntut diaktifkannya kembali 27 orang pejabat tinggi kementrian P dan K dipecat, menteri P dan K, Prof. Dr. Priyono 8. PGRI dinyatakan sebagai organisasi yang bersifat unitaristik, independen, dan non partai polotik c. Kongres PGRI Pada Masa Orde Baru 1) Kongres PGRI XI tanggal 15 - 20 Maret 1967 di Bandung 2) Kongres PGRI XII tanggal 29 Juni - 4 Juli 1970 di Bandung 3) Kongres PGRI XIII tanggal 21 - 25 November 1973 di Jakarta 4) Kongres PGRI XIV tanggal 26 - 30 Juni 1979 di Jakarta 5) Kongres PGRI XV tanggal 16 - 21 Juli 1984 di Jakarta 6) Kongres PGRI XVI tanggal 3 - 8 1989 di Jakarta 7) Kongres PGRI XVII tanggal 4 - 9 Juli 1994 di Jakarta d. Perjuangan PGRI Dalam Ikut Serta Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Pembangunan Nasional 1. Pengabdian di bidang Pendidikan 2. PGRI dalam upaya menyusun konsep pendidikan nasional e. PGRI Membangun Lembaga-Lembaga Pendidikan yang Bernaung di Bawah YPLP-PGRI

Arti Lambang • Bentuk cakra atau lingkaran melambangkan cita – cita luhur dan daya upaya manaikan pengapdian yang terus menerus • Ukuran,corak dan warna : bidang bagian pinggir rulingkara berwarna merah melambangkan pengabdian yang d.landasi kemurnian dan keberanian bagi kepentingan rakyat.Warna petih dengan tulisan persatuan guru republic Indonesia melambangkan paduan warna pinggir merah pitih melambangkan pengabdian pada Negara,bangsa dan tanah air Indonesia. • Suluh berdiri tegak bercorak 4 garis tegak dan datar berwarna kuning melambangkan fungsi guru (pada penddidkan pra sekolah,dasar,menengah dan perguruan tinggi)dengan hakikat tugas pengabdian guru sebagai pendidikan yang besar dan luhur. • Nyala api dengan 5 sinar warna merah melambangkan arti ideologi dan arti teknis yakni sasaran budi pekerti,cipta,rasa,karsa,dan karya generasi. • 4 buku mengapit suluh dengan posisi 2 datar dan 2 tengak ( simetris)dengan warna corak putih melambangkan sumber ilmu yang menyangkut nilai” moral,pengetahuan,keterampilan,dan akhlak bagi tingkatan lembaga” pendidikan,pra sekolah,dasar,menengah, dan tinggi .• Warna dasar tengah hijau melambangkan kemakmuran. Arti keseluruhan : Guru Indonesia dengan itikad dan kesadaran yang murni dengan segala keberanian,keluhuran jiwa dan kasih sayang senan tiasa menunaikan darma baktinya kepada Negara,tanah air dan bangsa Indonesia dalam budi pekerti cinta,rasa,karsa,dan karya generasi bangsa menjadi manusia pancasila yang memiliki moral,pengetahuan,keterampilan dan akhlak yang tinggi.

H. PGRI Pada Era Reformasi 1. Kongres PGRI XVIII di Bandung     Kongres PGRI XVIII diselenggarakan pada tanggal 25 - 28 Nopember 1998 di Lembang Bandung dengan tema “Reformasi Pendidikan dan PGRI dalam Memasuki Era Baru Abad 21”. Berbeda dengan kongres-kongrs sebelumnya, kongres PGRI XVIII mempunyai cirri khusus: berlangsungnya dalam suasana gegap gempitanya semangat reformasi.    Berdasarkan AD/ART PGRI, kongres adalah forum tertingggi organisasi dan pemegang kedaulatan anggota dengan semangat reformasi kali ini dipercepat 8 bulan dari waktu seharusnya. Fungsi dan tugas kongres adalah mengevaluasi laporan pertanggungjawaban Pengurus Besar (PB), menyempurnakan AD/ART, menetapkan program umum organisasi, dan memilih PB yang baru.

2. Hal-hal yang muncul dan berkembang dalam kongres PGRI XVIII a) Merupakan kongres terakhir di penghujung abad XX yang penuh keprihatinan dan ketidakpastian b) Menyepakati visi dan misi bersama, dengan mengadakan reformasi diri baik secara kelembagaan, wawasan maupun tujuan c) Dalam sejarah PGRI sesudah 53 tahun berkiprah ada satu hal yang menarik dari peristiwa sejarah itu d) Pemilihan Pengurus Besar masa bakti XVIII merupakan klimaks dari kongres XVIII 3. Menetapkan PGRI Sebagai Organisasi Perjuangan dalam Memasuki Era Baru Awal Abad XXI Visi dan Misi PGRI a) Visi PGRI    Terwujudnya organisasi mandiri dan dinamis yang dicintai anggotanya, disegani mitra, dan diakui perannya oleh masyarakat". PGRI didirikan untuk mempertahankan kemerdekaan, mengisi kemerdekaan dengan program utamadi bidang pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memperjuangkan kesejahteraan bagi para guru.

6. Kebersamaan dan kekeluargaan 7. Kesetiakwanan sosial 8. Keterbukaan b) Misi PGRI 1. Menjaga, mempertahankan dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa, membela dan mempertahankan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta mewujudkan cita-cita Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. 2. Menyukseskan pembangunan nasional khusunya pembangunan pendidikan dan kebudayaan yang berlandaskan pada asas demokrasi keterbukaan, pengakuan dan penghormatan atas hak asasi manusia memotivasi untuk mampu berdiri diatas kaki sendiri, penuh percaya diri, bebas dari sifat ketergantungan pada siapa pun juga. 3. Non Politik 4. Kejuangan 5. Manfaat 6. Kebersamaan dan kekeluargaan 7. Kesetiakwanan sosial 8. Keterbukaan 9. Keterpaduan dan kemitraan 10. Demokrasi

TERIMA KASIH

WASSALAMU'ALAIKUM WR.WB