Perkembangan bentuk (perkembangan morfologis) pada masa janin Saluran Respirasi. Perkembangan bentuk mulai dari satu sel zygote, pembentukan embrioblast, trofoblast, melalui kejadian/proses diferensiasi, migrasi, kondensasi, pada sel dan jaringan yang terjadi karena pemunculan sifat/ekspresi gen yang mengawasi pengaturan peristiwa perkembangan. pen- regulasian gen, dan paradigma pendekatan. empirik positif-perenial profetik.
Tujuan. Memahami perobahan perkembangan bentuk saluran nafas selama pertumbuhan janin Menanyakan penyebab latar belakang perubahan-perubahan itu Menyatakan pemikiran profetik yang menuntut perjanjian ( contract ) pengingatan pengamatan Pengamatan: q r ‘ Kh l q N f kh Q Q r n I q r Q l Q l m K K n K l K l m
Bagian saluran nafas (saluran respirasi). Hidung Faring Laring Trakhea Bronkhus Paru Bronkhiolus Alveoli Pleura Dinding dada Otot pernafasan Diafragma
Perkembangan bagian-bagian janin dimulai dari pembentukan zygote, yaitu penggabungan ovum dengan sperma. Gambar penggabungan ovum dengan sperma.
Zygote berkembang menjadi inner cell mass dan trofoblast.
Inner cell mass berkembang menjadi janin, melalui pembentukan 3 lapis primer janin, yaitu ektoderm, mesoderm, dan entoderm. yoksak yoksak
Penglipatam cakram janin. amnion Trofoblast berkembang membentuk amnion dan khorion plasenta. Innercellmass mulanya berupa piringan Kemudian terjadi penglipatan bilateral cakram janin, sehingga bentuk janin menjadi membulat, dan membawa sebagian yoksak kedalam tubuh janin menjadi usus. yoksak khorion
Saluran respirasi berkembang dari inner cell mass melalui diferensiasi mesoderm, entoderm, ektoderm Mesoderm berkembang membentuk rawan; tulang yang menjadi dinding hidung; otot palatum, otot faring, dan otot laring ; jaringanpenyambung. Tulang-tulang itu adalah os frontal, maksila, os etmoidal, os sfenoidal Dalam tulang-tulang itu terbentuk rongga (sinus paranasalis). Entoderm berdiferensiasi menjadi epitel mukosa respirasi dan mukosa saluran pencernaan Ektoderm untuk saluran pernafasan berdiferensiasi menjadi epitel epidermis hidung, n.maksilaris yang mensarafi kulit dan mukosa hidung : (saraf lengkung faring 1), dan n.10, yang mensarafi laring, paru, dan faring, (saraf lengkung faring ke-4)
Perkembangan susunan respirasi . Susunan respirasi terbentuk pada minggu ke3-4 sesudah fertilisasi ( fertilisasi adalah peristiwa penggabungan sel ovum dengan sel sperma) Susunan respirasi pada awalnya terbentuk berupa invaginasi (pencekungan) dinding bagian ventral usus sederhana depan Invaginasi ini dinamakan divertikulum trakheobronkhial Pangkal invaginasi ini diusus depan disebut adiatus laringis Gambar. Penglipatan cakram embrio pada minggu ke- 2 sesudah fertisasi
Usus sederhana. Pada mulanya usus yang terbentuk dinamakan dengan usus sederhana yang memanjang dari kepala sampai ke-ekor. Usus sederhana dibagi mejadi usus sederhana depan, usus sederhana tengah, dan usus sederhana belakang Pada dinding lateral bagian depan usus sederhana depan terbentuk lengkung faring 1-4 Selom intraembrional merupakan rongga badan yang terletak disebelah luar usus sederhana
Perkembangan bentuk saluran Respirasi. Perkembangan bentuk (perkembangan morfologis) pada masa janin saluran respirasi berhubungan dengan perkembangan bagian-bagian kepala, leher, dada, perut, usus, dan septum transversum Selom Intraembrional
Perkembangan kepala, leher, lengkung faring, dada, perut, usus, dan septum transversum minggu ke-3 janin
Entoderm dan usus sederhana. Usus sederhana depan (foregut), usus sederhana tengah (midgut), dan usus sederhana belakang( hindgut).
Usus sederhana, septum transversum, dan kanalis pleuroperitoneal
Usus depan, adiatus laringis, dan divertikulum trakheobronkhial Usus depan dibagi menjadi usus depan bagian depan yang akan berbentuk pharynx, dan usus depan bagian belakang yang akan berbentuk esofagus dan lambung Farink terbagi menjadi nasofaring yang berada di bagian atas dibelakang rongga hidung; orofarink dibelakang rogga mulut; dan laringofarink yang paling bawah berlanjut menjadi esofagus, dan berhubungan dengan larink
Laringofarink Pada laringofarink terjadi invaginasi divertikulum trakheobronkhial (pada lantai usus depan bagian depan) Divertikulum trakheobronkhial berkembang menjadi larynx, trakhea, bronkhus. dan alveoli. Hubungan larink dengan faring dinamakan adiatus laringis
Susunan sel dan bagian saluran respirasi dihidung, farink, larink, trakhea, bronkhus, paru, dan dinding dada. Susunan ini terdiri atas Kulit Rawan Tulang Otot polos Otot lurik Mukosa Kapiler darah dan limf Saraf Jaringan penyambung kolagen, elastis, dan retikuler, lemak.
Pembentukan hidung bersesuaian dengan proses sefalisasi (penyempurnaan bentuk kepala) janin. Pada proses sefalisasi (penyempurnaan bentuk kepala) janin terjadi pembentukan: plakode/ penebalan epitel hidung Tonjol hidung medial Tonjol hidung lateral Proses invaginasi membentuk rongga hidung dan membran oronasal yang memisahkan rongga hidung dan rongga mulut Pembentukan langit-langit primer dari tonjol hidung medial Pembentukan langit-langit sekunder dari tonjol maksila pembentukan konkha nasalis Pembentukan nares posterior (pintu belakang rongga hidung; khoane)
Hidung, langitan, mulut, faring, laring. Rongga hidung dan rongga mulut dibatasi oleh tonjol maksila dan tonjol mandibula Tonjol maksila dan tonjol mandibula berasal dari lengkung faring ke-1 Dari dasar faring terbentuk tunas trakhea Dari mesoderm disekitar tunas trakhea terbentuk os hioid; rawan larink; plika vokalis, otot intrinsik laring yang disarafi oleh n.rekuren (n.laringeus inferior) Mukosa laring disarafi oleh cabang saraf lengkung faring ke-4 (n.vagus), yaitu N.laringeus superior N.laringeus internus
Saluran nafas bawah. Saluran nafas bawah bermula di glotis yang berada di laring, terus ke : Trakhea Bronkhus Alveoli Saluran nafas bawah berkembang dalam kanalis pleuroperitoneal septum transversum, Septum transversum adalah balok mesoderm dibagian bawah leher janin Septum transversum berkembang menjadi derivat mesoderm saluran nafas bawah, yaitu otot polos, rawan, pleura, diafragma
Pembentukan otot, dan tulang susunan pernafasan Gerakan inspirasi dan ekspirasi terjadi karena gerakan Kosta 1-2 Kosta lainnya Klavikula Vertebra Otot skalenus, sternokleidomastoideus, otot interkostal diafragma
Selom intraembrional, daerah leher, dan respirasi Kanalis pleuroperitoneal di bagian belakang septum transversum Selom intraembrional Septum transversum dileher janin A.bronkhialis A.pulmonalis N.simfatikus N.vagus Pleksus pulmonalis
Perkembangan lain : palatoskisis, kista paru, defisit surfaktan pada membran hialin alveoli.
Otot inspirasi dileher dibagian depan. Mm.skaleni berasal dari otot hipomer miotom somit Mm.skaleni berinsersi di iga 1 dan 2. Berfa’al mengangkat iga pada inspirasi.
Diaphragma. Diafragma berasal dari diferensiasi septum transversum Diafragma disarafi oleh n.frenikus Melalui diafragma bisa terjadi hernia diafragmatika yaitu lambung atau usus melalui tempat lemah di diafragma masuk kedalam rongga dada.