Penerapan Metode Fermentasi pada Ekstraksi Minyak Kelapa Oleh: Suryana Manalu F34060147 Sukardi F34060540 Norma Arisanti F34063301 Faizah Arifa F34063531 Dwi Windiana F34063505 Randi Swandaru F34062455 Febri Isni Prajayana F34061166 Neli Muna F34062405 Siti Ajizah F34052397 Budi Setiawan F34061891 Dina Nur Fitriana F34063394
Latar Belakang Cara tradisional: Kekurangan Metode ini: Cara basah memanaskan santan hingga seluruh air menguap dan minyak tertinggal (klentik) Kekurangan Metode ini: Kualitas hasil -> rendah, energi yang dibutuhkan lebih banyak, minyak yang dihasilkan lebih cepat tengik (1-2 minggu).
Tujuan Memperbaiki metode ekstraksi minyak kelapa sehingga kualitasnya meningkat: peningkatan kualitas, tahan lama rendah kolesterol rendemen meningkat hemat energi , lebih ekonomis
Cara Basah Tradisional Cara Basah Fermentasi
Valuasi dan Komersialisasi Metode Fermentasi pada Proses Ekstraksi Minyak Kelapa Metode Valuasi - Industry Standard - Discounted Cash Flow Metode Komersialisasi - Scanning Market Attractiveness - Market Segmentation, Targetting, dan Positioning - Analisis SWOT
Metode Valuasi Industry Standard Perbandingan yang dilakukan adalah perbandingan dengan industri-industri yang melakukan prosesnya dengan metode fermentasi dengan metode basah tradisional.
Metode Valuasi Industry Standard Studi kasus: Perusahaan Barco Kencur. Perusahaan ini memproduksi minyak kelapa dengan menggunakan metode pressing. Minyak kelapa yang dihasilkan dijual dengan harga Rp 7.000,- per liter. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi minyak kelapa adalah 8 jam tiap siklus dengan rendemen minyak kelapa yang dihasilkan mencapai 56%. Lamanya waktu proses merupakan salah satu barier dalam komersialisasi metode ini. Jadi, metode ini cocok digunakan untuk UKM-UKM yang mempunyai skala kecil dan menengah, bukan diterapkan pada industri yang memiliki skala besar
Perbandingan Metode Fermentasi dengan Cara Basah Tradisional Keunggulan Kelemahan Metode Fermentasi Daya simpan lebih lama (tahan lama) umur simpan lebih 1 bulan. Dapat diproduksi secara praktis, skala RT Hemat bahan bakar Residu galendo lebih sedikit Tingkat ketengikan rendah Aroma lebih harum Waktu produksi lebih lama Membutuhkan kondisi khusus dalam Metode cara basah tradisional Waktu proses lebih singkat Peralatan lebih sederhana Biaya lebih rendah Minyak kelapa dihasilkan warnanya lebih gelap. Aroma tidak harum, lebih cepat tengik. Mengandung kadar air dan asam lemak bebas yang tinggi sehingga umur simpannya lebih pendek (kurang dari 1 bulan).
Metode Valuasi Discounted Cash Flow Asumsi: nilai tingkat resiko/ discount rate (r) sebesar 14% per tahun masa valuasi nilai guna pada metode ini (n) selama 10 tahun
Metode Valuasi Perhitungan Discounted Cash Flow DCF untuk metode ini= Rp. 322.355.946.94 untuk 10 tahun yang akan datang
Metode Komersialisasi Scanning Market Attractiviness Entry Barrier : Program pemerintah yang melakukan pembinaan pada UKM minyak kelapa dengan cara basah traditional -> aplikatif dan sederhana alatnya. Method Substitute : Metode Konvensional dalam proses produksi minyak kelapa Main Kompetitor : Usaha kecil yang memproduksi minyak kelapa dengan metode konvensional
Market Segmentation, Targetting, dan Positioning Pemerintah daerah : (Akses, prasarana, dan dana) UKM (memiliki pasar, sarana dan prasarana, melakukan proses produksi, menginginkan produk dengan kualitas yang bagus dengan proses yang ekonomis) Pemilik kebun (bahan baku, sarana dan prasarana rendah, serta dana yang rendah) Pemerintah pusat ( Dana, kebijakan pusat)
2. Targetting Analisis SWOT Strength Weakness Opportunity Threat Pemerintah Pusat -Ketersediaan dana -Sarana dan prasarana -Tidak memiliki proses -Kinerja tidak stabil -Sebagai pembuat kebijakan pusat -Networking yang sangat luas Birokrasi Pemerintah Daerah Minim faktor produksi (peralatan,bahan baku,dll.) -Sebagai pembuat kebijakan daerah. -Networking yang kuat ke UKM Minyak Kelapa UKM Minyak Kelapa Menjalankan proses produksi Memiliki faktor produksi Modal yg dimiliki tidak terlalu besar Kontrol supply bahan baku -Keadaan UKMditentukan oleh pasar. -Kompetitor Pemilik Kebun Kelapa -Memiliki bahan baku (SCM lebih mudah) Tidak memiliki alat yang dibutuhkan untuk proses -Akses lebih luas -Posisi tawar yang rendah Berdasarkan analisis SWOT di atas, target yang dipilih adalah UKM
Minyak yang Sehat, Lebih Awet dan Hemat Energi 3. Positioning Minyak kelapa yang diproduksi dengan metode fermentasi ini sebagai : Minyak yang Sehat, Lebih Awet dan Hemat Energi
Terimakasih