Analytic Hierarchy Process
Analytic Hierarchy Process (AHP) diciptakan pertama kali oleh Thomas L Analytic Hierarchy Process (AHP) diciptakan pertama kali oleh Thomas L. Saaty pada periode 1971-1975 Analytic Hierarchy Process adalah suatu model yang luwes yang memberikan kesempatan bagi perseorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. (Saaty,1991, p23)
Kelebihan AHP Dibandingkan Dengan Yang Lainnya: Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan
Langkah-langkah Metode AHP
Tahapan Pengambilan Keputusan Menggunakan AHP: Menentukan masalah dengan membuat suatu bagan hierarki. Menetapkan Prioritas , Melakukan perbandingan berpasangan untuk setiap sub-subkriteria terhadap kriterianya masing-masing dan Menghitung normalisasi bobot atas perbandingan berpasangan antar subkriteria. Melakukan perbandingan berpasangan untuk setiap alternatif berdasarkan setiap subkriteria yang ada, dan Menghitung normalisasi bobot atas perbandingan berpasangan dari setiap alternatif berdasarkan subkriteria Menghitung prioritas lokal dan global dari keseluruhan bobot perbandingan berpasangan dan menghitung normalisasi bobot prioritas lokal dan global. Hasil penjumlahan bobot prioritas global yang terbesar diambil sebagai keputusan.
Langkah 1. Membuat Bagan Hirarki Permasalahan dan solusi-solusi serta kriteria² dapat di rumuskan dengan membuat sebuah hirarki Lokasi Pemasaran Kompetitor Area Penduduk Luas Lahan Letak Lahan Jumlah Pesaing Jenis Produk Tingkat Ke- butuhan Jumlah Pen-duduk Daya Beli PS PTC PIM
Langkah 2: a). Menetapkan Prioritas terhadap Subkriteria Intensitas Pentingnya Definisi Penjelasan 1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen menyumbangnya sama besar pada sifat itu 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas yang lainnya 5 Elemen yang satu esensial atau sangat penting ketimbang elemen yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih penting dari elemen yang lainnya Satu elemen dengan kuat disokong, dan dominannya telah terlihat dalam praktek 9 Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen yang lainnya Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan 2,4,6,8 Nilai - nilai antara diantara dua pertimbangan yang bedekatan Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan Kebalikan Jika untuk aktivitas I mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas J , maka J mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan I
Perbandingan Berpasangan Langkah 2: b). Membuat perbandingan berpasangan Membuat perbandingan berpasangan, yaitu elemen-elemen dibandingkan berpasangan terhadap suatu kriteria yang ditentukan, menggunakan bilangan untuk menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen diatas yang lainnya berkenaan dengan sifat tersebut. KRITERIA A Perbandingan Berpasangan A1 A2 Subkriteria A1 1,00 P Subkriteria A2 Q R S
Normalisasi Bobot Bobot 1,00 1,0 Langkah 2: c). Menghitung normalisasi bobot atas perbandingan berpasangan antar subkriteria KRITERIA A Normalisasi Bobot A1 A2 Bobot Subkriteria A1 1.00/R P/S Subkriteria A2 Q/R 1.00/S 1,00 1,0