PERENCANAAN TEBAL KONSTRUKSI JALAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STAF PENGAJAR FISIKA DEPT. FISIKA, FMIPA, IPB
Advertisements

Soal :Tekanan Hidrostatis
TURUNAN/ DIFERENSIAL.
KONSTRUKSI BERTAHAP METODA BINA MARGA.
Perkerasan Jalan By Leo Sentosa.
Oleh Drs.Muhammad Choliq
STAF PENGAJAR FISIKA DEPT. FISIKA, FMIPA, IPB
APLIKASI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN KUADRATIK PADA PERIKANAN
Menunjukkan berbagai peralatan TIK melalui gambar
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
VI. KUALITAS AIR DAN DEBIT
7.KONSTRUKSI TANGGA Oleh : Ignatius Haryanto.
UNIVERSITAS TRUNOJOYO
PROGRAM LINEAR.
SOAL ESSAY KELAS XI IPS.
Wali / Santri Pembayaran Administrasi1.1 Kuitansi Pembayaran Melakukan Pembayaran Slip Pembayaran Donatur Pemberian Dana Penerimaan Kuitansi Penerimaan.
Interval Prediksi 1. Digunakan untuk melakukan estimasi nilai X secara individu 2. Tidak digunakan untuk melakukan estimasi parameter populasi yang tidak.
. KELOMPOK STRUKTUR JALAN LENTUR
Latihan Soal Persamaan Linier Dua Variabel.
MATRIKS Trihastuti Agustinah.
Mari Kita Lihat Video Berikut ini.
Bab 6B Distribusi Probabilitas Pensampelan
SRI NURMI LUBIS, S.Si.
Matakuliah : S0362/Konstruksi Bangunan dan CAD II Tahun : 2006 Versi :
BARISAN DAN DERET ARITMETIKA
BAB II PENAMPANG MELINTANG JALAN
Fisika Dasar Oleh : Dody
Tugas: Power Point Nama : cici indah sari NIM : DOSEN : suartin marzuki.
PENERAPAN BILANGAN BULAT DAN PECAHAN
Persamaan Linier dua Variabel.
DISTRIBUSI FREKUENSI oleh Ratu Ilma Indra Putri. DEFINISI Pengelompokkan data menjadi tabulasi data dengan memakai kelas- kelas data dan dikaitkan dengan.
PERSAMAAN UMUM KEHILANGAN TANAH
MATA DIKLAT : MELAKS.PEKJ KONSTRUKSI BATU DAN BETON
TEMU 7 ANALISIS REGRESI.
ASALAMU ALAIKUM.
ANGGARAN PRODUKSI.
SEGI EMPAT 4/8/2017.
MEDAN LISTRIK.
MEDAN LISTRIK.
Sequential Decision Making
Metoda Bina Marga (Ausroad) SNI Pd T
Tutorial #1. Hukum Kirchhoff simpul super 1A 55 10  55 Penerapan Hukum Kirchhoff Tentukan tegangan dan arus di resistor.
PERENCANAAN STRUKTUR ATAS
ULANGAN HARIAN FISIKA FLUIDA.
PONDASI DANGKAL MEKANIKA TANAH II YULVI ZAIKA Powerpoint Templates.
SEGI EMPAT Oleh : ROHMAD F.F., S.Pd..
Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diskrit
P O H O N.
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
Perancangan Perkerasan
Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit
Pohon (bagian ke 6) Matematika Diskrit.
KONSENTRASI LARUTAN Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dengan pelarut Zat terlarut (solut) LARUTAN Zat pelarut (solven) Konsentrasi Larutan.
Kelompok 3 Perencanaan Perkerasan Jalan
DESAIN LAPISAN TAMBAHAN (OVER LAY)
Metoda Bina Marga (Ausroad) SNI Pd T
REKAYASA JALAN RAYA I Sartika Nisumanti, ST.,MT FAKULTAS TEKNIK
PERANCANGAN PERKERASAN
Parameter perencanaan
Perencanaan Perkerasan Lentur Metode Bina Marga 2002 (Pt T B)
BAHAN UTS & SOAL LATIHAN.
Perencanaan Metoda CBR
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DI INDONESIA
DIKERJAKAN OLEH ANDRI CHRISTIAN D FADHIL ISNAN S D
PERENCANAAN BANDAR UDARA DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA
Kelompok 11: Dwi luthfiah Siti Sofiatul H Faris Aldy.
Parameter perencanaan
SEMINAR TUGAS AKHIR “ANALISIS PERKERASAN LENTUR (FLEXIBLE PAVEMENT) JALAN INSPEKSI (CHECK ROAD) PERIMETER SELATAN DI BANDARA SOEKARNO-HATTA, TANGERANG.
Menghitung Tebal Lapis Perkerasan Lentur
Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Lentur
Transcript presentasi:

PERENCANAAN TEBAL KONSTRUKSI JALAN METODA ANALISA KOMPONEN BINA MARGA

Metoda analisa komponen Bina Marga merupakan metoda perencanaan tebal konstruksi perkerasan secara empiris Metoda ini merupakan modifikasi dari metoda AASHTO 1972 yang disesuaikan dengan kondisi jalan diindonesia. Rumus-rumus dasar yang digunakan adalah rumus AASHTO 1972

Rumus Dasar LER = Lintas Ekivalen Rencana Selama Umur Rencana ITP = Indeks Tebal Perkerasan IPo = Indeks Permukaan Awal IPt = Indeks Permukaan Akhir FR = Faktor Regional DDT = Daya Dukung Tanah

Penentuan LER LER = LET x FP LET = ½ (LEP + LEA) FP = UR/10 LEA = LEP (1+r)2 LEP = ∑ LHRi x ESALi x Ci x (1+a)n’

Koefisien distribusi Lajur Pedoman Penentuan Jumlah Lajur Lebar Perkerasan (L) Jumlah Lajur (m) L< 5,5 m 1 lajur 5,5 m < L < 8,25 m 2 lajur 8,25 m < L < 11,25 m 3 lajur 11,25 m < L < 15,00 m 4 lajur 15,00 m < L < 18,75 m 5 lajur 18,75 m < L < 22,00 m 6 lajur Koefisien distribusi Lajur Jumlah Lajur Kendaraan Ringan * Kendaraan Berat **   1 arah 2 arah 1 lajur 1,00 2 lajur 0,60 0,50 0,70 3 lajur 0,40 0,48 4 lajur 0,30 0,45 5 lajur 0,25 0,43 6 lajur 0,20 * Berat Total < 5 ton ** Berat Total > 5 ton

DAYA DUKUNG TANAH Dengan Pendekatan Persamaan

Indeks Permukaan

Faktor Regional

Penentuan Tebal Lapisan Perkerasan ITP = a1D1 +a2D2+a3D3+ …….+anDn ai = Koefisien kekuatan relatif bahan perkerasan Di = Tebal Lapis perkerasan ITP = Indeks Tebal Perkerasan

Tebal kekuatan relatif bahan

Tebal Minimum Lapisan Perkerasan LAPIS PERMUKAAN ITP Tebal Minimum (cm) Bahan <3,00   Lapis Pelindung, Buras, Burtu/Burda 3,00 - 6,70 5 LAPEN/Aspal Macadam, HRA, Asbuton, LASTON 6,71 - 7,49 7,5 7,50 - 9,99 Asbuton, LASTON > 10,00 10 LASTON LAPIS PONDASI < 3,00 15 Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur 3,00 - 7,49 20 LASTON ATAS Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur, Pondasi Macadam 10,00 - 12,24 Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur, Pondasi Macadam, LAPEN, LASTON ATAS > 12,25 25 Tebal Lapis Pondasi Bawah Minimal 10 cm