DETEKSI DAN KOREKSI ERROR Deteksi dan Koreksi Kesalahan
Perlunya deteksi kesalahan (error) Pengiriman informasi, baik berupa sinyal digital maupun sinyal analog, dapat mengalami perubahan. Perubahan dapat disebabkan oleh keadaan media transmisi, gangguan terhadap media tersebut, melemahnya sinyal informasi karena jarak yg ditempuhnya, atau juga perantara lain yg digunakan dalam pengiriman informasi.
Media pengiriman komunikasi data sangat terpengaruhi oleh gangguan (interferensi) gejala listrik seperti kilat, pengaruh media lain yg berdekatan dengannya, dan sebagainya. Semua gejala ini dikenal dengan noise (derau). Derau ini yg menyebabkan informasi mengalami perubahan, shg ada kemungkinan data tersebut salah, apalagi bila sinyal data tersebut sudah melemah krn jarak tempuhnya. Jadi kesalahan transmisi adalah terjadinya kesalahan pada data yang dikirimkan dari satu tempat ke tempat lain.
Derau tidak dapat dihindarkan, tetapi data juga harus dapat dikirimkan Derau tidak dapat dihindarkan, tetapi data juga harus dapat dikirimkan. Oleh krn itu, terdapat usaha utk mencegah, mendeteksi, bahkan memperbaiki kesalahan yg terjadi pada data yg dikirimkan. Shg data yg diterima adalah benar-benar data yg dikehendaki. Umumnya error timbul dalam bentuk burst (terkumpul), yaitu lebih dari satu bit terganggu dalam satu satuan waktu. Cara mengatasinya: Dgn memperbaiki peralatan pengirim dan penerima Teknik melacak kesalahan
Deteksi error pada siskomdat menyangkut penggunaan redundansi, yaitu data tambahan pada data yg dikirim, yg tdk ada sangkut pautnya dgn isi informasi, berupa bit pariti. Data tambahan ini berfungsi utk menunjukkan ada tidaknya kesalahan data. Yaitu dengan mendeteksi dan mengoreksi kesalahan yang terjadi. Makin banyak redundansi yg digunakan makin baik deteksi errornya tapi makin rendah troughput dari data yang berguna. Troughput adalah perbandingan antara data yang berguna dengan data keseluruhan. Banyaknya tambahan pada redundansi sampai 100% dari jumlah bit data.
Deteksi Kesalahan Ada dua pendekatan untuk deteksi kesalahan : 1. Forward Error Control Dimana setiap karakter yang ditransmisikan atau frame berisi informasi tambahan (redundansi) sehingga bila penerima tidak hanya dapat mendeteksi dimana error terjadi, tetapi juga memperbaiki dimana aliran bit yang diterima error. 2. Feedback (backward) Error Control Dimana setiap karakter atau frame memilki informasi yang cukup untuk memperbolehkan penerima mendeteksi bila menemukan kesalahan tetapi tidak lokasinya. Sebuah transmisi kontrol digunakan untuk meminta pengiriman ulang, menyalin informasi yang dikirimkan.
Cara deteksi error Metode Echo Metode Deteksi Error Otomatis Framming Check
Metode Echo Digunakan dalam sistem interaktif; (bila ada operator yg memasukkan data ke komputer dan komputer menampilkannya ke monitor. Operator dapat melihat langsung apakah data yang dikirim sudah benar)
Metode Deteksi Error Otomatis Pariti: bit tambahan yang digunakan untuk mendeteksi error Cara penambahan bit pariti: Pariti ganjil (odd parity) : jumlah bit “1” ganjil Pariti genap (even parity) : jumlah bit “1” genap
Framming check Dengan penambahan bit awal dan bit akhir. Digunakan antara lain pada transmisi asinkron
3 Teknik Deteksi Error Character Parity (Vertical Redundancy Check VRC) Longitudinal Redundancy Check (LRC) Cyclick Redundancy Check (CRC)
VRC Setiap karakter yg dikirimkan (7 bit) diberi 1 bit pariti. Bit pariti ini diperiksa oleh penerima utk mengetahui apakah karakter yang dikirim benar atau salah. Cara ini hanya dapat melacak error 1 bit dan berguna melacak kesalahan yg terjadi pada pengiriman berkecepatan menengah, karena kecepatan tinggi lebih besar kemungkinan terjadi kesalahan banyak bit. Kekurangan : bila ada 2 bit yang terganggu ia tidak dapat melacaknya karena paritinya akan benar.
VRC Contoh : ASCII huruf "A" adalah 41 hexadesimal 100 0001 ASCII 7 bit 1100 0001 ASCII dengan pariti ganjil 0100 0001 ASCII dengan pariti genap Akibatnya huruf "A" kode ASCII dalam Hex : 41 bilamana pariti genap, dan C1 bilamana pariti ganjil
Pernyataan mana yg benar ?? Karakter ASCII Pariti Ganjil K 100 1011 0100 1011 J 100 1010 1100 1010 T 101 0100 0101 0100
LRC Untuk data dikirim secara blok Diperiksa secara karakter dan per blok Penambahan bit pariti pada akhir tiap karakter dan pada akhir setiap blok yang dikirim Error lebih dari 1 bit dapat ditemukan
LRC Contoh (dgn pariti ganjil): 1 Data Flow Longitudinal Check LRC Horizontal Parity Check Vertical Check
Carilah Error 1 Data Flow Longitudinal Check LRC Horizontal Parity Check Vertical Check
Cari Error 1 Data Flow Longitudinal Check LRC Horizontal Parity Check LRC Horizontal Parity Check Vertical Check
CRC Utk pengiriman data dgn kecepatan tinggi Memerlukan rangkaian elektronik yg lebih sukar dari teknik deteksi error di atas. Satu blok informasi dilihat sebagai sederatan bit yg ditransmisikan Bit yg akan disalurkan dimasukkan kedalam register geser siklis (generator CRC) Operasi CRC didasarkan atas pembagian deretan bit dgn sebuah fungsi khusus yg disebut generator polynomial